Anda di halaman 1dari 23

Jurnal JISIPOL

Ilmu Pemerintahan Universitas Bale Bandung


Volume 5, Nomor 2, April 2021 (1-23)
(P-ISSN 2087-4742)

IMPLEMENTASI UU NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG


CAGAR BUDAYA OLEH DINAS PARIWISATA DAN
KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDUNG

(Studi tentang Pengelolaan Cagar Budaya di Situs Gunung Anday,


Desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung)

Ujud Rusdia1 & Deni Ahdian2

1Program Studi Ilmu Pemerintahan, Universitas Bale Bandung, Jawa Barat, Indonesia
ujudrusdia@unibba.ac.id

Received: 1 Februari 2021; Revised: 1 Maret 2021; Accepted: 13 Maret 2021; Published: April 2021; Available online: April 2021.

ABSTRAK

Kabupaten Bandung pada dasarnya merupakan wilayah yang memiliki


kultur budaya yang kuat. Hal ini dikuatkan dengan warisan situs cagar
budaya yang memanjang dari Soreang hingga timur Nagreg. Salah satu
wilayah Cagar Budaya yang menjadi fokus riset ini adalah situs Gunung
Anday yang terletak di desa Lebakwangi, Kecamatan Arjasari Kabupaten
Bandung. Dengan menggunakan metode kualitatif serta teori implementasi
dari Edward III, ditemukan bahwa hampir keseluruhan instrumen seperti
disposisi, sumber daya, komunikasi, hingga birokrasi memperlihatkan nilai
kualitatif yang kurang baik. Hal ini dikarenakan tidak adanya keseriusan
pada dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Bandung dalam
menangani konservasi tersebut. Ditambah, komunikasi dengan para tokoh
masyarakat cenderung putus sehingga ada pengelolaan liar yang cenderung
menghilangkan sumber pendapatan daerah.

Kata Kunci: implementasi, cagar budaya, situs, gunung anday

PENDAHULUAN bahwa “Negara memajukan


kebudayaan nasional Indonesia di
Undang-Undang Dasar tengah peradaban dunia dengan
1945 Pasal 32 mengamanatkan menjamin kebebasan masyarakat

1
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

dalam memelihara dan manusia Indonesia yang berjati


mengembangkan nilai-nilai diri dan berkarakter. Pendidikan
budayanya”. Atas dasar amanat karakter adalah titik temu utama
tersebut, disusunlah Undang- antara pendidikan dan
Undang Nomor 5 Tahun 2017 kebudayaan dalam upaya tersebut.
tentang Pemajuan Kebudayaan Dalam pendidikan karakter,
yang merupakan penjabaran lebih kebudayaan ditempatkan sebagai
lanjut dari amanat pemajuan sumber dari karakter dan tugas
kebudayaan nasional Indonesia. pendidikan adalah mengusahakan
Melalui Undang-Undang Nomor 5 kultivasi atau pembudayaan
tahun 2017 (selanjutnya disebut karakter tersebut.
sebagai (UU Pemajuan
Kebudayaan), dinyatakan bahwa Tentu suatu pedoman
pemajuan kebudayaan adalah diperlukan untuk dapat
upaya meningkatkan ketahanan melaksanakan mandat pemajuan
budaya dan kontribusi budaya kebudayaan melalui pendidikan.
Indonesia di tengah peradaban Pedoman tersebut diatur dalam
dunia melalui pelindungan, Pasal 8 UU No.5/2017 yang
pengembangan, pemanfaatan, dan menyebutkan bahwa Pemajuan
pembinaan kebudayaan. Kebudayaan berpedoman pada:

Upaya pemajuan 1. Pokok Pikiran Kebudayaan


kebudayaan melalui pelindungan, Daerah kabupaten/kota
pengembangan, pemanfaatan dan 2. Pokok Pikiran Kebudayaan
pembinaan merupakan langkah Daerah provinsi
strategis guna mewujudkan 3. Strategi Kebudayaan, dan
masyarakat Indonesia yang 4. Rencana Induk Pemajuan
berdaulat secara politik, berdikari Kebudayaan.
secara ekonomi, dan
berkepribadian dalam Pasal tersebut memberikan
kebudayaan. terlebih lagi, pada amanat pada Pemerintah Daerah
Pasal 7 UU No. 5/2017 tentang Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Pemajuan Kebudayaan, Provinsi untuk menyusun
disebutkan bahwa Pemerintah dokumen-dokumen perencanaan
Pusat dan Daerah melakukan pemajuan kebudayaan berupa
“pengarusutamaan kebudayaan Pokok Pikiran Kebudayaan
melalui pendidikan untuk Daerah dan kemudian dirangkum
mencapai tujuan pemajuan dalam dokumen Strategi
kebudayaan”. Pengarusutamaan Kebudayaan dan Rencana Induk
kebudayaan dilakukan melalui Pemajuan Kebudayaan oleh
pendidikan karena pendidikan Pemerintah Pusat. Penyusunan
sejatinya merupakan upaya dokumen-dokumen perencanaan
strategis dalam rangka pemajuan kemajuan kebudayaan
membangun bangsa dan manusia- lebih lanjut diatur dalam Peraturan

2
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

Presiden tentang Tata Cara adanya UU No 11 tahun 2010


Penyusunan Pokok Pikiran mengenai cagar budaya yang
Kebudayaan Daerah dan Strategi merupakan kekayaan penting
Kebudayaan sebagai aturan dalam memupuk kesadaran jati
turunan Undang Undang. diri bangsa dan mempertinggi
harkat dan martabat bangsa, serta
Pasal 2 dalam Peraturan memperkuat rasa kesatuan dan
Presiden tersebut menyebutkan persatuan bagi terwujudnya cita-
bahwa “Pokok Pikiran cita bangsa pada masa depan.
Kebudayaan Daerah Perlindungan hukum sangat
kabupaten/kota, Pokok Pikiran dibutuhkan sehingga dapat
Kebudayaan Daerah provinsi, dan mengurangi ancaman kerusakan
Strategi Kebudayaan merupakan dan kepunahan terhadap benda -
landasan kebijakan pembangunan benda cagar budaya, Salah satu
Kebudayaan di pusat maupun benda cagar budaya yang juga
daerah.” Pasal ini mensyaratkan menjadi penting peranannya.
bahwa dokumen-dokumen
tersebut disusun untuk kemudian Melville J. Herkovits
dapat diterapkan sebagai suatu menyatakan bahwa kebudayaan
pedoman dalam pembuatan merupakan sesuatu yang bersifat
kebijakan pemajuan kebudayaan superorganic, karena kebudayaan
di daerah dan di pusat. Suatu bersifat turun temurun dari
dokumen yang digunakan sebagai generasi ke generasi berikutnya,
landasan pembuatan kebijakan walaupun manusia yang ada
harus mengacu pada kondisi didalam masyarakat senantiasa
faktual agar kebijakan yang silih berganti disebabkan kematian
nantinya dilahirkan merupakan dan kelahiran (Soerjonosoekamto,
kebijakan yang secara tepat 2006:150). Dengan demikian
menyasar langkah-langkah bahwa kebudayaan yang
strategis yang harus diambil guna diwariskan secara turun temurun
membangun kebudayaan baik di tersebut tidak dapat dipisahkan
daerah maupun pusat dan satu sama lain. Adanya kaitan
mewujudkan pemajuan yang begitu besar antara
kebudayaan seutuhnya. (PPKD kebudayaan dan masyarakat
Jawa Barat) menjadikan kebudayaan sebagai
suatu hal yang sangat penting bagi
Sisi lain dari upaya pemajuan manusia dimana masyarakat tidak
kebudayaan yang dilakukan dapat meninggalkan budaya yg
sebagai dasar pendidikan karakter sudah dimilikinya. Kebudayaan
bangsa serta upaya pembangunan nasional merupakan sesuatu hal
bangsa melalui jalan kebudayaan yang penting bagi Indonesia dan
sangat berhubungan erat dengan
3
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

merupakan salah satu unsur dalam oleh pemilik bangunan, tetapi juga
menjaga rasa nasionalisme dalam dapat dibagikan pada para
diri kita sebagai rakyat Indonesia. pengunjung atau wisatawan.

