355 Nurhasanah 18080 KTI
355 Nurhasanah 18080 KTI
NURHASANAH
NIRM.18080
JAKARTA
2021
PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT
CAMPURAN GARAM DALAM PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Program Diploma Tiga Keperawatan
Diajukan Oleh:
NURHASANAH
NIRM.18080
NURHASANAH
DEWAN PENGUJI
Puji Syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
Ilmiah ini. Rangkaian penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Ahli madya Keperawatan di
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara yang penu-
PELNI Jakarta.
5. Susiana Jansen, Ns., M.Kep., Sp.Kep.An., Sebagai Dosen dan Penguji Utama
6. Isnayati, Ns.,M.Kep., Sebagai Dosen dan Penguji II Karya Tulis Ilmiah Akad-
7. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Keperawatan PELNI Jakarta yang telah
ii
iii
“Pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Terapi
Rendam Kaki Dengan Air Hangat Campuran Garam Dalam
Menurunkan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi”
ABSTRAK
iv
“Development Of Standard Operational Procedures (SOP)
Provision Of Warm Water Feet Soap Therapy With Salt
In Lowering Blood Pressure In Hypertension Patients”
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 37
A. Hasil ........................................................................................................... 37
B. Pembahasan ................................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 53
A. Kesimpulan ................................................................................................ 53
B. Saran ........................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Derajat Hipertensi.…………………………………………….........12
Tabel 2.2 Modifikasi Diet DASH…………………………………………......24
Tabel 4.1 Hasil Penelusuran Literature Review……………………………….35
Tabel 4.2 Pengembangan Standar Prosedur Operasional Prosedur (SOP)……36
viii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep…………………………………………30
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
EKG = Elektrokardiogram
HCT = Hidroklorotiazid
USG = Ultrasonografi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
umumnya tidak memiliki gejala (Brunneth & Suddarth, 2017). Hipertensi meru-
pakan faktor risiko utama terjadinya kematian yang sangat berpengaruh ter-
hadap penyakit jantung dan stroke, gagal ginjal, mortalitas dan morbiditas
prematur (Purnawan,2015).
menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia. Kawasan Asia Tenggara pen-
derita hipertensi sebesar 8% atau setara dengan 157 juta jiwa. Jumlah penderita
penderita hipertensi mencapai 1,5 Miliar orang di dunia dan setiap tahunnya 9,4
terjadi peningkatan pada penduduk usia > 18 tahun sebesar 34,1% atau setara
dengan 6,5 ribu jiwa. Data tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan sebesar 44,1%
atau setara 7,4 ribu jiwa dengan dan data terendah terjadi di Papua.
1
2
sebesar 22,2% atau setara dengan 2,4 ribu jiwa. Angka hipertensi di provinsi
DKI Jakarta menempati angka 33,43 % atau setara dengan 6,1 ribu jiwa, esti-
masi penderita hipertensi di Indonesia sebesar 63 juta orang, dan angka ke-
hipertensi yang terdiagnosis sebesar 8,8% dan terdiagnosis hipertensi tidak mi-
Hipertensi yang tidak terkontrol dan tidak tertangani dengan baik akan
oner, gagal jantung kongestif, stroke, retinopati hipertensif. Dari berbagai kom-
plikasi yang mungkin timbul merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan
hipertensi masih kurang diperhatikan. Tidak adanya gejala fisik yang muncul
resiko hipertensi terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor seperti riwayat
keluarga, kebiasaan merokok, intake natrium yang berlebih dan kurangnya ak-
tifitas tubuh.
