Anda di halaman 1dari 7

LOCAL GENIUS: UPAYA PENINGKATAN EKSISTENSI

BUDAYA DAERAH SEBAGAI PENGUAT KEPRIBADIAN


BANGSA INDONESIA
Oleh: Puspa Madya Nurhuda

Indonesia dijuluki sebagai negara multikultural yang terbentuk dari latar


belakang penuh perjuangan. Proses penyatuan setiap elemen yang berbeda
menjadi sejarah nasional dalam perjalanan kelahirannya. Wilayah yang luas
menjadi salah satu alasan bangsa Indonesia memiliki keberagaman budaya yang
ditorehkan oleh setiap daerah. Budaya daerah merupakan kekayaan milik negara
yang dapat dijumpai mulai dari Sabang sampai Meroke dan menjadi salah satu
aset dunia (Burhanudin & Rahmayati, 2021). Kekayaan tersebut menjadi anugerah
yang tak ternilai harganya dan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak
karena menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk mempertahankan eksistensinya.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indonesia secara jelas sudah
memperlihatkan bahwa perbedaan yang terdapat di dalam setiap unsur bangsa
tidak akan menciptakan perpecahan, melainkan membuat sebuah kesatuan yang
utuh. Matitaputty (2019) menyatakan bahwa keragaman yang dimiliki membuat
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki keunikan dibandingkan dengan
negara yang lain.
Perkembangan zaman yang sangat pesat membuat bangsa Indonesia
menghadapi tantangan yang semakin berat karena pada kenyataannya budaya
asing tampak jelas di depan mata yang dapat memengaruhi budaya lokal bahkan
sampai melunturkan dan menghilangkan budaya asli bangsa. Menilik pernyataan
Baidawi & Dewi (2019) yang memngungkapkan bahwa pengaruh budaya asing
pada kenyataannya tidak dapat dihindari, maka diperlukan sebuah strategi dalam
memperkuat kebudayaan daerah untuk membentuk identitas bangsa. Hal tersebut
akan menciptakan sebuah karakter dan kepribadian yang dikenal dunia melalui
tradisi dan budaya yang dimilik karena setiap budaya daerah tentunya memiliki
nilai tersendiri menggambarkan makna yang sangat berarti. Ketika budaya
dikembangkan, maka nilai yang terkandung di dalamnya akan semakin melekat
dan menjadi jati diri diri bangsa.
Lalu, bagaimana budaya daerah dapat membentuk sebuah kepribadian
bangsa? Sebuah ungkapan menyebutkan bahwa hal-hal yang menjadi kebiasaan
akan melekat dalam diri. Begitu pun dengan budaya daerah yang memerlukan
sebuah kesadaran dalam diri yang diasah untuk terus menyematkan budaya asli
bangsa. Nilai-nilai dalam budaya itulah yang akan menjadikan karakter dan
kepribadian yang utuh. Rahim dalam Maryati (2022) menyatakan tradisi yang ada
di masyarakat pada hakikatnya merupakan warisan dari leluhur yang menjadi
bagian dari budaya bangsa. Hal ini sangat bermanfaat dalam menjamin eksistensi
bangsa, membentuk, mengembangkan kepribadian dan mengelola kehidupan
bangsa. Maka dari itu, keragaman budaya dengan nilai yang luhur sudah
semestinya dilestarikan agar tidak ada pergeseran budaya yang dapat menghambat
terwujudnya tujuan nasional (Suparno, Alfikar, Santi & Yosi, 2018).
Budaya daerah terdiri dari beberapa macam, diantaranya ada prosesi adat
atau upacara adat, pakaian adat, rumah adat tradisional, alat musik tradisional,
tarian adat tradisional, senjata tradisional dan lagu daerah. Pada dasarnya, setiap
budaya daerah memiliki tujuan dan maksud tertentu. Misalnya, salah satu rumah
adat yang ada di Jawa Barat yaitu Jolopong (rumah adat milik Suku Sunda)
memiliki bentuk tidak rumit yang berarti memiliki nilai kesederhanaan.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah pemahaman mengenai makna-makna
dari budaya daerah agar rakyat Indonesia mampu mengamalkan dan
mempromosikan budaya lokal yang beranekaragam sehingga dapat diakui dan
dikenal oleh dunia.