Upaya pelestarian benda Proses perkembangan cagar


cagar budaya dilaksanakan, selain budaya seharusnya mampu
untuk memupuk rasa kebanggaan menunjang pariwisata, industri
nasional dan memperkokoh kreatif yang mendorong nilai
kesadaran jati diri sebagai bangsa ekonomi masyarakat cagar budaya
yang berdasarkan Pancasila, juga hal tersebut yang menjadi upaya
untuk kepentingan sejarah, ilmu dilakukannya penelitian lebih
pengetahuan, dan kebudayaan dalam terkait situs Gunung Anday
serta pemanfaatan lain dalam terutama mengenai, bagaimana
rangka kepentingan nasional. pengelolaan situs Gunung Anday
Memperhatikan hal-hal tersebut, yang dapat berkembang serta
pemerintah dianggap perlu dan memiliki nilai jual dalam
berkewajiban untuk melaksanakan pariwisata, ekonomi kreatif
tindakan penguasaan, pemilikan, sebagai bagian dari nilai ekonomi
penemuan, pencarian, masyarakat situs Gunung Anday
perlindungan, pemeliharaan, baik pengelola, pemangku serta
pengelolaan, pemanfaatan dan pemerhati situs Gunung Anday
pengawasan terhadap cagar dan strategi pengelolaan yang
budaya yang ada di Indonesia secara utuh dalam konsentrasi
berdasarkan suatu peraturan implementasi UU No 11 tahun
perundang-undangan. Sesuai 2010 tentang cagar budaya, dengan
ketentuan umum Pasal 1 Undang- demikian cagar budaya yang
Undang Nomor 11 Tahun 2010 memiliki nilai penting bagi sejarah,
tentang Cagar Budaya, yang ilmu pengetahuan, pendidikan,
dimaksud dengan benda cagar agama, dan/atau kebudayaan
budaya adalah benda alam melalui proses penetapan benar-
dan/atau benda buatan manusia, benar dapat dilestarikan
baik bergerak maupun tidak keberadaannya.
bergerak, berupakesatuan atau
kelompok, atau bagian-bagiannya, Cagar budaya yang berada di situs
atau sisa-sisanya yang memiliki Gunung Anday meliputi:
hubungan erat dengan
kebudayaan dan sejarah 1. Maqom Embah Lurah
perkembangan manusia. Sutadikusumah; yang
Memperhatikan ketentuan umum bertugas dalam bidang
Pasal 1 undang-undang tersebut, kesejahteraan rakyat. jadi
semestinya mendiami bangunan Lurah disini artinya
dan memiliki benda cagar budaya pembimbing.
menjadi kebanggaan. Kekayaan 2. Maqom Embah Wira
nilai sejarah tidak hanya dimiliki Sutadikusumah; bertugas

4
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

menjaga keamanan, baik terbiasa dari dahulu kala


keamanan dari luar maupun melaksanakan kegiatan
di dalam masyarakat. kebersihan dilokasi jalan dan
3. Maqom Embah maqom.
Patrakusumah; bertugas
mengelola kesenian dan 3. Dari berbagai cerita rakyat
kebudayaan yang ada situs Gunung Anday
4. Maqom Embah Aji merupakan bagian utama dari
Kalangsumitra; bertugas 2 (dua) tempat bersejarah
mengelola bidang yang lain yaitu Bumi Alit
hukum/peradilan. Kabuyutan (Desa Batukarut)
dan Makam Sembah Dalem
Nilai-nilai kesejarahan di situs Buni Sakti (Desa Wargaluyu).
Gunung Anday diantaranya:
4. Pada tahun 2012 situs Gunung
1. Tempat (maqom / Patilasan) Anday yang kemudian
para pendahulu/Luluhur mendapat perhatian lebih dari
masyarakat Desa Lebakwangi, Dinas Kepurbakalaan Provinsi
yang didalamnya terdapat 5 Jawa Barat.
(lima) makam yang disebut-
sebut terdapat Maqom Permasalahan
Sembah Dalem Embah
Manggung Dalam mekanisme
Jayadikusumah, Embah Aji pengelolaan cagar budaya
Kalangsumitra, Embah semuanya sudah tersusun dalam
Patradikusumah, Embah Wira UU No 11 tahun 2010 tentunya
Sutadikusumah, Embah Lurah setiap pengelola, pemerhati dan
Sutadikusumah yang pelaku cagar budaya tidak akan
berperan penting dalam merasa kesulitan dalam upaya
sejarah keberadaan daerah pengembangannya. Di Kabupaten
lebakwangi dan batu karut. Bandung terdapat cagar budaya
yang terinventaris dalam Pokok
2. Pengelolaan Situs Gunung Pikiran Kebudayaan Kabupaten
Anday sendiri dilaksanakan Bandung, hal tersebut yang
oleh kedua Desa Lebakwangi menjadi acuan peneliti dalam
dan Batukarut, pada waktu- menyusun penelitian untuk
waktu tertentu seperti: terlibat dalam aktifitas dan ruang
ngabungbang (tanggal 14 lingkup cagar budaya.
Rabiul Awwal), nyambut
bulan ramadhan, nyambut Pentingnya pengelolaan
bulan rabiul awwal, dalam upaya pelestarian
masyarakat kedua desa sudah
5
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

