PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
KHAIRUNNISAK
NIM. 1907201055
i
i
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Salah Satu Syarat Melakukan Penelitian Dalam Rangka
Penulisan SkripsiUntuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH :
KHAIRUNNISAK
NIM. 1907201055
i
BAB 1
PENDAHULUAN
hampir pada seluruh tatanan kehidupan manusia. Di era globalisasi ini kemajuan
dalam melakukan beberapa hal (Husaini, 2019; Saputri & Pambudi, 2018).
semakin mudah mengakses segala macam informasi (Azizul, Riski, Fitriyani, &
Sari, 2020; Lestari, 2018). Salah satu wujud dari perkembangan teknologi adalah
dengan adanya gadget (E. Dewi, 2019; Patricia, 2020).Gadget adalah perangkat
elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Gadget merupakan media yang
terdahulu diketahui bahwa terjadi peningkatan penggunaan media dan gadget pada
anak yaitu 38% pada tahun 2011 dan meningkat menjadi 72% pada tahun 2013
(Nurhalipah, Yustiana, Saeni, & Muslih, 2020). Gadget memiliki banyaknya fitur-
fitur seperti games dan gadget ini mudah untuk digunakan. Namun, dengan
2
keberadaan gadget juga bisa digunakan sebagai alat atau media pembelajaran
teknologi gadget pada saat ini memiliki dampak positif dan negatif bagi anak.
(Damayanti, Ahmad, & Bara, 2020; Nurhalipah et al., 2020), (2) memperluas
jaringan persahabatan karena dapat dengan mudah dan cepat bergabung ke sosial
media jadi kita dengan mudah berbagi bersama teman kita, (3) mempermudah
komunikasi karena gadget suatu alat yang memiliki teknolgi yang canggih
sehingga semua orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain dari
seluruh penjuru dunia, dan (4) melatih kreativitas anak (Pujilestari, 2020;
pembimbing juga berguna untuk mengontrol apa yang anak lakukan. Menjadi
Sehingga, orang tua dapat memantau atau melihat perkembangan anak dalam
pembelajaran atau hal- hal yang terkait dengan pendidikan (Kurniati et al., 2020).
Berdasarkan hasil riset Kominfo dan UNICEF mengenai perilaku anak dan
anak dan remaja mengetahui tentang internet dan 79,5% diantaranya adalah
teman lama dan baru, dan untuk hiburan; dan 4) Orangtua dan guru semakin
dipublikasikan oleh Hootsuite pada bulan Januari 2018 terdapat 177,9 juta jiwa
penduduk Indonesia adalah pengguna aktif mobile phone dari total penduduk
265,4 juta jiwa. Berikut disajikan Gambar 2,3 dan 4 pada saat melaksanakan
kegiatan sosialisasi dan diskusi dengan para guru dan siswa tentang dampak
bahwa anak yang berusia 4 tahun sudah mempunyai gadget pribadi, dan tanpa
pengawasan dari orang tua. 25% orang tua juga mengaku bahwa mereka sering
meninggalkan anak mereka untuk bermain gadget. 45% orang tua mengaku
anaknya sering bermain game, menonton video, dan bermain aplikasi di gadget
dan 70% orang tua mengaku membiarkan anaknya untuk menggunakan gadget
pesat terlihat pada penggunaan internet dalam rumah tangga yang mencapai angka
78,18 persen. Berdasarkan hasil survey dari BPS (Badan Pusat Statistik) tentang
internetnya mengatakan bahwa ada peningkatan dari tahun 2018, tahun 2019
hingga tahun 2020. Jumlah pengguna gadget dan internet pada anak-anak usia 5
tahun hingga 12 tahun di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2018 sebanyak
5,69% pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 7,93% dan pada tahun
2020 mengalami peningkatan sebanyak 9,55% dari jumlah penduduk yang ada di
sebanyak 210 juta jiwa dari total 270 Juta jiwa penduduk Indonesia. Dan
Indonesia yaitu sebanyak 77,02% (APJJI, 2022). Selain itu dalam hal waktu
orang. Data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh tahun 2015,
internet tedapat di Kota Banda Aceh sebanyak 63,38% di ikuti kota Lhokseumawe
Bireuen pada tahun 2022-2023 prevalensi anak usia sekolah yang berusia 6-12
meningkatkan minat serta hasil belajar siswa. Namun yang terjadi di lapangan.