Upaya-upaya untuk melestarikan budaya daerah sudah dilakukan yang
dibuktikan dengan banyaknya program-program yang telah dilaksanakan. Salah
satunya dapat direalisasikan dengan menggunakan atau menanamkan nilai
kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari dengan membentuk kemampuan local
genius atau local identity. Haryati Soebadio menyatakan bahwa local identitity
merupakan identitas atau kepribadian budaya bangsa yang membuat bangsa
tersebut mampu memilah, menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai sifat
dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi dalam Kurnia, 2018). Di samping itu,
kearifan lokal berfungsi sebagai penyaring nilai-nilai asing yang kurang sesuai
dengan kultur budaya setempat umumnya di seluruh wilayah Indonesia (Kurnia,
2018).
Penerapan local genius menjadi sangat penting dalam proses kehidupan
bangsa Indonesia karena keragaman budaya yang ada harus terus diwariskan pada
anak dan cucu bangsa sebagai bentuk pertahanan identitas bangsa yang sudah
dipegang sejak lama. Madiarsa (2015) menyatakan suatu daerah akan lebih
dikenal karena keberadaan budayanya sebagai pengaruh bagi tingkat pengetahuan
dan gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia untuk dituangkan di kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, perilaku yang dilakukan oleh seseorang adalah
cerminan dari budaya yang dimiliki.
Usaha dalam mengangkat kepribadian bangsa memang tidak dapat
dilakukan oleh pihak tertentu saja. Perlu kontibusi besar dari semua unsur karena
tantangan budaya yang dihadapi bangsa Indonesia sangat besar. Kemampuan
tersebut akan terbentuk apabila local genius tumbuh dan dimanifestasikan dalam
sebuah tindakan di kehidupan masyarakat. Namun, pelajaran yang harus selalu
diingat adalah keragaman budaya yang ada di Indonesia merupakan proses sejarah
masa lalu yang dilakukan para pendahulu. Maka dari itu, saat ini adalah waktu
yang tepat untuk membangkitkan budaya Indonesia dengan landasan budaya-
budaya etnik lokal di seluruh wilayah Nusantara (Gularso, Lukitoaji &
Noormiyanto, 2017).
Upaya pelestarian budaya daerah harus digencarkan pada anak muda
sebagai pelopor dan penerus estafet kepemimpinan bangsa Indonesia. Generasi
muda seyogianya harus sudah mampu melestarikan kebudayaan serta adat istiadat
yang mengandung nasihat dan ajaran sebagai gambaran dari kearifan lokal dengan
nilai baik yang dapat dijadikan pegangan hidup serta moral bagi kehidupan
khsuusnya pada generasi muda (Maryati, 2022). Contoh upaya yang telah
dilakukan pemerintah yaitu mengeluarkan kebijakan berupa mengadakan
penampilan kebudayaan daerah di setiap event akbar nasional seperti penampilan
tari-tarian, lagu daerah dan pertunjukkan lainnya. Di samping itu, saat ini Presiden
Joko Widodo mewajibkan bagi seluruh jajarannya untuk mengenakan pakaian
tradisional masing-masing berdasarkan asal daerahnya. Hal tersebut sangat layak
mendapatkan apresiasi penuh karena menjadi salah satu upaya dalam
mengenalkan budaya lokal Indonesia kepada generasi muda dengan tujuan
memperlihatkan keindahan budaya-budaya yang ditampilkan itu merupakan
warisan dari leluhur nusantara, bukan berasal dari negara lain yang harus selalu
dijaga keorisinilannya (Nahak, 2019).