keberadaan cagar budaya dilihat Kemudian yang kedua


dari kelangsungan cagar budaya yaitu Kegiatan Pelestarian Cagar
yang rentan terhadap segala Budaya harus dilaksanakan atau
bentuk upaya penyalahgunaan dikoordinasikan oleh Tenaga Ahli
kawasan, peralihan fungsi Pelestarian dengan
kawasan, pengrusakan serta memperhatikan etika pelestarian.
bentuk persekusi terhadap Letak cagar budaya di Kabupaten
keberadaan cagar budaya, Bandung cenderung berdekatan
kebijakan pemerintah dalam dengan pemukiman masyarakat,
menjamin kelangsungan cagar disisilain terjadi pengawasan
budaya tersebut tentunya harus akantetapi hal tersebut berdampak
didorong dengan kesiapan pula pada pola koordinasi
masyarakat dalam menjamin masyarakat dengan pemerntah
kelangsungan cagarbudaya serta keterbatasan ahli cagar
tersebut terutama peran budaya dal menyusun strategi
masyarakat desa setempat dan pelestarian cagar budaya di
kebijakan pemerintah desa untuk kabupaten bandung.
mengimplementasikan aturan
yang yang ada dalam upaya Ketiga Tata cara Pelestarian
menjamin kelestarian cagar Cagar Budaya harus
budaya. mempertimbangkankemungkinan
dilakukannya pengembalian
Berdasarkan Bab VII kondisi awal seperti sebelum
Pelestarian Pasal 53 yaitu kegiatan pelestarian. Jika di
Pelestarian Cagar Budaya hubungkan dengan pelestarian
dilakukan berdasarkan hasil studi cagar budaya di kabupaten
kelayakan yang dapat bandung. Belum tersusunya
dipertanggungjawabkan secara lembaga atau komunitas yang
akademis, teknis, dan terfokus pada pelestarian cagar
administratif. Hal ini yang menjadi budaya sehingga dalam proses
keterbatasan pelaku cagar budaya pemugaran membutuhkan waktu
dalam langkah awal pelestarian yang lama serta biaya yang tidak
karea minimnya bukti secara sedikit dalam upaya itu, seperti
akademis dan pengelolaan cagar pemugaran pada Candi Bojong
budaya yang dilakukan secara Menje yang sampai saat ini masih
turun temurun tampa mengetahui tidak dilakukan pemugaran atas
keberadaan seutuhnya atau keberadaan cagar budaya tersebut.
kepentingan sejarah yang disusun
sebagai wujud administratif Keempat Pelestarian Cagar
keberadaan cagar budaya Budaya harus didukung oleh
sehingga sejarah yang timbul kegiatan pendokumentasian
dimasyarakat berdasarkan lisan sebelum dilakukan kegiatan yang
dan mitologi. dapat menyebabkan terjadinya
perubahan keasliannya. Dampak

6
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

dari belum adanya lembaga yang Kebudayaan dan UU Cagar


terfokus pada pelestarian cagar Budaya.
budaya yang mengakibatkan
minimnya upaya dalam kegiatan Permasalahan yang tertuju
pelestarian cagarbudaya sehingga pada cagar budaya sudah tersusun
cagar budaya belum pemcapai dalam Pokok Pikiran Kebudayaan
pada pengembangan sebagai Kabupaten Bandung meliputi:
penunjang ruag kreatif masyarakat
yang berdekatan dengan cagar 1. Adanya penguasaan lahan
budaya. cagar budaya secara pribadi
2. Minimnya penetapan cagar
Sebagai wujud untuk budaya
mencapai pemajuan kebudayaan 3. Pemerintah Kabupaten
serta pelestarian cagar budaya Bandung belum
agar terhindat dari segala bentuk mengeluarkan peraturan
asmilasi dan peralihan fungsi tersendiri dalam
cagar budaya serta keberadaan perlindungan dan pelestarian
cagar budaya Pemerintah budaya, sehingga masih
Kabupaten Bandung membentuk mengikuti/mengacu terhadap
Dewan Kebudayaan Kabupaten Undang-undang dan
Bandung sebagai upaya untuk Peraturan Presiden. Untuk
menjamin strategi kebudayaan menjaga, melindungi dan
dala langkah pengembangannya melestarikan kebudayaan
akan tetapi hal tersebut belum lokal.
mampu mendorong adanya
kebijakan secara langsung Sebagai upaya dalam
terhadap kebudayaan baik dalam mendukung upaya pelestarian
bentuk hasil secara artistic juga cagar budaya tanpa terlepas dari
esensi. Dalam menjamin permasalahan terkait cagar budaya
kelangsungan kebudayaan daerah yang ada di Kabupaten Bandung
perlu adanya kebujakan yang serta menunjang pelestarian secara
bersifat makro dalam mencapai mikro kebudayaan yang
tujuan pemajuan kebudayaan dan difokuskan pada salahsatu cagar
kelangsungan cagar budaya budaya serta keterlibatan
salahsatunya adanya Perda pemerintah desa dalam mencapai
Kabupaten Bandung yang upaya implementasi UU No 11
menjamin kebudayaan untuk Tahun 2010 untuk itu peneliti
selanjutnya sebagai dasar aturan mengambil judul Implementasi
Pemerintah Desa dalam menyusun UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
kebijakan sebagai upaya Cagar Budaya Oleh Pemerintah
implementasi dari UU Pemajuan Desa di Kabupaten Bandung

7
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

(Studi Tentang Pengelolaan Cagar 3. Mekanisme penginformasian


Budaya di Situs Gunung Anday serta publikasi yang
Kecamatan Arjasari Kab Bandung) dilakukan baik oleh
pemerintah setempat atau
Identifikasi Masalah juga lembaga yang
berhubungan dengan
Berdasarkan permasalahan keberadaan situs dalam upaya
yang terjadi, maka penulis memaksimalkan publikasi
mencoba mengangkat terhadap masyarakat luas.
permasalahan sebagai indikator
peran Pemerintah Desa 4. Kurangnya regenerasi pelaku,
Lebakwangi dalam mengelola pemerhati dan pelestari cagar
Situs Gunung Andai sesuai budaya situs Gunung Anday,
dengan Undang-undang Nomor hal ini dilihat dari sumber
11 Tahun 2010 Tentang Cagar daya manusia yang beradea
Budaya, Hal ini dapat dilihat dari diwilayah Desa Lebakwangi
indikasi sebagai berikut:
Rumusan Masalah
1. Implementasi atau kebijakan
yang diambil dalam Berdasarkan uraian yang
pengorganisasian pelaku dan telah dikemukakan pada latar
pemerhati cagar budaya di belakang di atas, Permasalahan
daerah situs Sunung Anday dalam penelitian ini adalah
oleh pemerintah desa “Seajauhmana Peran serta
disamping belum adanya Pemerintah Desa Lebakwangi
kebijakan turunan dari dalam mengimplementasikan
pemerintah daerah yang Undang-undang Nomor 11 Tahun
selanjutnya akan menjadi 2010 Tentang Cagar Budaya
kebijakan pemerintah desa khususnya di lingkungan
dalam pengelolaan serta masyarakat sekitar Situs Gunung
pelestarian cagar budaya situs Andai.
Gunung Anday sebagai mana
mekanisme UU Nomor 11 Berdasarkan rumusan
Tahun 2010 tentang cagar masalah di atas, maka peneliti
budaya. membatasi masalah sebagai
berikut:
2. Sejauhmana keterkaitan
antara UU No 11 Tahun 2010 1. Bagaimana Implementasi
tentang cagar budaya dengan Undang-undang Nomor 11
aturan adat masyarakat Tahun 2010 sebagai upaya
setempat dalam pengelolaan pelestarian situs gunung
serta pelestarian situs Gunung anday?
Anday.
Alur Berpikir

