NIM : 048895231 PROGRAM STUDI : MANAJEMEN – UPBJJ UT JAKARTA MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ➢ Soal 1 (skor 25) Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membbedakan negara yang stau dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai nilai-nilai yang ada di suatu bangsa. Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh identitas nasional yang ada di Indonesia! Jawaban : Identitas nasional adalah karakteristik yang membedakan satu negara dari negara lainnya. Identitas ini muncul dari nilai-nilai dan ciri khas yang melekat pada suatu bangsa, mencerminkan sejarah, budaya, tradisi, bahasa, agama, simbol, dan kesepakatan bersama yang diakui oleh masyarakat negara tersebut. Di Indonesia, terdapat beberapa contoh identitas nasional yang mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya negara ini. Contohnya:
• Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti " Berbeda-beda tetapi tetap satu ". Mencerminkan semangat toleransi dan persatuan dalam keragaman agama, suku, budaya, dan bahasa yang ada di Indonesia. • Pancasila Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila mencerminkan nilai-nilai moral, sosial, dan politik yang menjadi panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. • Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan bahasa resmi negara. Menjadi identitas nasional yang menghubungkan berbagai suku dan budaya yang ada di Indonesia. • Batik Batik adalah seni kain tradisional yang memiliki makna simbolis dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Batik Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. • Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya" Lagu kebangsaan yang diciptakan oleh W.R. Supratman menjadi simbol persatuan dan kebanggaan bagi rakyat Indonesia.
➢ Soal 2 (Skor 25)
Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan membentuk sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yag mendasar dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis dari Pancasila! Jawaban : Analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari perspektif causa materialis akan menekankan pada faktor-faktor materi yang mempengaruhi atau menjadi dasar dari terbentuknya sila-sila tersebut. Dalam hal ini, causa materialis dapat merujuk pada kondisi sosial, ekonomi, politik, budaya, dan sejarah yang membentuk Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.
• Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengakui keberadaan Tuhan sebagai sumber segala kehidupan dan kekuatan. Causa materialis dari sila ini dapat dilihat dari konteks keberagaman agama di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki masyarakat multireligius, inklusivitas dan toleransi terhadap berbagai kepercayaan dan agama menjadi faktor material yang mendasari kehadiran sila ini. Causa materialis Ketuhanan Yang Maha Esa adalah kebutuhan untuk memelihara kerukunan antarumat beragama dan menjaga harmoni dalam masyarakat Indonesia. • Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menekankan pentingnya menghormati martabat dan hak asasi manusia serta mendorong keadilan sosial. Causa materialis dari sila ini mencakup kondisi sosial-ekonomi yang ada di Indonesia. Ketimpangan sosial, kemiskinan, dan pelanggaran hak asasi manusia menjadi faktor material yang mendorong kebutuhan akan sila ini. Causa materialis Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah tuntutan untuk mencapai kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua warga negara. • Sila Ketiga: Persatuan Indonesia Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya membangun kesatuan, solidaritas, dan persaudaraan antarwarga negara. Causa materialis dari sila ini dapat dilihat dari konteks sejarah dan kondisi politik di Indonesia. Proses perjuangan kemerdekaan, pengalaman kolonialisme, dan keberagaman budaya serta etnis di Indonesia menjadi faktor material yang membentuk sila ini. Causa materialis Persatuan Indonesia adalah kebutuhan akan identitas nasional yang bersatu dalam keragaman. • Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, menegaskan pentingnya demokrasi, partisipasi masyarakat, dan pengambilan keputusan yang bijaksana. Causa materialis dari sila ini dapat dilihat dari konteks politik dan sejarah di Indonesia. Perjuangan melawan kolonialisme, gerakan reformasi, serta tuntutan untuk menghindari otoritarianisme menjadi faktor material yang mendasari sila ini. Causa materialis Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah kebutuhan akan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan politik. • Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menekankan pentingnya pemerataan, perlindungan sosial, dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Causa materialis dari sila ini mencakup aspek sosial dan ekonomi negara. Ketimpangan ekonomi, kesenjangan sosial, dan tantangan kemiskinan menjadi faktor material yang mendorong kehadiran sila ini. Causa materialis Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah kebutuhan untuk menciptakan masyarakat yang adil, merata, dan sejahtera. Dalam analisis causa materialis terhadap sila-sila Pancasila, dapat dilihat bahwa faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, dan sejarah menjadi dasar terbentuknya setiap sila. Causa materialis ini mencerminkan kondisi nyata di Indonesia dan kebutuhan masyarakat dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, demokratis, dan harmonis.
