Anda di halaman 1dari 11

SOAL AKM BIOLOGI

Pilgan 1 jawaban benar

1. PEMANTAUAN SENYAWA DICHLORODIPHENYLTRICHLOROETHANE ( DDT )


DAN TURUNANNYA DI DAERAH CIANJUR, JAWA BARAT
PENDAHULUAN
Persistent Organic Pollutants (POPs) merupakan senyawa organik yang relatif bertahan lama
di lingkungan karena sulitnya senyawa-senyawa ini terdegradasi melalui proses kimia, biologi,
dan fotolisis. Senyawa ini sukar larut di dalam air tetapi cenderung larut dalam lemak. Oleh
karena sifatnya ini, POPs cenderung bersifat akumulatif dan bertahan di lingkungan. Selain itu,
senyawa ini juga bersifat semivolatil sehingga dapat berada dalam fase uap ataupun terserap di
dalam partikel debu, sehingga POPs dapat menempuh jarak yang jauh di udara (long-range air
transport) sebelum akhirnya terdeposisi di bumi [1]. POPs merupakan senyawa yang sudah
dilarang perdagangan dan penggunaanya di dalam konvensi Stockholm [2]. Dari beberapa
bentuk senyawa POPs, senyawa insektisida organoklorin yang paling bertahan lama dan
mempunyai sifat bioakumulasi, diantaranya adalah Dichlorodiphenyltrichloroethane ( DDT ).
DDT merupakan insektisida sintetis khususnya dibidang pertanian. Sifatnya yang sangat
berbahaya di lingkungan dan tahan lama di alam, maka senyawa ini di larang penggunaaannya.
Tetapi penggunaannya masih terbatas hanya sebagai obat untuk nyamuk malaria diberbagai
negara. DDT dapat mencapai ekosistem pesisir laut melalai berbagai rute seperti penggunaan
secara langsung di permukaan air, kemudian secara tidak langsung melalui proses deposisi
udara dari proses penguapan atau penguapan yang sudah mengendap di tanah, tanaman dan
permukaan air [3]. Isomer DDT yang paling banyak terbentuk di lingkungan adalah p,p-DDT
(80%) dan o,p-DDT (20%), hanya sebagian kecil terbentuk o,o’-DDT. DDT dapat mengalami
dehidroksinasi membentuk diklorodifenildikloroetilen (DDE) dengan katalis garam-garam
besi, alumunium, atau kromium, sedangkan DDD merupakan hasil metabolisme dari DDT
dengan peranan enzim DDT dehidroklorinase (DDTase). Istilah “total DDT” sering digunakan
untuk merujuk kepada jumlah semua senyawa DDT ( p, p-DDT, o, p – DDT, DDE,dan DDE )
[4] . Tidak semua tanah mengakumulasi pestisida dalam jumlah yang besar. Ukuran partikel
tanah atau sedimen juga akan berpengaruh terhadap transportasi keberadaannya di pesisir.
Berdasarkan penelitian Prartono et al. partikel halus seperti lanau dan lempung memiliki peran
penting dalam proses transportasi materi (sedimen) [1,5].
Pemantauan ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi keberadaan bahan pencemar DDT
dalam tanah pertanian atau perkebunan, air dan sedimen sungai disekitar lokasi pertanian dan
perkebunan di Cianjur. Alasan pemilihan Cianjur sebagai lokasi penelitian adalah berdasarkan
karena wilayah Cianjur masih banyak ditemukan daerah pertanian berupa sawah maupun
perkebunan sayuran di wilayah Jawa Barat dan ternyata di lokasi tersebut masih ditemukan
adanya senyawa DDT berdasarkan hasil pemantauan Pusarpedal pada tahun 2010[6]

Pada tahun 1962 Rachel Carson dalam bukunya yang terkenal, Silent Spring, menjuluki DDT
sebagai obat yang membawa kematian bagi kehidupan di bumi. Pengaruh buruk DDT
terhadap lingkungan sudah mulai tampak sejak awal penggunaannya pada tahun 1940-an,
dengan menurunnya populasi burung elang sampai hampir punah di Amerika Serikat. Dari
pengamatan ternyata elang terkontaminasi DDT dari makanannya (terutama ikan sebagai
mangsanya) yang tercemar DDT. DDT menyebabkan cangkang telur elang menjadi sangat
rapuh sehingga rusak jika dieram. Dari segi bahayanya, oleh EPA DDT digolongkan dalam
bahan racun PBT (persistent, bioaccumulative, and toxic) material.
Berdasarkan kondisi diatas manakah dari diagram batang dibawah ini yang merupakan organisme