hipertensi namun efek samping dari minum obat anti hipertensi harus tetap
3
diperhatikan seperti sakit kepala, pusing dan lemas (Istiqomah, 2017). Oleh ka-
rena itu, terapi nonfarmakoterapi dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup
konsumsi asupan garam dan lemak serta meningkatkan konsumsi buah dan
sayur, selain itu penurunan berat badan berlebih dan terapi komplementer sep-
Air hangat memiliki manfaat fisiologis bagi tubuh dan garam memiliki
kandungan ion positif, oleh karena itu terapi rendam kaki dengan air hangat
campuran garam dapat dilakukan sebagai salah satu terapi yang dapat dilakukan
perpindahan panas dari air hangat ke tubuh, hal ini menyebabkan terjadinya
menghilangkan bau kaki dan juga dapat meningkatkan kualitas tidur (Harnani
& Axmalia, 2017). Pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat campuran
garam merupakan salah satu metode yang efektif, sederhana, mudah dilakukan
dengan biaya yang sangat terjangkau, selain itu metode ini mudah dilakukan
secara mandiri dirumah bagi penderita hipertensi dan dapat dijadikan sebagai
gaya hidup sehat dikehidupan sehari-hari dan tidak memiliki efek samping bagi
Penelitian yang dilakukan oleh Utami & Ayu (2019) menyatakan ter-
dapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan air
hangat campuran garam pada pasien hipertensi, hal ini menunjukan adanya
bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi
rendam kaki dengan air hangat pada pasien hipertensi yang menunjukan adanya
ruang rawat inap Rumah Sakit PELNI Jakarta, pasien hipertensi yang dirawat
dilakukan terapi farmakologis saja. sedangkan saat pasien dirawat di rumah sa-
terkait efektifitas rendam kaki dengan air hangat campuran garam terhadap
penurunan tekanan darah dan studi yang telah dilakukan, maka penulis tertarik
kaki dengan air hangat campuran garam dalam penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan ini adalah pentingnya prosedur dan
langkah–langkah yang tepat saat melakukan teknik rendam kaki air hangat
hipertensi.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
terapi rendam kaki dengan air hangat campuran garam dalam penurunan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini dapat menjadi wacana ilmiah dan dapat menambah
data atau bisa berguna bagi pengembangan ilmu dalam mempelajari adanya
terapi rendam kaki dengan air hangat campuran garam dalam penurunan
2. Manfaat Praktis
d. Bagi Penulis
hipertensi.
tentang terapi rendam kaki dengan air hangat campuran garam dalam
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian
2020).
Budhi, 2017).
8
9
hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
Mudayatiningsih, 2018)
kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain
10
lah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini
2. Konsep Hipertensi
a. Pengertian
darah secara terus menerus dengan sistolik > 140 mmHg dan diastolik
> 90 mmHg. Tekanan darah ini mengakibatkan sistem sirkulasi dan or-
gan yang mendapat suplai darah menjadi tegang. Kasus Hipertensi ber-
2018).
b. Klasifikasi
a) Hipertensi Primer
herediter atau keturunan. Selain itu pola hidup yang tidak sehat
meningkat.
b) Hipertensi Sekunder
baik, maka tekanan darah akan tetap normal, selama itu belum
c. Etiologi
1) Hipertensi Primer
mer. hipertensi ini terjadi karena faktor genetik. Selain itu, hipertensi
primer terjadi karena pola makan yang tidak sehat seperti mengkon-
sumsi asupan garam yang berlebih setiap harinya, Faktor lain yang
2) Hipertensi Sekunder
d. Faktor Resiko
1) Genetik
2020).
2) Lanjut usia
makin tua semakin menurun pola kerja dan fungsi jantung. dengan
tama pada individu dengan pola hidup yang tidak sehat. Kondisi
14
Honesty, 2017).
6) Merokok
e. Patofisiologi
lasi tekanan darah diatur oleh mekanisme neural dan mekanisme hu-
moral. Pada mekanisme neural, regulasi tekanan darah terjadi melalui ak-
ini juga berfungsi untuk menstimulasi sekresi aldosteton dari kelenjar ad-
renal. Aldosterone ini menyebabkan retensi air dan garam pada ginjal.
