Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

PROBLEM SOLVING DARI MASALAH


KLAIM PIHAK ASING TERHADAP KEKAYAAN BANGSA
INDONESIA

NAMA

: GILANG RARAS LAKSONO

NIM

: 14/361313/SV/05592

KELAS

: TL-A

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah sebuah Negara yang memiliki keragaman suku yang dapat
memunculkan berbagai jenis kebudayaan yang cukup berbeda dari daerah satu dengan daerah
yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari ragam bentuk pakaian daerah Sumatera dan
Kalimantan yang banyak menggunakan variasi baju kurung, sedangkan daerah Jawa
menggunakan kebaya, dan di Sulawesi menggunakan baju bodo.
Keberagaman ini juga memungkinkan Indonesia memiliki ragam seni budaya daerah
yang dapat digunakan sebagai icon atau simbol untuk mengenalkan objek
pariwisata Indonesia ke dunia Internasional. Dengan adanya program pemerintah Visit
Indonesia Year yang mempromosikan objek pariwisata Indonesia ke dunia Internasional,
maka seni budaya digunakan sebagai gambaran pariwisata Indonesia. Namun pada tahun
2000, Indonesia dikejutkan dengan adanya berita bahwa Malaysia memperkenalkan batik
sebagai barang buatan asli Malaysia ke Mancanegara. Namun tidak hanya batik, banyak
kekhasan Indonesia seperti naskah kuno dari Riau, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan
Sulawesi Tenggara, rendang, lagu Rasa Sayange, tari Reog, lagu Soleram, lagu Injit-injit
Semut, Gamelan, tari Kuda Lumping, lagu Kakak Tua, tari Piring, lagu Anak Kambing Saya,
motif batik perang, badik tumbuk lada, musik Indang Sungai Ganinggiang, kain ulos, alat
musik angklung, lagu Jali-jali juga mengalami hal yang sama. Dan baru-baru ini Malaysia
mengklaim tari Tor tor sebagai salah satu budaya yang berasal dari Malaysia. Hal ini sangat
menarik perhatian penulis untuk menganalisis faktor-faktor bagaimana bangsa Indonesia
menanggulangi pengambil-alihan budaya yang dilakukan oleh Malaysia.
Kekayaan budaya Indonesia adalah sebuah warisan besar yang harus kita jaga.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam wawasan nusantara, bahwa kebudayaan bangsa
merupakan bagian dari wawasan nusantara. Adanya berbagai permasalahan yang dipicu oleh
proses globalisasi tersebut dapat menjadi ancaman bagi kebudayaan suatu bangsa. Seperti
kasus yang telah kami paparkan di atas, yakni klaim budaya Indonesia oleh Malaysia.
Beberapa kebudayaan Indonesia diakui oleh Malaysia sebagai kebudayaan asli mereka. Tentu
hal ini tidak bisa dibiarkan saja demikian. Peristiwa ini merupakan suatu ancaman bagi
bangsa Indonesia dan harus segera diselesaikan. Disinilah ketahanan nasional kita diuji dan
harus mampu mewujudkan tujuannya untuk menjaga, mempertahankan, dan menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang permasalahan di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah yang menyebabkan budaya Indonesia terkesan mudah di klaim oleh Negara lain ?
2. Bagaimanakah solusi yang dilakukan oleh berbagai element masyarakat Indonesia dalam
menanggapi pengklaiman pihak asing terhadap kekayaan budaya Indonesia ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab budaya di Indonesia terkesan mudah di klaim oleh Malaysia.
2. Mengetahui solusi dari berbagai element dalam memainkan perannya dalam menanggapi
pengklaiman terhadap budaya Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB TERJADINYA PENGKLAIMAN BUDAYA INDONESIA OLEH PIHAK
ASING
Faktor penyebab terjadinya pengklaiman atas kekayaan budaya Indonesia oleh bangsa
lain terdapat dua factor utama yaitu factor internal dan factor eksternal :

1.
2.

3.
4.
5.

1.
2.

3.
4.
5.