Pemaparan di atas merupakan gambaran kecil dari proses pertahanan
budaya. Beragam cara dapat dilakukan untuk melakukan hal tersebut asalkan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku. Proses pemajuan budaya nasional pada
dasarnya telah tertuang dalam pasal 31 ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang menekankan pada pengembangan budaya
harus menjunjung tinggi nilai-nilai religius, budaya masyarakat setempat, dan
nilai-nilai persatuan bangsa serta sesuai arah kebijakan Pembangunan Nasional
(Wakhyuni, 2018). Hal tersebut menjelaskan bahwa proses pengembangan budaya
nasional berakar dari pelestarian budaya daerah terlebih dahulu karena budaya
nasional bangsa Indonesia berakar dari penyatuan budaya-budaya yang terdapat di
seluruh daerah yang termasuk ke dalam wilayah negara Indonesia. Sebelum
proses implementasi atau penerapan local genius dilakukan, tahapan pembentukan
kemampuan tersebut tentu harus dilaksanakan terlebih dahulu untuk mendukung
proses pelestarian budaya agar tercipta pemahaman yang sebenar-benarnya
mengenai budaya itu sendiri.
Terdapat lima tahap proses pembentukan local genius yang dapa dilakukan.
Pertama, diperlukan sebuah upaya penyadaran diri bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kesadaran akan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia akan memudahkan
seseorang untuk memahami dan mempelajari lebih dalam tentang hal itu karena
akan muncul rasa kebanggaan dalam diriya dan ketertarikan untuk menggali lebih
jauh. Prasisko (2019) menyatakan bahwa “kesadaran akan kekayaan budaya
menjadi modal dalam mengelola masyarakat multikultural Indonesia”. Hal
tersebut menyatakan bahwa kesadaran masyarakat akan mendukung proses
selanjutnya karena perlunya pengelolaan yang baik agar proses pelestarian budaya
berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan yang diharapkan. Kedua,
pemberian edukasi budaya. Ketika seseorang sudah memiliki keinginan untuk
belajar maka diperlukan bimbingan edukasi sebagai sistem pendukung proses
pembentukan kemampuan local genius. Metode yang dapat dilakukan dapat
beranekaragam sesuai dengan metode yang cocok bagi masyarakat itu sendiri
sehingga ilmu yang diperoleh benar-benar dapat dipahami. Ketiga, proses
memaknai nilai yang terkandung dalam budaya. Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya bahwa setiap budaya memiliki nilai yang luhur di dalamnya. Tidak
cukup bagi seseorang yang akan melestarikan suatu kebudayann dengan hanya
mengetahui macam-macam budaya tanpa memahami maknanya. Oleh karena itu,
pembelajaran yang komprehensif diperlukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Keempat, proses ekspresi diri. Pada dasarnya, setiap manusia itu unik
sehingga proses pengembangan dirinya harus sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Pada proses pembelajaran dan pendalaman budaya, tidak diharuskan
seseorang menguasai semua kesenian atau budaya tersebut. Hal yang harus
diperhatikan adalah memilih hal yang sesuai dan mendalaminya kembali minimal
pada budaya atau tradisi yang dimiliki oleh daerah asalnya.
Kelima, sharing atau berbagi. Proses ini dilakukan agar pemahaman yang
dimiliki individu tidak putus sampai pada dirinya. Merujuk pada tujuan utama
local genius yaitu melestarikan budaya daerah untuk memperkuat kepribadian
bangsa, maka tahap berbagi sangat diperlukan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai budaya Indonesia. Misalnya, tugas seorang guru adalah memberikan
penjelasan mengenai kekayaan budaya yang dimiliki di daerahnya agar para
peserta didik mengetahuiya. Contoh lainnya, bagi seorang penari tradisional dapat
membuka sanggar kesenian sebagai wadah bagi anak-anak yang memiliki
keterampilan di bidang tari dan sebagainya. Inti dari pembahasan ini yaitu proses
penguatan local genius diharapkan dapat menjadi titik terang bagi masyarakat
Indonesia dalam melestarikan budaya lokal sesuai dengan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dengan demikian, proses
pembentukan kemampuan local genius yang baik akan meningkatkan kecintaan
terhadap budaya yang dimiliki. Selain itu, budaya asing tidak semena-mana
masuk dan menggatikan budaya para leluhur bangsa Indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
bangsa Indonesia tercipta dari budaya-budaya lokal karena Indonesia disatukan
oleh berbagai unsur yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah daerah-
daerah yang memiliki beragam budaya mulai dari Sabang sampai Meroke. Nilai
yang terkandung di dalamnya menjadi elemen utama terbentuknya identitas dan
kepribadian bangsa Indonesia yang akan dikenal dunia. Hal tersebut menjadi hal
yang patut disyukuri dengan cara menjaga dan melestarikannya untuk
menyebarkan kemaslahatan.Dengan demikian, penerapan local genius merupakan
sebuah strategi dalam upaya peningkatan pelestarian dan eksistensi budaya daerah
melalui penguatan kemampuan dan keterampilan diri sehingga budaya asing tidak
dapat masuk dengan semena-mena dan memengaruhi keaslian budaya daerah
yang menjadi cikal bakal kepribadian bangsa yang diwariskan para leluhur bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Baidawi, A., & Dewi, R. (2019). Sosisalisasi Pelestarian Budaya Daerah Untuk
Generasi Muda Di Sman 5 Kota Jambi. Rambideun: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(2), 1-6. DOI: https://doi.org/10.51179/pkm.v2i2.184
Burhanudin, M., & Rahmayati, R. (2021). Optimalisasi Budaya–Budaya Daerah
Dusun Daringo Melalui Program Satu Pintu di Masa
Peralihan. PROCEEDINGS UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG, 1(11), 75-84.
Kurnia, I. (2018). Mengungkap nilai-nilai kearifan lokal Kediri sebagai upaya
pelestarian budaya bangsa Indonesia. Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11(1), 51-63.
Gularso, D., Lukitoaji, B. D., & Noormiyanto, F. (2017). Efektifitas penggunaan
model pembelajaran pendidikan Kebudayaan daerah berbasis local genius,
local wisdom, dan Riset ditinjau dari keterampilan berpikir kritis calon guru
Sekolah dasar. Jurnal Bidang Pendidikan Dasar, 1(1), 1-10.
DOI: https://doi.org/10.21067/jbpd.v1i1.1600
Madiarsa, I., M. (2015). Lokal Genius dalam Kajian Manajemen. Prosiding
Seminar : Local Genius dalam Perspektif Kebijakan Publik, Hukum,
Manajemen, Pertanian dan Pendidikan. UNIPAS Singaraja. ISBN 978-979-
17637-1-4
Maryati, A. (2022). Melestarikan Budaya Lokal, Edukasi Karakter Harga Diri
Wanita (Studi Kasus Arti Cincin Sujud, Budaya Suku Lembak Kota Padang,
Rejang Lebong). Reform: Jurnal Pendidikan. Sosial dan Budaya, 6(01), 62-
68.
Matitaputty, J. K. (2019). Pagelaran Seni dan Budaya: Karakteristik Maluku
sebagai Masyarakat Multikultur dalam Mata Kuliah Pendidikan
Multikultural. Jurnal Candrasangkala Vol, 5(2).
DOI: http://dx.doi.org/10.30870/candrasangkala.v5i2.6483
Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era
globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76. DOI:
https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Prasisko, Y. G. (2019). Demokrasi Indonesia dalam Masyarakat
Multikultural. Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan
Karakter, 3(1), 1-12.
DOI: https://doi.org/10.21776/ub.waskita.2019.003.01.1
Suparno, S., Alfikar, G., Santi, D., & Yosi, V. (2018). Mempertahankan
Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui
Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Jurnal Pekan: Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 3(1), 43-56. DOI: https://doi.org/10.31932/jpk.v3i1.144
Wakhyuni, E. (2018). Kemampuan masyarakat dan budaya asing dalam
mempertahankan budaya lokal di kecamatan datuk bandar. Jurnal Abdi
Ilmu, 11(1), 25-31.

Anda mungkin juga menyukai