Menurunnya minat belajar anak karena lebih suka bermain gadget. Anak yang
kecanduan gadget menyebabkan anak menjadi pribadi yang tertutup dan suka
menyendiri. Selain itu, anak bisa mengalami beberapa gangguan seperti gangguan
pada kesehatan otak, kesehatan mata, kesehatan tangan, dan gangguan tidur
batasan- batasan secara jelas kepada anak tentang apa yang boleh dilakukan dan
mengedepankan prinsip bijak dalam berperilaku. Melalui diskusi orang tua harus
dengan secara jelas alasan penggunaannya, menerangkan apa yang anak butuhkan
Hal tersebut harus dipamai oleh agar dapat melakukan pencegahan dengan
menceritakan hal- hal yang terjadi terlebih dahulu (Digital Parenting Kelurahan
Kandri, 2019).
6
Anak sekolah dasar yang masih berusia dari umur 6 – 12 tahun dapat
mengakses apa saja yang ada di internet dengan menggunakan gadgetnya jika
penting bagi orang tua agar dapat menyediakan waktu kebersamaan dengan anak
untuk dapat memahami sikap dan perilaku anak lebih jauh lagi. Ketersediaan
waktu bersama anak yang dibangun secara terus menerus akan membentuk sebuah
zona aman dan nyaman dimana anak dapat lebih intens dan aktif ketika
baik dengan cara menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak akan
mempererat ikatan satu dengan yang lain. Sebagai bentuk penerapannya orang tua
Dengan begitu, anak tidak merasa bosan dan yang terpenting dapat mengalihkan
perhatian anak terhadap gadget yang dimilikinya walaupun hanya beberapa saat
(Kurniati, 2020).
pendampingan dan bimbingan orang tua terhadap anak saat menggunakan gawai
harus selalu diterapkan agar anak sudah terlanjur pengguna berat gawai
(Karwati, Kurniawan, & Anggraeni, 2020). Peran orang tua dalam kegiatan
2020).
mereka. Sekarang ini anak usia sekolah dasar memang disarankan untuk
7
sebagainya (Priambodo, 2021). Gadget atau dalam bahasa Indonesia yang disebut
dengan gawai merupakan suatu alat elektronik yang dapat digunakan untuk
melakukan banyak hal di dalam lingkup dunia maya. Gadget dapat diartikan
sebagai perangkat atau media yang dikemas lebih kompleks dibandingkan dengan
mereka. Sekarang ini anak usia sekolah dasar memang disarankan untuk
sebagainya.(Priambodo, 2021).
pesat sehingga penggunaan gadget yang melebihi batas waktu memiliki resiko
terhadap kesehatan dan orang tua memiliki peran dalam mendampingi dan
di realitanya penggunaan gadget pada anak anak tidak sesuai dengan batas waktu
yang seharusnya dan peran orang tua yang kurang dalam pengawasan dan
penelitian ini mayoritas orang tua menggunakan jenis pola asuh demokratis
yaitu pola asuh yang mendorong anak untuk membicarakan apa yang
diinginkan, ada kerja sama didalam pola asuh ini antara orang tua dan anak,
adanya bimbingan dan pengarahan serta adanya kontrol dari orang tua. Pola
asuh ini cukup kondusif dalam membentuk karakter anak. Jenis pola asuh
yang digunakan orang tua dalam mendidik anak sangat berpengaruh dalam
karakter anak, contoh dalam penelitian ini adalah karakter kedisiplinan anak
dalam belajar.
Menurut dari hasil penelitian Dewi Candra (2019) bisa disimpulkan: 1).
Terdapat pengaruh yang signifikan antara karakter orangtua dengan perilaku anak
di sekolah. 2). Terdapat pengaruh yang signifikan antara pola asuh orangtua
dengan perilaku anak di sekolah. 3). Terdapat pengaruh yang signifikan antara
sekolah, erat kaitannya dengan karakter dan pola asuh orangtua.Inti permasalahan
orangtua bukan di anak mereka, tetapi diri mereka sendiri.Jika tidak merubah
karakter dan pola asuh mereka, jangan harap ada perubahan perilaku pada anak-
anak mereka. Semua dimulai dari diri mereka sendiri, komitmen kepada anak, dan
pada bulan Maret 2023 terdapat 15 anak usia sekolah mengalami perilaku
menggunakan gadget. Dari hasil wawancara tersebut terdapat 7 orang tida ada
9
pola asuh orang tua dengan perilaku anak usia sekolah menggunakan gadget di
Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan
pola asuh orang tua dengan perilaku anak sekolah dasar menggunakan gadget”?