Faktor Internal
Tidak adanya aturan yang jelas untuk mengatur bagaimana jalannya perlindungan
kebudayaan. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini, dan baimana caranya?
Realitas membuktikan bahwa pemuda saat ini telah banyak yang melupakan dan tidak
acuh atas eksistensi budaya Indonesia. Apresasi yang kurang untuk melestarikan budaya,
malu mempelajari dan anggapan bahwa budaya lokal itu kuno, ketinggalan zaman dan
hanya milik generasi tua saja.
Kurangnya peran serta pemerintah untuk melestarikan budaya indonesia.
Rendahnya inisiatif pemerintah dan masyarakat indonesia untuk mendaftrakan dan
mematenkan budaya indonesia.
Kurangnya sosialisasi budaya Indonesia dalam media. Padalah peran media sangat besar
dan efektif.
Faktor Eksternal
Ada negara yang sedang krisis Identitas sehingga mendorong untuk mengklaim atau
mencuri budaya bangsa lain.
Kuatnya Kapitalisme yang menguasai suatu negara yang mendorong untuk mengklaim
budaya bangsa lain, semata-mata untuk memperoleh keuntungan yang sebanyakbanyaknya dengan menarik dan mendatangkan pengunjung atau wisatawan.
Globalisasi yang membuat budaya menyebar kemana-mana, sehingga seakan-akan
sangat kabur darimana asal usul budaya tersebut.
Kemajuan teknologi transportasi dan informasi, yang mendorong informasi menyebar
tanpa ada batasan tempat dan waktu.
Penyebaran penduduk ke negara atau belahan bumi lain yang juga membawa
kebudayaan tempat asalnya.

Faktor-faktor tersebut di atas tentunya harus kita sikapi dengan seksama. Perlu diketahui
bahwa penyebaran budaya adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan juga telah terjadi
berpuluh tahun yang lalu seiring perkembangan masyarakat. Namun, dahulu proses
penyebaran budaya sangat lambat, tidak seperti saat ini. Yang mempercepat adalah
kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi. Perkembangan teknologi ini
membuat penyebaran informasi dan manusia terjadi sangat cepat sehingga itu juga
mempercepat proses penyebaran budaya.

Klaim budaya sebetulnya tidak harus terjadi jika setiap negara selalu selalu menjaga dan
mengormati budaya lokalnya. Sebuah kebanggaan jika suatu negara mempunyai kebudayaan

yang luhur. Tapi bukan hanya sebuah kebanggaan karena bangsa yang dihargai adalah
bangsa yang memelihara kebudannya, bukan sebagai yang menciptakan pertama kali.
Masalah utama di balik klaim budaya, selain hal yang telah dijelaskan di atas adalah
kapitalisme. Kapitalisme membuat orang, bangsa lupa diri dan hanya mengingat keuntungan
dan uang yang dihasilkan. Kapitalime juga membutakan orang, bangsa bahwa itu adalah
budaya orang, budaya bangsa lain. Asalkan dalam jualan banyak yang datang, banyak yang
beli, pasti keuntungan juga segunung, tidak peduli yang dijual adalah dagangan orang.

B. SOLUSI DARI BERBAGAI PIHAK SESUAI PERANNYA DALAM MENANGGAPI


KLAIM PIHAK ASING TERHADAP KEKAYAAN BUDAYA INDONESIA
1. Peran Pemuda Dalam menanggapi Pengklaiman Budaya Indonesia
Dalam tingkat Keluarga
Dalam tingkat keluarga, semua pemuda memiliki peranan penting karena mereka adalah
tampuk harapan keluarganya. Jadi banyak hal yang dapat dilakukan seorang pemuda dalam
menyelamatkan budayanya di antaranya adalah dengan cara mengenalkan budaya kepada
keluarganya. Banyak yang masih berfikir bahwa kebudayaan Indonesia itu hanyalah berputar
di sekitar dunia tarian saja. Padahal budaya Indonesia sangat beragam mulai dari
Kuliner,Musik,Pakaian dan berbagai macam lainnya. Dengan mengenalkan mereka akan hal
tersebut dapat dipastikan mereka tidak akan dengan mudah lupa akan budaya tanah air mereka
sendiri.
Dalam tingkat Sekolah
Bentuk sistem pendidikan yang mewajibkan pendidikan kebudayaan Indonesia yang
diterapkan dengan metode praktek rutin. Para generasi muda harus benar benar
memperlajarinya bukan hanya dengan sekedar teori belaka. Sehingga dengan jenjang waktu
pendidikan selama 15 tahun sudah pasti mereka mengerti sampai ke akar akarnya apakah
budaya Indonesia itu dan dengan cara apa mereka melestarikannya.
Dalam tingkat Masyarakat.
Dalam tingkat masyarakat generasi muda dapat mengadakan semacam pentas seni
kebudayaan daerah secara rutin sesuai kebudayaan daerahnya masing - masing sehingga
budaya seakan menjadi satu dengan darah yang mengalir dalam tubuh rakyat Indonesia.
Dalam tingkat pemerintahan dan kebijakan.
Diharapkan para pemuda dapat membantu pemerintah dalam menindak tegaskan pelaku
pengklaiman budaya Indonesia.

2. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyelamatkan budaya Indonesia


dari klaim negara lain, yaitu :

a)

b)

c)

d)
e)

f)

g)
h)

i)

3.

Perlu adanya sebuah Undang-Undang yang khusus untuk perlindungan karya budaya
tradisional. Agar pelestarian budaya bisa terlaksana secara berkesimbungan dan
terintegral tanpa harus saling tuding siapa yang seharusnya bertanggung jawab.
Keaneragaman budaya Indonesia yang terdiri dari ribuan etnis harus bisa dipatenkan agar
tidak lagi dicuri oleh bangsa lain untuk kepentingan keuntungan belaka. Ini menjadi
prioritas sebagai pengakuan budaya Indonesia secara internasional.
Perlu adanya tindakan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pelestarian
budaya tradisional seperti pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat
kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan.
Sosialisasi budaya lewat media massa secara rutin untuk memperkenalkan budaya
tradisional.
Merevitalisasi partisipasi pemuda dalam bidang kebudayaan. Menempatkan pemuda
sebagai ujung tombak pelestarian budaya Indonesia. Jika pemuda peduli dan giat
mengembangkan budaya maka kebudayaan suatu bangsa akan terus berkelanjutan dan
meningkat seiring perkembangan zaman.
Perlu adanya pendekatan kreatif dan akademik dalam pelestarian budaya. Yaitu
bagaimana mengenalkan budaya sedini mungkin pada generasi muda secara creatif dan
inovatif agar generasi muda tertarik untuk mempelajar seni dan budaya tradisional dan
mengikis anggapan bahwa seni budaya tradisional adalah kuno. Juga meningkatkan
asupan seni dan budaya tradisional dalam pendidikan nasional.
Menggalakan program cinta kebudayaan sendiri bukan hanya hanya sekedar slogan.
Contoh dengan membuat hari batik nasional.
Pemerintah cepat dan tegas menanggulangi jika terjadi pencurian atau klaim budaya
indonesia oleh bangsa asing. Dan kasus-kasus yang sudah terlanjur terjadi segera
diselesaikan karena banyak seniman-seniman yang takut berkarya karena takut karyanya
di klaim oleh bangsa lain.
Penegak hukun harus tegas menindak para pembajak yang terjadi di Indonesia, agar kita
juga terbiasa juga untuk menghargai hak intelektual orang lain.[6]

Peran Serta Mahasiswa Dalam Mencegah Upaya Pengklaiman Budaya Indonesia Oleh
Negara Asing
Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam pelestarian seni dan
budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa mahasiswa merupakan anak bangsa yang
menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada
mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa
Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural mahasiswa antara lain dapat
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan
dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur
ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM)
kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
4. Solusi Kemendikbud Cegah Pengklaiman Budaya Kembali Terulang

a) Yang pertama, memersiapkan surat keberatan atas tindakan Malaysia yang ingin
mencantumkan tari Tor-tor dalam Warisan Nasionalnya. Pencantuman ini, masalahnya,
memiliki makna kepemilikan.
b) Langkah kedua adalah langkah jangka menengah, yaitu menyiapkan perjanjian bilateral
antar kedua negara. Dengan ini, Indonesia akan duduk bersama Malaysia dan
membandingkan daftar budaya masing-masing negara sehingga jelas tidak perlu ada
pengklaiman.
c) Langkah ketiga dan langkah jangka panjangnya adalah membawa permasalahan ini ke
Mahkamah Internasional. Untuk hal ini, kemendikbud akan dibantu oleh lima Direktur
Jenderal; tiga Dirjen Kementerian Luar Negeri dan dua dari Kementerian Hukum dan
HAM.
5. Upaya Yang Telah Dilakukan Pemerintah
Pemerintah RI telah berusaha untuk melakukan berbagai upaya, antara lain:
a)
b)
c)

