Anda di halaman 1dari 7

Analisis Dampak Globalisasi Terhadap Lunturnya Nilai-Nilai Budaya Sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Di

Desa Rai-Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima

Kedatangan budaya asing dan kemajuan teknologi bukanlah alasan mengapa pada akhirnya budaya kita
terlupakan dan hanya tinggal kenangan. Kecanggihan teknologi adalah pintu gerbang menuju kea rah
yang lebih baik apabila dimanfaatkan dengan tepat. Kita sebagai pemuda sudah sepatutnya berkontribusi
dengan menyumbangkan kreativitas dan kemampuan kita dalam mengembangkan negeri. Jika satu
langkah mudah bisa dilakukan untuk memajukan negeri, kenapa kita memilih untuk diam saja dan
terbodohi oleh teknologi?
Sebagai generasi penerus, pemuda diharapkan mampu memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitasnya
masing-masing.
"Desa mawa cara, negara mawa tata".
Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda.
Budaya memegang peranan penting dalam mengatur kualitas pengmbangan bangsa. Budaya merupakan
kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan sebagai investasi untuk membangun masa depan.
Salah satu cara yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk menjaga kelestarian budaya yaitu
dengan menjadikan budaya sebagai inspirasi dalam melahirkan inovasi dan ide-ide cerdas. Berbekal
kreativitas dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari keberadaan objek budaya, warisan dan tradisi,
dapat dibentuk pengembangan produk kebudayan secara kreatif seperti seni pertunjukan, kuliner, fashion
show, film, dll
Budaya
Misalnya, membuat karakter seorang tokoh kartun dengan kostum adat di indonesia, membuat ide
rancangan produk bernuansa budaya,
Sumber :
Rapuhnya ketahanan budaya dapat mengancam integrasi bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sementara itu, globalisasi telah mengakibatkan masuknya arus informasi yang sangat beragam
dan nyaris tanpa batas dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap budaya bangsa menjadi semakin rentan.
Kebudayaan memiliki peran dan fungsi yang sentral dan mendasar sebagai landasan utama dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara karena suatu akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah
mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat.
Seharusnya hal ini dapat dijadikan modal untuk menaikkan citra bangsa di mata dunia sekaligus nilai-
nilai fundamental yang berfungsi merekatkan persatuan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP menyampaikan, kebudayaan nusantara yang
beragam, adiluhung, dan sangat kaya kearifan lokal menjadi kepribadian bangsa dan modal untuk meraih
kemajuan. Karenanya semua elemen masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama memajukan dan
melestarikan budaya Indonesia.
Pemerintah diharapkan untuk menerima aspirasi dan menyediakan wadah kreatifitas bagi pemuda dalam
menyalurkan bakat yang dimiliki, seperti yang di ungkapkan Aji Nugraha salah seorang mahasiswa
Fakultas Teknik UNISKA Banjarmasin
Dengan demikian generasi muda sangat membantu dalam membangun kebudayaan yang ada di indonesia
dan generasi penerus anak muda yang mempunyai ide kreatif dalam membangun dan menata budaya
yang ada di indonesia sehingga lebih indah dipandang oleh negara lain.
“Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,
yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai
rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.”. Pendapat Bapak Ki Hajar Dewantara ini salah
satu maknanya menyatakan bahwa kebudayaan hanya akan ada apabila dapat bertahan dari pengaruh
zaman dan alam.

