Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA WAWASAN NUSANTARA DALAM PELESTARIAN

CAGAR BUDAYA BANGSA

Nama Mahasiswa : DIMAS BAMBANG PRASETYO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 0 4 1 9 5 8 0 5 7

Kode/Nama Mata Kuliah : M K D U 4 1 1 1 / P E N D I D I K A N K E WA R G A N E G A R A A N

Kode/Nama UPBJJ : 87 / JAYAPURA

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang miliki berbagai suku, ras, maupun
agama yang sangat beragam. Secara daerah geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang
diapit oleh dua samudera dan dua benua, dan merupakan tempat yang strategis bagi perdagangan
dunia. Hal ini merupakan salah satu penyebab pengaruh asing dapat mudah masuk ke dalam berbagai
aspek kehidupan bangsa Indonesia.
Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, Negara Indonesia memajukan
kebudayaan Indonesia di tengah-tengah peradaban dunia dengan memberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayanya. Nilai-nilai luhur budaya
Bangsa Indonesia menjadi penting untuk dipertahankan keberadaannya karena dapat memperkuat jati
diri, harkat dan martabat, serta ikatan rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu, dalam
rangka mempertahankan itu semua diperlukan peran serta masyarakat.
Warisan yang ditemukan dalam penemuan-penemuan arkeologi. Aksara dari Bhinneka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mengrwa tertuang di Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
Pengejewantahannya diterapkan melalui interaksi antar suku, budaya, dan agama yang dibuktikan
dalam cagar budaya, seperti ditemukannya pada Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuo, Candi
Muara Takus, Candi Prambanan dan monumen-monumen lainnya yang tersebar diseluruh Indonesia.
Peninggalan-peninggalan purbakala tersebut tidak dapat dilepaskan dari sejarah dan budaya bangsa
Indonesia (Edi Sedyawati, 2014)
Sebagai negara hukum, kewajiban Bangsa Indonesia untuk belajar dan merawat kebudayaan
bangsa sesuai dengan amanat Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (selajutnya disebut “UUD NRI Tahun1945”) yang menyebutkan bahwa: “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Hal ini menunjukkan
bahwa kebudayaan perlu dilestarikan, dipelajari, dan dipetakan kembali kebesaran Nusantara,
meluruskan sejarah kebudayaan bangsa, mencari peninggalan dan bukti tentang kebesaran leluhur
nusantara di masa lalu, dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan nasional.
Peran serta masyarakat merupakan salah satu asas dalam pelestarian cagar budaya. Artinya,
setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam pelestarian cagar budaya. Adapun
yang dimaksud dengan pelestarian cagar budaya menurut Pasal 1 angka 22 Undang- Undang No. 11
Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (UUCB) adalah upaya dinamis untuk mempertahankan
keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkannya. Keberadaan cagar budaya beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga
penting untuk dipertahankan karena cagar budaya merupakan salah satu aset wisata yang besar. Oleh
karena itu pemahaman yang tepat mengenai perlindungan cagar budaya terkait aturan hukum dan
peran masyarakat yang berlaku. Perlindungan cagar budaya bukan hanya untuk dimanfaatkan pada
aspek ekonomi saja, melainkan perlindungan disini mengarah kepada identitas bangsa Indonesia yang
tersirat di dalam peninggalan-peninggalan bersejarah.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang di angakat dalam makalah
ini adalah :
1. Bagaimanakah peran wawasan nusantara dalam pelestarikan cagar budaya di
Indoesia ?
2. Bagaimanakah peran masyarakat dalam pelestarikan cagar budaya yang ada di
Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara.
Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan
penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap
indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata
nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya
menunjukkan letak antara dua unsur. Maka dapata diartikan Nusantara adalah kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata
“nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan
bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan
mengutamakan kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional. Pengertian lain dari
wawasan nusantara secara termininologi yaitu wawasan nusantara diartikan sebagai cara
pandang sebuah nation state tentang diri dan lingkungan strategiknya yang berubah serba
dinamik dengan mempertimbangkan aspek cultural, histories, geografis, ruang hidup,
