Anda di halaman 1dari 12

MATERI SEMINAR

EFEK KESEHATAN (POSITIF & NEGATIF) DARI GADGET DI ERA 4.0


Dari Sektor Kemenkes (teknologi kesehatan)
Di Indonesia, berdasarkan Siaran Pers Kementerian Komunikasi dan Informatika No 17
Tahun 2014, setidaknya ada 30 juta anak dan remaja Indonesia pengguna internet. Merea
memilih media digital sebagai saluran utama komunikasi. Mayoritas telah menggunakan
media online lebih dari satu tahun. Dalam mengakses internet, ada sekitar 52 % orang
pengguna gadget ponsel, kurang dari 21 % orang pengguna smartphone dan sebanyak 4 %
orang pengguna gadget tablet. Berdasarkan survei tahun 2014 oleh The Asian Parent Insight
dan Samsung Kidstime terhadap 2.500 orang tua di Singapura, Thailand, Indonesia,
Malaysia, dan Filipina, sebagaimana dikutip dari id.theasianparent.com, 98 % responden
membolehkan anak menggunakan gadget seperti smartphone/tablet. Alasannya karena untuk
pendidikan (80 %), pengenalan teknologi (68 %), hiburan (57 %), dan membuat anak sibuk
(55 %). Namun, ada kekhawatiran orang tua ketika mengizinkan anak menggunakan gadget.
Hal ini terkait dengan alasan yang berkaitan dengan kesehatan (92 %), ketergantungan (90
%), dan konten negatif (88 %). Maka dari itu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
saat ini sedang menggerakkan program “Program 1821”.
“Program 1821” adalah program gerakan 1821 atau kumpul bersama keluarga pukul 18.00
-21.00 WIB yang sampai saat ini sudah dilakukan dan akan terus disosialisasikan ke khalayak
masyarakat luas. Gerakan ini dinilai efektif untuk mencegah atau mengatasi kecanduan anak
pada gadget khususnya dalam lingkup keluarga. Hal ini juga disebabkan karena banyak sekali
orang tua yang mengeluh karena anaknya kecanduan gadget ataupun games sebagai contoh
anak lebih sering mengurung diri di kamar karena terlalu asik bermain gadget, suami tidak
mencari nafkah karena bermain games, dan lainnya. Dampak negatif lainnya yang kerap
terjadi ditemukan adalah anak mulai mencuri uang ketika kerajinan bermain games. Uangnya
untuk membeli pulsa paketan demi internet untuk aplikasi gamesnya. Jika dibiarkan, anak
akan semakin tidak terkendali dan melakukan hal negatif seperti melukai orang tua. Maka
dari itu orang tua harus punya skill atau keterampilan dalam mendidik anak dan ini bisa
dituangkan saat melakukan program gerakan 1821 tersebut. Dengan dibuatnya gerakan ini,
orang tua dapat berkumpul dengan anak-anak dari pukul 18.00 - 21.00 WIB. Sebab di zaman
sekarang kini banyak orang tua yang menghabiskan waktu dengan anak hanya rata-rata 20
menit per hari, pada pagi hari 10 menit dan malam hari 10 menit. Walaupun pada awalnya
sulit untuk menerapkan gerakan ini, namun lama-lama keluarga pasti akan terbiasa dan
merasakan manfaatnya khususnya bagi orang tua yang sudah sibuk untuk bekerja, gerakan ini
cukup ringan dilakukan. Jadi jika diniatkan, kesibukan tersebut tidak akan menjadi alasan
untuk berkumpul dengan keluarga.
Ada 3 prinsip dalam penggunaan gadget pada anak menurut Kementerian Kesehatan.
1. Dampingi anak saat bermain gadget.
2. Bedakan antara konsep kebutuhan dan keinginan. Jika gadget dibutuhkan, misal untuk
keperluan pendidikan, tidak perlu ada batasan. Namun jika tidak dibutuhkan, harus
dibuat jadwal penggunaan gadget.
3. Jika anak belum cukup umur (di bawah 18 tahun), maka pinjamkan anak gadget,
bukan dibelikan.
Kementerian Kesehatan beserta jajaran dapat melakukan koordinasi dengan tokoh
masyarakat dalam upaya tersebut atau dapat juga melalui kader dan program khusus untuk
sosialisasi tersebut. John F Kennedy pernah mengatakan, anak-anak adalah sumber daya
dunia yang paling bernilai, dan harapan terbaik untuk masa depan. Oleh karenanya, anak-
anak sudah selayaknya mendapat perlindungan kesehatan karena masa depan suatu bangsa
bergantung pada mereka. Yang utama, sebagai orang tua tentu ingin anak-anaknya sehat dan
memiliki masa depan yang baik.
Penulis Pegawai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Menteri Kesehatan mengatakan, saat ini kemudahan arus informasi seringkali digunakan
untuk melakukan tindak kejahatan (cybercrime). Jika diperhatikan, penggunaan gadget saat
ini tidak hanya dilakukan oleh remaja, tetapi juga sudah digunakan sejak balita bahkan batita,
misalnya penggunaan aplikasi YouTube. Dan data kasus kekerasan pada anak di Indonesia
semakin meningkat. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada
tahun 2015 lalu, terdapat sebesar 6.006 kasus kekerasan pada anak. Berdasarkan data
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), persentase
jenis kasus kekerasan pada anak adalah kekerasan seksual. Kekerasan seksual dapat diperoleh
dari konten-konten dalam aplikasi YouTube pada gadget. Menkes juga mengatakan, saat ini
sedang ramai kasus bullying (perundingan) di kalangan anak dan remaja. Jangan sampai,
anak-anak kita melakukan hal demikian. Negara kita adalah negara besar. Kita ingin anak-
anak kita menjadi cerdas dan pandai. Kita perlu ketahanan keluarga agar terhindar dari hal
negatif dari penggunaan gadget. Untuk mewujudkannya kita perlu perbanyak komuniksai
dengan keluarga melalui diterapkannya gerakan program 1821 tersebut.