Karena adanya retensi ini akan meningkatkan volume darah sehingga ter-
f. Manifestasi Klinis
atau perdarahan pada hidung. Gejala tersebut akan timbul saat penderita
tidak mengetahui dan menyadari akan adanya gejala yang terjadi, kelu-
han tersebut dapat saat pasien mengalami komplikasi yang spesifik pada
organ lainnya seperti otak, mata, ginjal, jantung, pembuluh darah atau
g. Komplikasi
yang mendapat suplai darah arteri tersebut, berikut komplikasi pada pen-
yakit Hipertensi:
1) Stroke
2) Kerusakan Ginjal
sel organ. Jika hal ini terjadi pada organ ginjal maka dapat mengaki-
mengatur diameter anteriol. Dan hal ini yang akan memicu system
pada suatu waktu dapat terlepas beserta isinya dan membentuk em-
boli yang menyumbat pembuluh darah arteri bagian distal. Jika sum-
wan, 2017).
h. Penatalaksanan
1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
hipertensi:
dah lemak, dan asam lemak tak jenuh, serta membatasi asupan
daging merah dan asam lemak jenuh (Wijaya & Putri, 2017).
20
4) Olahraga teratur
5) Berhenti Merokok
6) Terapi Relaksasi
san. Selain itu jenis relaksasi yang berfokus pada psiskis adalah
7) Terapi Hydroterapi
mengontrol tekanan darah selain minum obat yaitu dengan teknik hy-
i. Penatalaksanaan Farmakologi
Menurut Dewi & Digi tahun 2017 ada tujuh golongan obat anti
hipertensi:
1) Golongan diuretik
maka kerja pompa jantung menjadi lebih ringan. Golongan obat ini
torsemid.
satu kali dalam sehari dikarenakan efek dari diuretic tiazid terjadi
2) Betabloker
penurunan kondisi kadar gula dalam darah. Jenis obat ini bekerja
Golongan Jenis obat ini yaitu katopril. Jenis obat ini bekerja
4) Penghambat Simpatetik.
buluh darah.
j. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
2) CT Scan
3) EKG
jantung hipertensi.
25
4) Foto Dada
k. Pencegahan
a. Pengertian
pengisi alat ukur tekanan darah. Untuk saat ini penggunaan alat ukur
tidak langsung yang dilakukan dengan dua cara, yaitu auskultasi dan pal-
baik tekanan darah sistol maupun diatol. Metode auskultasi dan palpasi
Prayitno, 2018).
27
a. Pengertian
daan terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dikarenakan
peredaran darah. selain itu teknik ini dapat merangsang saraf yang ter-
kuat dibandingkan dengan air tawar, senyawa itu akan masuk ke dalam
tubuh dari kaki melalui jaringan meridian yang melintasi jaringan kulit
Menurut Lalage (2015) teknik rendam kaki air hangat secara ilmiah
pembuluh darah dimana air hangat dapat membuat sirkulasi darah men-
jadi lancar, selain itu faktor pembebanan di dalam air yang akan men-
b. Tujuan
Teknik rendam kaki air hangat dapat mendilatasi pembuluh darah dan
memperlancar sirkulasi darah selain itu teknik ini juga dapat merangsang
saraf yang terdapat pada kaki untuk mengaktifkan saraf para simpatis se-
c. Manfaat
tekanan darah terutama pada tekanan diastole. Hal ini dapat dijelaskan
Rendam kaki air hangat dapat merangsang saraf pada telapak kaki
dam kaki air hangat yaitu dengan mendilatasi pembuluh darah dan
di dalam tubuh. Cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas
menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Di dalam
tekanan osmosis diatur oleh kalium guna menjaga cairan tidak keluar dari
luar sel dan kalium di dalam sel. Jika kadar natrium darah akan
akan terganggu bila kehilangan natrium dan air yang akan memasuki sel
1) Persiapan alat
a) Waskom.
c) Garam
d) Handuk
e) Kursi
30
2) Prosedur Tindakan
a) Menyampaikan Salam
b) Memperkenalkan Nama.
