Anda di halaman 1dari 7

Idea Nursing Journal Vol. VIII No.

1, 2017
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445

PENGGUNAAN SMARTPHONE DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA


DI SMA NEGERI I KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Students’ Use Of Smartphones and Social Interaction in SMAN I Kalasan Sleman


Yogyakarta

Muflih Muflih 1*, Hamzah Hamzah 2, Wayan Agus Puniawan3


1, 3
Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogykarta
2
Progam Studi S1 Teknik Informatika Fakultas Sain & Teknologi Universitas Respati Yogyakarta
*email: muflih1986@gmail.com

ABSTRAK
Penggunaan smartphone yang lama berakibat ketergantungan dan berdampak pada interaksi sosial yang
kurang. Wawancara 6 siswa SMA N 1 Kalasan Sleman Yogyakarta mengatakan lebih senang menggunakan
smartphone dari pada mengobrol dengan teman-temannya, menggunakan saat jam istirahat selama 10 menit
untuk membuka sosial media dan game, saat dirumah menggunakan smartphone lebih sering durasi 2-3 jam.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara penggunaan smartphone dengan tingkat
ketergantungan smartphone dan adanya hubungan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan
interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan metode crossectional. Data diambil pada tanggal 1-31 Mei 2015 dengan responden penelitian remaja
kelas 1 dan 2 sejumlah 207 siswa di SMAN 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Analisis bivariat menggunakan
chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan smartphone sebagian besar kurang baik sebanyak
121 (58,5%), tingkat ketergantungan sebagian besar rendah sebanyak 112 (54,1%), interasi sosial sebagian
besar baik sebanyak 107 (51,7%). Penggunaan smartphone berhubungan signifikan terjadinya tingkat
ketergantungan pada remaja (p value 0,004) dan tingkat ketergantungan smartphone berhubungan signifikan
dengan interaksi sosial pada remaja (p value 0,000; OR 2,838). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
hubungan signifkan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan adanya
hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta.

Kata Kunci: Interaksi sosial, Smartphone, Remaja.

ABSTRACT
The prolonged use of smartphones may cause addiction and lead to negative social interaction. Interview
with 6 students of SMAN I Kalasan sleman revealed that they preferred to engage with smartphones to
hanging out with their friends. They used the 10-minute break time to access social media and games, and
spend 2-3 hours a day at home using smartphones. Objective this reseach is to investigate the correlation
between students’ use and dependence on smartphones and than the correlation between students’
dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The research
was a quantitative research with cross sectional method. Data was taken from 1 to 31 May 2015 and the
respondents were 207 first and second grade students of SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The bivariate
analysis was done using Chi-square. The results of this research found that the use of smartphones in 121
teenagers (58.5%) was categorized as not good. Most of the students had low dependency on smartphones,
found in 112 students (54.1%), while the social interaction was considered as good, i.e. 107 (51.7%). The
correlation between the students’ use and dependence on smartphones (p value 0.004) and than The
correlation between the students’ dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan
Sleman Yogyakarta (p value 0.000; OR 2.838). The conclusion of this research found that there was a
significant correlation between students’ use and dependence on smartphones and than there was a
significant correlation between students’ dependence on smartphones and social interaction in SMAN I
Kalasan Sleman Yogyakarta.

Keywords: Social Interaction, Smartphone, Students.

12
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017

PENDAHULUAN ini belum dapat disimpulkan secara jelas.