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan pola asuh
b. Tujuan khusus
bireun.
Manfaat yang didapat dari peneliti yang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
a. Bagi peneliti
membatasi pemberian gadget kepada anak serta orang tua dapat mengetahui
dampak bahayanya gadget bagi kesehatan sibuah hati yang mereka sayangi.
c. Bagi anak
a) Agar anak selalu sehat dan terhindar dari bahaya yang terjadi dalam
penggunaan gadget.
orang tua dengan perilaku anak anak usia sekolah menggunakan gadget di
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Ada berbagai bentuk pola asuh dalam pengasuhan anak yang dapat dipilih
dan digunakan oleh orang tua. Istilah pengasuhan berasal dari kata model dan
model memiliki arti gambaran yang menunjukkan corak, model, sistem, dan cara
kerja. Meskipun asuh berarti mengasuh anak kecil, bentuk pekerjaan yang
2019)
perkembangan fisik, emosional, sosial, intelektual dan spiritual terjadi sejak anak
dalam kandungan hingga dewasa (Kemendikbud RI, 2016). Artinya pola asuh
adalah pola komunikasi antara anak dengan orang tuanya, yang meliputi
kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis
(seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain). juga. sebagai sosialisasi norma
masyarakat agar anak dapat hidup harmonis dengan lingkungannya. Dengan kata
lain, pola asuh juga mencakup pola komunikasi antara orang tua dan anak
14
15
Menurut Sari (2018 ) orang tua memiliki cara pola sendiri dalam
mengasuh dam membimbing anak. Cara dan pola asuh tersebut tentu akan
berbeda antar satu keluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orang tua
merupakan interaksi antar orang tua dan anak yang mencakup proses
( mengajarkan perilaku yang umum dan sesuai dengan aturan dalam masyarakat ).
Dengans memberikan pola asuh yang baik dan positif maka akan memunculkan
Macam-macam pola asuh menurut teori Baumrind ( Lestari & Andrian, 2019 )
yaitu
menolak anak-anak karena mengikuti perintah orang tua mereka. Orang tua
kesalahan. Orang tua membatasi control yang ketat pada anak-anak dan
menentang komentar anak. Hal ini mengakibatkan tingkah laku anak jadi
murung dan penakut. Akan mudah terpengaruh, tidak memiliki jati diri yang
menjadi impulsif serta kasar, kurang percaya diri, tidak sanggup mengatur
Orang tua berhak menjawab tiap kebutuhan anak dan menggiatkan anak
berupaya membangun agar anak bersikap ramah terhadap semua orang, kuat
dalam penderian, pandai mengatur diri, bertingkah laku dengan sopan, bisa
mempunyai jati diri yang cerah serta bersemangat dalam meraih prestasi.
Pola asuh orang tua merupakan hal pertama yang akan membentuk
bagaimana anak setelah dewasa. Karna sikap, perilaku, dan kebiasaan orang
tua yang selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya, secara sadar atau
pola asuh yang dikembangkan oleh (Baumind dalam Fahmi, 2019) ada
empat tipe pola asuh orang tua kepada anak adalah sebagai berikut:
17
Pola asuh orang tua tipe ini mengutamakan yang Namanya kedisplinan
sebuah aturan memiliki konsekuensi. Orang tua yang tipe otoriter ini
biasanya orang tua yang lahir dari pola asuh displin yang mengalami
ketika masih kecil, sering menerima banyak hukuman fisik dari orang tua
dan para guru. Pola asuh ini juga mempunyai ciri orang tua yang
membuat semua keputusan anak harus tunduk, patuh, dan tidak boleh
Pola asuh orang tua dengan tipe authoritative dimana tipe ini
anak, namun memliki gaya komunikasi yang lebih baik ketimbang tipe
otoriter. Orang tua yang berkarakter seperti ini penuh kasih sayang,
Pola asuh tipe kedua ini orang tua sering memanjakan anak, tidak banyak
anak untuk berbuat sesuatu yang diinginkan. Pola asuh permisif ini
anak
Pola asuh tipe ini dimana orang tua kurang memiliki tuntutan
kepada anak (seperti orang tua permisif) dan kurang respon terhadap
anak. Selain itu, orang tua kurang memiliki ikatan batin yang kuat
terhadap anak. Orang tua tipe ini merasa telah menjalankan tugasnya
terbaik untuk anak. Akan tetapi, jarang orang tua hadir sebagai
pendengar yang baik pada anaknya atau tempat bercerita pada anaknya.