c) Mengidentifikasi klien
cukup
3) Tahap Kerja
B. Kerangka Konsep
Faktor Resiko
Alat Ukur Hipertensi
Hipertensi
Tekanan Darah 1. Genetik
2. Usia
Sphygmomanom-
3. Jenis ke-
eter
lamin
Study Literature terkait SOP 4. Kebiasaan
Terapi Rendam Kaki Air merokok
5. Intake
1. Normal Hangat dengan campuran garam
Sistolik : < 120 garam yang ber-
Diastolik : < 80
lebih
2. Normal-Tinggi
6. Kurang
Sistolik : 130-139
Diastolik : 85-89 olahraga
3. Hipertensi Derajat I
Sistolik : 140-159
Diastolik : 90-99 SOP Terapi Rendam Kaki
4. Hipertensi Derajat II
Sistolik : 160-179 Air Hangat dengan cam-
Diastolik : 100-109 puran garam pada pasien
5. Hipertensi Derajat III
Sistolik : > 180 hipertensi dalam upaya
Diastolik : > 110 penurunan tekanan darah
6. Hipertensi tersisolasi
Sistolik : > 140
Diatolik : > 90
METODOLOGI PENULISAN
A. Metodologi
kaki air hangat dengan campuran garam dalam upaya penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi ini adalah literature review. Literature review adalah ura-
ian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari sumber-
sumber untuk dijadikan objek penelitian. Literature review adalah istilah yang
pasien hipertensi dengan terapi rendam kaki air hangat. Penulis dalam mencari
literature menggunakan kata kunci hipertensi dan teknik rendam kaki air
hangat.
1. Plan
33
34
kaki air hangat dengan campuran garam dalam penurunan tekanan darah
pemberian terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dalam
2. Do
rendam kaki air hangat dalam upaya penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
3. Study
standar yang telah ditetapkan dalam rencana. Jika solusi tidak berjalan
2018).
a. Penulis melakukan study literature terkait teknik rendam kaki air hangat
isasi asuhan keperawatan dalam setiap proses atau langkah pada standar
4. Act
masukan rangkaian proses dalam standar operasional yang baku. Standar ini
akan terus dilakukan sampai ada perbaikan plan yang lebih baik lagi (Fitriani,
2018).
melakukan teknik rendam kaki air hangat dalam upaya penurunan tekanan
darah agar hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif dan efisien.
37
BAB IV
A. Hasil
37
38
perasaan
klien
11.
38
39
dengan air hangat campuran garam terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
B. Pembahasan
hangat yang berfungsi untuk menurunkan rasa sakit dengan mengandalkan re-
spon tubuh terhadap air. Manfaat yang diberikan oleh terapi menggunakan air
ini salah satunya untuk melancarkan peredaran darah (Sudiarto & Isnaeni,
2018). Menurut Dyan (2016) efek yang di hasilkan setelah dilakukan terapi
penurunan tekanan darah. Terapi rendam kaki air hangat dengan campuran
Hasil penulusuran literature review SOP terapi rendam kaki air hangat
campuran garam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi yang
telah didukung oleh beberapa jurnal terkait didapatkan hasil bahwa SOP setiap
jurnal yang dilakukan berbeda – beda namun hasil yang didapatkan tetap sama
oleh penulis, SOP yang telah penulis kembangkan yaitu pada pelaksanaan
dalam tindakan dan kepatuhan klien dalam hal pengobatan (Tarigan & Ginting,
terjadi kekeliruan dalam memberikan tindakan, karena itu pada tahap ini
dilakukan untuk Memastikan tindakan diberikan pada pasien yang benar serta
46
tahap menutup tirai untuk memberikan privasi dan kenyamanan kepada klien
(Praptiani & Subekti, 2019). Setelah itu, mencuci tangan 6 langkah setiap
pelaksanaan moment, dari semua ke 5 jurnal terkait tahap ini sangat penting
dengan suhu 39C-40C pada tahapan ini harus diperhatikan, untuk derajat suhu
yang diberikan dikarenakan suhu tubuh normal pada manusia 36-37.5°C jika
kurang dari suhu tubuh normal manusia air terlalu dingin sehingga mengurangi
efektifitas terapi ini, dan jika penggunaan suhu terlalu tinggi dikhawatirkan
dapat membuat tersebut . Setelah itu merendam kaki selama 10-15 menit
dikarenakan waktu tersebut cukup mempertahankan suhu air untuk tetap hangat
dan terjadinya proses vasodilatasi (Rachma, Trial, & Sasti, 2020). Lalu setelah
kebersihan kaki (Meri & Gusnawan, 2017) Pada tahap terakhir yaitu tahap
terminasi untuk memastikan kembali kemajuan atau proses dalam terapi untuk
mencapai tujuan dari tindakan yang telah dilakukan (Asnaniar, Firmansyah &
Sudarman, 2019).