Sedangkan menurut Direktur Kesehatan Keluarga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat


Kemenkes Eni Gustina mengatakan, penggunaan gadget berdampak pada peningkatan
prevalensi gangguan visus mata atau tajam penglihatan anak. Seperti pemeriksaan pada siswa
sekolah dasar yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2016 silam ada
di beberapa daerah Indonesia yang menunjukan 20 – 25 % anak mengalami gangguan visus
mata. Jumlah prevalensi tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang
tercatat hanya pada angka 10 %. Hal ini disebabkan karena mata ada kemampuan daya
akomodasinya, sehingga kalau mata lelah akan berdampak pada visus mata pada anak
tersebut. Beliau juga menyebutkan hasil penelitian dari Satgas Tumbuh Kembang Anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mengungkapkan bahwa dampak pada anak
paling dominan yang diakibatkan adalah karena penggunaan gadget sejak kecil ialah
keterlambatan kemampuan bicara atau late speech. Selain itu, penggunaan gadget pada anak
sejak dini juga berpengaruh pada gangguan perilaku anak seperti hiperaktif, autisme, dan
obesitas atau kelebihan berat badan karena kurangnya pergerakan pada tubuh anak.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan pada anak-anak dalam rangka peringatan
Hari Anak Nasional 2017 di kota Pekanbaru, Riau, Minggu (23/07/2017) untuk tidak
menggunakan media sosial sebelum 13 tahun. Sementara pendiri perusahaan perangkat
komputer Bill Gates menyarankan anak di bawah 14 tahun tidak menggunakan telepon
seluler atau gadget.

Dari Sektor Kebidanan


Bagi seorang tenaga profesi kesehatan seperti dalam sektor kebidanan. Ada efek positif dari
penggunaan gadget dalam dunia bidan yaitu dalam membantu tugas dan tanggung jawab
seorang bidan. Contohnya dalam gadget terdapat Aplikasi ponsel inovatif "Childhood
Application" untuk memantau pertumbuhan fisik anak dari usia 0-5 tahun diperkenalkan
kepada para bidan dalam acara Rapat Kerja Nasional Ikatan Bidan Indonesia V di Solo,
Selasa (11/10/2011). Dalam aplikasi yang bisa diakses melalui gadget ini, para tenaga
kesehatan seperti bidan dan dokter umum akan lebih cepat melakukan pemantauan pasien.
Menurut dr Tauhid Nur Azhar, yang mendesain aplikasi ini, para bidan tinggal memasukkan
data ke dalam kolom-kolom yang kemudian akan tersimpan. Data ini kemudian bisa diolah
sehingga bisa dipakai sebagai data nasional untuk mengetahui sebaran kasus malnutrisi.
Aplikasi Childhood yang didesain oleh tim dari Sekolah Tinggi IT Telkom dan Institut
Teknologi Bandung ini sendiri telah memenangkan Microsoft Imagine Cup 2011 tingkat
dunia bulan Juli 2011. Dalam aplikasi ini tersedia berbagai fitur, seperti status gizi
berdasarkan pertumbuhan fisik, jadwal vaksin, kalkulator gizi, dan panduan makan. Harni
Koesno, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI), mengatakan sangat tertarik dengan aplikasi
Childhood ini. Bidan sebagai garda depan pelayanan kesehatan ibu dan anak tentu sangat
terbantu dengan adanya sistem yang mudah dan murah seperti ini yang dapat diakses melalui
gadget. Namun, menurut Tauhid, aplikasi ini masih memerlukan penyempurnaan lagi,
terutama verifikasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia atau Kementerian Kesehatan, agar
parameter yang dipakai valid sesuai standar organisasi profesi. Prinsipnya aplikasi ini sudah
siap diunduh dan dipakai. Untuk sosialisasi dan distribusi aplikasi ini bekerja sama dengan
PT Frisian Flag Indonesia. Dengan harapan akan terjadi migrasi dari pengisian data manual
menjadi digital.