herbivora .
A. Individu A, merupakan fitoplankton
B. Individu B, merupakan ikan kecil pemakan fitoplankton
C. Individu C, merupakan ikan kecil pemakan fitoplankton
D. Individu D, merupakan ikan kecil pemakan fitoplankton
E. Individu D, merupakan ikan besar pemakan ikan kecil
2. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh data berupa rata-rata populasi
Paramaecium caudatum, kandungan logam tembaga dalam media pemeliharaan dan
faktor fisik kimia media pemeliharaan. Rata-rata populasi Paramaecium caudatum
disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan adanya perbedaan pertumbuhan populasi
Paramaecium caudatum pada konsentrasi logam tembaga yang berbeda di dalam media
jerami. Untuk memperjelas adanya perbedaan pertumbuhan populasi Paramaecium
caudatum pada konsentrasi logam tembaga di dalam media jerami dapat dilihat pada
Gambar 1. Tabel 1. Rata-rata jumlah populasi Paramaecium caudatum (individu/ml)
setelah perlakuan selama 10 hari Hari ke- Konsentrasi Logam Tembaga (Cu) 0 ppm 1
ppm 2 ppm 3 ppm 1 5 3 2 1 2 9 8 6 4 3 19 15 12 11 4 30 23 21 19 5 48 30 27 21 6 46 41
30 24 7 43 36 37 28 8 34 25 17 12 9 24 19 12 8 10 21 11 10 4 Total Ratarata 28 22 17 13
Vitalocha dkk.: Resistensi Paramaecium caudatum terhadap Logam Tembaga 107
Gambar 1. Pola Pertumbuhan Populasi P. caudatum pada berbagai konsentrasi Pada
Gambar 1 menunjukkan pola pertumbuhan populasi Paramaecium caudatum yang
berbeda-beda pada tiap konsentrasi logam tembaga dan pada kontrol. Pada kurva di
atas dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan dan juga penurunan untuk setiap
pemberian konsentrasi larutan logam tembaga. Kurva pertumbuhan populasi
Paramaecium caudatum pada bebagai konsentrasi logam tembaga mengalami
penurunan yang tajam dibandingkan dengan kontrol yang mengalami pertumbuhan
populasi yang lebih optimal. Kandungan logam tembaga dalam media pemeliharaan
disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan kandungan logam tembaga pada akhir
perlakuan semakin menurun dibandingkan pada awal perlakuan. Tabel 2. Rata-rata
kandungan logam tembaga dalam media pemeliharaan Paramaecium caudatum (ppm)
Perlakuan Awal Akhir Kontrol 0,07 0,008 1 ppm 0,90 0,19 2 ppm 1,84 0,49 3 ppm 2,82
1,31 Faktor fisik dan kimia media pemeliharaan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3
menunjukkan nilai faktor fisik dan kimia selama pemeliharaan tidak memiliki
perbedaan yang cukup besar pada tiap perlakuan dan masih dalam kisaran normal untuk
kehidupan Paramaecium caudatum. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3, pH
medium pemeliharaan berkisar antara 6,9 – 7,1 dan suhunya berkisar antara 29 – 30º C.
Tabel 3. Rata-rata faktor fisik kimia media pemeliharaan Parameter Perlakuan
Pengamatan Hari Ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pH Kontrol 7,0 7,03 7,01 6,98 7,01 7,03 7,01
7,03 7,0 7,03 1 ppm 7.01 7.01 7 ,0 7,03 7,01 7,0 7,0 7,01 7,0 7,0 2 ppm 7,0 7,0 1 7,0 7,0
6,98 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 3 ppm 7,03 7,02 7,0 7,,03 7,0 7,01 7,0 7,0 7,01 7,0 Suhu (oC)
Kontrol 30 29,6 29,8 29,6 29,6 29,8 30 29,6 29,6 30 1 ppm 30 29,6 29,6 29,8 30 29,5
29,8 29,6 29,6 30 2 ppm 29,8 30 29,8 30 29,8 29,8 30 29,8 29,8 29,8 3 ppm 29,6 29,6 30
29,8 30 30 29,6 30 29,8 29,8 108 LenteraBio Vol. 1 No. 2 Mei 2012: 105–
Perhatikan ciri-ciri organisme dan gambar organisme dibawah ini!

Ciri yang sama dimiliki oleh kedua organisme diatas adalah ( pilih 3 jawaban benar)...