memengaruhi pola asuh orang tua, yaitu : faktor sosial ekonomi, pendidikan, nilai
agama yang dianut oleh orangtua dan kepribadian serta faktor lainnya yaitu usia
orangtua.
2. Pendidikan
pertumbuhan anak
Pada negara barat posisi anak seperti hal nya dengan posisi orang tua,
Adapun di negara timur menghormati anak yang tunduk pada orang tua.
4. Kepribadian
Pada karakter orang tua yang tertutup cenderung lebih menunjukan sikap
otoriter.
20
1. Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh Mc. Dougall sebagai pelopor psikologi sosial.
2. Teori Dorongan
tersebut.
3. Teori Atribusi
4. Teori Kognitif
Teori ini menyatakan bahwa jika seseorang harus memiliki perilaku yang
1. Pengetahuan (Knowledge)
Berbagai pendapat menjelaskan penyebab perbedaan ini adalah sejak lahir itu,
tempat kerjanya. Dengan memahami sifat-sifat manusia dari sudut ini, kita
2. Sikap (Atitude)
seseorang saat ini bisa menjadi hal yang potensial atau tidak, untuk
3. Tindakan (Practice)
1. Kepekaan Sosial
b. Manusia adalah mahluk sosial dalam hidupnya memerlukan orang lain dan
2. Kelangsungan Perilaku
tertentu.
4. Usaha Perjuangan
a. Usaha dan perjuangan pada manusia telah terpilih dan di tentukan sendiri,
a. Manusia satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak adadua manusia
maupun psikis baik secara positif maupun negatif. Sehingga perilaku di zaman
sekarang susah untuk diubah apalagi pada kemajuan zaman dibidang ilmu
globalisasi ini adalah penggunaan smartphone. Dulu gadget hanya digunakan oleh
kalangan menegah keatas, namun pemakaian sekarang ini sudah digunakan oleh
berbagai kalangan, mulai dari usia dini hingga orang dewasa. Anak-anak maupun
perkembangan teknologi komunikasi. Hal ini disebabkan karna mereka lahir dan
Penggunaan gadget pada anak semakin meningkat, salah satu faktor yang
teknologi, maka smartphone tampil dengan sistem touch screen yang membuat
siapapun lebih mudah untuk menggunakannya, terutama anak kecil yang belum
untuk bermain game, menonton animasi, bermain internet dan sebagai media
sama lain. Kini kegiatan komunikasi telah berkembang semakin lebih maju
kehidupan sosial masyarakat, seakan orang tidak bisa lepas dari yang namanya
smartphone. Orang yang memiliki smartphone, akan lebih rajin untuk mencari
tepat, akan menjadikan seseorang bersikap tidak peduli pada lingkungannya baik
Untuk mengatasi anak yang sudah biasa memakai smartphone atau gadget
menurut (Sunita & Mayasari, 2018) yaitu: beri waktu batasan menggunakan atau
Misalnya anak suka melukis, menggambar, bermain musi dan lainnya. Orang tua
yang sering bermain dengan anaknya akan membuat sang anak lebih fokus kepada
1. Keadaan anak
pada diri anak akan sangat mempengaruhi perkembangan emosional, bahkan akan
berdampak lebih jauh pada kepribadian anak. Misalnya: rendah diri, mudah
2.Faktor belajar
bentuk perilaku yang memberi kepuasaan sedikit atau sama sekali tidak
memberi kepuasaan.