8
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

Dalam konteks ini, kebijakan makro kebudayaan


Implementasi UU Nomor 11 dengan adanya kebijakan yang
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya mengarahlangsung pada
merupakan perkembangan pelaksanaan pelestarian hasil
interaksi antar kelompok yang kebudayaan termasuk cagar
memiliki identitas dan latar budaya.
belakang budaya yang beragam
tentunya sangat mempengaruhi Perkembangan Zaman
daerah di Jawa Barat terutama di menjadikan tantangan besar bagi
wilayah Kabupaten Bandung, Pemerintah Daerah untuk
dimana mayoritas penduduknya menjaga, melestarikan dan
adalah Suku Sunda. memajukan kebudayaan lokal. Hal
Perkembangan wilayah ini menjadikan dampak yang
Kabupaten Bandung saat ini sangat besar, karena arus
mendapat banyak hal positif globalisasi menggiring
dalam segi konsep atau teknis kebudayaan lokal keluar
yang dilakukan terkait dengan tergantikan budaya luar. Beberapa
objek pemajuan kebudayaan baik masyarakat memliki pandangan
pelindungan, pengembangan, “dengan berbudaya maka mereka
pemanfaatan dan pembinaan serta kembali ke zaman dulu
pengembangan cagar budaya (terbelakang)” sehingga tidak
sebagai upaya peningkatan nilai sedikit kebudayaan yang sudah
ekonomis serta menjunjang diwariskan secara turun temurun
ekonomi kreatif ini. Tentunya dengan mudah ditinggalkan oleh
segala inovasi yang terus masyarakat selain itu, kurangnya
dikembangkan oleh seluruh pemahaman masyarakat terhadap
lapisan masyarakat kabupaten budaya mengakibatkan banyak
bandung tidak akan terlepas dari beberapa kalangan yang menolak
sejarah lalu yang menjadi pelaksanaan atau ekspresi budaya
karakteristik Masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat
Kabupaten Bandung. adat ata masyarakat yang masih
menjalankan budaya warisan
Maka dari itu langkah leluhurnya.
kongkrit pemerintah Kabupaten
Bandung untuk menjaga Melihat fenomena
keseimbangan antara infrastruktur perkembangan zaman yang begitu
keras yang saat ini terus pesat, pemerintah daerah bergerak
berkembang, dengan infrastruktur cepat melakukan upaya-upaya
lunak dalam wujud karakter dan yang dapat memberikan
jatidiri daerah yang pemahaman kebudayaan secara
dikembangkan lewat jalan menyeluruh kepada masyarakat
kebudayaan tentunya diperlukan
9
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

sehingga tidak terjadi komflik kenyataan. Sesuai atau tidaknya


budaya, diantaranya: hukum dengan kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa
1. Pembangunan sarana hukum melakukan fungsinya
prasarana untuk sebagai tatanan ketertiban yang
mengekspresikan budaya bisa dilihat parameter
2. Mendukung penuh kegiatan keberhasilannya dalam mengatur
kebudayaan di setiap daerah dan menciptakan ketertiban.
3. Memberikan bantuan dan Dengan demikian penelitian ini
pembiaan kepada setiap menggunakan alur yuridis-
pelaku budaya baik secara sosiologis yaitu: Secara yuridis
personal maupun komunal. berarti “penelitian ini bisa
4. Melakukan pendataan potensi mencakup penelitian terhadap
budaya daerah asas-asas hukum, sistematika
5. Membuat buku yang hukum, taraf sinkronisasi hukum,
berkenaan dengan Budaya sejarah hukum, dan perbandingan
Daerah hukum” secara sosiologis berarti
6. Melakukan sosialisasi “penelitian ini terdiri dari
berkenaan budaya oleh para penelitian terhadap identifikasi
ahli terhadap masyarakat hukum (tidak tertulis) dan
umum, seniman, budayawan, penelitian terhadap efektifitas
beserta pejabat pemerintah hukum” (Soekanto 1986: 51).
lainnya
7. Mengadakan workshop Penelitian ini
kebudayaan lokal yang menggunakan peraturan atau
dikolaborasikan dengan perundang-undangan sebagai
budaya modern. dasar untuk menjadi patokan
8. Menerapkan kebudayaan di terhadap apa yang seharusnya
lingkungan pendidikan dilakukan oleh instansi terkait.
9. Memuat museum kebudayaan Kemudian dilakukan
10. Membuat rencana perbandingan terhadap kondisi
penyusunan Perda berkaitan dan situasi di lapangan apakah
dengan Kebudayaan. sudah sinkron dengan peraturan
maupun perundang-undangan
METODE PENELITIAN yang berlaku. Hukum telah
bekerja atau berfungsi apabila
Jenis penelitian dengan yang dicita-citakan sesuai dengan
pendekatan yuridis sosiologis, kenyataan atau dengan kata lain
yaitu memperbandingkan berhasil diwujudkan dengan
ketentuan di dalam peraturan terciptanya ketertiban di dalam
perundang-undangan dengan masyarakat.
fakta yang terjadi di lapangan atau
dengan kata lain perbandingan Sesuai permasalahan yang
antara dunia ideal dengan dunia diteliti maka metode yang

10
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

digunakan dalam penelitian ini pelayanan publik melalui


adalah metode deskriptif komunikasi karena tanpa
kualitatif, yaitu penelitian yang mengetahui dan mematuhi
memusatkan perhatian pada komunikasi, maka sarana
pemecahan masalah yang ada kebijakan dan informasi dari
pada masa sekarang dan bertitik kebijakan itu sendiri tidak akan
tolak dari data yang dikumpulkan, pernah tercapai, dan nantinya
dianalisis dan dikumpulkan dalam akan menimbulkan suatu
konteks teori-teori dan hasil pertentangan kebijakan karena
penelitian terdahulu (Surakhmad: tidak munculnya suatu
1994) pemehaman tentang kebijakan itu,
maka dari itu komunikasi ini
PEMBAHASAN merupakan suatu tahapan
penerapan pertama yang harus
Implementasi UU Nomor 11 dilakukan oleh pelaksana
Tahun 2010 Tentang Cagar penerapan kebijakan Undang-
Budaya mengenai pengelolaan undang Nomor 11 Tahun 2010
Situs Gunung Anday tentang Cagar Budaya Oleh Dinas
Priwisata dan Kebudayaan
Komunikasi
Kabupaten Bandung di Situs
Komunikasi memegang Gunung Anday.
peran penting dalam implementasi
Ketika peneliti melakukan
kebijakan. Ada tiga hal penting
observasi kelapangan dan
menyangkut komunikasi yakni
melakukan wawancara dari
transmisi, konsistensi dan
beberapa sumber terkait
kejelasan (clarity). Keputusan-
Implementasi UU Nomor 11
keputusan dan perintah harus
Tahun 2010 tentang cagar budaya
diteruskan kepada pelaksana
di Situs Gunung Anday seperti
sehingga mereka mengetahui apa
Bapak Dinas Pariwisata dan
yang akan mereka kerjakan,
Kebudayaan Kabupaten Bandung
petunjuk pelaksanaan harus dapat
sebagai penaggung jawab
dipahami oleh para pelaksana,
penerapan/pelaksanaan kebijakan
perintah untuk mengerjakan
tersebut menghasilkan sebagai
melaksanakan kebijakan harus
berikut
diterapkan kepada aparat dan
pemerintah harus konsisten.
“Kami disini selaku aparat
pemerintah di Dinas Pariwisata
Untuk mencapai suatu
dan Kebudayaan Kabupaten
tujuan dalam peroses penerapan
Bandung pada awal penerapan
kebijakan maka aparat pelaksana
dan mensosialisasikan UU Nomor
terlebih dahulu harus memahami
dan mengetahui kualitas
11
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