Membuat inventarisasi WBT (warisan budaya takbenda) milik bangsa Indonesia


Mendaftarkan mata budaya indonesia sebagai warisan budaya dunia di UNESCO
Menjadi anggota UNESCO convention for the safeguarding of the intangible cultural
heritage 2003
d)
Menyusun RUU tentang perlindungan dan pemanfaatan PT dan EBT (Pengetahuan
Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional)
Undang Undang Tentang Hak Cipta Atas Kekayaan Budaya Indonesia Telah Diatur
Dalam :
Pasal 38 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UUHC 2014)
Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional dipegang oleh Negara.
Yang dimaksud dengan "ekspresi budaya tradisional" mencakup salah satu atau kombinasi
bentuk ekspresi sebagai berikut:
1.
verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam
berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya sastra ataupun narasi
informatif;
2.
musik, mencakup antara lain, vokal, instrumental, atau kombinasinya;
3.
gerak, mencakup antara lain, tarian;
4.
teater, mencakup antara lain, pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat;
5.
seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari
berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil,
dan lain-lain atau kombinasinya; dan
6.
upacara adat.
Pasal 10 Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Ayat (1) : Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah, dan
benda budaya nasional lainnya.
Ayat (2) : Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang
menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan
tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya.

BAB III
PENUTUP

Kebudayaan local Indonesia adalah semua budaya yang terdapat di Indoonesia yaitu
segala puncak puncak dari sari sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan
Indonesia, baik yang telah ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional.
Budaya local ini mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya
bangsa, oleh karena itu Pemerintah Daerah dituntut untuk bergerak lebih aktif melakukan
pengelolaan kekayaan budaya, karena budaya tumbuh dan berkembang pada ranah
masyarakat pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, Lembaga Swadya
Masyarakat ( LSM ), masyarakat sendiri, dan elemen lainnya haruslah menyokong atas
keberlangsungan dalam pengelolaan kekayaan budaya kedepan.
Dari hasil pemaparan solusi diatas, solusi dari berbagai element sesuai dengan perannya
masing masing ada beberapa hal yang dapat menjadi kesimpulan antara lain :
1. Kebudayaan harus ada perlindungan budaya yang lebih jelas, maka pelu sebuah
Undang-Undang yang khusus untuk perlindungan karya budaya tradisional. Agar
pelestarian budaya bisa terlaksana secara berkesimbungan dan terintegral tanpa harus
saling tuding siapa yang seharusnya bertanggung jawab.
2. Keaneragaman budaya Indonesia yang terdiri dari ribuan etnis harus bisa dipatenkan
agar tidak lagi dicuri oleh bangsa lain untuk kepentingan keuntungan belaka. Ini
menjadi prioritas sebagai pengakuan budaya Indonesia secara internasional.
3. Perlu adanya tindakan pemerintah baik pusat maupun daerah dalam upaya pelestarian
budaya tradisional seperti pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat
kebudayaan atau tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan.
4. Sosialisasi budaya lewat media massa secara rutin untuk memperkenalkan budaya
tradisional.
5. Merevitalisasi partisipasi pemuda dalam bidang kebudayaan. Menempatkan pemuda
sebagai ujung tombak pelestarian budaya Indonesia. Jika pemuda peduli dan giat
mengembangkan budaya maka kebudayaan suatu bangsa akan terus berkelanjutan dan
meningkat seiring perkembangan zaman.
6. Perlu adanya pendekatan kreatif dan akademik dalam pelestarian budaya. Yaitu
bagaimana mengenalkan budaya sedini mungkin pada generasi muda secara creatif dan
inovatif agar generasi muda tertarik untuk mempelajar seni dan budaya tradisional dan
mengikis anggapan bahwa seni budaya tradisional adalah kuno. Juga meningkatkan
asupan seni dan budaya tradisional dalam pendidikan nasional.
7. Menggalakan program cinta kebudayaan sendiri bukan hanya hanya sekedar slogan.
Contoh dengan membuat hari batik nasional.
8. Pemerintah cepat dan tegas menanggulangi jika terjadi pencurian atau klaim budaya
indonesia oleh bangsa asing. Dan kasus-kasus yang sudah terlanjur terjadi segera
diselesaikan karena banyak seniman-seniman yang takut berkarya karena takut karyanya
di klaim oleh bangsa lain.
9. Penegak hukun harus tegas menindak para pembajak yang terjadi di Indonesia, agar kita
juga terbiasa juga untuk menghargai hak intelektual orang lain. Jangan sampai ada
anggapan maling teriak maling.

Anda mungkin juga menyukai