memiliki sepuluh tindakan SOP penulis mengambil lima langkah SOP berupa
47
suhu air dalam melakukan rendam kaki yaitu dengan suhu 39°C-40°C,
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, memasukan garam dengan
pasien.
saling percaya untuk memudahkan dalam tindakan dan kepatuhan klien dalam
pengobatan. lalu penulis mengambil tahapan informed consent , hal ini dikare-
megetahui terapi yang akan diberikan, prosedur atau langkah yang diberikan ,
indikasi prosedur dan persetujuan dari klien ataupun keluarga tentang terapi
yang akan diberikan. Selanjutnya memberikan posisi klien dengan nyaman atau
posisi fowler, tahapan ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan klien saat
Dalam delapan tindakan SOP menurut dewi & Untari (2018) penulis tidak
dari peneliti lain. Selain itu penulis juga tidak mengambil tindakan pemberian
suhu air hangat 37°C dikarenakan penulis sudah mencari sumber dari peneliti
48
lain bahwa suhu air hangat yang efektif yaitu melebihi suhu normal tubuh manu-
sia. Penulis juga tidak mengambil tindakan merendam kaki selama 20-30 menit
dikarenakan efektifitas suhu air 39°C-40°C bertahan dalam waktu 10-15 menit
Penelitian Masi & Rottie (2017) penulis mengambil satu langkah dalam
tifikasi klien karena tidak semua peneliti melakukan identifikasi klien sebelum
itu pada tahap ini dilakukan untuk Memastikan tindakan diberikan pada pasien
tidak mengambil beberapa langkah dalam penelitian Masi & Rottie dikarenakan
langkah SOP lalu penulis mengambil tiga langkah berupa melakukan penguku-
ran tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya terapi rendam kaki
dengan air hangat, hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan apakah ter-
secara lengkap dan terdapat lembar observasi yang digunakan peneliti. Selain
itu penulis juga mengambil langkah untuk takaran air yang digunakan dalam
merendam kaki, takaran air yang digunakan sebanyak 1,5 – 3L air, peneliti
mengatakan perbandingan yang digunakan adalah 2 : 1, dua untuk air panas dan
49
satu untuk air dingin. Dan penulis mengambil langkah mengeringkan kaki
setelah terapi rendam kaki air hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan
SOP dari lima langkah SOP, yaitu untuk waktu rendam kaki air hangat selama
10-15 menit, waktu yang digunakan sangat efektif untuk suhu yang ditentukan
dalam waktu 10-15 menit dapat mempertahankan suhu air tetap hangat. Lalu
yang sudah penulis analisa ada beberapa peneliti yang tidak memasukan
kembali kemajuan atau proses dalam terapi untuk mencapai tujuan dari tindakan
Penelitian Gunawan & Ari (2019), memiliki lima belas langkah dalam
langkah tersebut penulis mengambil tiga langkah SOP berupa mencuci tangan
6 langkah sebelum dan sesudah melakukan tindakan, tahap ini sangat penting
dilakukan , untuk tahap mencuci tangan hampir semua SOP tidak melakukan
cuci tangan, cuci tangan membantu untuk mengurangi penyebaran infeksi. Me-
nutup tirai, tahapan ini dilakukan untuk menjaga privasi dan membuat klien me-
rasa lebih nyaman. Memastikan lingkungan yang tenang dan pencahayaan yang
rendam kaki dengan air hangat campuran garam di dapatkan hasil bahwa tinda-
kan yang dilakukan berbeda-beda. Namun memiliki hasil yang sama yaitu dapat
drawati, & Adi (2017) mengenai perubahan terapi rendam kaki air hangat pada