11 tahun 2010 tentang Cagar dahulu melakukan pemahaman


Budaya mengenai pengelolaan dan kajian terlebih dahulu tentang
situs Gunung Anday yang berada isi dari Undang-undang tersebut
di wilayah Desa Lebakwangi itu, memang tidak bisa dipungkiri
Kecamatan Arjasari terlebih untuk pemahamannya masih
dahulu melakukan analisis atau kurang sempurna tetapi karena hal
kajian, kami pahami maksud dari itu sudah menjadi keputusan,
kebijakan itu kemudian setelah maka kami juga tidak bisa menolak
pengkajian kami mengadakan dan membantah dari isi kebijakan
sosialisasi kepada semua pegawai itu” (hasil wawancara dengan
yang berada di Dinas Pariwisata Bapak Dr. Aten Sonadi, S.Sos, M.Si
dan Kebudayaan Kabupaten selaku Kepala Bidang
Bandung, terus hal ini di Kebudayaan, tanggal 6 Oktober
informasikan kepada semua 2020)
sasaran tersebut, karena
ketakutannya nanti timbul kesalah Dari data yang terkumpul,
pahaman antara sasaran dimana data yang didapat
penerapan kebijakan itu dengan merupakan hasil wawancara dari
kami sebagai pelaksana penerapan beberapa informan, pada
UU nomor 11 tahun 2010 tentang umumnya memang proses awal
Cagar Budaya mengenai dari pemahaman isi kebijakan itu
pengelolaan Situs Gunung Anday telah mereka lakukan namun
di wilayah Desa Lebakwangi entah apa yang menjadi sebab
Kecamatan Arjasari” (hasil mendasarnya ada beberapa orang
wawancara dengan Bapak H. yang masih kurang paham atau
Yosep Nugraha, S.H.,M.Si selaku kebijakan tersebut walaupun
Kepala Dinas Pariwisata dan pengkajian dari kebijakan itu telah
Kebudayaan Kabupaten Bandung, dilakukan, mungkin hasil dari
tanggal 5 Oktober 2020) pemahaman atau analisis saya
adanya penyampaian atau
Hal yang sama juga ketika komunikasi yang kurang relevan
peneliti melakukan wawancara antara pemegang kebijakan dan
kepada salah satu anggota pelaksana kebijakan tersebut,
pelaksana penerapan UU nomor maka dari itu muncul peneliti
11 tahun 2010 tentang cagar haruslah dilakukan sebuah
budaya di Situs Gunung Anday pelatihan terlebih dahulu tentang
Desa Lebakwangi Kecamatan penerapan UU nomor 11 tahun
Arjasari yaitu : 2010 tentang Cagar Budaya
mengenai pengelolaan Situs
“Sebelum kami melakukann Gunung Anday Desa Lebakwangi
penerapan Kebijakan UU nomor 11 Kecamatan Arjasari, di Dinas
tahun 2010 tentang Cagar Budaya Pariwisata dan Kebudayaan
mengenai pengelolaan Situs Kabupaten Bandung sebagai
Gunung Anday kami terlebih media komunikasi untuk proses

12
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

pemahaman dari isi kebijakan Dari pernyataan


tersebut sebagaimana disampaikan
informan diatas dapat peneiti
Penulis simpulkan bahwa sampaikan bahwa sudah menjadi
menyangkut komunikasi yang keharusan bagi seorang pemimpin
dijalankan di Dinas Pariwisata dan atau pemegang kebijakan
Kebudayaan Kabupaten Bandung melakukan komunikasi dan
sudah berjalan dengan baik, penjelasan mengenai kebijakan
karena tanpa komunikasi yang tersebut kepada bawahannya
baik data atau pengetahuan dari dengan baik.
informan pastilah akan berbeda,
maka dari itu tahap dalam Apabila kebijakan yang
komunikasi ini sudahlah berjalan diimplementasikan sesuai dengan
dengan baik. Adanya kejelasan keinginan, maka petunjuk teknis
dari penyampaian kebijakan dari penerapan kebijakan itu ketika
pimpinan pemegang kebijakan melalui media komunikasi
sangatlah berpengaruh penting, haruslah tersampaikan dengan
karena jika pimpinan kurang jelas baik, jelas dan terperinci supaya
dalam proses penyampaian tidak membingungkan kepada
informasi maka akan pelaksana kebijakan dan sasaran
menimbulkan pemahaman yang penerapan kebijakan tersebut,
berbeda dari bawahannya, maka karena apabila hal itu tidak
dari itu peneliti melakukan berjalan dengan baik maka akan
wawancara terhadap hal itu terjadinya interprensi yang salah
kepada salah satu pelaksana sehingga kejelasan tentang
kebijakan tersebut dan pentingnya memahami kebijakan
menghasilkan data sebagai Undang-undang Nomor 11 tahun
berikut: 2010 tentang Cagar Budaya yang
dilaksanakan oleh Dinas
“Segala arahan atas penyampaian Pariwisata dan Kebudayaan
dari pimpinan apabila kami akan Kabupaten Bandung.
melaksanakan tugas di lapangan
menurut saya sudahlah cukup Komunikasi mempunyai
jelas dan terperinci, sehingga peranan penting terhadap sasaran
dalam melaksankan tugas tidak pelaksan kebijakan, karena jika
banyak kendala yang dihadapi komunikasi ini tidak diterapkan
karena telah sesuai dengan arahan pada sasaran kebijakan maka
yang disampaikan dari pimpinan nantinya akan menimbulkan
(Wawancara dengan Bapak Dr. permasalahan dan
Aten Sonadi, S.Sos, M.Si selaku kesalahpahaman antara pemegang
Kepala Bidang Kebudayaan, kebijakan, pelaksana dan sasaran
tanggal 12 Oktober 2020)
13
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

pelaksana, karena sasaran dari Maka dari beberapa aspek


Implementasi UU nomor 11 tahun diatas, Peneliti memperoleh
2010 tentang Cagar Budaya di keterangan dari hasil wawancara
Situs Gunung Anday adalah dengan berbagai informan bahwa
pelaku, pemerhati, pelestari dan dimensi trasmisi itu sudahlah
juru pelihara cagar budaya situs dilakukan sedemikian mungkin,
Gunung Anday, hal ini dilihat dari dan untuk dimensi kejelasan itu
sumber daya manusia yang berada juga sudah cukup jelas serta
diwilayah Desa Lebakwangi, maka demensi konsistensi juga tidak ada
komunikasi atau penyaluran kesalahan atau perubahan karena
informasi mengenai kebijakan itu pihak penerapan kebijakan
harus juga disosialisasikan kepada Undang-undang nomor 11 tahun
objek tersebut, berikut hasil 2010 tentang Cagar Budaya oleh
wawancara saya dengan salah satu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
pelaku, pemerhati, pelestari dan Kabupaten Bandung mengenai
juru pelihara cagar budaya situs pengelolaan Cagar Budaya di Situs
Gunung Anday sebagai sasaran Gunung Anday telah sesuai ketika
dari penerapan kebijakan tersebut pelaksanaan dilakukan, itu terlihat
dari hasil wawancara peneliti
Pengelolaan Situs Gunung dengan berbagai informan sebagai
Anday oleh Dinas Pariwisata dan buktinya informasi yang saya
Kebudayaan Kabupaten Bandung terima dari pihak pimpinan
telah sampai kepada pihak sasaran sebagai pemegang kebijakan itu
penerapan kebijakan tersebut sama informasi dengan yang saya
namun masih ada ketidak terima dari pihak kelompok
pahaman maksud dan tujuan dari sasaran penerapan kebijakan
kebijakan tersebut, maka dari itu Undang-undang nomor 11 tahun
saya sarankan haruslah ada 2010 tentang Cagar Budaya
penyaluran informasi secara mengenai pengelolaan Situs
langsung contohnya mengadakan Gunung Anday di Desa
pertemuan secara langsung atau Lebakwangi Kecamatan Arjasari.
khusus untuk menjelaskan
penerapan kebijakan tersebut Sumber Daya
supaya ada pemahaman yang jelas
bagi para sasaran penerapan Sumber daya yang
kebijakan tersebut. Ternyata dimaksud dalam konteks
memang benar bahwa dimensi implementasi kebijakan publik
atau tahapan komunikasi itu adalah sumber daya kebijakan
haruslah dijalin atau dilaksanakan publik yang menandai seperti
secara merata antara pemegang halnya ketersediaan Sumber Daya
kebijakan, kemudin pelaksana Manusia (SDM), yaitu pelaksana
kebijakan, dan sasaran kebijakan yang menguasai sarana dan
tersebut. prasarana dalam penertiban
dilapangan yang selalu siap sedia

14
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

untuk mendapatkan suasana Pemerintah Desa Lebakwangi,


kondusif dilapangan walaupun kepada pelaku, pemerhati,
sedikit banyak rintangan dalam pelestari dan juru pelihara
pelaksanaannya. cagar budaya serta
masyarakat sekitar Situs
A. Sumber Daya Manusia Gunung Anday.