idealisme, falsafah Negara, konstitusi, aspirasi, identitas, integritas kelangsungan hidup
dan perkembangan kehidupannya serta kemampuannya dan daya saingnya (Roni, 2013).
Pengertian lain dari wawasan nusantara menerut beberapa ahli, menurut prof. Wan
Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
tanah airnya sebagai Negara kepulauan”. Menurut Menurut kelompok kerja Wawasan
Nusantara yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional”. dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
Wawasan nusantara memiliki dasar hukum yang diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam:
o Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973.
o Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN.
o Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983.
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Menurut Roni tahun 2013 Fungsi utama wawasan adalah sebagai panduan, pedoman,
acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara. Fungsi wawasan nusantara dapat
dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu:
a. Sebagai Wawasan Pembangunan
Wawasan nusantara memiliki fungsi dalam pembangunan Indonesia. Beberapa unsur
di dalamnya termasuk sosial politik, kesatuan politik, pertahanan dan keamanan
negara, serta ekonomi dan sosial ekonomi.
b. Sebagai Konsep Ketahanan Nasional
Pemahaman mengenai wawasan nusantara berfungsi sebagai konsep ketahanan sosial
yang memegang peranan penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, dan
pertahanan keamanan nasional.
c. Sebagai Wawasan Pertahanan dan Keamanan
Wawasan nusantara juga berfungsi sebagai pertahanan dan keamanan nasional yang
mengarah pada pandangan geopolitik Negara Indonesia. Pandangan ini meliputi tanah
air dan segenap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Sebagai Wawasan Kewilayahan
Wawasan nusantara berfungsi dalam pemahaman mengenai wawasan kewilayahan
Indonesia, termasuk batas wilayah Indonesia untuk menghindari terjadinya potensi
sengketa dengan negara lain (Roni, 2013).
3. Pengertian Pelestarian Cagar Budaya
Pelestarian Cagar Budaya merupakan upaya untuk mempertahankan warisan budaya
agar tetap lestari dan berkelanjutan di samping memberikan manfaat bagi kebudayaan,
tetapi juga memiliki nilai manfaat secara ekonomi. Pelestarian yang semula dipahami
secara sempit hanya sebagai upaya pelindungan, kini diperluas tidak saja untuk maksud
tersebut, tetapi terkait juga dengan upaya pengembangan dan pemanfaatan. Perluasan
pemahaman ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak satu pun unsur dari
pengertian pelestarian itu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan sebuah kesatuan
yang saling mempengaruhi tanpa dapat dipisahkan.
Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 negara dalam hal ini pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia
dengan cara menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.2 Sebagai perwujudan Pasal 32 ayat (1) Undang–Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka dalam Pasal 1 angka 1 Undang–Undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya menjelaskan mengenai Cagar Budaya
sebagai warisan budaya yang bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan
Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya
di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui
proses penetapan.3 Pasal 1 angka 3 Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya mengatur pengertian Bangunan Cagar Budaya sebagai susunan binaan yang
tersusun atas benda alam atau benda buatan manusia yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
B. Analisis Permasalahan
Peran wawasan nusantara terhadap cagar budaya yaitu dapat menciptakan kesadaran untuk
melestarikan cagar budaya telah tumbuh sejak tahun 1972 dengan dibentuknya Convention
concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage atau disingkat sebagai WHC
(World Heritage Convention). Timbulnya gagasan untuk membentuk konvensi tersebut didasarkan
pada kenyataan bahwa waktu telah membawa kemusnahan bagi kreasi manusia dan alam. Tindakan
destruktif yang ditimbulkan oleh manusia dan alam telah mengancam, merusak, atau memusnahkan
banyak properti yang mempunyai makna universal (Hadi Rahmi, 2009)
Obyek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk
atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya
manusia pada masa lampau. Keberadaan cagar budaya berfungsi untuk menarik para wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk berkunjung ke tempat wisata yang ada di Indonesia
(Sudikno Mertokusumo, 2010)
