Anda di halaman 1dari 9

SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE


TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA REMAJA KELAS X
SMAN 01 BOJONGGEDE

OLEH:

REYTITA NURDWI PUTRI

201030100333

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2018), Remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10 –

19 tahun, menurut peraturan mentri kesehatan RI nomer 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10 – 18 tahun dan menurut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) tentang usia

remaja adalah 10 – 24 tahun dan belum menikah (KEMENKES RI, 2012).

Berdasarkan hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat

Statistik (BPS), Pada Maret 2022 sebanyak 68,82 Juta jiwa penduduk

Indonesia masuk kategori Pemuda. Angka tersebut porsinya mencapai

24% dari total penduduk.

Seiring perkembangan Teknologi dan Informasi yang makin pesat di

dunia, maka internet menjadi salah satu media yang paling mudah

digunakan dan didapatkan karna harga yang relatif murah. Telepon cerdas

(smartphone) adalah telepon genggam yang memiliki sistem operasi yang

fungsinya tidak hanya untuk SMS dan telepon saja tetapi pengguna dapat

dengan bebas menambahkan aplikasi, menambah fungsi-fungsi atau

mengubah sesuai keinginan pengguna. Menurut penelitian yang dilakukan

Usni Dwi Ambarwaty (2018) alumni Fakultas Psikologi UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta, terdapat tiga faktor yang menjadi penyebab

kecanduan smartphone pada remaja, yaitu rendahnya kontrol diri,

kesepian, dan sensation seeking behavior.

Masalah selama beberapa tahun terakhir, penggunaan smartphone telah

meningkat secara substansial dan telah menimbulkan kekhawatiran yang

berkembang tentang efek pada kesehatan yang dikaitkan dengan paparan

medan Elektromagnetik dan radiasi gelombang mikro yang dihasilkan oleh

smartphone tersebut. Radiasi yang menyebabkan efek buruk pada

kesehatan akan menandakan masalah kesehatan masyarakat luas.

Menggunakan smartphone sebelum tidur dapat merangsang fisiologis dan

psikologis yang dapat mempengaruhi tidur. Menggunakan smartphone

sebelum tidur menunda jam internal tubuh manusia (circadian rhythm),

menekan pelepasan hormon melatonin yang merangsang tidur, dan

membuatnya lebih sulit untuk tertidur (National Sleep Foundation dalam

Ramadhani 2021).

Beberapa pulau di Indonesia pengguna smartphone paling banyak

diduduki oleh pulau Jawa sebagai peringkat pertama yaitu sekitar 86,3 juta

orang atau 65% dari angka total pengguna smartphone, 20,7 juta atau

15,7% di Sumatra dengan peringkat kedua, 8,4 juta atau 6,3% di Sulawesi

dengan peringkat ketiga, 7,6 juta atau 5,8% di Kalimantan dengan

peringkat keempat, 6,1 juta atau 4,7% di Bali dan NTB di peringkat
kelima, sedangkan Maluku dan Papua menjadi pulau terakhir dengan

pengguna smartphone yaitu 3,3 juta atau 2,5% (Panji, 2016 dalam Faruq

husen 2019).

Meningkatnya jumlah penggunaan smartphone akan meningkatkan angka

kecanduan smartphone. Dari sisi usia, anak yang rentan mengalami

kecanduan smartphone berada di rentang usia 13 – 18 tahun. Fenomena

anak kecanduan smartphone, menurut dr Tjhin Wiguna, psikiater anak dan

remaja di Departemen Medik Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM mulai

meningkat dalam tiga tahun terakhir. Begitu juga komisi nasional

perlindungan anak, sejak 2016 sudah menangani 42 kasus anak kecanduan

smartphone (Kominfo, 2018 dalam Pratama 2021).

Berlebihan dalam menggunakan smartphone tentunya akan mempengaruhi

penggunanya berupa Dampak Negatif bagi kesehatan seperti kesehatan

otak, mata, tangan terganggu, dan gangguan tidur (Ramadhani, 2021).

Kesulitan tidur membuat pengidapnya tidak memiliki waktu tidur yang

dibutuhkan tubuh, dan dapat menyebabkan Insomnia. Hal ini disebabkan

pancaran blue light yang dihasilkan oleh smartphone membuat produksi

hormon melatonin dalam tubuh menurun sehingga mengurangi rasa

ngantuk pada malam hari. Orang dewasa dan remaja juga sangat rentan

mengalami gangguan tidur akibat penggunaan smartphone sebelum tidur.

Sebuah penelitian dalam jurnal Child and Adolescent Psychiatric Clinics


of North America, mengatakan bahwa anak-anak yang menggunakan

smartphone sebelum tidur mengalami gangguan kesulitan tidur pada

malam hari dan tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik. Kondisi ini

membuat anak-anak, remaja, dan orang dewasa merasa kelelahan pada

keesokan harinya.

Kategori usia remaja terkadang masih sulit untuk menyaring hal baik dan

buruk dari penggunaan smartphone. Banyaknya fitur yang menarik

menjadi salah satu pemicu yang membuat remaja sulit untuk lepas dari

smartphone yang dimiliki. Dampak perkembangan smartphone terhadap

fisik remaja berupa Insomnia, gangguan kesehatan mata, sakit punggung,

dan kualitas tidur yang buruk. Dampak negatif bagi perilaku remaja dalam

keluarga, seperti ketidakstabilan emosional yang mengakibatkan remaja

mudah marah, emosi, dan gelisah. Smartphone membuat anak dan remaja

menjadi agresif. Beberapa anak akan lebih emosional ketika mereka tidak

dapat menemukan smartphone di sekitar mereka dan menjadi paranoid

ketika mereka tidak membawa smartphone (Kemenkes 2023)


Berdasarkan hasil Studi Pendahuluan
B. Rumusan Masalah

Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang makin pesat di dunia,

peran teknologi informasi dan komunikasi sangat penting dalam setiap

aspek kehidupan manusia. Salah satu bentuk kecanggihan teknologi yang

tidak dapat terlepas dari kegiatan manusia adalah smartphone. Seperti

yang diketahui salah satu faktor yang menyebabkan remaja mengalami

kualitas tidur yang buruk adalah perubahan gaya hidup, termasuk

penggunaan smartphone. Kecanggihan dan kemudahan yang diberikan

oleh smartphone saat ini membuat banyak orang menggunakannya setiap

saat. Penggunaan smartphone oleh remaja tidak hanya sebatas untuk

pembelajaran online namun remaja menggunakannya untuk berinteraksi

sosial dan juga bermain sosial media Whatsapp, Instagram, Game Online,

Tiktok, Twitter, dan lain lain sehingga bisa membuat remaja menjadi lebih

intens dalam berlebihan menggunakan smartphone dan dapat

mempengaruhi kualitas tidur.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan

diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Intensitas

Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Pada Remaja Kelas X

SMAN 01 Bojonggede”
C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana mengidentifikasi karakteristik usia dan jenis kelamin pada

remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede?

2. Bagaimana mengidentifikasi kejadian kesulitan tidur terhadap kualitas

tidur pada remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede?

3. Bagaimana mengetahui hubungan intensitas penggunaan smartphone

terhadap kualitas tidur remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone

Terhadap Kualitas Tidur Remaja Kelas X di SMAN 01 Bojonggede.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik usia dan jenis kelamin pada

Remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede

b. Untuk mengidentifikasi Intensitas penggunaan Smartphone pada

Remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede

c. Untuk mengidentifikasi Kejadian Kualitas tidur yang buruk pada

Remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede


d. Untuk mengetahui Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone

Terhadap Kualitas Tidur Remaja kelas X di SMAN 01 Bojonggede

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lahan Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada remaja,

khususnya siswa/siswi di SMAN 01 Bojonggede akan Dampak

Intensitas dari Penggunaan Smartphone.

2. Bagi STIKes Widya Dharma Husada

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi mahasiswa dan

mahasiswi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan dapat

bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di STIKes

Widya Dharma Husada.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan penulis upaya untuk menambah

pengetahuan, wawasan, dan pemahaman tentang Hubungan Intensitas

Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur Remaja.

Anda mungkin juga menyukai