orang lain, anak bereaksi dengan emosi dan metode yang sama dengan
Anak meniru reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan
yang ditiru. Disini anak hanya meniru orang yang dikagumi dan
dengan mudah dan cepat pada awal-awal kehidupan karena anak kecil
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi
perkembangan pada umumnya dapat dilalui dengan sukses. Naman jika anak tidak
gangguan emosi
4.Lingkungan keluarga
pertama kali mengajarkan individu (melalui contoh yang diberikan orang tua)
pertama dan utama bagi perkembangan anak. Keluarga sangat berfungsi dalam
pertumbuhan dan belajar awal (learning and growing) yang dapat mengantarkan
Perilaku remaja
emosional dan perilaku remaja. Terdapat interaksi yang kompleks dari perubahan
fisik biologis, psikologis individu atau perkembangan kognitif, dan interaksi dari
faktor-faktor sosial. Masalah mental, emosional dan perilaku dapat muncul akibat
Terdapat lima perubahan pada perubahan fisik atau biologis pada remaja, yaitu,
dari sistem sirkulasi dan respirasi yang berhubungan dengan stamina tubuh.Faktor
hormonal yang turut berkembang dalam proses tumbuh kembang antara lain,
hormonal mempengaruhi mood dan tingkah laku remaja. Perubahan fisik yang
cepat dan tiba-tiba membuat remaja menjadi canggung, sensitif dan ketakutan
antara dirinya dengan teman sebayanya sehingga terkadang merasa sakit dan
melakukan diet.Tiga gangguan makan yang umum terjadi pada remaja adalah
obesitas, anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Obesitas yang ditandai dengan
meningkatnya Body Mass Index (BMI) pada anak-anak hingga masa dewasa
berhubungan dengan risiko kesehatan fisik yang serius dan dikaitkan dengan
kematian dini seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan stroke. Pada usia
dibedakan dari lingkungan sosial dan lebih rentan mengalami berbagai masalah
mengalami rasa putus asa yang besar dan memilih menjadi pendiam dan terisolasi
secara sosial. Seseorang yang mengalami obesitas akan mudah merasa tersisih
atau tersinggung.
Hal ini akan lebih parah lagi apabila remaja dengan obesitas tersebut
akan cenderung dicap sebagai orang yang susah bergaul dan mudah tersinggung.
2. Perkembangan Psikologis
terkait dengan berbagai perubahan yang harus dihadapi oleh remaja dibandingkan
hadapi adalah kemampuan untuk berpikir lebih dewasa dan rasional serta
telah terjadi maupun yang akan terjadi, 2. berpikir dengan hipotesis, 3. berpikir
jauh ke depan dan merencanakan suatu strategi yang tepat, 4. mampu mengukur
tanpa batas dan bersifat abstrak, misalnya tentang agama, politik, moral dan
kehidupan secara mandiri, terlepas dari pengawasan orang tua dan sekolah. Salah
satu bagian perkembangan masa remaja yang tersulit adalah penyesuaian terhadap
lingkungan sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam
hubungan interpersonal, dan juga harus menyesuaikan diri dengan orang dewasa
di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai tujuan pola sosialisasi
teman sebaya dan budaya yang lebih luas yaitu masyarakat. Lingkungan sosial
a.Lingkungan keluarga
anak. Umur 4 – 6 tahun dianggap sebagai titik awal proses identifikasi diri
menurut jenis kelamin, peranan ibu dan ayah atau orangtua pengganti.
Pembentukan karakter remaja antara lain dipengaruhi oleh, pola asuh keluarga,
Kriteria keluarga yang kurang sehat antara lain: keluarga yang tidak
utuh, orang tua yang terlalu sibuk sehingga jarang bersama di rumah, hubungan
orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga,
dan anak akan “ melarikan diri “ dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap
c.Lingkungan sekolah
lingkungan keluarga.
pengendalian diri, antara lain: sarana dan prasarana sekolah tidak memadai,
kuantitas dan kualitas tenaga guru dan non guru yang tidak memadai,
2) Bimbingan guru.
ini peran wali kelas dan guru pembimbing sangat berarti. Apabila guru
bimbingan guru.
Memasuki masa remaja, anak mulai melepaskan diri dari ikatan emosi
dengan orang tuanya dan menjalin sebuah hubungan yang akrab dengan
dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang
ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman seusianya. Disinilah letak
dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negatif, akan lebih
dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari kelompok nya dan harus
perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.