Indonesia berada di urutan ke -77 dari total 119 negara di dunia dalam peringkat Global Talent
Competitiveness Index (GTCI) 2018 yang bertema keberagaman untuk meningkatkan daya saing.
Peringkat tersebut jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia di peringkat 27,
Filipina di posisi 54, Thailand di peringkat 70. Indonesia berada setingkat di bawah Rwanda, dan sedikit
lebih unggul dibandingkan India dan Srilanka yang masing-masing menempati peringkat 81 dan 82.
Sementara peringkat pertama diraih oleh Swiss, yang diikuti oleh negara maju lainnya seperti Singapura,
Amerika Serikat, Norwegia, dan Swedia (Bisnis Indonesia, 23 Januari 2018).
GTCI merupakan laporan komprehensif tahunan yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur
bagaimana suatu negara dan kota berkembang dan menyediakan sumber daya manusia untuk
meningkatkan daya saing mereka. Dalam mengukur indeks GTCI, lima pilar yang digunakan antara lain
enable, atau keberagaman dalam pengetahuan, pengalaman, dan cara menyelesaikan masalah. Pilar kedua
dan ketiga adalah attract atau kemampuan menarik sumber daya asing, dan grow atau kemampuan untuk
meningkatkan kompetensi diri melalui pendidikan dan pelatihan. Sementara dua pilar lainnya yang
digunakan sebagai penilaian adalah pendidikan vokasional dan teknikal serta pengetahuan global.
Rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi muda Indonesia saat ini.
Minat mereka untuk memperlajarinya kurang. Mereka lebih tertarik belajar kebudayaan asing.
Pada awalnya, Indonesia mempunyai banyak peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal
seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi saat ini budaya Indonesia
sedikit menurun dari sosialisasi di tingkat nasional,sehingga masyarakat kini banyak yang melupakan dan
tidak mengetahui apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya
semakin berkurang, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan budaya lokal dan bagi
masyarakat asli Indonesia. Hal ini bukan berarti bahwa tidak boleh mengadopsi budaya asing, namun
banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kurangnya pembelajaran budaya
merupakan salah satu sebab dari memudarnya budaya lokal bagi generasi muda. Oleh karena itu,
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak
menganggap penting mempelajari budaya lokal. Hal ini dibuktikan dengan dalam setiap rencana
pembangunan pemerintah, bidang sosial budaya masih mendapat porsi yang sangat minim. Padahal
melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya
bangsa serta bagaiman cara mengadaptasikan budaya lokal di tengah perkembangan zaman yaitu era
globalisasi (Sedyawati: 2006: 28).
Culture Knowledge Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat
informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah
untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi
kepariwisataan daerah.Dengan demikian para Generasi Muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang
kebudayaanya sendiri.
Alasan dari pentingnya pembuatan aplikasi ini mengacu pada data Asosiasi Penyelenggara Internet
Indonesia (APJII). Menurut Sekjen APJII, jika digabungkan dengan angka dari proyeksi Badan Pusat
Statistik (BPS) maka populasi Indonesia tahun 2019 berjumah 266.911.900 juta, sehingga pengguna
internet Indonesia diperkirakan sebanyak 196,7 juta pengguna. Angka ini tentu menjadi potensi yang
mumpuni untuk terciptanya aplikasi terutama dalam menghadapi era transformasi digital. “EUFORIA”
dirancang demi terwujudnya SDM unggul yang tak lupa budaya. Direktur Jenderal Sumber Daya dan
Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengajak menyiapkan
SDM unggul dalam menyambut era transformasi digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id)

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Ismail mengajak menyiapkan SDM unggul dalam menyambut era transformasi digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo.go.id) diakses pada 11 Agustus pukul 19.38

Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib menjaganya karena eksistensi dan ketahanan
kebudayaan lokal berada pada generasi mudanya. Sebagai negara kepulauan pasti sulit untuk
mempertahankan persatuan dan kesatuan antara masyarakat.Namun, hal itu bisa diminimalisir jika kita
memiliki kepedulian dan kesadaran untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan, sehinggakebudayaan
lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak punah apalagi sampai dibajak ataudicuri oleh
negara lain karena kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa dan negara.
Bisa kita simpulkan bahwa generasi muda sebagai ujung tombak dalam mempertahankan nilai
kebangsaan agar tetap tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan. Namun tantangan yang kita hadapi saat
ini cukup sulit dalam mempertahankan nilai kebangsaan, dikarenakan hadirnya zaman globalisasi yang
dapat berpotensi mempengaruhi budaya leluhur bangsa kita. Seperti yang dikatakan oleh toko besar
peradaban terkemuka, Samuel Huntington: "Dalam keadaan dunia yang semakin terglobalisasi, akan
terjadi perusakan serius pada kesadaran diri pada tingkat peradaban, kemasyarakatan dan etnis". Artinya
globalisasi merupakan suatu keguncangan sosial-kultural yang besar. Saya berpendapat bahwa globalisasi
ini, bisa dikatakan salah satu bentuk penjajahan masa kini yang berteknologi tinggi, tidak menampakkan
wujudnya dan tidak melakukan penjajahan secara kekerasan. Namun dapat kita amati ketika kita berpikir
secara kritis, bahwa globalisasi ini sistem penjajahannya sebenarnya menyerang psikologis individual,
artinya memberikan pengaruh setiap orang. Dalam menanggapi perubahan ini, perlu melakukan
penggabungan pertahanan dengan kreativitas dalam dunia pendidikan di era globalisasi, artinya dalam
sistem pertahanan, kita dapat mempertahankan budaya leluhur dari pengaruh budaya global dengan
menerapkan pendidikan kebangsaan yang kukuh. sedangkan dalam sistem kreativitas, kita dapat
menciptakan ide-ide baru untuk maju sesuai perkembangan zaman.
Oleh karena itu, perlu menumbuhkan jiwa kreativitas pada pemuda Indonesia sebagai bekal menghadapi
Pasar bebas dan juga tantangan globalisasi di masa depan. Mengembangkan kreatifitas pemuda
merupakan salah satu tugas pemerintah, sebagaimana dalam pidato Bung Karno "Beri aku 1000 orangtua
niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia." Dari
penyataan tersebut terdapat makna tersirat, salah satu yang saya tangkap adalah bahwa pemberdayaan
pemuda adalah hal yang penting untuk memamajukan Indonesia. Salah satu cara agar dapat mengguncang
dunia adalah mempunyai kreativitass yang tinggi. Oleh karena itu mencetak generasi muda yang kreatif
semenjak sekarang adalah perlu. Dalam pembangunan budaya, mengelola akar budaya dan budaya etnik
untuk tetap menjadi bagian dari identitas bangsa adalah suatu tantangan tersendiri. Namun demikian,
eksplorasi karya seni dan produk kreatif pun perlu didorong untuk semakin menumbuhkembangkan
nasionalisme dan rasa cinta tanah air, bahkan kreasi dan inovasi yang ada dapat disesuaikan agar “laku”
dijual tidak hanya di dalam tetapi juga di luar negeri. Bagi para praktisi seni dan pelaku ekonomi kreatif,
hal ini adalah upaya membangun negeri, sumbangsih nyata dalam upaya bela negara