Ibu Dan Anak

Dampak negatif gadget seperti handphone pada anak seperti radiasi :


Anak berisiko lebih tinggi mengalami kerusakan tubuh akibat radiasi. Menurut teori, anak
lebih mudah terpapar radiasi handphone ketimbang orang dewasa karena tengkorak anak
lebih tipis, jaringan otak anak lebih mudah menyerap, serta ukuran tubuh anak lebih kecil.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa radiasi gelombang radio dari handphone
memiliki dampak pada terbentuknya kelainan jaringan dan metabolisme sel-sel saraf di otak.
Akan tetapi, dampak lebih lanjut pada tumbuh kembang anak masih belum dapat disimpulkan
dengan jelas.

Di era digital sekarang ini, teknologi berperan penting bagi kehidupan manusia. Sebagian
besar masyarakat bahkan sangat bergantung pada kecanggihan teknologi dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Disamping itu, kebutuhan akan informasi dan komunikasi
sudah menjadi hal yang penting bagi semua kalangan masyarakat. Semuanya dapat terpenuhi
hanya dalam satu genggaman tangan, yaitu melalui gadget. Kemudahan dalam
mengoperasikan gadget, baik itu smartphone, tablet, maupun laptop membuat gadget sangat
familiar bagi masyarakat, tanpa terkecuali anak-anak. Gadget tidak hanya berfungsi sebagai
sarana komunikasi telepon maupun pesan singkat. Fitur yang ada didalamnya seringkali
membuat orang tertarik untuk terus menggenggamnya. Apalagi anak, kemudahan
mengoperasikan dan fitur yang menarik membuat anak-anak cepat akrab dengan teknologi
yang satu ini. Bahkan balita pun mampu mengoperasikan gadget hanya untuk sekedar
bermain games, atau menonton tayangan di youtube. Penggunaan gadget bagi anak tidak
semata-mata berdampak buruk, namun ada juga dampak positif yang memiliki banyak
manfaat, seperti mempermudah komunikasi, membangun kreatifitas anak karena beragam
informasi yang dapat dengan mudah diperoleh, hingga sarana belajar sambil bermain dari
berbagai situs yang dapat diakses melalui gadget. Gadget dapat menjadi sarana pembelajaran
yang mudah bagi anak. Dengan menggunakan gadget, orang tua bisa menampilkan berbagai
informasi yang dibutuhkan anak dengan mudah. Seperti mengajarkan tentang warna, angka,
huruf, hewan, tumbuhan, dan berbagai informasi tentang lingkungan. Namun demikian,
penggunaan gadget yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan penggunanya
mengalami ketergantungan atau kecanduan, baik bagi orang dewasa maupun juga bagi anak-
anak. Semakin mereka terpapar gadget di usia dini, maka ketergantungan terhadap gadget
akan semakin besar. Hal ini terjadi karena otak anak belum berkembang secara sempurna,
anak-anak belum dapat membedakan mana hal yang benar dan salah, serta hal yang boleh
untuk dilakukan dan yang tidak. Sehingga mereka tidak memiliki kemampuan untuk
membatasi penggunaan gadget, apa yang mereka sukai akan terus dilakukan hingga potensi
untuk munculnya perilaku impulsive menjadi tinggi. Inilah yang menyebabkan anak menjadi
kecanduan atau ketergantungan terhadap gadget.

Kecanduan terhadap gadget dapat terlihat dari berbagai tanda, diantaranya anak tidak dapat
mengendalikan keinginan untuk bermain gadget, lebih memprioritaskan untuk bermain
gadget daripada aktivitas lainnya seperti belajar atau berinteraksi dengan lingkungannya,
terus asik sendiri bermain gadget dan tidak mempedulikan kondisi sekitar. Kecanduan
terhadap gadget juga menyebabkan anak akan merasa kesepian jika tidak memegang
gadgetnya dan memiliki keinginan yang kuat untuk terus memeriksa gadgetnya tanpa mereka
sadari.

Kecanduan yang terus menerus ini dapat membawa dampak buruk bagi anak itu sendiri,
diantaranya:
1. Mengganggu saraf motorik halus.
Penggunaan gadget secara berlebihan dapat mengganggu saraf motorik anak karena
anak hanya tertarik memainkan gadget yang berfokus pada aktivitas sentuh saja.
2. Menghambat perkembangan interaksi sosial.
Gadget membuat anak hanya berfokus pada aktivitasnya sendiri tanpa mempedulikan
lingkungan sekitar, padahal anak sangat membutuhkan interaksi sosial.
3. Mempengaruhi pola tingkah laku anak.
Secara tidak langsung kebiasaan anak ketika bermain gadget akan diterapkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Contohnya anak yang senang bermain game dengan
adegan memukul, ia akan terbiasa memukul di dunia nyata.
4. Mempengaruhi pola bicara anak.
Interaksi sosial juga terkait dengan perkembangan bahasa anak karena secara tidak
langsung melatih anak untuk berbicara dengan orang lain. Terlalu lama menggunakan
gadget akan mempengaruhi bahasa dan intonasi saat berbicara. Nah peran orang tua
disini sangat penting untuk menjauhkan anak dari kecanduan gadget. Orang tua tidak
diperkenankan untuk memperkenalkan gadget pada usia dini. Bayi 0- 6 bulan
sebaiknya tidak diperkenalkan gadget. Anak usia antara 1-2 tahun boleh
diperkenalkan namun tidak boleh lebih dari 1 jam per hari. Anak sampai dengan usia
6 tahun boleh menggunakan gadget namun harus selalu diawasi orang tua, sementara
anak usia diatas 6 tahun boleh menggunakan gadget hanya untuk mengakses program
yang aman untuk usianya, serta penggunaan gadget yang tidak lebih dari 3 jam per
hari. Yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan pola orang tua dalam
menggunakan gadget terutama di depan hadapan anak akan menjadi contoh bagi
mereka dan tanpa sadar membentuk pola pikir mereka. Orang tua perlu membuat
komitmen untuk tidak menggunakan gadget saat sedang berkumpul Bersama anak.