Sumber Daya, dimana Dari hasil observasi peneliti


meskipun isi kebijakan telah terkait sumber daya dari mulai
dikomunikasikan secara baik pelaksana dan target kebijakan
untuk dilaksanakannya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
implementasi tidak akan berjalan untuk menunjang
efektif. Sumber daya tersebut penerapan/pelaksanaan
dapat terwujud sumber daya Peraturan Undang-undang nomor
manusia, misalnya kompetensi 11 tahun 2010 tentang Cagar
implementator dan sumber daya Budaya oleh Dinas Pariwisata dan
financial. Kebudayaan Kabupaten Bandung
mengenai pengelolaan Cagar
Berdasarkan hasil Obsevasi Budaya di Situs Gunung Anday
peneliti terkait dimensi sumber Desa Lebakwangi kecamatan
daya (reseorces) dilapangan baik itu Arjasari itu masih kurang karena
dari segi pelaksana ataupun target terdapat ketidak sesuaian antara
penerapan kebijakan pelaksana dan target kebijakan,
menghasilkan: maka dari itu pastilah
melaksanakan kebijakan
1. Bahwa petugas dilapagan dilapangan akan mendapatkan
untuk proses penerapan beberapa permasalahan atau
Peraturan Undang-undang penghambatan pelaksanaan
nomor 11 tahun 2010 tentang kebijakan tersebut. Maka dari itu
Cagar Budaya oleh Dinas diperlukannya penambahan
Pariwisata dan Kebudayaan pelaksana kebijakan tersebut
Kabupaten Bandung supaya ketika proses dimensi
mengenai pengelolaan Cagar komunikasi yang sudah
Budaya Situs Gunung Anday disinggung dapat dilaksanakan
Desa Lebakwangi Kecamatan dengan baik, maka setelah itu
Arjasari secara jalur dapat menjalankan peraturan itu
koordinasi langsung dengan dengan baik, baik itu dari
Kepala Bidang Kebudayaan. pelaksananya maupun dari target
penerapan peraturan Undang-
2. Kemudian sasaran atau target
undang nomor 11 tahun 2010
dari penerapan kebijakan
tentang Cagar Budaya oleh Dinas
tersebut yaitu kepada

15
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

Pariwisata dan Kebudayaan “Menurut saya memang


Kabupaten Bandung mengenai diperlukannya petugas tambahan
pengelolaan Cagar Budaya di Situs untuk mensosialisasikan terkait
Gunung Anday Desa Lebakwangi UU nomor 11 tahun 2010 tentang
kecamatan Arjasari. Cagar Budaya supaya berjalan
efektif terkait penerapan kepada
Ketika peneliti tanyakan Pemerintah Desa Lebakwangi,
kepada informan yang bertugas kepada pelaku, pemerhati,
dilapangan mereka mengakui pelestari dan juru pelihara cagar
bahwasannya mereka kewalahan budaya serta masyarakat sekitar
dalam peroses memberikan Situs Gunung Anday (hasil
pemahaman kepada target wawancara dengan Bapak Dr.
penerapan Peraturan Undang- Aten Sonadi, S.Sos, M.Si selaku
undang nomor 11 tahun 2010 Kabid Kebudayaan tanggal 15
tentang Cagar Budaya oleh Dinas Oktober 2020)
Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Bandung mengenai Berdasarkan hasi
pengelolaan Cagar Budaya di Situs wawancara lebih lanjut ketika
Gunung Anday Desa kecamatan peneliti tanyakan dengan
Lebakwangi Arjasari serta pertanyaan yang sama
memerlukan waktu yang banyak disampaikan oleh Kepala Dinas
sehingga terjadinya penyaluran Pariwisata dan Kebudayaan
informasi serta pengawasan yang Kabupaten Bandung:
kurang efektif ketika implementasi
Undang-undang nomor 11 tahun “Memang saya tidak menutup
2010 tentang Cagar Budaya oleh mata bahwa sumber daya yang
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berada di Dinas Pariwisata dan
Kabupaten Bandung mengenai Kebudayaan Kabupaten Bandung
pengelolaan Cagar Budaya di Situs untuk proses dilapangan masih
Gunung Anday Desa Lebakwangi dikatakan minim, tapi untuk
kecamatan Arjasari itu terlaksana. mengatasi permasalahan tersebut
sebisa mungkin saya
Berikut adalah hasil mengoptimalkan petugas yang
wawancara peneliti dengan salah ada untuk melakukan sosialisasi
seorang petugas lapangan Dinas dilapangan supaya dalam
Pariwisata dan Kebudayaan penerapan Undang-undang
Kabupaten Bandung selaku nomor 11 tahun 2010 tentang
penindak penerapan Undang- Cagar Budaya bisa berjalan
undang nomor 11 tahun 2010 dengan optimal (hasil wawancara
tentang Cagar Budaya di Situs dengan Bapak Kepala Dinas
Gunung Anday Desa Lebakwangi Pariwisata dan Kebudayaan
Kecamatan Arjasari : Kabupaten Bandung H. Yosep
Nugraha, SH.,M.Si) (tanggal 16
Oktober 2020)