1) Bersifat heterotrof
2) Bersifat autotrof
3) Inti sel prokariotik
4) Inti sel eukariotik
5) Bersel tunggal
6) Bersel banyak
3. Simbiosis merupakansuatu pola hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda
jenis. When individuals oftwo or more species live in direct and in·timate contact with
one another, their relationship is called symbiosis(Campbell and Reece, 2007: 1202)
.Ketika individu dari dua atau lebih spesies hidup secara langsung dan
berhubungan dengan satu dan lainnya, maka hubungan ini disebut sebagai
simbiosis
.
Gambar 1. Simbion di Alam

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simbiosis merupakan bentuk


hubunganinteraksiantara dua organisme dari dua spesies yang berbeda yang mana
interaksi tersbut dapat saling menguntungkan, menguntungkan yang satu dan merugikan
yang lain, atau dapat juga menguntungkan organisme satu dan tidak memberikan pengaruh
apapun terhadap organisme yang lain.

Simbiosis mutualisme antara ganggang dan jamur dapat membentuk suatu hubungan yang
saling menguntungkan diantara keduanya. Hal ini terjadi karena...
A. Jamur membantu menyediakan zat-zat organik dan air bagi ganggang, sedang
ganggang memberikan zat anorganik pada jamur (B/S)
B. Jamur membantu menyediakan zat-zat anorganik dan air bagi ganggang, sedang
ganggang memberikan zat organik bagi jamur (B/S)
C. Jamur memberikan zat organik bagi ganggang, dan ganggang memberikan respirasi
pada jamur (B/S)
D. Jamur membantu menyediakan zat organik bagi ganggang, ganggang memberikan zat
organik bagi jamur (B/S)
E. Jamur memperoleh zat organik dari ganggang begitu juga sebaliknya (B/S)
4.Perhatikan gambar ekosistem berikut

(1) Pengurai
(2) Kerbau
(3) Singa
(4) Tanah
(5) Rumput
Setiap komponen dalam ekosistem mempengaruhi komponen lainnya. Apabila jumlah
populasi kerbau meningkat, dampak yang akan timbul adalah ....
A. Populasi singa, pengurai dan rumput menurun (B/S)
B. Populasi singa dan pengurai menurun, sedangkan populasi rumput meningkat
(B/S)
C. Populasi singa dan kesuburan pengurai meningkat (B/S)
D. Populasi rumput menurun (B/S)
E. Populasi singa menurun, sedangkan populasi pengurai dan rumput meningkat
(B/S)

5. .Pak Ali merasa kurang sehat dia memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Atas saran dokter,
pak Ali memeriksakan urinenya di laboratorium untuk rujukan diagnose penyakit yang
dideritanya.

Tabel berikut menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium (mg/dm3).

Komponen Plasma Nefron Urine

Hasil Keadaan Hasil Keadaan Hasil Keadaan

Normal Normal Normal

Urea 0,6 0,6 20 20 19 19

Asam urat 0,04 0,04 0,04 0,04 0,6 0,6

Glukosa 1,5 1,5 1,5 1,5 0 0

Asam amino 0,5 0,5 0,5 0,5 1 0

Garam mineral 9 9 9 9 5 5

Protein 80 80 0 0 0.7 0

Berdasarkan tabel di atas, penyakit apa yang kemungkinan diderita pak Ali dan
penyebabnya?

Penyakit Penyebab
1. Uremia A.Kelebihan urea

2. Gout atritis B.Kelebihan asam urat

3. Polyurea C.Mengandung asam amino

4. Albuminurea D.Mengandung protein

5. Hipertensi E.Kelebihan garam mineral

Kunci/Pedoman Penskoran: D

Keterangan:
memerlukan analisis data secara teliti, menghubungkan dengan konsep penyakit pada sistem
ekskresi supaya dapat mengambil kesimpulan/mengevaluasi

6.Perhatikan gambar berikut

Dewi mengalami gejala sering pusing dan lelah. Setelah ke dokter dan melakukan tes darah
di laboratorium, ternyata kadar Hb dalam darahnya sangat rendah. Gangguan dalam sistem
peredaran darah yang dialami oleh Dewi adalah ....
Jawaban Anemia
7.

Perhatikan gambar penghantaran impuls melalui sinaps berikut ini!


Berdasarkan gambar tersebut didapatkan simpulan...

A. Dalam akson terdapat kantung yang berisi neurotransmitter

Anda mungkin juga menyukai