Pengasuhan anak :
Ada berbagai metode dalam pengasuhan anak yang ada kaitannya dengan gadget. Salah
satunya, e-Learning Parenting Academy, yakni konten pembelajaran parenting secara e-
learning yang diklaim sebagai produk pertama di Indonesia. CEO Sygma Media Inovasi
(SMI) Indra Laksana mengatakan, e-Learning Parenting Academy merupakan pembelajaran
pengasuhan anak secara online dengan menggunakan metode kekinian. Produk tersebut bisa
dengan mudah diakses di website melalui bantuan gadget. Materi pembelajaran di parenting
academy ini dapat diakses di mana saja secara cepat. Selain memudahkan para orangtua,
konten yang diberikan dapat meningkatkan kepercayaan diri di hadapan anak. Terkait
kesehatan, dikutip dari buku Bila si Kecil Bermain Gadget, sedikitnya ada tiga gangguan
kesehatan akibat penggunaan gadget.
1. Gangguan otak.
Sebab di otak terdapat hormon dopamin yang menghasilkan perasaan nyaman atau tenang.
Jika seorang anak membuka konten atau informasi negatif, seperti kekerasan atau materi
pornografi, maka memori otak akan menyimpan bahkan dalam jangka waktu lama. Jika tidak
segera diatasi, akan menyebabkan anak kecanduan konten tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan, antusias anak atas rangsangan cukup tinggi, keingintahuan terhadap sesuatu,
dan kesukaannya dalam meniru yang dilihat. Selain itu, daya ingat anak juga sangat tinggi.
Maka, sangat disayangkan jika kemampuan otak anak tersebut tidak dimaksimalkan pada
pengembangan secara positif.
2. Gangguan mata.
Ketika anak browsing menggunakan gadget, fokus mata pada gadget lebih intens. Ini
menyebabkan otot pada mata bekerja cenderung lebih keras. Hal tersebut dapat menyebabkan
sakit kepala dan tegang di daerah kelopak mata. Jika ditambah penggunaan jarak baca dekat,
dapat berisiko menambah minus pada mata anak yang berkacamata. Hasil penelitian pada
anak usia sekolah (6 – 12 tahun), menunjukkan bahwa ada pengaruh antara posisi dan
intensitas pencahayaan saat menggunakan gadget terhadap penurunan tajam penglihatan anak
usia sekolah. Maka, gangguan mata anak dapat terjadi karena pencahayaan tidak baik dan
jarak yang dekat antara mata dan gadget. Pencahayaan dan jarak tersebut berpengaruh
tehadap kerja otot mata. Jika ini tidak sesuai, menyebabkan otot mata bekerja lebih keras dan
jika dibiarkan terus dapat menyebabkan penurunan tajam penglihatan secara permanen.
Sungguh disayangkan, jika anak yang masih muda harus mengalami penurunan penglihatan
mata. Sementara itu, masa depan mereka masih panjang.
3. Gangguan tangan.
Penggunaan layar sentuh (touchscreen) memang memudahkan menggunakan gadget. Tapi
rawan membuat tangan cedera karena posisi ditekuk yang terlalu lama dan membuat beban
pada jari serta pergelangan tangan lebih keras. Penggunaan jari dan tangan pada gadget dalam
waktu lama atau jangka panjang, secara terus-menerus dapat menyebabkan cedera pada
jempol (Blackberry Thumb), cedera tangan (iPad Hand). Dampak lebih berat yaitu mati rasa,
kerusakan otot, nyeri, dan perlu pembedahan untuk pengobatan.
Upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan anak yang diakibatkan penggunaan gadget
perlu untuk dilakukan oleh orang tua. Buat aturan penggunaan gadget di rumah. Misalnya,
gadget tidak boleh dipergunakan ketika semua keluarga sedang berkumpul. Atau gadget
hanya boleh dipergunakan selama jam belajar untuk mendukung proses belajar anak.
Sibukkan anak dengan aktivitas positif, sehingga menjauhkannya dari penggunaan gadget
terus menerus. Misalnya, orang tua dapat mengajak anak melakukan kegiatan fisik seperti
olahraga, bermain musik, atau menari. Orang tua juga dapat mendaftarkan anak ke
komunitas/les bakat. Jika anak sudah sekolah, dapat ikut kegiatan ekstrakurikuler. Pihak
sekolah dapat mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat siswanya. Sosialisasi
gangguan kesehatan akibat gadget pada anak. Pemerintah perlu berperan aktif untuk dapat
memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya para orang tua mengenai dampak
negatif terhadap kesehatan akibat penggunaan gadget oleh anak.