penerapan terapi rendam kaki air hangat menggunakan campuran garam dan
serai selama 7 hari yaitu sehari 1x selama 15 menit, dalam satu minggu kategori
awalnya tekanan darah 160/100 mmHg menjadi 135/90 mmHg, hal ini
Pemberian terapi rendam kaki dengan air hangat campuran garam juga
terbukti efektif pada pasien hipertensi dengan didukung oleh penelitian Setyo
& Husna, 2017 mengatakan pendapat bahwa setelah dilakukan 2 kali terapi
dihari yang sama yaitu pagi dan sore hari diperoleh hasil bahwa tekanan darah
sebelum rendam kaki air hangat dengan rata-rata tekanan darah 155,33 mmHg
51
untuk sistolik dan 117,27 mmHg untuk diastolik, kemudian setelah rendam kaki
pada pagi hari tekanan darah menurun dengan hasil 136,67 untuk sistolik dan
18,66 mmHg pada sistolik dan 30,6 mmHg pada diastolik setelah dilakukan
terapi rendam kaki pada pagi hari. Pada perlakuan terapi yang kedua kalinya
yaitu di sore hari didapatkan hasil 105,33 untuk sistolik dan 76,67 untuk
diastolik, dengan penurunan tekanan darah sebanyak 31,34 mmHg pada sistolik
dan 10 mmHg pada diastolik. Hal ini dikarenakan terapi air hangat dapat
kelebihan panas dan dapat menurunkan tekanan darah serta dapat melenturkan
terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dapat berpengaruh dalam
menurunkan tekanan darah. Terapi rendam kaki air hangat dengan campuran
pinggul, nyeri otot, dan Gout (Nuraini & Mariyati, 2016). Terapi ini mudah
dilakukan serta dapat diterapkan di rumah dan tidak memerlukan biaya yang
rendam kaki air hangat dengan campuran garam dengan didukung oleh sumber
dan jurnal-jurnal maka dari itu terapi ini dapat di jadikan sebagai terapi tamba-
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil Pengembangan Standar Operasional Prosedur
Pemberian Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dengan Campuran Garam Dalam
rendam kaki air hangat dengan campuran garam dalam penurunan tekanan
B. Saran
53
54
tentang terapi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dalam
kaki air hangat dengan campuran garam dalam penurunan tekanan darah
4. Bagi Penulis
hipertensi.
Almina , R. T., Zulhaida, L., & Syarifah. (2018). Pengaruh Pengetahuan Sikap Dan
Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu Kecamatan
Pancur Batu. Jurnal Kesehatan Vol.11 No.1, 15 (3), 24-27.
Amalia, M. S. (2018). Analisis Kesantunan Berbahasa pada Tuturan Perawat ke
Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Baru. Jurnal Universitas Negeri
Makassar.
Asrifuddin, A., Langi, L. F., & Mullo, O. E. (2018). Hubungan Antara Kebiasaan
Minum Kopi Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Paniki Bawah Kota Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vo.7, No.5.
Bianti. (2015). Penyakit Hipertensi Pada Dewasa & Usia Lanjut. Journal
Keperawatan Indonesia, 29 (16), 15-26.
Brunner & Suddarth. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol-
ume 2. Jakarta. EGC
Darmawan , H., Tarmin, A., & Nadimin. (2018). Asupan Natrium Dan Status Gizi
Terhadap Tingkat Hipertensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUD Kota
Makassar. Media Gizi Pangan, Vol.5, Edisi 1, 11-17.
Dewi, R., & Digi, F. (2017). Hidup Bahagia Degan Hipertensi. Yogyakarta: A.Plus
Book.
Edison, S., Try, P. F., & Safruddin. (2020). Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Journal Kesehatan
Parrita Husada I Vol.5, No.1 , 7-9.