16
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

Dari hasil observasi dan staf yang memadai, dimungkinkan


wawancara dilapangan yang akan memahami apa yang harus
dilakukan peneliti maka dapat dilakukan dan mempunyai
ditarik kesimpulan bahwasannya wewenang untuk melakukan
sumber daya manusia ketika tugasnya, tetapi tanpa bangunan
pengoprasian penerapan sebagai kantor yang nyaman
Peraturan Undang-undang nomor untuk melakukan koordinasi,
11 tahun 2010 tentang Cagar tanpa perlengkapan, maka besar
Budaya oleh Dinas Periwisata dan kemungkinan yang direncanakan
Kebudayaan Kabupaten Bandung tidak akan berhasil.
masih kurang, maka dari itu
mengakibatkan kurang efektifnya Fasilitas sangat diperlukan
implementasi tersebut, kurang untuk implementasi penerapan
maksimal dan akan memakan Undang-undang nomor 11 tahun
waktu yang relatip lebih lama. 2010 tentang Cagar Budaya oleh
Dinas Priwisata dan Kebudayaan
Perintah di Kabupaten Bandung di Situs
implementasikan dan diteruskan Gunung Anday Desa Lebakwangi
secara cermat, jelas dan konsisten Kecamatan Arjasari, maka fasilitas
jika para pelaksana kekurangan penunjang dalam pelaksanaannya
sumber-sumber yang diperlukan harus sangat lah diperhatikan
untuk melaksanakan kebijakan- karena itu mempengaruhi
kebijakan, makaimplementasi pun keberhasilan dalam proses
akan cenderung tidak efektif. implementasi penerapan Undang-
Maka deengan demikian sumber- undang nomor 11 tahun 2010
sumber dapat menjadi peran tentang Cagar Budaya oleh Dinas
penting dalam implementasi Pariwisata dan Kebudayaan
Undang-undang nomor 11 tahun Kabupaten Bandung di Situs
2010 tentang Cagar Budaya oleh Gunung Anday Desa Lebakwangi
Dinas Priwisata dan Kebudayaan Kecamatan Arjasari.
Kabupaten Bandung di Situs
Gunung Anday Desa Lebakwangi B. Sumber Daya Finansial
Kecamatan Arjasari.
Dalam
Adapun kebijakan yang mengimplementasikan Undang-
dikeluarkan tentunya harus undang nomor 11 tahun 2010
didukung tidak hanya dengan tentang Cagar Budaya oleh Dinas
staf/pelaksana, informasi dan Priwisata dan Kebudayaan
kewenangan melainkan fasilitas Kabupaten Bandung di Situs
pun akan menjadi pendukung Gunung Anday Desa Lebakwangi
dalam tujuan yang ingin tercapai, Kecamatan Arjasari.
seorang pelaksana mempunyai
17
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

Dengan meningkatnya berjalan efektif, fasilitas ini


sumber daya implementasi untik tergantung kebutuhan seperti
mempermudah dalam Komputer, Alat tulis, ruangan,
pengkoordinasian antara intansi kendaraan roda empat maupun
terkait atau jajaran sehingga kendaraan roda dua, alat
dengan dibuatnya peraturan komunikasi dan alat-alat lainnya
Undang-undang nomor 11 tahun yang dibutuhkan di lapangan agar
2010 tentang Cagar Budaya di berjalan efektif.
Implementaikan secara bersama-
sama dengan intansi terkait dan
untuk meminimalisir
penyalahgunaan kewenagan Disposisi
implementator dalam mengelola
Cagar Budaya di Situs Gunung Disposisi adalah watak dan
Anday Desa Lebakwangi karakteristik yang dimiliki oleh
Kecamatan Arjasari Kabupaten implementor. Apabila
Bandung. implementor memiliki disposisi
yang baik, maka implementor
C. Kewenangan tersebut menjalankan kebijakan
dengan baik seperti apa yang di
Kewenangan yang iginkan oleh pembuat kebijakan.
dibutuhkan tersedia bagi George C, Edward III yang dikutip
implementator yaitu mempunyai oleh Leo Agustino (2012:151)
kemampuan sesuai dengan tugas menyatakan bahwa sikap dari
dan fungsinya masing-masing pelaksana kadang kala
badan kewenangan untuk menyebabkan masalah apabila
meminta bantuan dengan jajaran sikap atau cara pandangnya
samping atau instansi terkait dan berbeda dengan pembuat
kewenangan disini mempunyai kewenangan. Oleh karena itu,
kewenangan untuk melaksanakan untuk mengantisipasi dapat
sesuai struktur organisasi. mempertimbangkan atau
memperhatikan aspek
D. Fasilitas penempatan pegawai dan insentif.

Implementator telah Disposisi dalam implementasi


memiliki jumlah petugas yang penerapan Undang-undang
memadai dan memahami tugas nomor 11 tahun 2010 tentang
fungsinya, apa yang harus Cagar Budaya oleh Dinas
dilaksanakan yang mempunyai Priwisata dan Kebudayaan
kewenangan dan yang diperlukan Kabupaten Bandung di Situs
untuk mengimplementasikan Gunung Anday Desa Lebakwangi
kebijakan berdasarkan peraturan Kecamatan Arjasari adalah watak
perundang-undang, dan tanpa dan karakteristik atau sikap yang
fasilitas yang memadai maka dimiliki oleh pihak implementator
implementasi kebijakan tidak seperti komitmen, kejujuran, sifat

18
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

demokratis. Apabila Struktur Birokrasi


implementator mempunyai merupakan susunan komponen
disposisi yang baik maka dia akan (unit-unit) kerja dalam organisasi
dapat menjalankan kebijakan itu yang menunjukan adanya
dengan baik seperti apa yang pembagian kerja serta adanya
diharapkan ketika perencaaan kejelasan bagai mana fungsi-fungsi
penerapan Peraturan Undang- atau kegiaatan yang berbeda-beda
undang nomor 11 tahun 2010 diintegrasikan atau di
tentang Cagar Budaya oleh Dinas koordinasikan, selain itu struktur
Priwisata dan Kebudayaan organisasi juga menunjukan
Kabupaten Bandung di Situs spesialisasi pekerjaan, saluran
Gunung Anday Desa Lebakwangi perintah dan penyampaian
Kecamatan Arjasari ini dilakukan laporan (Edwar III, 1980:125)
atau dilaksanakan, ketika struktur organisasi yang terlalu
implementator memiliki sifat atau panjang akan cenderung
presfektif yang berbeda dengan melemahkan pengawasan dan
pembuat kebijakan, maka proses menimbulkan red-tape, yakni
implementasi kebijakan penerapan prosedur birokrasi yang rumit dan
Peraturan Undang-undang nomor kompleks, yang menjadikan
11 tahun 2010 tentang Cagar aktivitas organisasi tidak fleksibel.
Budaya oleh Dinas Priwisata dan Asfek dari struktur birokrasi
Kebudayaan Kabupaten Bandung adalah Standar Operating Prosedure
di Situs Gunung Anday Desa (SOP) dan fragmentasi.
Lebakwangi Kecamatan Arjasari
juga menjadi tidak efektif. Dari hasil wawancara
tersebut di simpulkan bahwa
Struktur Birokrasi Struktur Organisasi Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan
Struktur birokrasi Kabupaten Bandung dalam
hendaknya yang tidak terfokus menjalankan tupoksinya dalam
pada dua karakteristik birokrasi tugas sehari-hari dipimpin oleh
umum yaitu penggunaan sikap Kepala Dinas Periwisata dan
dan prosedur yang rutin serta Kebudayaan Kabupaten Bandung.
fragmentasi dalam
pertanggungjawaban diantara PENUTUP
berbagai unit organisasi.
Kegunaan dari struktur birokrasi Kesimpulan
organisasi adalah untuk
mengetahui satuan organisasi Berdasarkan uraian teori
yang ada, perincian aktifitas dari pembahasan tersebut, hasil
masing-masing satuan organisasi penelitian yang telah dilakukan
dan pegawainya.
19
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