256166-analisis-kemampuan-berpikir-kreatif-pada-634db41a.pdf (neliti.com)

Menristekdikti: Kompetensi, Kreativitas, Inovasi, & Kemampuan Berpikir Kritis Kunci Industri Kreatif |
LLDIKTI 1 - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I Sumatra Utara

Bahan jurnal yang perlu dicari :

 Data tingkat pemahaman pemuda terhadap budaya


 Dampak lunturnya budaya terhadap masa depan bangsa ()
- Jika nilai budaya sudah luntur itu artinya bangsa kita akan kehilangan jati dirinya di masa
yang akan datang.
- Jiwa nasionalisme semakin pudar.
- Pengaruh globalisasi (opsional)
 Pendapat ahli mengenai budaya dan kemajuan bangsa (misal KI Hajar Dewantara)
 Budaya penting bagi pengembangan bangsa
 Tingkat kreativitas pemuda
 Pemuda mampu melahirkan ide-ide cerdas
 Kontribusi pemuda sangat diperlukan
 Alasan pentingnya aplikasi (data/presentase/pendapat ahli)
Padahal, kebudayaan merupakan sarana bagi kita untuk memberikan jawaban atas pertanyaan: “Siapa dan
dimana kita sebenarnya? Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita di masa depan? Bagaimana cara kita
mengukir wujud bangsa dan tanah air kita?”

"AKU PEMUDA BERAKSI EUFORIA"


Atur Kualitas Pengembangan Bangsa Melalui Budaya Berbasis Aplikasi “EUFORIA” ( Explore
Culture For Smart Idea )

Outline :
Pendahuluan (350 kata)
P1 :

 Pepatah (sebagai pembuka)


 Arti/makna pepatah
 Budaya menjadi ciri khas bangsa
(PARAGRAF PENDEK)

P2 :
 Pengertian (menyesuaikan)
 Budaya penting bagi pengembangan bangsa
 Bukti
 Pendapat ahli
(PARAGRAF PENDEK)
P3 :

 Akan tetapi,… Topik masalah


 Terutama pemuda mulai melupakan budaya.
 Berdasarkan pengamatan penulis… (data)
 Minimnya pengetahuan terkait budaya menjadikan kemajuan bangsa …. (dampak thd kemajuan
bangsa)
 Padahal, pemuda merupakan asset yang diperlukan
P4 :

 Faktor
 Kemajuan akan perubahan menjadikan filosofi budaya seakan hilang dari pandangan masyarakat
 Bukti
 Hal ini mengakibatkan (dampak)
(PARAGRAF PENDEK)
P5 :

 Dalam hal ini kontribusi pemuda sangatlah besar (sangat diperlukan) dalam menghidupkan
budaya sebagai upaya dalam pengembangan bangsa.
 Mengapa demikian? Alasan
 Pemuda dinilai memiliki kreativitas dan pemikiran cerdas.
 Bukti
(PARAGRAF PANJANG)

Pembahasan (400 kata)


P1 :
 Lantas, bagaimana solusinya atau Lantas, bagaimana upaya kita?
 Salah satu cara yang dapat kita lakukan sebagai generasi muda untuk menjaga kelestarian budaya
yaitu dengan menjadikan budaya sebagai inspirasi dalam melahirkan inovasi dan ide-ide cerdas.
Berbekal kreativitas dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari keberadaan objek budaya,
warisan dan tradisi, dapat dibentuk pengembangan produk kebudayan secara kreatif seperti seni
pertunjukan, kuliner, fashion show, film, dll.
(PARAGRAF PENDEK)

P2 dan seterusnya :
 Pemaparan inovasi
 Untuk itu, penulis menciptakan prototipe … sbg wadah dalam menampung ide-ide cerdas
pemuda yang diperoleh dari hasil pengetahuan mereka terkait budaya
 Penjelasan (singkat)
 Cara kerja (singkat)
 Alasan pentingnya aplikasi (bukti pendukung)
 Manfaat umum
 Manfaat untuk pengembangan bangsa

Penutup (150 kata)


 Kesimpulan dan harapan kedepan
(1-2 paragraf)

Inilah Negeri Indonesia


Negeri dalam balutan pesona budaya
Begitu ragam adat istiadatnya
Kaya akan kesenian
Menghiasi bingkai perbedaan
Negeriku ini …
Laksana pelangi yang mewarnai bumi pertiwi
Daftar Pustaka
Lestarikan Kebudayaan Nusantara, Modal Kemajuan Bangsa - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
(jatengprov.go.id)

Anda mungkin juga menyukai