Elon, Y. (2017). Tekanan Darah Berdasarkan Posisi Flat On Bed, Semifowler dan
Fowler pada Variasi Kelompok Usia. Jurnal Skolastik Keperawatan 3(2),
124-131.
Fauzia, N., Ansyori, A., & Hariyanto, T. (2014). Kepatuhan Standar Operasional
Prosedur Hand Hygiene pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Jurnal Kesehatan Brawijaya, 95-98.
Fuady , N. R., Basuki, D. R., & Finurina, I. (2017). Hubungan Keluarga Terhadap
Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Di Puskesmas 1 Sumbang.
Herb-Medicine Journal I, 7-14.
Gunawan , A. P., & Ari, P. (2019). Efektivitas Rendam Kaki Air Hangat Pada
Penderita Hipertensi. E-Journal Keperawatan Indonesia, 18(2), 14-19.
Harisa, A., Safitri, I., & Hapsah. (2020). Sikap Perawat Terhadap Pasien Sebagai
Penerjemah Kode Etik Keperawatan Dalam Di Universitas Hasanuddin . In-
donesian Contemporary Nursing Journal , 4(2), 83-92
Harnani, Y., & Axmalia, A. (2017). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat
Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut. Journal of Community
Health, 6(3), 12-16.
Ilkafah. (2016). Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Obat Anti
Hipertensi dan Terapi Rendam Kaki Air Hangat Di Wilayah Kerja
Puskesmas. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol.2. 13 8-10
Khairunisa, Astri , W., & Sifa, A. (2018). Terapi Rendam Kaki Air Hangat Pada
Lansia. Journal Ilmu Keperawatan, 13(2), 18-20.
Lalage, Z. (2015). Hidup Sehat Dengan Terapi Air. Yogyakarta: Abata Perss.
LeMone, P. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 5, Vol. 3. . Jakarta:
EGC.
Lestari , H., & Anggraini, P. I., (2019). Putus Rantai Virus dan Kuman Dengan
Mencuci Tangan Setiap Saat Pada Masyarakat Kota Bambu. Media
Kesehatan, Vol.5, Edisi 1, 11-17.
Masi, M. N., & Rottie, V. J. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air
Hangat Dengan Campuran Garam Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan
(e-Kp). Vol.5, No.1, 22 (2), 16-19.
Mayangsari, M., Agus , P., & Nurhayati. (2019). Efektifitas Terapi Kombinasi
Rendam Kaki Air Hangat dan Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Nursing Update,
3.
Muhith, A. & Siyoto, S. (2018). Aplikasi Komunikasi Terapeutik Nursing & Health.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Nopriani, Y., & Primanda, Y, & Makiyah, N. N. (2018). Efektivitas rendam kaki
air hangat terhadap tekanan darah penderita hipertensi. Jurnal Kesehatan
Dinamika. Vol.9, No.2, 22 (5), 12-16.
Nuraini, S. K., & Mariyati, S. (2016). Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat dengan
Pengaruh Kualitas Tidur Lansia. Journal Ilmiah Kesehatan, Vol.6, 16-18.
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Medi Action.
Pebrianda, B., Fadlilah, S., Amestiasih, D., Lani, F. Pengaruh terapi komplementer
kombinasi rendam kaki air hangat dengan campuran garam dan serai.
Faletehan Health Journal, 8(2), 84-91.
Potter, A & Perry, A 2012, Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses,
dan praktik, vol.2, edisi keempat, EGC, Jakarta
Purnamasari, N., Istichomah., & Utami, DP. (2020). Hubungan komunikasi tera-
peutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap kelas II dan III
RSUD Wonosari Yogyakarta. Jurnal ilmiah keperawatan 1(2), 1-17.
Purnawan, I. (2015). Pengaruh Terapi Mandi Uap Terhadap Respon Stress. Jurnal
Keperawatan Sudirman, 58-61.