maka dapat ditarik kesimpulan kebijakan yang berimplikasi pada


masih belum optimal mengenai kualitas imlementasi yang
pengelolaan Cagar Budaya di Situs dihasilkan. Rekrutmen Sumber
Gunung Anday Desa Lebakwangi Daya Manusia, sebagai upaya
Kecamatan Arjasari sebagai untuk mendukung kinerja supaya
berikut: lebih optimal seringkali
dihadapkan pada kepentingan-
Implementasi Undang- kepentingan berbagai pihak,
undang Nomor 11 Tahun 2010 sehingga kurang memenuhi
tentang Cagar Budaya mengenai standar kualifikasi yang
pengelolaan Situs Gunung Anday dibutuhkan, intinya bahwa dalam
di Desa Lebakwangi Kecamatan hal sumber daya pada
Arjasari, yang dilakukan oleh implementasi Undang-undang
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Kabupaten Bandung berdasarkan Cagar Budaya oleh Dinas
uraian-uraian diatas yang peneliti Priwisata dan Kebudayaan
utarakan: Kabupaten Bandung mengenai
pengelolaan Situs Gunung Anday
Komunikasi yang di Desa Lebakwangi Kecamatan
dijalankan dalam rangka Arjasari masih belum berjalan
pelaksanaan Implementasi sesuai tupoksinya.
Undang-undang Nomor 11 Tahun
2010 tentang Cagar Budaya oleh Disposisi merupakan
Dinas Priwisata dan Kebudayaan keinginan dan kecenderungan
Kabupaten Bandung mengenai para pelaku kebijakan untuk
pengelolaan Situs Gunung Anday melaksanakan kebijakan secara
di Desa Lebakwangi Kecamatan bersungguh-sungguh namun
Arjasari secara umum telah dengan lemahnya pelaksana
berjalan dengan baik, walaupun lapangan dan Sumber Daya
masih ada sebagian kecil yang Manusia, maka memerlukan
menganggap bahwa komunikasi petugas yang benar-benar
yang dijalankan terkadang ada memahami dengan tugasnya
sebagian yang kurang bisa terutama untuk dilapangan dan
dipahami dan seperti yang peneliti juga memerlukan pembinaan
sampaikan secara umum telah bimbingan teknis atau pelatihan
berjalan dengan baik. tentang pengelolaan Situs Cagar
Budaya yang berada di Kabupaten
Sumber Daya Manusia Bandung sesuai dengan Tugas
yang ada jelas sangat Pokok dan Fungsinya Dinas
mempengaruhi, berdasarkan Pariwisata dan Kebudayaan
temuan dalam penelitian diketahui Kabupaten Bandung agar pada
bahwa rendahnya kualitas sumber saat merealisasikan Undang-
daya manusia merupakan salah undang tentu tidak merasa ragu-
satu hambatan bagi pelaksana ragu dan menjalankan tugas

20
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

semestinya sesuia dengan isi Bandung sebagai upaya


Undang-undang tersebut. pelestarian Cagar Budaya di
Kabupaten Bandung.
Dilihat dari sikap Struktur
Birokrasi atau sikap pelaksana 3. Meningkatkan promosi Situs
terhadap implementasi kebijakan Gunung Anday agar lebih
Undang-undang Nomor 11 Tahun diketahui keberadaannya
2010 tentang Cagar Budaya oleh dengan strategi promosi yang
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dapat menarik orang untuk
Kabupaten Bandung mengenai mengunjungi Situs Gunung
pengelolaan Cagar Budaya di Situs Anday tersebut.
Gunung Anday menurut
pengamatan peneliti bisa 4. Memperbaiki dan
dikatagorikan belum optimal, memaksimalkan sarana
kondisi tersebut mengandung arti prasarana serta aksesibilitas
bahwa semakin baik sikap yang Situs Gunung Anday agar
ditunjukan oleh para pelaksana dapat meningkatkan
kebijakan akan belum optimal kungjungan.
yang dihasilkan dari kebijakan
tersebut hal ini terindikasi dari 5. Menciptakan daya tarik Situs
kurangnya pembinaan dan Gunung Anday seperti
sosialisasi dilapangan. mengemas cerita Sejarah Situs
Gunung Anday serta nilai
Saran budaya yang dimiliki melalui
media yang dapat menarik
Berdasarkan hasil penelitian perhatian para pengunjung.
dalam pembahasan tersebut, ada
beberapa hal yang dijadikan 6. Mengedukasi masyarakat di
sebagai saran adalah sebagai sekitaran wilayah Situs
berikut: Gunung Anday tentang
pentingnya aspek pelestarian
1. Upaya untuk memperkuat serta memeberikan pelatihan
dan dapat meningkatkan agar masyarakat setempat
perlindungan terhadap Cagar dapat berdaya untuk
Budaya di Kabupaten berkontribusi dalam hal
Bandung maka diperlukan pengembangan Situs Gunung
adanya regulasi tentang Cagar Anday. Contohnya seperti
Budaya di Kabupaten pemberian pelatihan dan
Bandung. pendampingan untuk
pembuatan produk khas
2. Diperlukan adanya Tim Ahli daerah yang nantinya
Cagar Budaya dikabupaten

21
Jurnal JISIPOL Volume 5. No. 2

diharapkan hal tersebut dapat Cililin Kabupaten Bandung


meningkatkan perekonomian Barat. JISIPOL | Jurnal Ilmu
masyarakat sehingga hasilnya Sosial Dan Ilmu Politik, 4(2),
dapat digunakan untuk 92-108. Retrieved from
membantu pemeliharaan https://ejournal.unibba.ac.id
Cagar Budaya tersebut serta /index.php/jisipol/article/vi
dapat meningkatkan ew/294
kesejahteraan masyarakat.
Kamaludin Jayadi Nas, 2002.
DAFTAR PUSTAKA Otonomi Daerah dan Kepala
Daerah, Hasanudin University
Adiwilaga, Rendy. Rusdia, Ujud Press Makasar.
(2020). Strategi Pemerintah Desa
Terkait Realisasi Desa Wisata di Moeleong, lexy. 2006. Metode
Desa Neglawangi Kecamatan Penelitian Kualitatif. Bandung.
Kertasari Kabupaten Bandung. Remaja Rosdakarya.
Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti
Praja, Vol. 10 No.2 September Nazir, Moh. 2005. Metode
2020. Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Adiwilaga, Rendy, Alfian, Yani, &
Ujud Rusdia. 2018. Sistem Ujud Rusdia. (2021). Motivasu
Pemerintahan Indonesia. Jerha Pegawai dalam Rangka
Yogyakarta: Deepublish. Meningkatkan Kinerja di
Dinas Kebudayaan dan
Adiwilaga, Rendy. 2018. Pariwisata Kabupaten
Kepemimpinan Pemerintahan Bandung Barat. JISIPOL |
di Indonesia: teori dan Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
prakteknya. Yogyakarta: Politik, 5(1). Retrieved from
Deepublish. https://ejournal.unibba.ac.id
/index.php/jisipol/article/vi
Agustino Leo, 2014 Politik Lokal dan ew/369
Otonomi Daerah, Alfabeta
Bandung, Bandung. Salusu. 2008. Pengambilan
keputusan strategik. Jakarta: Pt.
Hanif, Nurcholis. 2007. Teori dan Gramedia Widia sarana
Praktik Pemerintahan dan Indonesia.
Otonomi Daerah, Jakarta:
Gramedia Widiasarana Sugiyono, 2020. Metode Penelitian
Indonesia Kuantitaif Kuantitatif dan R&D.
Bandung Alfabet.
Haromin. (2020). Implementasi
Kebijakan Alokasi Dana Desa Tjokroamidjojo, Bintoro. 1990.
(ADD) di Desa Teori dan Strategi Pembangunan
Kidangpananjung Kecamatan

22
Ujud Rusdia & Deni Ahdian, Implementasi UU Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya Oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung.

Nasional. Jakarta: CV. Haji


Masagung.

23

Anda mungkin juga menyukai