Remaja merupakan bagian penduduk Sementara itu, fitur utama dari smartphone
yang berskala kecil, namun memiliki adalah operasi aplikasi berbasis internet.
sumbangan teramat besar. Penting memahami Dengan demikian, penggunaan smartphone
masa remaja karena remaja adalah masa depan secara fungsional harus menggunakan internet
setiap masyarakat. Masa remaja merupakan (Mok, et al., 2014).
suatu fase perkembangan antara masa kanak- Fenomena penggunaan smartphone
kanak dan masa dewasa, berlangsung antara seakan-akan memiliki dunianya sendiri.
usia 12-24 tahun (WHO, 2010). WHO Remaja sering terlihat sibuk dengan
mengatakan, saat ini diperkirakan 27-31% dari smartphone, sampai mengabaikan orang
penduduk dunia yang berusia antara 10-24 disekitarnya. Kehadiran smartphone
tahun dan 83% dari mereka yang berada di menjadikan pengguna jarang bersosialisasi
Negara-negara yang sedang berkembang dengan orang-orang disekitarnya. Kemudahan
(Dhamayanti, 2009). bersosialisasi dalam menggunakan
Data penduduk sasaran program smartphone, justru membuat terlihat anti-sosial
kemenkes pada tahun 2011, jumlah remaja di kehidupan nyata. Sekelompok remaja yang
(umur 10-18 tahun) untuk Indonesia sebesar sedang berkumpul bersama dalam satu tempat,
36.939.717 jiwa, untuk provinsi Daerah namun frekuensi mereka berbicara lebih
Istimewa Yogyakarta berdasarkan estimasi rendah dibanding dengan menggunakan
penduduk sasaran program kesehatan yang smartphone-nya masing-masing (Prayudi,
dihitung BPS sebesar 399.123 jiwa (Depkes 2014). Hal ini dapat menyebabkan masalah
RI., 2009). Jumlah penduduk remaja yang pada interaksi sosial.
tinggi, dapat menimbulkan masalah di Hasil studi pendahuluan yang
kalangan remaja seperti munculnya perilaku dilakukan di SMA Negeri 1 Kalasan, Sleman,
anti sosial pada remaja, konflik dengan orang Yogyakarta pada tanggal 21 januari 2014, dari
tua, penyalahgunaan napza, merokok, minum- hasil wawancara dari guru bimbingan
minuman beralkohol dan seks bebas. konseling dikatakan bahwa sebagian besar
Remaja adalah masa saat terjadinya siswa memiliki smartphone dan dan setiap
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk kelas memiliki grup sosial media yang
perubahan fundamental dalam aspek fisik, digunakan untuk interaksi dikelas, cara ini
kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Remaja cukup efektif untuk komunikasi di kelas tetapi
sebagian besar mampu mengatasi transisi ini untuk komunikasi tatap muka secara individu
dengan baik, namun beberapa remaja bisa sangat kurang. Observasi yang dilakukan pada
mengalami penurunan pada kondisi psikis, jam istirahat banyak siswa yang duduk
fisiologis, dan sosial sehingga menimbulkan menyendiri ataupun berkelompok tetapi sibuk
permasalahan bagi remaja seperti munculnya memainkan smartphone miliknya masing-
perilaku anti sosial pada remaja, konflik masing tanpa ada interaksi yang terjadi antara
dengan orang tua, penyalahgunaan napza, siswa satu dengan yang lainnya.
merokok, minum-minuman beralkohol dan Saat dilakukan wawancara pada 10
seks bebas (Fagan, 2006). siswa, 6 siswa mengatakan lebih senang
Penelitian yang dilakukan oleh Yen menggunakan smartphone dari pada
pada tahun 2009, menemukan bahwa dari mengobrol dengan teman-temannya. Siswa
10.191 remaja yang diteliti dilaporkan bahwa mengatakan biasa menggunakan smartphone
30% dari peserta bisa mentoleransi saat jam istirahat selama 10 menit dengan
penggunaan smartphone, 36% mengalami membuka sosial media dan game. Saat
penarikan diri, 27% menunjukkan penggunaan dirumah siswa mengatakan menggunakan
yang lebih berat, 18% gagal untuk mengurangi smartphone lebih sering dengan durasi 2-3 jam
penggunaan smartphone, dan 10% mengalami setiap kali memainkan smartphone dan selalu
gangguan interaksi sosial. Banyak otoritas membawa smartphonetersebut kemana pun
pemerintah mengakui bahwa pasti ada risiko mereka pergi, sedangkan 4 siswa mengatakan
kecanduan akibat penggunaan berlebihan atau tidak terlalu sering menggunakan smartphone
penyalahgunaan smartphone. Namun, karena saat jam istirahat. Siswa mengatakan lebih baik
temuan terbatas dan tidak memiliki standar membaca buku di perpustakaan atau
tervalidasi tentang kecanduan smartphone atau membahas pelajaran serta curhat dengan
karakteristik pengguna bermasalah, maka saat temannya. Siswa menggunakan smartphone