Ibu Hamil

Menurut Dr. Dr. Ali sungkar, spog(k), divisi fetomaternal, bagian ilmu kebidanan dan
kandungan, fkui-rsupn cipto mangunkusumo, Jakarta. Secara tidak sadar, saat ibu hamil
menjalani aktivitas sehari-hari, pasti akan terpapar dengan berbagai jenis unsur yang ada di
alam. Bentuknya bisa berupa aneka zat kimia, bahan-bahan sintetis, radiasi gelombang
elektromagnetik, gelombang suara, serta beragam jenis mikroorganisme yang “baik” maupun
“jahat.” Kehidupan sehari-hari kita tidak terpisahkan dari berbagai peralatan elektronik yang
mempermudah hidup. Di antaranya, lemari pendingin, AC, TV, komputer, serta berbagai jenis
gadget yang selalu ada di dalam tas maupun dalam genggaman tangan. Pada kenyataannya,
Ibu hamil juga pernah terpapar radiasi dalam jumlah yang sangat rendah, nyaris setiap hari,
dari berbagai peralatan elektronik yang digunakan tersebut. Yang perlu diwaspadai adalah,
ketika seorang ibu hamil bekerja di bidang kedokteran, laboratorium dan industri yang
memiliki risiko lebih banyak terpapar radiasi dari berbagai mesin dan peralatan berat.

Dampak pada janin :


Pertumbuhan janin bisa terhambat secara keseluruhan, termasuk perkembangan otak,
pertumbuhan sejumlah organ serta risiko tinggi menderita kanker. Namun perlu diketahui,
radiasi hanya akan berdampak buruk pada perkembangan janin apabila selama kehamilan ibu
hamil terpapar radiasi dalam jumlah yang sangat besar, di atas ambang batas pertahanan
tubuh. Misalnya, selama masa kehamilan melakukan foto sinar X sekaligus sebanyak 500
kali. Kasus gangguan pertumbuhan di atas ditemukan akibat kebocoran reaktor nuklir
Chernobyl di Ukraina tahun 1986 atau pemboman kota Hirosima dan Nagasaki pada tahun
1945, menurut Kelly Classic, pakar fisika radiasi dari Mayo Clinic, AS, radiasi yang dialami
para ibu hamil saat itu memang sangat ekstrim sehingga bayi-bayi yang dilahirkan memang
dilaporkan mengalami berbagai kecacatan karena gangguan proses tumbuh-kembang di
dalam kandungan akibat radiasi.

Efek radiasi gadget pada ibu hamil :


Dianjurkan untuk berhati-hati memakai gadget ketika sedang hamil. Radiasi gadget seperti
handphone dapat memengaruhi lapisan pelindung yang mengelilingi sel saraf otak pada janin.
Selain itu, anak yang terlahir dari ibu hamil yang terekspos handphone diduga dapat
mengalami gangguan perilaku, seperti sulit bergaul, hiperaktif, dan menjadi anak yang tidak
peka. Meski begitu, ada pula hasil penelitian yang tidak menemukan data valid mengenai
kaitan kedua hal itu. Penelitian lainnya menyatakan bahwa penggunaan handphone tidak
memberi dampak pada tumbuh kembang, termasuk kemampuan bicara anak. Maka dari itu
untuk berjaga-jaga, dianjurkan ibu hamil menggunakan hands-free ketika menerima telepon
dan jangan sering meletakkan handphone di atas perut.

Terapi komplementer untuk kecanduan gadget “hipnoterapi”