• Soal 3 (Skor 25)
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara. Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban : Analisis terkait internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
• Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Internalisasi nilai sila Pertama dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari dengan menjunjung tinggi keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai- nilai keagamaan seperti ketaatan, kesalehan, dan toleransi terhadap pemeluk agama lain dapat menjadi bagian dari tindakan sehari-hari. • Sila Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Internalisasi nilai sila Kedua tercermin dalam sikap saling menghormati, menghargai, dan memperlakukan sesama manusia secara adil. Nilai-nilai seperti persamaan, keadilan, dan empati harus tercermin dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain, tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama, gender, atau status sosial. • Sila Ketiga : Persatuan Indonesia Internalisasi nilai sila Ketiga berarti menghormati dan memperjuangkan persatuan, kesatuan, dan keragaman Indonesia. Sikap inklusif, gotong royong, dan menjunjung tinggi semangat kebersamaan menjadi landasan dalam berbagai aktivitas sosial, budaya, dan politik di kehidupan sehari-hari. • Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Internalisasi nilai sila Keempat dapat dilihat dalam partisipasi aktif dalam proses demokrasi dan pengambilan keputusan yang melibatkan masyarakat. Menghormati dan mengamalkan prinsip-prinsip demokrasi, seperti menghargai pendapat dan kebebasan berekspresi, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia, menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. • Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Internalisasi nilai sila Kelima berarti berupaya mewujudkan keadilan sosial dalam segala aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini tercermin dalam sikap inklusif dan gotong royong, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu dalam memperoleh akses terhadap pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, serta perlindungan sosial. Dalam keseluruhan, internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berlandaskan pada prinsip-prinsip moral, keadilan, persatuan, dan kesejahteraan bersama. Dengan mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam setiap tindakan dan interaksi, diharapkan masyarakat dapat hidup secara harmonis, saling menghormati, dan membangun negara yang kuat.
• Soal 4 (Skor 25)
Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia. Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari ! Jawaban : Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Berikut adalah analisis mengenai kedudukan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari : • Dasar Negara Pancasila disahkan sebagai dasar negara Indonesia. Ini berarti bahwa prinsip-prinsip Pancasila membentuk landasan konstitusional bagi negara dan pemerintahan. Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila menjadi acuan dalam pembuatan undang-undang dan kebijakan negara, serta dalam pembentukan lembaga-lembaga negara. • Pandangan Hidup Bangsa Pancasila bukan hanya menjadi dasar negara, tetapi juga pandangan hidup bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti keadilan sosial, persatuan, kerakyatan, dan ketuhanan yang maha esa, menjadi pegangan moral dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan hidup Pancasila tercermin dalam budaya, adat istiadat, kehidupan sosial, dan interaksi antarwarga negara. • Sumber Hukum Pancasila memiliki kedudukan yang paling tinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Ini berarti bahwa semua peraturan dan kebijakan harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila menjadi pijakan dalam penegakan hukum, keadilan, dan perlindungan hak-hak asasi manusia. Nilai-nilai Pancasila juga menjadi pedoman dalam menyelesaikan konflik dan memperkuat toleransi antarindividu dan kelompok di masyarakat. • Identitas Nasional Pancasila menjadi bagian integral dari identitas nasional Indonesia. Nilai-nilai Pancasila memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, serta menghormati keberagaman dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila menginspirasi semangat gotong royong, kebersamaan, dan saling menghormati di antara warga negara Indonesia. Pancasila juga menjadi landasan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan, dan martabat bangsa Indonesia di tingkat nasional maupun internasional. Secara keseluruhan, Pancasila memiliki kedudukan yang kuat sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip-prinsip Pancasila menjadi landasan moral, etika, hukum, dan identitas bagi masyarakat Indonesia. Dengan menerapkan dan menghayati nilai-nilai Pancasila, diharapkan masyarakat dapat menjalin harmoni, memajukan bangsa, dan mencapai kesejahteraan bersama.