Putra, A., Herman, A., Indah, A., & Nia, K. P. (2020). Efektivitas Rendam Kaki
Air Hangat Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Ilmu Keperawatan Semarang,
4(2) 5-19.
Putri, D., & Fildayanti. (2020). Pengaruh Pemberian Rendam Kaki Dengan Air
Hangat Campuran Garam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Jurnal Ilmu Kesehatan Rustida, Vol.6, No.2, 77-81
Putriningrum, K., & Prahesti, A. (2021). Pemberian Informasi dan Kelengkapan
Pengisian Informed Consent Pada Pasien Sectio Caesarea Di RS PKU Mu-
hammadiyah Gamping Yogyakarta. Jurnal Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan. Vol. 4, No 1. 25 (7), 12-14.
Rita, A., Eka, G., Putri, O., & Andin, P. K. (2020). Hubungan Rencana Asuhan
Kepearawatan Medikal Bedah Di Rumah Sakit. Jurnal Pengembangan Ilmu
Keperawatan, 13(2) 17-25.
Rochana, N., & Utami, S, R.(2015). Holistic Nursing in Emergency and Disaster.
Naskah Publikasi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Rosta, J., & Astriani, L. (2016). Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak dengan
Status Gizi dan Tekanan Darah Geriatri di Panti Werda Surakarta. Doctoral
Dissertation Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Sari, R., Hakam, M., & Tricahyono , A. R. (2017). Motivasi Perawat Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Klien Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Daerah Balung. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol.3, No.3, 15-19.
Setyoadi, I, P. & Kushariyadi, k. (2018) Efektifitas terapi rendam kaki air hangat
dengan campuran garam di masyarakat. Jurnal Stikkes Husada, 15(4), 17-
19.
Setyo, A.& Husna, A. (2017). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Dengan Campuran Garam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi. Jurnal Ilmu Kesehatan Rustida, Vol.6, No.2, 77-81
Solecha, N., & Masi, G. N.M., Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap
penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bahu
Manado. Ejournal Keperawatan, Vol.2, 05 (01).
Sulistyarini, A., Ahmad, F., & Putri, A. K. (2016). Hubungan Aktivitas Fisik
Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
, 16(2), 18-28.
Tini, J., & Budhi , M. (2017). Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Perawatan
Kesehatan Masyarakat. Journal Kesehatan Keperawatan, 25 (3), 15-19.
Untari, Y., & Dewi, D. (2018). Efektifitas terapi rendam kaki air hangat dengan
campuran garam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di RT 7 RW 5 Kelurahan Wonoteto Kecamatan Wonokromo Su-
rabaya. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. Vol.6,No.3, 24 (5), 17-20.
Utami, S. (2016). Efektifitas Relaksasi Napas dalam dan Distraksi dengan Latihan
5 Jari Terhadap Nyeri Post Laparatomi. Jurnal Keperawatan Jiwa, 4(1), 61-
73.
Wahyuni, S. A., Citra, A., & Siti, U. P. (2017). Terapi Rendam Kaki Air Hangat
Pada Pasien Hipertensi. Jurnal of Universitas Lampung, 6(3), 14-15.
Wardiyah, A., Setiawati S., dan Setiawan D. (2016) Perbandingan Efektifitas Pem
berian Kompres Hangat dan Tepidsponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh
Anak yang Mengalami Demam di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung." Jurnal Ilmu Keperawatan, 4(1), 44-56
Nama Responden:
Usia:
Jenis Kelamin:
Hari Ke :
Tanggal:
Pukul: Pukul:
No Uraian Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Tekanan Darah
Hari Ke:
Tanggal
Pukul: Pukul:
No Uraian Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Tekanan Darah
Hari Ke:
Tanggal
Pukul: Pukul:
No Uraian Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Tekanan Darah
Lampiran 5 Standar Operasional Prosedur (SOP)
3 Menyiapkan alat-alat
1. Mengidentifikasi Klien
2. Mengidentifikasi klien
8. Mencuci tangan
A. Identitas
Nama : Nurhasanah
NPM : 18080
Agama : Islam
E-mail : Nurrha19@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan