Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)


“PENERAPAN NILAI PANCASILA SEBAGAI PENDIDIKAN
KARAKTER.”

DISUSUN OLEH

NUR UTOMO BAYU AJI

MA 16. 032

MA’HAD ALY

PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM

Jl.K.H Samanhudi No.3 Tegalsari Bumi Laweyan Surakarta

Po.Box 441 telp. (0271)741310 - 714266 fax. (0271)741310

http://www.pptakmirulislam.com Email: mahadalysurakarta@gmail.com


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang
terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.

Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak


mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu
pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan
melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pacasila dan


Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga
pendidikan. Dengan prilaku- prilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat
ini.

Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk “positivecharacter”


generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka perlu pembiasaan
“mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab.”
(Marjohan.2010:7)

Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan nilai budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,dan mewujudkan di dalam kehidupan sehari-
hari dengan sepenuh hati.

1.2.   RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian nilai ?


2. Apa makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila ?
3. Apa itu pendidikan karakter ?
4. Apa fungsi dan tujuan pendidikan karakter?
5. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter ?
6. Bagaimana karakter yg diharapkan bangsa Indonesia ?
1.3.  TUJUAN

1. Mengetahui pengertian nilai.

2. Mengetahui makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

3.  Mengetahui pengertian pendidikan karakter.

4. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter.

5. Mengetahui cara penerapan nilai-nilai pancasila dalam pendidikan karakter.

6. Mengetahuai  karakter yang diharapkan bangsa indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

Di dalam mewujudkan pancasila sebagai falsafah bangsa sebagai cita-cita kehidupan,


maka terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kokoh kuat menjadi syarat.
Untuk membangun NKRI ini kita harus ingat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa itu tidak
akan terjadi dengan sendirinya (spontan), akan tetapi harus diusahakan dengan kesadaran
kita. (Djohar.2006:83)

Untuk itu diperlukan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran mengenai rasa
kesatuan dan persatuan berbangsa, juga memperbaiki nilai-nilai yang telah menyimpang dan
mengembalikannya ke nilai-nilai yang sesuai demi kesatuan Negara Indonesia. Dan
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan melalui pendidikan karakter bagi para
generasi bangsa.

1. Pengertian Nilai

Nilai adalah ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan keyakinan-keyakinan yang


ada di dalam masyarakat. Nilai digunakan sebagai patokan seseorang berperilaku dalam
masyarakat. Selain itu, nilai memberi arah bagi tindakan seseorang.. Nilai dianut oleh banyak
orang dalam suatu masyarakat mengenai sesuatu yang benar, pantas, luhur, dan baik untuk
dilakukan.
Menurut Laning Dwi Vina dan Wismulyani Endar (2009), fungsi nilai :

a.      Nilai sebagai pembentuk cara berfikir dan berprilaku yang ideal dalam masyarakat.

b.      Nilai dapat menciptakan semangat pada manusia untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya.

c.      Nilai dapat digunakan sebagai alat pengawas prilaku seseorang dalam masyarakat.

d.     Nilai dapat mendorong, menuntun, dan menekan orang untuk berbuat baik.

e.      Nilai dapat berfungsi sebagai alat solideritas di antara anggota masyarakat.

2. Makna Nilai-nilai Pancasila

Pancasila merupakan suatu dasar negara yang mempunyai sistem nilai yang hakikatnya
merupakan suatu kesatuan. Dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan
antara satu dengan lainnya namun semua itu merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannya harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa, di Indonesia terdapat 6 agama yang telah diakui diantaranya Islam, Kristen, Katolik,
Budha, Hindu, dan Konghucu. Sila pertama inilah yang mendasari dan menjiwai keempat sila
lainnya bahwa dengan dasar agama dan keyakinan menjadi sebuah integritas yang tinggi pada
diri masing-masing pribadi.

Makna sila ini adalah :


 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
 Hormat-menghormati serta bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
 Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini adalah susunan kodrat rohani dan jasmani.
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia
dengan didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma
dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia
maupun terhadap lingkungannya.