Sebagai contoh, jika remaja mengenakan model pakaian yang sama dengan
dapat diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota
33
kelompok mencoba minum alkohol, rokok atau zat adiktif lainnya, maka
masyarakat. Nilai sosial yang selama ini diutamakan bergesar pada nilai
individual. Kebudayaan dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat bisa
tidak sesuai dengan keinginan atau pemikiran para remaja. Hal ini
remaja lebih asyik dengan dunianya sendiri, kurang peka terhadap lingkungan,
berfikir anak hiperaktif berbeda dengan anak normal. Anak normal akan
memberikan perhatian dan menurut dengan kontrol orang lain yang sesuai dengan
hatinya, sedangkan pikiran anak hiperaktif selalu “semau gue” tanpa dapat
Perilaku anak seperti ini bisa sangat menganggu karena pelajaran sekolah
tugasnya dengan tenang. Guru-guru inilah yang menjadi pihak pertama yang
orang tua memiliki toleransi yang lebih besar terhadap anak-anaknya yang
tersebut.
bicara, mereka tidak menanggapi atau justru mendengarkan hal lain. Hal ini
terjadi karena antara otak dan pendengaran kurang sinkron. Apa yang didengar
telinga tidak sampai pada otak atau ditafsirkan berbeda. Hambatan inilah yang
Jadi hiperaktif yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu anak yang mengalami
merupakan anak yang suka menganggu temannya. Selain itu anak tersebut tidak
a. Gelisah
Ditunjukan dengan tangan dan kaki yang tidak bisa diam dan senang
menggeliat-geliat di kursi.
c. Berlari-larian
Selalu tampak seperti selalu bergerak dan bergerak atau berperilaku seperti
c. Menjawab asal-asalan
asalan.
e. Menyela
Inggris adalah alat elektronik kecil dengan memiliki fungsi khusus. Selain itu
Gadget adalah sebuah benda yang berupa perangkat elektronik kecil yang
globalisasi untuk saat ini dan tidak menjadi benda asing untuk orang – orang yang
diantaranya adalah berupa komputer atau laptop, tablet PC, dan telepon seluler
atau smartphone. Gadget pada awalnya hanya sebagai alat komunikasi tetapi
seiring bejalan waktu dan berkembangnya zaman, gadget menjadi teknologi yang
diantaranya games dan youtube,. Kemunculan dari dua fitur tersebut menjadikan
anak tertarik untuk bermain gadget, sehingga menyebabkan anak dapat senang
untuk anak dalam mengoperasikan baik secara online maupun offline, yang
berupa games atau situs web telah membuat anak menjadi leluasa dan bebas untuk
pada era globalisasi pada waktu ini dan bukan jadi barang asing buat orang-orang
yang bertempat tinggal di kota maupun di desa. Gadget memiliki banyak tipe
antara lain yaitu berbentuk pc atau laptop, tablet, video game serta pula telepon
seluler atau smartphone. Gadget pada awal mulanya Cuma selaku perlengkapan
gadget jadi teknologi yang terus menjadi canggih dengan layar sentuh serta
dari kedua fungsi di atas menjadi anak tertarik buat memainkan gadget, sehingga
37
anak untuk mempergunakan gadget baik secara online atau offline, yang
berbentuk game ataupun website yang sudah menjadikan anak leluasa untuk
Fitur- fitur yang terdapat dalam gadget dapat menarik anak – anak,
kemudian akan menjadikan anak ingin tahu dan ingin menggunakan gadget.
Fungsi yang ada pada gadget yaitu aplikasi permainan dan youtube, tempat
4. Lingkungan
5. Faktor sosial
manusia yaitu:
b. Melatih kecerdasan
f. Menambah wawasan
a. Penurunan kosentrasi saat belajar (pada saat belajar anak hanya fokus pada
sekitarnya).
d. Kecanduan
Anak usia sekolah pada dasarnya anak-anak usia 6-12 tahun. Pada masa
kearah kemajuan. Anak usia sekolah merupakan anak dengan kategori yang
banyak mengalami perubahan dratis baik mental maupun psikis. Tujuan anak
( Kurniawan, 2015 )
dapat dijabarkan:
sebab akibat dari proses kemantangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan
oleh van de daede “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif ’’. Ini
suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Fakta yang
sikap kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama bertahun-tahun pertama
sintesis, dan evaluasi. Sifat khas anak usia sekolah amat realistik , ingin tahu, dan
ingin belajar
antara lain ditandai oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh dan proporsi tubuh.
