Anda di halaman 1dari 4

Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan terlahir dari satu unsur pembentuk.

Indonesia merupakan gabungan dari berbagai budaya, suku, agama, ras, dan golongan
yang bertekad membentuk suatu kesatuan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Proses pembentukan tersebut tidak terjadi secara instan dan cepat, tetapi melalui
proses yang lama dan berkesinambungan. Berawal dari sikap kedaerahan yang ditandai
dengan perebutan kekuasan dan wilayah antar kerajaan dan suku, dilanjutkan dengan
perlawanan setiap daerah terhadap penjajahan negara Eropa, hingga munculnya
kesatuan tekad untuk mencapai kebebasan bersama yang ditandai dengan Pergerakan
Nasional Budi Utomo, Sumpah Pemuda, hingga Proklamasi Kemerdekaan sebagai jembatan
emas menuju Indonesia baru, Indonesia merdeka, dan Indonesia yang bersatu.

Proses pembentukan kesatuan tidak akan terjadi jika tidak diawali dengan inovasi
dan perubahan budaya antar daerah. Sikap budaya bangsa Indonesia yang gotong-royong
telah mengantarkan bangsa ini mampu melaksanakan asimilasi budaya, baik tingkat
daerah hingga internasional. Perubahan budaya bukan sebagai ancaman budaya yang
lama, masyarakat yang dinamis akan selalu mengeksplorasi sumber daya yang
dimiliknya.

Jika budaya itu masih dianggap penting dan bermanfaat bagi penganutnya maka
kebudayaan tersebut akan tetap dipertahankan dan dilestarikan, tetapi jika budaya
tersebut sudah dianggap tidak relevan dengan perkembangan zaman maka akan semakin
dijauhi penganutnya dan dirubah oleh kebudayaan yang baru. Bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang dinamis, hendaknya dapat menjaga dinamika tersebut sehingga tidak
menyebabkan permasalah-permasalahan diberbagai tingkat.

Globalisasi sebagai agen pengubah generasi muda Indonesia yang kreatif menjadi
konsumtif. Peran generasi muda dalam mengembangkan budayanya di era globalisasi
sangat diperlukan. Tetapi fakta di lapangan berkata lain, saat ini generasi muda
Indonesia lebih condong kepada sikap konsumtif meniru gaya hidup budaya asing.
Perkembangan internet memudahkan akses sosialisasi budaya manca ke dalam negeri.
Dalam beberapa dekade terakhir telah menunjukkan tanda-tanda kemorosotan daya
kreatifitas generasi muda menjadi sikap konsumtif dan acuh terhadap kelestarian
budaya bangsanya sendiri.

Gerakan Pramuka sebagai bagian dari masyarakat secara keseluruhan harus melibatkan
diri, baik langsung atau tidak langsung terhadap usaha penyelamatan generasi muda
dalam pelestarian kebudayaan bangsa Indonesia. Proses pendidikan merupakan bagian
untuk membentuk sikap apresiatif terhadap budaya dan itu perlu terus dilakukan
melalui berbagai cara dan media.

Gerakan Pramuka harus menjadi contoh bagi masyarakat umum dan berada di barisan
depan dalam gerakan moral menyelamatkan kebudayaan demi kepentingan bangsa secara
keseluruhan. Mengapa Pramuka ditantang untuk menjadi motor gerakan ini? Perlu
diketahui, bahwa pramuka adalah kelompok cerdik pandai dan berpikiran jernih
berdasarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pramuka mempunyai kecerdasan baik
dalam segi afektif, kognitif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, Gerakan Pramuka
ditantang untuk selalu mempunyai komitmen, independen, dan konsisten memberikan
kontribusi signifikan dalam upaya pelestarian pusaka budaya bangsa.