Hipnoterapi merupakan salah satu jenis terapi komplementer/ non konvensional yang
digunakan sebagai pelengkap terapi konvensional/ terapi medis. Hipnoterapi adalah suatu
rangkaian proses yang digunakan seorang hipnoterapis untuk menyelesaikan masalah klien
dengan ilmu hipnosis. Hipnoterapi dapat diartikan sebagai suatu metode dimana pasien
dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai
maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar sesesorang akan terbuka lebar, sehingga
yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti penyembuhan yang
diberikan. Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari manfaat
sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga
dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran menggunakan hipnotis. Hipnotis bisa diartikan
sebagai ilmu untuk memberi sugesti atau perintah kepada pikiran bawah sadar. Orang yang
ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut “hypnotherapist”.
Hipnoterapi menggunakan sugesti atau pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan teknik
- teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Setiap perawat
sudah cukup akrab dengan namanya komunikasi karena pekerjaannya adalah langsung
berinteraksi dengan orang banyak, termasuk klien dan keluarga. Oleh karena itu tak akan
banyak makan waktu jika dibutuhkan latihan, sebab hampir setiap hari kita berkomunikasi
dengan orang asing. Perawat mampu menghipnotis pasien jika dia memahami bahasa yang
perawat gunakan.
Hipnoterapi di masa lalu indentik dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada
masa kini, hipnotis lebih ditekankan pada kondisi relaksasi yang dalam, baik secara fisik
maupun mental. Saat ini dikenal beberapa keadaan hipnotis seperti moving meditation,
hypnoidal state, serta automatic writing, dimana pasien melakukan aktivitas bawah sadar
dalam bentuk gerakan atau tindakan yang dikendalikan oleh niat. Psikolog pada Pusat
hipnoterpi Kedokteran RSPAD Gatot Subroto (pusat hipnotis kedokteran pertama di
Indonesia), Dra. Psi Adjeng Lasmini mengatakan, pada hipnoterapi, pasien diajak untuk
relaks secara fisik dan mental dengan memusatkan perhatian melalui sarana fiksasi berupa
suara, tatapan, dan sentuhan secara berulang dan monoton. Ini membuat pasien merasa
semakin santai. Dalam kondisi hipnoterapi lanjutnya, sugesti positif yang ditanamkan disusun
dalam kalimat yang sederhana. Karena pada kondisi ini kemampuan seseorang untuk
merangkum kalimat demi kalimat mengalami penurunan.
Proses hipnoterapi
1. Tiga Bagian Pikiran Manusia.
a. Pikiran Tidak Sadar adalah pikiran yang mengoperasikan tubuh secara otomatis.
Misalnya detak jantung, reproduksi sel, penyembuhan luka, sirkulasi darah dan sistem
otomatis lainnya dikerjakan oleh Pikiran Tidak Sadar. Pikiran Tidak Sadar selalu aktif,
meskipun Anda tertidur pulas.
b. Pikiran Bawah Sadar yang merupakan bagian pikiran yang sangat dominan dan sering
kali mengendalikan diri. Pikiran Bawah Sadar memuat kebiasaan, dorongan perasaan,
keyakinan, persepsi, dan memori permanen.
c. Pikiran Sadar adalah bagian pikiran yang selalu bersifat logis dan rasional. Dengan
berpikir logis dan rasional, manusia bisa menciptakan kehendak atau keinginan untuk
berubah. Namun ternyata kehendak saja tidak cukup untuk mewujudkan perubahan
yang permanen, karena kehendak Pikiran Sadar selalu kalah apabila bertentangan
dengan program yang tertanam di Pikiran Bawah Sadar.

2. Empat Wilayah Brainwave (Aktivitas Pikiran Manusia)


a. Beta adalah kondisi pikiran pada saat sesorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini
adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal.
b. Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar,
mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang
dalam kondisi relaksasi
c. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang
bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang
melakukan meditasi yang sangat dalam
d. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi).

3. Syarat-Syarat Melakukan Hipnoterapi


a. Pasien sebagai subjek.
Orang yang dihipnotis sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya.
Walaupun menggunakan perintah berupa kata 'tidur', kata itu tidak membuat pasien
tidur sesungguhnya. Pasien tetap dalam keadaan sadar, serta mampu mengobservasi
perilakunya selama dalam keadaan hipnotis. Ia menyadari segala sesuatu yang
diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau
norma-norma umum. Selain itu, sebelum proses ini dilakukan, telah ada kesepakatan
antara pasien dengan penghipnotis untuk melakukan hipnoterapi. Melakukan
hipnoterapi terhadap pasien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Pasien
harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hipnotis dalam terapinya, serta
keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya. Proses
hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan. Sebelum
melakukan hipnotis, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan fisik, dan
bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah, urine, dll).
b. Terapis sebagai fasilitator.
Terapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek perlu menjalani kerjasama yang
baik sebelum proses hipnotis dimulai. Pemahaman pasien akan maksud dan tujuan
hipnoterapi merupakan kunci efektifitas terapi. Karena itu diperlukan informasi yang
jelas dan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk
dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar. Secara konvensional,
hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan dasar,
yaitu bersedia dengan sukarela, memiliki kemampuan untuk focus, dan memahami
komunikasi verbal.
4. Tahapan Hipnoterapi
a. Pre - Induction (Interview)
Pada tahap awal ini hipnoterapis dan klien untuk pertama kalinya bertemu. Setelah klien
mengisi formulir mengenai data dirinya, hipnoterapis membuka percakapan untuk
membangun kepercayaan klien, menghilangkan rasa takut terhadap hipnotis/ hipnoterapi dan
menjelaskan mengenai hipnoterapi dan menjawab semua pertanyaan klien. Sebelumnya
hipnoterapis harus dapat mengenali aspek - aspek psikologis dari klien, antara lain hal yang
diminati dan tidak diminati, apa yang diketahui klien terhadap hipnotis, dan seterusnya. Pre -
Induction merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnoterapi
diawali dari proses Pre - Induction yang tidak tepat.
b. Suggestibility Test
Maksud dari uji sugestibilitas adalah untuk menentukan apakah klien masuk ke dalam orang
yang mudah menerima sugesti atau tidak. Selain itu, uji sugestibilitas juga berfungsi sebagai
pemanasan dan juga untuk menghilangkan rasa takut terhadap proses hipnoterapi. Uji
sugestibilitas juga membantu hipnoterapis untuk menentukan teknik induksi yang terbaik
bagi sang klien.
c. Induction
Induksi adalah cara yang digunakan oleh seorang hipnoterapis untuk membawa pikiran klien
berpindah dari pikiran sadar (conscious) ke pikiran bawah sadar (sub conscious), dengan
menembus apa yang dikenal dengan Critical Area. Saat tubuh rileks, pikiran juga menjadi
rileks. Maka frekuensi gelombang otak dari klien akan turun dari Beta, Alfa, kemudian Theta.
Semakin turun gelombang otak, klien akan semakin rileks, sehingga berada dalam kondisi
trance. Inilah yang dinamakan dengan kondisi ter-hipnotis. Hipnoterapis akan mengetahui
kedalaman trance klien dengan melakukan Depth Level Test (tingkat kedalaman trance
klien).
d. Deepening (Pendalaman Trance)