41
atas cenderung mempunyai sedikit ketrampilan dari pada anak yang berasal dari
= Di teliti
= Tidak di teliti
BAB III
METODE PENELITIAN
hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur maupun diamati dalam suatu
variable-variabel yang akan diteliti. Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
perilaku
Pola asuh orang tua menggunakan gadget
keterangan
orang tua, dan variabel dependen adalah perilaku menggunakan gadget. Variabel
bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku
30
31
H0 = Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku anak usia
bireuen.
Ha = Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku anak usia sekolah
yang menjawab dan kesimpulan penelitian yaitu sebuah jawaban dari masalah
penelitian. Desain penelitian bukan hanya sebuah rencana kegiatan kerja, tujuan
dari desain penelitian ini, yakni membantu peneliti supaya terhindar dari data
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dngan Perilaku
Anak Usia Sekolah Menggunakan Gadget Di Gampong Cot Batee Kecamatan
Kuala Kabupaten Bireuen.
strategi penelitian yang disusun sedemikian rupa agar dapat memperoleh jawaban
waktu pegukuran data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh yang anak usia sekolah ( 6-12 )
2) Sampel
Sugiyono ( 2018 ) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari total dan
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada.
Kabupaten Bireuen.
Menurut Masturoh dan Anggit, ( 2018 ), adanya etika penelitian ini yaitu untuk
Lembar persetujuan ini di dalamnya berisi tentang apa saja yang dilakukan,
tujuan dalam penelitian, manfaat yang didapat responden, tata cara penelitian
reponden, namun peneliti akan menuliskan di lembar alat ukur dan lembar
34
3. Kerahasiaan (confidentiality)
kerahasiaannya. Semua data yang sudah terkumpul pada peneliti akan diberi
4. Manfaat (Beneficence )
5. Keamanan ( nomaleficience )
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada hal yang dapat merugikan
dan bahan berbahaya dan lokasi riset aman. Pengumpulan data hanya dengan
6. Kejujuran ( veracity )
Penelitian ini bersifat jujur, tidak memiliki rahasia, dan mengenal informasi
pada peneliti. Jadi ini adalah hak responden untuk mengetahui informasi yang
7. Keadilan ( justice )
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
statment tertulis kepada respondennya untuk dijawab. Kuesioner juga bisa disebut
dengan alat pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengenali apa yang
bisa diharapkan oleh responden ( Suryono & mekar, 2013 ). Dalam riset
a. Uji validasi
b. Uji reliabilitas
alat ukur. Jika pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda,maka uji
rehabilitas dilakukan guna melihat apakah alat ukur yang dipakai serupa.
36
2017 )
Pengumpulan data pada riset ini dengan metode interview ialah sesuatu
1. Data primer
Dari data primer ialah data yang secara langsung dihasilkan kepada
2. Data sekunder
dan web internet yang menghubungkan dengan hal-hal yang akan diteliti.
Muhammadiyah Lhokseumawe.
asuh orang tua dengan perilaku anak usia sekolah menggunakan gadget.
yang relevan dengan tujuan penelitian pada tujuan yang spesifik, pertanyaan-
pertanyaan dan hipotesis sebuah penelitian (Grove, Gray, dan Burns, 2015)
pertanyaan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data. Kegiatan yang
kepada responden telah dijawab, memeriksa apakah hasil isian yang diperoleh
sesuai tujuan yang di ingin dicapai peneliti, memeriksa apakah masih ada
file data computer sesuai dengan paket program statistik computer yang
digunakan.
4. Pengolahan data
Pengolahan data melalui kuesioner yang isinya terikat kuesioner pola asuh
dalam jenis yang sudah ditetapkan dengan cara memberikan kode yang
c. Pengolahan data
1. Entry data adalah proses input data ke dalam pengolahan data untuk
dianalisis
Setiawan 2015)
3. Cleaning
39
Data akan diteliti ulang agar penerapan analisa data tidak terjadi
Analisa data yang digunakan penelitian ini adalah analisa inivariat dan
bivariat
a. Analisa univariat
Uji Chi Square yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tabel 2 x 2
continuity correction.
b. Analisa bivariat
kedua variabel, yaitu independent (Hubungan pola asuh orang tua) dan
b. Apabila p value > 0,05 = Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan