Anda di halaman 1dari 4

KONSEP INTERVENSI PERMAINAN SIMULASI

Penelitian yang dilakukan oleh Olsa, Sulastri & Anas dalam Hermawati &
Sastrawan (2021) menyatakan bahwa keluarga yang mengalami stunting paling banyak
ditemukan pada anak dengan tingkat pengetahuan ibu yang kurang. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap pemenuhan status gizi anaknya. Maka dari itu, dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat diperlukan menerapkan program yang tepat dan
sesuai dengan sasaran serta kondisi masyarakat itu sendiri. Metode simulation game
kemungkinan dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang stunting (Hermawati & Sastrawati, 2021).
Simulation game atau metode permainan simulasi merupakan salah satu metode
pembelajaran dengan menggunakan sebuah permainan terencana dan maknanya dapat
diambil untuk kepentingan sehari-hari serta memaknai masalah hubungan antar manusia
(Gea, 2019). Metode ini dilakukan dengan mempraktikkan sebuah kegiatan nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Permainan simulasi adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk
meniru realitas kehidupan dunia luar dengan tujuan tertentu. Permainan simulasi
memberikan kesempatan bagi siswa atau sasaran untuk terlibat dalam proses
pembelajaran yang akan menghasilkan sistem pembelajaran aktif karena akan berfokus
pada audience atau peserta. Selain itu, simulation game dapat membuat peserta tertarik
dan sangat efektif dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan serta perubahan sikap
atau perilaku (Arini, Ermawati & Saidah, 2020).
Simulation game juga merupakan salah satu metode pembelajaran yang bersifat
kooperatif karena memberikan kesempatan kepada peserta pendidikan kesehatan
menjadi lebih interaktif dan berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung sehingga
dapat mengembangkan proses berpikirnya secara mandiri dalam mengolah suatu
informasi (Arini, dkk, 2020). Notoatmojo dalam Rahmah, Huriati & Arbianingsih
(2018) mengungkapkan faktor keberhasilan dalam penyuluhan salah satunya yaitu
faktor penyuluh yang meliputi kurangnya persiapan, kurangnya penguasaan materi dan
bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran serta penampilan pemateri
yang monoton sehingga membosankan.
Persiapan penyuluhan yang kurang akan membuat sasaran pendidikan kesehatan
tidak cukup mendapatkan pengetahuan karena materi tidak tersampaikan dengan baik.
Oleh karena itu, penggunaan metode simulation game dalam memberikan pendidikan
kesehatan mengenai stunting diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan sasaran
edukasi karena disajikan dalam bentuk yang menarik sehingga dapat meningkatkan
keinginan peserta untuk mengetahui lebih dalam mengenai informasi kesehatan yang
disampaikan. Hasil penelitian yang telah dilakukan Muharyani, Rahmawati & Andhini
(2019) menunjukkan khalayak sasaran memiliki keinginan yang cukup besar untuk
menambah pengetahuan yang terlihat dari antusiasme dalam mengikuti permainan dan
usaha untuk mendengarkan materi penyuluhan serta didapatkan adanya peningkatan
pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode simulation
game.
Metode simulation game sudah diterapkan pada berbagai kegiatan penyuluhan
pendidikan kesehatan. Teknik yang digunakan bermacam-macam sesuai dengan peserta
yang menjadi sasaran kegiatan tersebut. Salah satu teknik permainan simulasi telah
dilakukan oleh Arini, dkk (2020) yang menggunakan permainan ular tangga sebagai
bentuk dari simulation game dalam memberikan stimulasi kognitif anak stunting.
Metode ular tangga ini menggunakan media berupa spanduk dengan gambar permainan
ular tangga ukuran 4x6 m². Pada setiap kotak terdapat pertanyaan dan jawaban seputar
stimulasi perkembangan kognitif yang diberikan pada anak stunting sesuai usia. Selain
itu, Muharyani, dkk (2019) telah menerapkan metode permainan simulasi ini sebagai
upaya pencegahan stunting pada anak dengan melakukan simulasi kehidupan di pasar.
Pelaksanaannya dimulai dari pembagian peserta menjadi beberapa kelompok sebagai
pemain dan seseorang menjadi pasar. Peralatan yang diperlukan yaitu dadu, kartu
pertanyaan, papan permainan dan uang mainan. Gambaran permainannya, setiap pemain
akan melempar dadu dan melangkah sesuai dengan angka dadu yang muncul. Pada
setiap pemberhentian, para pemain harus membacakan materi yang terdapat dalam
kotak pemberhentian. Setiap pemain harus mengambil satu kartu tanya dan menjawab
pertanyaan yang akan dibacakan oleh seseorang yang menjadi “pasar” untuk
melanjutkan permainannya Apabila pemain tidak bisa menjawab pertanyaan dengan
benar, maka pemain dikenakan denda untuk kembali melanjutkan perjalanannya dan
pertanyaan yang tidak bisa dijawab akan disampaikan oleh seseorang yang berperan
menjadi pasar.
Penjelasan di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan metode permainan
simulasi yang dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting pada anak. Teknik dan
bentuk lainnya dari metode ini dapat disesuaikan dengan media yang dimiliki dan
keadaan sasaran yang akan menjadi peserta dalam proses pemberian pendidikan
kesehatan sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan
berpengaruh pada perilaku masyarakat serta dapat membantu dalam menurunkan angka
kejadian stunting di Indonesia.
REFERENSI

Arini, D., Ermawati, D. & Saidah, Q. (2020). Pengaruh Penyuluhan Metode Stimulasi
Game pada Kader dalam Memberi Stimulasi Kognitif Anak Stunting di Wilayah
Puskesmas Kenjeran. Jurnal Pengabdian Kesehatan, 3(1), 41-49. doi:
https://doi.org/10.31596/jpk.v3i1.66
Gea, A. (2019). Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Pola Makan Gizi Seimbang Dengan
Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Dan Tindakan Ibu Anak Paud Yang
Stunting Di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam. [Skripsi]. Medan: Politeknik
Kesehatan Medan
Hermawati, H., & Sastrawan, S. (2021). Pengaruh Edukasi Dengan Simulation Game
Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Di Kecamatan Pemenang Kabupaten
Lombok Utara. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 7(2). 263-266. doi:
http://dx.doi.org/10.36312/jime.v7i2.2060
Muharyani, P. W., Rahmawati, F. & Andhini, D. (2019). Aplikasi Strategi Intervensi
Simulation Game Dalam Upaya Pencegahan Stunting Pada Anak. Jurnal
Pengabdian Sriwijaya, 7(2), 789-794. doi: https://doi.org/10.37061/jps.v7i2.9771
Rahmah, M., Huriati, H., & Arbianingsih, A. (2018). Perbedaan efektivitas pendidikan
kesehatan media Facebook dan media leaflet terhadap motivasi berhenti merokok
pada remaja. Journal Of Islamic Nursing, 3(1), 62-70. doi:
https://doi.org/10.24252/join.v3i1.5477

Anda mungkin juga menyukai