Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS INDONESIA

Manusia dan Masyarakat Indonesia


Multikulturalis dan Pluralis
Lembar Tugas Mandiri 2
Senin, 17 Februari 2020

Adelia Jasmine - 1906289653

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
2020
1. Bangsa Indonesia memiliki tanah air yang luas, populasi besar, maritim,
multikultural, dan kaya akan sumber daya alam dan sosial-budaya. Terkait hal
tersebut bagaimana cara kita mengelola multikulturalisme Indonesia tanpa
mengganggu keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia?
Multikulturalisme secara etimologis merupakan gabungan dari kata multi
yang artinya banyak atau jamak, kultural yang merujuk pada kebudayaan yang juga
merupakan serapan dari kata ​culture ​dalam bahasa Inggris dan isme yang berarti
aliran atau paham. Multikultural merupakan suatu pandangan untuk
mengesampingkan adanya perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat dengan
mementingkan tujuan hidup bersama dalam menciptakan kedamaian, ketentraman
persatuan, dan kesatuan. Multikulturalisme dapat dikatakan sebagai sebuah paham
yang menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan
kebudayaan. Pada pandangan multikulturalisme perbedaan yang ada tidak dijadikan
sebagai sesuatu yang buruk, melainkan sesuatu yang wajar dan harus diterima
sebagai salah satu anugerah dan kekuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Dengan adanya kesadaran dan konsensus mengenai perbedaan
tersebut, setiap anggota masyarakat akan merasa bertanggung jawab atas kehidupan
di komunitasnya.
Hadirnya perbedaan kebudayaan yang banyak ragamnya tentu rawan akan
timbul konflik/pertentangan di masyarakat. Untuk itu, diperlukan usaha-usaha untuk
menghindari hal tersebut. Perbedaan kebudayaan harus dapat dikelola dengan baik
supaya tidak terjadi perselisihan antar budaya yang mungkin mengganggu persatuan
dan kesatuan. Salah satu upaya adalah dengan pendidikan multikulturalisme.
Pendidikan multikulturalisme merupakan upaya untuk mengembangkan potensi
manusia yang menjunjung tinggi perbedaan atau heterogenitas dan menghargai
pluralitas tersebut. Dengan pendidikan multikultural, generasi muda diharapkan
memiliki persepsi yang sama terkait perbedaan. Generasi muda juga diharapkan
untuk apresiatif terhadap budaya yang berbeda, menjunjung tinggi sikap toleransi
dan inklusif terhadap keragaman budaya di sekitarnya. Staf pengajar juga
memegang peranan penting dalam proses pendidikan multikultural. Staf pengajar
terutama seorang guru memerlukan strategi untuk mencapai tujuan dari proses ini.
Menurut Aly (2003 : 60 - 73), strategi yang dapat dilakukan dapat berupa diskusi,
simulasi, bermain peran, observasi, studi kasus, dan problem solving. Contoh pada
strategi pembelajaran berupa diskusi, peserta didik didorong untuk dapat saling
bertukar pikiran dengan peserta didik lain dengan latar belakang kebudayaan yang
mungkin berbeda dalam pergaulan sehari-harinya. Strategi diskusi ini dapat
menciptakan rasa tenggang rasa dan toleransi karena sejak dini peserta didik sudah
dibiasakan untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
Upaya lain selain pendidikan multikultural adalah dengan ditetapkannya
supremasi hukum berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
kebudayaan di masyarakat. Dengan adanya hukum yang mengatur tentang
kebudayaan berarti terdapat proses pelestarian kebudayaan tersebut. Indonesia
sendiri juga telah mengatur segala hal yang terkait dengan kebudayaan. Pada UUD
1945 Pasal 32 berbunyi bahwa (1). Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya (2). Negara menghormati
dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Pasal 32 UUD 1945 memberikan kewajiban bagi negara untuk memajukan
kebudayaan nasional sebagai salah satu konsekuensi keragaman etnis, agama, dan
bahasa di Indonesia. Selain itu, salah satu wujud konkrit perhatian pemerintah
terhadap kebudayaan nasional dapat dilihat dari pengesahan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-Undang ini dianggap
membawa semangat baru dalam rangka memajukan kebudayaan nasional karena
Undang-Undang ini juga merupakan pelaksanaan lebih lanjut terkait UUD 1945
Pasal 32 ayat 1. Pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017, terdapat 4 poin
strategis yang menjadi pedoman dalam memajukan kebudayaan. Poin tersebut
diantaranya adalah
1. Perlindungan
Perlindungan yang dimaksud adalah upaya pemerintah untuk menjaga
kelestarian dan keberlangsungan kebudayaan. Langkah dasar yang diambil
pemerintah adalah pendataan kebudayaan-kebudayaan tersebut dan dilanjutkan
dengan ​inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, penyelamatan, dan publikasi.
2. Pengembangan
Pada strategi ini pemerintah berupaya untuk menghidupkan ekosistem
kebudayaan serta meningkatkan, memperbanyak, dan menyebarluaskan
kebudayaan. Upaya pengembangan ini dilakukan tidak hanya agar kebudayaan
tetap lestari, tetapi juga dapat berkembang dan dikenal banyak orang
3. Pemanfaatan
Strategi pemanfaatan hadir sebagai upaya untuk mendayagunakan objek
pemajuan kebudayaan untuk menguatkan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan. Salah satu contohnya adalah untuk
kepentingan komersial di bidang ekonomi yang tidak hanya melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan, tetapi juga dapat menghasilkan manfaat secara
ekonomis
4. Pembinaan
Strategi pembinaan berupa pemberdayaan sumber daya manusia (SDM),
kebudayaan, lembaga kebudayaan, dan pranata kebudayaan dalam meningkatkan
dan memperluas peran aktif dan inisiatif masyarakat

Berdasarkan strategi pemerintah untuk mengembangkan kebudayaan


tersebut, masyarakat juga dituntut untuk ikut serta dalam upaya pemajuan
kebudayaan. Supremasi hukum terkait tentang kebudayaan hadir sebagai salah satu
upaya untuk mengelola multikulturalisme di Indonesia. Multikulturalisme diatur
dalam peraturan perundang-undangan agar sejalan dengan dasar negara Pancasila
dan konstitusi sebagai peraturan paling tinggi yang mengaturnya.
Salah satu contoh daerah yang berhasil untuk mengelola multikulturalisme
dengan melestarikan dan mendayagunakan kebudayaan adalah Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kabupaten
Banyuwangi didukung dengan memanfaatkan kebudayaan daerah tersebut melalui
berbagai acara dan pagelaran. Pada 2012, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah
menyelenggarakan 12 acara kebudayaan, sedangkan di tahun 2017, jumlah tersebut
meningkat menjadi lebih dari 70 acara kebudayaan kepada turis lokal dan asing.
Peningkatan tersebut secara langsung meningkatkan pendapatan asli daerah
Banyuwangi. Tidak hanya itu, Banyuwangi yang dikenal sebagai salah satu daerah
dengan PDB per kapita terendah di Jawa Timur, kini menjadi tiga teratas hanya
dalam lima tahun. Contoh lain bagaimana kebudayaan dapat mendongkrak
perekonomian ke arah yang lebih baik dapat dilihat di Bali, yang sudah sangat
terkenal di dunia, kebudayaan batik Jawa, dan Karnaval Busana Jember atau ​Jember
Fashion Carnival (JFC), yang telah menelurkan puluhan Karnaval lain di seluruh
negeri. Pimpinan karismatik JFC, Dynand Fariz, membawakan presentasi penuh
warna terkait bagaimana kebudayaan dapat digunakan untuk menyokong pariwisata
dan sektor usaha.

2. Dalam konteks kemajemukan identitas, setiap manusia dapat saja menjadi bagian
dari beberapa afiliasi identitas dalam kehidupan sehari-hari seperti suku bangsa,
agama, profesi, golongan sosial, dan lain-lain. Amartya Sen melihat dinamika
interaksi manusia dalam berbagai pengalaman hidupnya. Dalam konteks Indonesia,
bagaimana cara membangun identitas bangsa Indonesia di tengah kemajemukan
identitas yang dimiliki oleh setiap warganya? Bagaimana membuat corak
multikulturalisme tidak bertentangan bahkan saling melengkapi dengan identitas
mereka sebagai warga satu bangsa Indonesia?