Jika dianggap perlu, hipnoterapis akan membawa klien ke trance yang lebih dalam. Proses ini
dinamakan deepening. Deepening ini meliputi tiga level, yaitu:
- Hypnoidal: hipnosis ringan dengan gerakan mengedip-ngedipkan mata.
- Cataleptic: hipnosis yang sedikit lebih dalam dengan gerakan mata bergerak dari samping
ke samping (side to side eyes movements).
- Somnambulistic: hipnotis dengan status yang dalam, selama status hipnotis ini, gerakan
mata berputar ke depan dan ke belakang; hasil hipnotis yang terbaik biasanya dicapai selama
status ini.
e. Suggestions / Sugesti
Pada saat klien masih berada dalam trance, hipnoterapis juga akan memberi Post Hypnotic
Suggestion, sugesti yang diberikan kepada klien pada saat proses hipnotis masih berlangsung
dan diharapkan terekam terus oleh pikiran bawah sadar klien meskipun klien telah keluar dari
proses hipnotis. Post Hypnotic Suggestion adalah salah satu unsur terpenting dalam proses
hipnoterapi.
f. Termination

Akhirnya dengan teknik yang tepat, hipnoterapis secara perlahan – lahan akan
membangunkan klien dari “tidur” hipnotisnya dan membawanya ke keadaan yang
sepenuhnya sadar.
5. Manfaat Hipnoterapi

a. Masalah Fisik.
Ketegangan otot dan rasa nyeri (nyeri kronik) yang berlebihan dapat dibantu dengan
Hipnoterapi. Dengan Hipnoterapi, dapat membuat tubuh menjadi relaks dan mengurangi
intensitas nyeri yang berlebihan secara drastic. Selain itu hipnoterapi juga bermanfaat
kegemukan/ obesitas dan irritable bowel syndrome.

b. Masalah Emosi.
Serangan panik, ketegangan dalam menghadapi ujian, kemarahan, rasa bersalah, kurang
percaya diri, ansietas/ cemas, duka (grief), depresi, trauma dan phobia adalah masalah-
masalah emosi yang berhubungan dengan rasa takut dan kegelisahan. Semua masalah di atas
bisa diatasi dengan hipnoterapi. Selain itu hipnoterapi juga bisa dilakukan untuk
penyembuhan diri sendiri atau self healing. Sebenarnya beberapa penyakit sumbernya dari
pikiran kita. Ramalan diri sendiri atau sugesti hipnosis seringkali menjadi nyata karena
pikiran kita yang memasukan sugesti dalam proses pemikiran. Seperti saat kita kehujanan, di
dalam pikiran kita akan tersugesti, saya akan sakit kepala atau pusing karena kehujanan.
Akibatnya tubuh benar-benar mengalami sakit kepala. Padahal jika ditanamkan sugesti saya
akan sehat dan tidak akan terjadi apa-apa maka sakitpun tidak akan datang. Fenomena seperti
ini yang disebut oleh pengobatan medis barat sebagai efek placebo. Hipnoterapi terbukti
memiliki manfaat dalam mengurangi nyeri kronik, stress dan depresi pada pasien kanker
stadium lanjut.

c. Masalah Perilaku.
Masalah perilaku seperti merokok, makan berlebihan dan minum minuman keras yang
berlebihan dan berbagai macam perilaku ketagihan (addiction) dapat diatasi dengan
hipnoterapi. Hipnoterapi juga bisa membantu insomnia/ gangguan tidur dan menghilangkan
latah.