Sebagai jawaban dari tantangan di atas Gerakan Pramuka Kwartir Daerah XII DIY
mengadakan Kegiatan Kemah Budaya Daerah setiap tahunnya yang berdasarkan atas
pemikiran bahwa,
Gerakan Pramuka dalam melaksanakan tugas pokoknya untuk mencapai tujuan, dengan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan dalam bentuk kegiatan yang sehat, menarik,
terarah, terencana, di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan.
Sasaran kepramukaan di Indonesia adalah mempersiapkan kader bangsa yang memiliki
kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila, disiplin, sehat mental moral
dan fisiknya, berjiwa patriot, berkemampuan untuk berkarya dengan semangat
kemandirian, bertanggungjawab, peduli dan komitmen terhadap Kode Kehormatan
Pramuka.
Kegiatan-kegiatan dalam kepramukaan untuk mencapai sasaran tersebut haruslah
kegiatan yang menantang, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan para Pramuka serta
situasi dan kondisi, modern bermanfaat dan taat azas dilaksanakan dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
Berlomba merupakan sifat anak, remaja, dan kaum muda dalam kegiatannya sehari-hari.
Kegiatan yang bersifat lomba merupakan salah satu alat pendidikan yang efektif
dalam merangsang dan memotivasi peserta untuk berprestasi dalam rangka mencapai
tujuan dan sasaran Gerakan Pramuka. Berlomba dalam Gerakan Pramuka bukan untuk
menang tetapi untuk meningkatkan ketahanan spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik.
Kemah Budaya merupakan kegiatan perkemahan yang berorientasi pada penanaman dan
pemahaman nilai-nilai budaya bangsa sesuai makna Bhinneka Tunggal Ika guna
menciptakan ketahanan budaya meliputi aspek spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Secara keseluruhan kegiatan yang dikembangkan dalam Kemah Budaya Tahun 2015
dititikberatkan pada bidang pengembangan diri Pramuka yang terdiri atas bidang
mental, fisik, intelektual, spiritual, dan sosial sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat dalam upaya pengenalan, penguatan dan pengembangan kebudayaan di
kalangan generasi muda. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk kegiatan outdoor dan
indoor untuk mendorong terbentuknya apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya
bangsa serta dipadukan dengan kegiatan prestasi yang berbentuk lomba guna menambah
khasanah dan motivasi berkegiatan.

Kegiatan dalam Kemah Budaya dibagi ke dalam beberapa bidang, diantaranya :

1. Kegiatan Umum

a) Upacara Pembukaan; b) Keagamaan; c) Apel; d) Olah-raga; e) Anjangsana; f)


Sosial dan Bina Lingkungan; g) Api Unggun; h) Upacara Penutupan.

2. Kegiatan Cinta Tanah Air dan Bela Negara (Patriotisme)

a) Pemutaran Film Sejarah dan Kepurbakalaan; b) Renungan Kebangsaan; c) Kunjungan


Museum; d) Kunjungan Situs dan Praktik Exkavasi serta Konservasi; e) Sarasehan
Budaya �Rebranding Jogja Istimewa� bagi Anggota Dewasa; f) Dialog dan Diskusi
Pendidikan Kepramukaan; g) Talk Show Kesejarahan, Permuseuman dan Kepurbakalaan; h)
Giat Prestasi Pembuatan Majalah Dinding; i) Giat Prestasi Menyanyi Bersama; j) Giat
Prestasi Baca Puisi Perjuangan

3. Kegiatan Keterampilan Hidup dan Seni Tradisi

a) Kunjungan Sanggar Seni dan Kerajinan; b) Giat Prestasi Masakan Tradisional; c)


Giat Prestasi Dekorasi Temanten Tradisional Jawa (Penjor); d) Giat Prestasi
Merangkai Peningset Pengantin; e) Giat Prestasi Macapat; f) Giat Prestasi
Mendongeng; g) Pentas Budaya; h) Giat Prestasi Fotografi: i) Giat Prestasi
Permainan Tradisional

4. Kegiatan Pengamalan Pancasila dan Adat Istiadat Bangsa

a) Giat Prestasi Karnaval Budaya; b) Giat Prestasi Mengenal dan Memakai Pakaian
Adat Jogja Beserta Peragaan Pakaian Adat; c) Giat Prestasi AsahTerampil Budaya dan
Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta; d) Giat Prestasi Menulis dan Membaca Aksara
Jawa; e) Giat Prestasi Pidato Bahasa Jawa

Penyelenggaraan kegiatan dalam Kemah Budaya menggunakan metode yang beragam,


sehingga peserta lebih dapat merasakan, mempelajari, menghayati, dan mendalami
materi-materi yang disampaikan. Kegiatan dibagi menjadi beberapa bidang sesuai
dengan muatan materi yang terkandung di dalamnya, dengan harapan peserta
mendapatkan beragam kegiatan sebagai penambah bekal dalam proses pembentukan jati
dirinya dan setelah mengikuti kegiatan peserta akan mendapatkan wawasan,
pengetahuan dan pengalaman baru serta dapat meningkatkan rasa percaya dirinya
terhadap pusaka budaya bangsa Indonesia.
Pusaka budaya lokal kita pada dasarnya juga dapat mempunyai arti atau nilai penting
bagi kepentingan nasional bahkan internasional. Terkait eksistensi budaya lokal,
ada pepatah mengatakan bahwa kita semua harus berperilaku dan berkepribadian lokal
tetapi dapat berpikir global (act locally think globally). Lebih baik menyelamatkan
budaya lokal untuk global daripada mementingkan kepentingan global tetapi
membahayakan kepentingan lokal. Kita patut merenungkan kata-kata ajakan Learning
the past to improve the future. Kita semua terlebih kaum intelektual harus mampu
belajar dari apa yang telah terjadi pada masa lalu, untuk menyongsong dan mengolah
masa depan untuk kehidupan lebih baik. Sekecil apapun daya upaya kalau hal itu
dilakukan secara sungguh-sungguh dan konsisten akan mempunyai arti penting bagi
masyarakat luas. Relevan dengan permasalahan tersebut, kata-kata bijak Mahatma
Gandhi perlu kita renungkan bersama, What you do is of little significance. But it
is very important that you do it.