Sebagai masyarakat multikultural, identitas yang dimiliki masing-masing


warga negara pasti beragam. Satu orang warga negara mungkin memiliki identitas
yang lebih dari satu mengingat afiliasi identitas dalam kehidupannya. Untuk itu,
diperlukan satu identitas yang menjadi kepemilikan bersama dan jati diri seluruh
bangsa Indonesia. Identitas yang dimaksud adalah identitas nasional. Istilah identitas
nasional sendiri berasal dari kata identitas dan nasional. Identitas (identity) secara
berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu
yang membedakannya dengan yang lain (ICCE, 2005:23). Sementara nasional
merujuk pada identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Menurut Koenta Wibisono,
identitas nasional adalah manifestasi akan nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khusus sehingga
bangsa tersebut tidak sama dengan bangsa lainnya​.
Upaya dalam membangun identitas bangsa dapat dimulai dengan kesadaran
akan kesamaan yang dimiliki bangsa. Dari kesadaran tersebut, warga negara akan
memiliki rasa kebersamaan dan kepemilikan akan unsur-unsur yang menjadi
identitasnya. Rasa nasionalisme juga memegang peranan penting dalam membangun
identitas nasional. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan nasionalisme
terutama pada generasi muda di era globalisasi ini adalah dengan penanaman
pendidikan karakter yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara dan
revolusi mental.
Multikulturalisme sudah sepantasnya sejalan dengan identitas nasional.
Sejalan berarti tidak bertentangan sebagai identitas nasional. Supaya tidak terjadi
tumpang tindih atau pertentangan, salah satu upayanya adalah dengan memberikan
ruang bagi masyarakat untuk melakukan inovasi yang berbasis kearifan lokal. Salah
satunya adalah yang dilakukan Gubernur Bali, Wayan Koster yang menetapkan dua
peraturan baru, yakni Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 tentang sistem
pertanian organik dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang
pelayanan kesehatan tradisional Bali. Kedua peraturan tersebut digadang-gadang
sebagai implementasi kearifan lokal di Bali. Sistem pertanian organik hadir untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama petani untuk menyelenggarakan
pertanian organik. Peraturan tersebut memberikan jaminan perlindungan dan
kepastian hukum bagi petani dan konsumen dalam menyelenggarakan dan
memanfaatkan produk pertanian organik demi keberlanjutan penyediaan produk
pertanian. Sementara itu, Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang
pelayanan kesehatan tradisional bali bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kesehatan krama Bali, sebagai bagian dari implementasi dari jana kerthi sebagai
upaya untuk menjaga kualitas individu. Pelayanan kesehatan tradisional Bali ini
perlu dikembangkan dengan memanfaatkan nilai nilai adat. tradisi. seni, budaya.
serta kearifan lokal krama Bali karena merupakan warisan pengobatan leluhur Bali.
Dengan adanya peraturan yang memberikan ruang bagi petani dan penyehat
tradisional untuk mengadaptasi nilai-nilai lokal yang dianutnya, pengelolaan
nilai-nilai kebudayaan akan lebih berjalan dengan baik, mengingat identitas profesi
dan suku bangsat atau kebudayaannya tidak tumpah tindih atau bertentangan satu
sama lainnya.
Referensi

UUD 1945
P, Suparlan. 2014. ​Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural. Dikutip dari
http://www.ijil.ui.ac.id/index.php/jai/article/download/3448/2729 pada Minggu,
16 Februari 2020
Suwardi. 2017. Masyarakat Multikultural Bangsa Indonesia. ​Dikutip dari
https://www.researchgate.net/publication/321728030_MASYARAKAT_MULTI
KULTURALISME_INDONESIA​ pada Minggu, 16 Februari 2020
Hidaya, Nur. 2009. ​Masyarakat Multikultural. ​ ikutip
D dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309997/pengabdian/MASYARAKAT++M
ULTIKULTURAL.pdf​ pada Minggu 16 Februari 2020
Suryowati, Estu. 2017. ​Strategi yang Ditempuh Pemerintah untuk Memajukan
Kebudayaan​. Dikutip dari
https://nasional.kompas.com/read/2017/06/21/14183041/strategi.yang.ditempuh.
pemerintah.untuk.memajukan.kebudayaa​an pada Minggu, 16 Februari 2020
Artayasa. 2019. ​Perda Pertanian Organik dan Kesehatan Tradisional Ditetapkan,
Koster : Implementasi Nilai Kearifan Lokal. ​ ikutip
D dari
https://www.balipuspanews.com/perda-pertanian-organik-dan-kesehatan-tradisio
nal-ditetapkan-koster-implementasi-nilai-kearifan-lokal.html pada Minggu, 16
Februari 2020
Museum Nasional. 2018. ​Strategi Pemajuan Kebudayaan Jadi Modal Pembangunan
Nasional. ​ ikutip
D dari
https://www.museumnasional.or.id/en/strategi-pemajuan-kebudayaan-jadi-modal
-pembangunan-nasional-1565​ pada Sabtu, 15 Februari 2020
Fanani, Ardiyan. 2019. Banyuwangi Sabet 5 Penghargaan Dalam Anugerah Wisata
Jawa Timur 2019. ​ ikutip
D dari
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4814001/banyuwangi-sabet-5-pengh
argaan-dalam-anugerah-wisata-jawa-timur-2019​ pada Minggu, 16 Februari 2020

Anda mungkin juga menyukai