Makna sila ini adalah :


1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

3. Persatuan Indonesia

Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan
sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara
merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk
negara yang berupa suku, ras, maupun kelompok.
Oleh karena itu perbedaan merupakan kodrat manusia dan ciri khas elemen-elemen yang
membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikat diri
dalam persatuan yang dilukiskan dalam suatu Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan
pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama
untuk mewujudkan tujuan bersama sebagai bangsa.

Makna sila ini adalah :


1. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Rela berkorban demi bangsa dan negara.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan
Dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan
dalam hidup bernegara.
1. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat
bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.
3. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama.
4. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama, karena perbedaan
merupaan suatu bawaan kodrat manusia.
5. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku,
maupun agama.
6. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab.
7. Menjunjung tinggi atas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab.
8. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya
tujuan bersama.
Demikianlah nilai-nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Seterusnya nilai-nilai tersebut
dikongkritisasikan dalam kehidupan bersama yaitu kehidupan kenegaraan baik menyangkut
aspek moralitas kenegaraan, aspek poitik, maupun aspek hukum dan perundang-undangan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam sila kelima tersebut terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan negara sebagai
tujuan dalam hidup bersama. Maka dalam sila tersebut terkandung nilai keadilan yang harus
terwujud dalam kehidupan bersama. Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat
keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta
hubungan manusia dengan Tuhannya.

Makna sila ini adalah :


1. Bersikap adil terhadap sesama.
2. Menghormati hak-hak orang lain.
3. Menolong sesama.
4. Menghargai orang lain.
5. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama adalah
meliputi:
1. Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya,
dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi,
dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang
didasarkan atas hak dan kewajiban.
2. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara
terhadap negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib memenuhi keadilan dalam
bentuk menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara.
3. Keadilan Komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya
secara timbal balik.
Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam
hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan
kesejahteraan seluruh warganya.
Dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila inilah kita diharapkan dapat melaksanakannya
dalam kehidupan sehari-hari, bertindak mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
3.    Pengertian pendidikan karakter
Pengertian pendidikan karakter berkaitan dengan pengertian pendidikan dan karakter.
Pendidikan adalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi siswa (Puskur, 2010: 4). Pengertian karakter Karakter adalah watak,
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma,
seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain (Puskur, 2010 :
5). Bila dua pengertian tadi digabung, akan menjadi pendidikan yangmengkarakterkan siswa.
Lebih lanjut, pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai
anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif
(Puskur, 2010 : 4).

4.    Fungsi dan tujuan Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,


kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter berfungsi untuk:


1.   Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
2.   Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
3.   Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

5.     Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter


Kebanyakan orang menyepelekan makna yang terkandung dalam pancasila itu sendiri.
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebenernya merupakan berawal dari tidak
menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada karakter.

Oleh karena itu, memaknai kandungan nilai-nilai dalam pancasila seperti nilai ketuhan,
kemanusiaan,persatuan,kemasyarakatan serta sebuah keadilan merupakan suatu hal yang
perlu diterapkan melalui pendidikan karakter agar bangsa Indonesia menjadi manusia yang
taat beragama, berkemanusiaan, adil dan berguna bagi dirinya, oranglain, bangsa dan negara.

Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga
negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan
menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara (Puskur, 2010:
8).


 Nilai Pendidikan Karakter
1. Religius : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2.Jujur :  Perilaku  yang  didasarkan  pada  upaya  menjadikan  diri


sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.

3.Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,


suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
diri.

