Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Riset komunikasi pemasaran
oleh:
Adi Wiguna (1502174269)
Fariq Muhajir Wiyandi (1502170075)
Mochammad Yusup Akbar (1502174033)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, gawai tidak lagi eksklusif digunakan oleh orang dewasa
saja. Tetapi, anak-anak dan remaja pun sudah bisa menggunakan berbagai
jenis gawai yang ada. Sudah sangat banyak anak-anak yang mahir dalam
menggunakan smartphone untuk berbagai macam kegiatan. Mengakses
internet adalah salah satunya. Bahkan, dalam penggunaan internet pun, anak-
anak dan remaja merupakan salah satu pengguna internet terbesar di
Indonesia. Data dari APJII pada tahun 2018 menunjukan bahwa remaja yang
berada di rentang usia 15 sampai 19 tahun, tercatatkan sebanyak 91 persen
telah menggunakan internet. Bahkan, remaja yang berada di usia 10 hingga 14
tahun sudah mulai banyak yang menggunakan internet, yakni sebanyak 66,2
persen. Lebih dari itu, anak berusia 5 hingga 9 tahun memiliki persentase
penetrasi internet sebesar 25,2%. Dalam hal ini, smartphone adalah perangkat
yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet (44,16 persen).
Fenomena anak yang kecanduan gawai mulai sering terlihat pada saat
ini. Meskipun pada saat ini belum ada persentase yang pasti dalam
menunjukan jumlah anak yang mengalami kecanduan gawai, tetapi sudah ada
cukup banyak kasus yang terungkap di masyarakat, hasil kajian, survei, dan
penelitian yang menunjukan bahwa fenomena kecanduan gawai pada anak
saat ini berada pada situasi yang mengkhawatirkan.
Lebih dari itu, data yang dirilis oleh APJII juga menunjukan bahwa
mereka yang masih ada di bangku sekolah lebih banyak menggunakan internet
di bandingkan masyarakat yang lulus dengan periode tingkat pendidkan
tertentu. Sebut saja, mereka yang tamatan SMP tercatat sebanyak 63,5 persen
pengguna internet, sedangkan yang masih duduk di bangku SMP
menggunakan internet sebanyak 80,4 persen. Begitu juga dengan mereka yang
tamatan SMA tercatatkan sebanyak 80,6 persen yang menggunakan internet
sedangkan yang masih duduk di kursi SMA sebanyak 90,2 persen. Data ini
memperlihatkan bahwa bangku sekolah menyumbang kontribusi yang cukup
besar dalam penetrasi penggunaan internet di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Bandung merupakan salah satu kota terbesar
di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang melebihi 2,5 juta jiwa, tentunya
kota bandung merupakan salah satu penyumbang terbesar pengguna internet
aktif di Jawa barat. Kedudukannya sebagai ibu kota provinsi juga mendukung
peningkatan pemanfaatan internet oleh warga kota yang beraktivitas sehari-
hari akibat tingginya terpaan teknologi modern dan gawai canggih. Dari total
penduduk sebanyak 2,5 juta jiwa tersebut, 562 ribu jiwa diantaranya
merupakan penduduk yang masih tergolong dalam usia anak-anak, yang mana
seperti yang sudah diketahui, merupakan salah satu rentang usia dengan
tingkat pemanfaatan gawai yang cukup tinggi.
Pada saat ini, Kota Bandung dipimpin oleh seorang Wali Kota
bernama Oded M. Danial. Lelaki yang akrab disapa Mang Oded ini menjabat
sebagai Wali Kota Bandung periode 2018 – 2023, didampingi Yana Mulyana
sebagai wakilnya.
Program bagi-bagi anak ayam dan bibit tanaman ini resmi dimulai
pada tanggal 23 November 2019. Program ini masih pada tahap percobaan.