Secara keseluruhan kegiatan yang dikembangkan dalam Kemah Budaya Tahun 2015
dititikberatkan pada bidang pengembangan diri Pramuka yang terdiri atas bidang
mental, fisik, intelektual, spiritual, dan sosial sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat dalam upaya pengenalan, penguatan dan pengembangan kebudayaan di
kalangan generasi muda. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk kegiatan outdoor dan
indoor untuk mendorong terbentuknya apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya
bangsa serta dipadukan dengan kegiatan prestasi yang berbentuk lomba guna menambah
khasanah dan motivasi berkegiatan.

Kegiatan dalam Kemah Budaya dibagi ke dalam beberapa bidang, diantaranya :

1. Kegiatan Umum

a) Upacara Pembukaan; b) Keagamaan; c) Apel; d) Olah-raga; e) Anjangsana; f)


Sosial dan Bina Lingkungan; g) Api Unggun; h) Upacara Penutupan.

2. Kegiatan Cinta Tanah Air dan Bela Negara (Patriotisme)

a) Pemutaran Film Sejarah dan Kepurbakalaan; b) Renungan Kebangsaan; c) Kunjungan


Museum; d) Kunjungan Situs dan Praktik Exkavasi serta Konservasi; e) Sarasehan
Budaya �Rebranding Jogja Istimewa� bagi Anggota Dewasa; f) Dialog dan Diskusi
Pendidikan Kepramukaan; g) Talk Show Kesejarahan, Permuseuman dan Kepurbakalaan; h)
Giat Prestasi Pembuatan Majalah Dinding; i) Giat Prestasi Menyanyi Bersama; j) Giat
Prestasi Baca Puisi Perjuangan

3. Kegiatan Keterampilan Hidup dan Seni Tradisi

a) Kunjungan Sanggar Seni dan Kerajinan; b) Giat Prestasi Masakan Tradisional; c)


Giat Prestasi Dekorasi Temanten Tradisional Jawa (Penjor); d) Giat Prestasi
Merangkai Peningset Pengantin; e) Giat Prestasi Macapat; f) Giat Prestasi
Mendongeng; g) Pentas Budaya; h) Giat Prestasi Fotografi: i) Giat Prestasi
Permainan Tradisional

4. Kegiatan Pengamalan Pancasila dan Adat Istiadat Bangsa

a) Giat Prestasi Karnaval Budaya; b) Giat Prestasi Mengenal dan Memakai Pakaian
Adat Jogja Beserta Peragaan Pakaian Adat; c) Giat Prestasi AsahTerampil Budaya dan
Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta; d) Giat Prestasi Menulis dan Membaca Aksara
Jawa; e) Giat Prestasi Pidato Bahasa Jawa

Penyelenggaraan kegiatan dalam Kemah Budaya menggunakan metode yang beragam,


sehingga peserta lebih dapat merasakan, mempelajari, menghayati, dan mendalami
materi-materi yang disampaikan. Kegiatan dibagi menjadi beberapa bidang sesuai
dengan muatan materi yang terkandung di dalamnya, dengan harapan peserta
mendapatkan beragam kegiatan sebagai penambah bekal dalam proses pembentukan jati
dirinya dan setelah mengikuti kegiatan peserta akan mendapatkan wawasan,
pengetahuan dan pengalaman baru serta dapat meningkatkan rasa percaya dirinya
terhadap pusaka budaya bangsa Indonesia.

Pusaka budaya lokal kita pada dasarnya juga dapat mempunyai arti atau nilai penting
bagi kepentingan nasional bahkan internasional. Terkait eksistensi budaya lokal,
ada pepatah mengatakan bahwa kita semua harus berperilaku dan berkepribadian lokal
tetapi dapat berpikir global (act locally think globally). Lebih baik menyelamatkan
budaya lokal untuk global daripada mementingkan kepentingan global tetapi
membahayakan kepentingan lokal. Kita patut merenungkan kata-kata ajakan Learning
the past to improve the future. Kita semua terlebih kaum intelektual harus mampu
belajar dari apa yang telah terjadi pada masa lalu, untuk menyongsong dan mengolah
masa depan untuk kehidupan lebih baik. Sekecil apapun daya upaya kalau hal itu
dilakukan secara sungguh-sungguh dan konsisten akan mempunyai arti penting bagi
masyarakat luas. Relevan dengan permasalahan tersebut, kata-kata bijak Mahatma
Gandhi perlu kita renungkan bersama, What you do is of little significance. But it
is very important that you do it.

Anda mungkin juga menyukai