6. Efek samping Hipnoterapi

a. Abreaksi.
Abreaksi merupakan suatu keadaan dimana pasien keluar dari rekaman bawah sadarnya
secara serentak. Akibatnya bisa menimbulkan rasa kekesalan atau kesedihan secara
berlebihan, reaksinya pasien bisa tidak terkendali, namun kondisi biasanya tidak berlangsung
lama dan bisa dikendalikan oleh terapis.
b. Pegal-pegal.
Jika beban emosi yang dirasakan sudah sangat dalam dan baru dilepaskan setelah sesi terapi,
maka ada kemungkinan setelah terapi selama 1 atau 2 hari kedepan badan akan terasa pegal-
pegal. Dan ini adalah hal yang wajar dan akan hilang dengan sendirinya dan diganti dengan
tubuh yang segar. Biasanya cukup minum air putih yang banyak akan mengurangi rasa pegal-
pegal. Rasa pegal-pegal ini terjadi karena semacam tubuh membuang racun emosi yang
selama ini tersimpan di dalam tubuh kita. Namun tidak semua orang akan mengalami hal ini
setelah hipnoterapi.
c. Beberapa klien kadang-kadang mengalami sedikit “hang”.
Misalnya, klien ingin mengambil sendok tetapi yang diambil garpu atau klien ingin pergi ke
dapur tetapi yang dituju naik ke lantai 2. Namun, hal ini juga merupakan pertanda baik,
karena terjadi perubahan di bawah sadarnya. Oleh karena itu tidak perlu takut dan hal ini juga
berlangsung hanya sebentar. Sekali lagi perlu diingat bahwa tidak semua orang akan
mengalami hal ini setelah diterapi hipnoterapi.
7. Fakta Hipnoterapi
a. Hipnoterapi adalah suatu hal yang aman dilakukan. Hal ini hanyalah keadaan santai di
mana pikiran bawah sadar seseorang dapat diakses dan terbuka untuk membuat
perubahan positif.
b. Hipnoterapi bukan pengendalian pikiran. Karena dengan bantuan pembimbing, orang
tersebut yang memilih cara yang tepat untuk mengkhilaskan dan mengatasi masalah
seseorang.
c. Seseorang tetap sadar selama hipnoterapi. Kondisi ini hanyalah sebuah bagian dari
relaksasi, yaitu pikiran tenang dan rileks.
d. Siapapun dapat dihipnoterapi (selama yang bersangkutan tidak mengalami paksaan,
dan gangguan dalam berkomunikasi).

Perawat

8. Aplikasi dalam Keperawatan

Terapi komplementer telah berkembang pesat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan. Salah satu terapi komplementer yang juga cukup populer
adalah hipnoterapi. Hadirnya terapi komplementer ini masih menimbulkan kontroversial
tentang etis tidaknya apabila diterapkan dalam layanan kesehatan. Dalam praktiknya, terapi
komplementer telah banyak kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Selain dari tenaga
kesehatan, banyak juga diantara penyelenggara praktik komplementer tersebut tidak
mempunyai background pendidikan kesehatan, tetapi didapat dari pelatihan- pelatihan
maupun mewarisi bakat turun temurun dari keluarganya. Dengan adanya kontroversial isu
etik terapi komplementer ini, bagi perawat dapat diambil sebagai peluang untuk dapat
berperan didalamnya.
Perawat merupakan profesi kesehatan yang merawat pasien dengan melakukan pendekatan
secara holistik (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual). Dan terapi komplementer ini juga
dianggap sebagai terapi dengan pendekatan holistik karena berusaha menyembuhkan pasien
dengan memandang dari berbagai sudut dan beraneka aspek kehidupan pasien. Pemerintah
telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109 Tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi,
terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman,
bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku. Selain
itu, pemerintah juga akan mengeluarkan standarisasi, pengaturan, dan pengawasan yang lebih
gamblang dan baku yang memuat perlindungan hukum bagi masyarakat, termasuk tentang
standarisasi tenaga pelaksana dan pendidikan yang harus ditempuh sebagai syarat dalam
menyelenggarakan terapi komplementer. Oleh karena itu, perawat sebagai salah satu tenaga
kesehatan di Indonesia harus segera melakukan jemput bola agar dapat berperan dalam
penyelenggaraan terapi komplementer ini.
Terutama pada institusi pendidikan keperawatan harus jeli dalam menangkap peluang yang
terdapat dalam isu etik terapi komplementer ini dengan mengakomodir dalam pembelajaran
(setelah melalui standarisasi kurikulum pendidikan keperawatan terpadu) serta sebagai bahan
kajian diskusi ilmiah dan penelitian berkelanjutan dengan didukung pula upaya- upaya
strategis oleh organisasi profesi. Diharapkan, dalam praktik terapi komplementer ini nantinya
perawat tidak masuk lagi dalam zona abu-abu namun dapat memberikan warna yang tegas
dalam dunia profesi keperawatan.
Pembicara

dr. Vivi (dokter parenting) – 08123305574

Anda mungkin juga menyukai