Mang Oded secara resmi membagikan ribuan ekor anak ayam dan bibit
tanaman kepada para pelajar dari 10 SD dan 2 SMP di Kecamatan Cibiru dan
Gedebage. Usia pelajar itu adalah kelas 5 SD dan kelas 7 SMP. Ribuan ekor
anak ayam dan bibit tanaman itu didapatkan lewat program CSR dan
komunitas yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya.
Menurut Mang Oded, program ini adalah bagian dari realisasi program
pemerintah pusat untuk revolusi mental dengan menghadirkan pendidikan
aktif, kolaboratif, integratif. Menurut Beliau, dengan memelihara anak ayam
dan bibit tanaman, maka mengajarkan pendidikan karakter kepada anak.
Logikanya, dengan memelihara anak ayam dan bibit tanaman, para pelajar
punya kesibukan sehingga melupakan mainan gadget.
1. Batasan Masalah
2. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yaitu:
2. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Pembangunan
B. Konsep Kebijakan
1. Pengertian Kebijakan
5
Agustino, Leo. 2008. Dasar- dasar Kebijakan Publik. Alfabeta: Bandung
6
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik Teori dan Proses. Media Pressindo: Yogyakarta
ini menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan
“tindakan” dan bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau
pejabat publik semata. Di samping itu pilihan pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu juga merupakan kebijakan publik karena mempunyai
pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan pemerintah untuk melakukan
sesuatu.7
Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk
meraih dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang
dihadapi pegawai. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau
kriteria-kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan
publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan
yang diinginkan atau belum.
4. Ciri Ciri Kebijakan Publik
8
Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses & Analisis Kebijakan. UNY Press :
Yogyakarta
b. Alternative kebijakan (policy alternatives) Yaitu arah tindakan yang
secara potensial tersedia yang dapat member sumbangan kepada
pencapaian nilai dan pemecahan masalah kebijakan. Informasi
mengenai kondisi yang menimbulkan masalah pada dasarnya juga
mengandung identifikasi terhadap kemungkinan pemecahannya.
C. Pengertian Anak
9
Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik ed.2. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Menurut R.A. Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur
muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk
keadaan sekitarnya”. Oleh karna itu anak-anak perlu diperhatikan secara
sungguh-sungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk social yang paling rentan dan
lemah ironisnya anak-anak justru sering kalidi tempatkan dalam posisi yang
paling di rugikan, tidakmemiliki hak untuk bersuara, dan bahkan mereka sering
menjadi korban tindak kekerasa dan pelanggaran terhadap hak-haknya.
D. Pengertian Gadget
E. Pengertian Kecanduan
F. Kecanduan Gadget
Griffiths (Essau, 2008) menyatakan bahwa kecanduan merupakan aspek
perilaku yang kompulsif, adanya ketergantungan, dan kurangnya kontrol.
Definisi ini dapat diartikan bahwa kecanduan merupakan suatu
ketergantungan atau adiksi yang dapat menyebabkan kerugian pada tubuh.
Ketergantungan ini menggambarkan penggunaan yang berlebihan pada suatu
stimulus.
Oleh karena pengertian di atas, kecanduan atau adiksi dapat terjadi pula
pada gawai. Kecanduan gawai merupakan ketergantungan yang dialami oleh
individu terhadap alat atau perangkat elektronik dengan fungsi khusus pada
perangkatnya.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subjek Penelitian
10
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013), Hlm.
10-11
11
Richard E. Boyatzis, Transforming qualitative information: Thematic analysis and code
development. (Thousand Oaks, CA: Sage, 1998)
Subjek penelitian ini adalah Pemerintah Kota Bandung, tepatnya Dinas
Pangan dan Pertanian Kota Bandung dan Dinas Pendidikan Kota Bandung
yang dimana Dinas-Dinas ini merupakan bagian dari Pemerintah kota
Bandung yang menyiapkan keperluan-keperluan terkait strategi Komunikasi
Pemerintah Kota Bandung dalam mengurangi tingkat Kecanduan Gawai pada
Anak-anak
Cari dulu program di kota lain, tapi yang anak ayam dan pohon cabe hanya unik
di bandung