4.Disiplin : Tindakan  yang menunjukkan perilaku  tertib  dan patuh


pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5.Kerja keras :  Perilaku  yang  menunjukkan  upaya  sungguh  –sungguh


dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6.Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara
atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7.Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas sendiri.
8. Demokratis : Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu :  Sikap  dan  tindakan  yang  selalu  berupaya untuk, mengetahui lebih
mendalam  dan  meluas  dari  sesuatu  yang  dipelajarinya dilihat, dan
didengar.
10.Cinta tanah air : Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan  penghargaan  yang  tinggi  terhadap  bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
11.Bersahabat :    Tindakan    yang    memperlihatkan    rasa    senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
12.Cinta damai : Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran diri.
13.Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Semangat
14. kebangsaan : Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya
Menghargai
15. prestasi : Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
Peduli
16. lingkungan :  Sikap   dan   tindakan   yang   selalu   berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
  

Penerapan atau penanaman nilai-nilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar
individu memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak
menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila adalah sebagai
berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


      
Selalu tertib dalam menjalankan ibadah.
    

    
Tidak berbohong kepada guru maupun teman.
    
Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya.
    
Tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan tugas di kelas.
    
Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.
    
Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang diketahuinya, tidak ditambah-tambah
ataupun dikurangi.
    
Tidak meniru pekerjaan temannya  dalam mengerjakan tugas di rumah.
    
Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun , karena Allah sudah memberian
kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
      
Menolong teman yang sedang kesusahan.
    

    
Tidak membeda-bedakan dalam memilih teman.
    
Berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan teman lain.
    
Mau mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran tertentu.
    
Memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan
saat ada di kendaraan umum.
    
Tidak memaki-maki teman bersalah kepada kita.
    
Meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan.
    
Hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentaknya.
    
Hormat dan patuh kepada orang tua.

3. Persatuan Indonesia
      
Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
    

    
Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
    
Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.
    
Memakai produk-produk dalam negeri.
    
Menghormati setiap teman yang berbeda ras dan budayanya.
    
Bangga menjadi warga negara Indonesia.
    
Tidak sombong dan membangga-banggakan diri sendiri.
    
Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan.
    
Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan masalah.
    
Memberikan suara dalam pemilihan.
    
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
    
Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan teman lain.
    
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
    
Berani mengkritik teman, ketua maupun guru yang bertindak semena-mena.
    
Berani mengemukakan pendapat di depan umum.
    
Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersam dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Berlaku adil kepada siapapun.


    

Berbagi makanan kepada teman lain dengan sama rata.


    

Seorang ketua memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya.
    

Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi nasihat kepada siswa
    

yang malas.
Tidak pilih-pilih dalam berteman.
    

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
    

Suka bekerja keras


    

Tidak bersifat boros


    

Mengharggai hak orang lain


    

6.    Karakter yang Diharapkan Bangsa Indonesia

Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut,
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur,
amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil
resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic.
b) Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, 
ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
c) Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif,
ceria, dan gigih.
d) Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling
menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis),
bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan Secara
psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni
olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan
perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar
guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah
raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan
aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan
kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan beretos kerja.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam berbangsa
dan berbegara.

Penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan diperlukan dalam
membentuk kepribadian generasi bangsa yang berkarakter dan bermoral serta mampu
bersaing dalam segala bidang.

SARAN

Diharapkan agar semua lapisan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila tidak hanya sebatas mengetaui saja namun melaksanakannya dalam
kehidupan. Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai
pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat
agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang damai.

DAFTAR PUSTAKA
   

http://nurwijayantoz.wordpress.com/pendidikan-4/upaya-mendisiplinkan-siswa-melalui-
pendidikan-karakter/

http://setya-wa2n.blogspot.com/2011/02/pengamalan-nilai-nilai-pancasila-dalam.html

http://aonejoeanda.blogspot.com/p/penerapan-nilai-nilai-karakter-bangsa.html

http://abdulgoffarr.blogspot.com/2012/01/makna-nilai-nilai-pancasila.html

http://multiajaib.blogspot.com/2014/10/nilai-yang-terkandung-dalam-setiap-pancasila.html
http://windawiyon.blogspot.com/2013/05/pancasila-sebagai-landasan-pendidikan.html

http://egoaspbatch2kelasb.blogspot.com/2015/05/makalah-pancasila-penerapan-nilai-
nilai.html

Anda mungkin juga menyukai