Bedasarkan wawasan nusantara masyarakat Indonesia terhadap cagar budaya di Indonesia,
banyak masyarakat yang sudah peeduli terhadap cagar budaya seperti peninggalan sejarah dan candi-
candi. Tetapi pada lingkungan wisata cagar budaya masih banyak masyarakat yang kurang peduli,
masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan pada lingkungan tempat cagar
wisata.
Bedasarkan penelitian yang di lakukan oleh Andrea Angelina Cipta Wijaya, Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, tahun 2014, menulis dengan judul Perlindungan Hukum
Terhadap Benda Cagar Budaya Di Kota Malang. Rumusan masalahnya ialah bagaimana pelaksanaan
perlindungan hukum terhadap benda cagar budaya berdasarkan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya di Kota Malang dan apa hambatan dan upaya Dinas
Kebudayaan dalam melaksanakan perlindungan hukum terhadap benda cagar budaya di Kota Malang.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui Perlindungan Hukum Terhadap Benda Cagar Budaya
Di Kota Malang.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini ialah Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap
benda cagar budaya berdasarkan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang
masih terlalu sedikit dalam melakukan upayanya untuk melindungi benda cagar budaya yang ada di
Kota Malang. Hal ini sebabkan karena Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Malang terlambat dalam upayanya menyelamatkan benda cagar budaya. Upaya
perlindungan yang dilakukan terhadap benda cagar budaya masih kurang optimal. Hambatan yang
dihadapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang antara lain adalah karena masyarakat
yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kebudayaan dari benda-benda cagar
budaya, dan hambatan yang paling besar adalah banyaknya benda cagar budaya yang masih menjadi
milik perorangan.
Pentignya fungsi-fungsi wawasan nusantara terhadap cagar budaya yang dapat
menguntungkan masyarakat dan negara Indonesia yaitu jika tempat cagar budaya di kelolah dan di
buat menjadi tempat wisata, hal ini akan berkaitan pendapatan ekonomi Indonesia. Cagar budaya
yang di lindungi dan di kelolah dapat mejadi wawasan kewilayahan Indonesia, termasuk batas
wilayah Indonesia untuk menghindari terjadinya potensi sengketa dengan negara lain atau klaim dari
negara lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menghargai dan mengutamakan
kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional. Fungsi utama wawasan adalah sebagai panduan,
pedoman, acuan bagi bangsa Indonesia dalam bernegara. Fungsi wawasan nusantara dapat
dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu sebagai wawasan pembangunan, sebagai konsep ketahanan
nasional, sebagai wawasan pertahanan dan keamanan dan sebagai wawasan kewilayahan. Pentignya
fungsi-fungsi wawasan nusantara terhadap cagar budaya yang dapat menguntungkan masyarakat dan
negara Indonesia yaitu jika tempat cagar budaya di kelolah dan di buat menjadi tempat wisata, hal ini
akan berkaitan pendapatan ekonomi Indonesia. Cagar budaya yang di lindungi dan di kelolah dapat
mejadi wawasan kewilayahan Indonesia, termasuk batas wilayah Indonesia untuk menghindari
terjadinya potensi sengketa dengan negara lain atau klaim dari negara lain.
Daftar Pustaka
Daud Aris Tanudirjo, Peran Arkeologi dalam Kebijakan Pengelolaan Cagar Budaya di
Indonesia, Jurnal Prisma, Jakarta, Volume 36 tahun 2017
Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Museum, “Paradigma Pelestarian Cagar Budaya dan
Permuseuman”, http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/2015/05/11/paradiga-cagar-
budaya-dan-permuseuman/, diakses 10 Juni 2020.
Roni. L. (2013). Upaya Peningkatan Pemahaman Wawasan Nusantara Sebagai Sarana dalam
Meningkatkan Semangat Naionalisme Bagi Warga Negara Indonesia. Retrieved from
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-wawasan-nusantara.html. Diakses 11 Juni
2020
Sudikno Mertokusumo, 2010, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Cetakan ke 2, Liberty, Yogyakarta.
Sobana, An. 2002. Wawasan Nusantara. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (2010).
[Diakses pada tanggal 11 Juni 2020]. http://jdih.ristekdikti.go.id
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Inodnesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5059).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Wijaya. (2014). “Perlindungan Hukum Terhadap Benda Cagar Budaya Di Kota Malang”.
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/394/389 . Diakses 11 Juni 2020.

Anda mungkin juga menyukai