13
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk

saat berada di rumah dengan durasi yang tidak Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
terlalu lama. Umur pada Remaja kelas X dan XI di SMA N
Berdasarkan paparan diatas maka 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015
peneliti tertarik untuk meneliti apakah (n=207).
hubungan signifkan antara penggunaan
smartphone dengan tingkat ketergantungan Karakteristik Frekuensi Percentase
smartphone dan adanya hubungan signifikan (n) (%)
antara tingkat ketergantungan smartphone Jenis Kelamin
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Laki-laki 82 39,6
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Perempuan 125 60,4
Total 207 100,0
METODE Umur
Jenis dalam penelitian ini yaitu 14 Tahun 1 0,5
kuantitatif dengan menggunakan rancangan 15 Tahun 42 20,3
penelitian Observasional Analitik dan 16 Tahun 110 53,1
pendekatan waktu penelitian Cross Sectional 17 Tahun 52 25,1
dimana pengambilan data terhadap beberapa 18 Tahun 2 1,0
variabel penelitian dilakukan pada satu waktu Total 207 100,0
(Dharma, 2011). Pada penelitian ini terdapat
tiga variabel yaitu penggunaan smartphone, Penggunaan Smartphone Pada Remaja
tingkat ketergantungan smartphone dan
interaksi sosial yang diteliti menggunakan Tabel 2 Distribusi Penggunaan Smartphone
kuesioner/angket. Pada Remaja di SMA Negeri 1 Kalasan
Waktu penelitian dilaksanakan pada Sleman Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207).
bulan juni 2015. Lokasi penelitian ini Penggunaan Frekuensi Persentase (%)
dilakukan di SMA Negeri 1 Kalasan di Smartphone (n)
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Kurang Baik 121 58,5
Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah Cukup 57 27,5
semua siswa kelas X dan XI yang masih aktif Baik 29 14,0
mengikuti pendidikan di SMAN 1 Kalasan Total 207 100,0
tahun ajaran 2014, yang berjumlah 419 siswa.
Sampel dipilih dengan teknik Proportionate
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Stratified Random Sampling dengan pemilihan
penggunaan smartphone pada remaja sebagian
primary sampling unit yang dilakukan secara
besar berada pada kategori kurang baik yaitu
proporsional per kelas. Analisis uji bivariat
sebanyak 121 orang (58,5%).
menggunakan chi square dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan peneliti adalah
Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada
95%.
Remaja
HASIL Tabel 3 Tingkat ketergantungan Smartphone
Karakteristik Responden pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan
Berdasarkan tabel 1 diketahui
Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207).
karakteristik responden berdasarkan jenis
Tingkat Frekuensi Persentase
kelamin diketahui sebagian besar responden
Ketergantungan (n) (%)
berjenis kelamin perempuan sebanyak 125
Tinggi 95 45,9
orang (60,4%).Kategori umur diketahui
Rendah 112 54,1
sebagian besar responden berusia 16 tahun
sebanyak 110 orang (53,1%), usia 17 tahun Total 207 100,0
sebanyak 52 orang (25,1%) dan 15 tahun
sebanyak 42 orang (20,3%). Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
tingkat ketergantungan smartphone pada
remaja sebagian besar berada dikategori
rendah sebanyak 112 orang (54, 1%).

14
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017

Interaksi Sosial Pada Remaja (37,9%). Diketahui p value 0,000 (< 0,05)
dengan OR sebesar 2,838 artinya seseorang
Tabel 4 Interaksi Sosial pada remaja di SMA yang tingkat ketergantungan smartphone tinggi
Negeri 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015 3 kali memiliki resiko mengalami interaksi
(n=207). yang kurang baik dibandingkan tingkat
Interaksi Frekuensi Persentase ketergantungan smartphone yang rendah, maka
Sosial (n) (%) hipotesis alternatif diterima. Artinya ada
Kurang Baik 100 48,3 hubungan significant antara tingkat
Baik 107 51,7 ketergantungan smartphone dengan interaksi
Total 207 100,0 sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan,
Yogyakarta.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
Tabel 6 Hubungan tingkat ketergantungan
interaksi sosial pada remaja sebagian besar
berada dikategori baik sebanyak 107 orang smartphone dengan interaksi sosial pada remaja
(51,7%). SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta Bulan
Mei 2015 (n=207).
Hubugan antara penggunaan dengan Interaksi Sosial
tingkat ketergantungan smartphone P-
Tinggkat
Kurang Total value
Ketergantungan Baik
Baik (OR)
Tabel 5 Hubungan antara penggunaan smartphone
n (%) n (%) n (%)
dengan tingkat ketergantungan smartphone pada
Tinggi 59 62,1 36 37,9 95 100,0
remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman 0,000
Rendah 41 36,6 71 63,4 112 100,0
Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). (2,838)
Total 100 48,3 107 51,7 207 100,0
Tingkat
Penggunaan Ketergantungan Total P-
PEMBAHASAN
SmartPhone Tinggi Rendah value
n (%) n (%) n (%)
Penggunaan Smartphone Pada Remaja
Kurang Baik 66 54,5 55 45,5 121 100
Berdasarkan hasil analisis distribusi
Sedang 16 28,1 41 71,9 57 100 0,004 frekuensi pada tabel 2 diketahui bahwa
Baik 13 44,8 16 55,2 29 100 penggunaan smartphone Android dan
Total 95 45,9 112 54,1 207 100 Blackberry OS dengan lama pemakaian lebih
dari 3 jam/hari (>3 jam/hari), lebih sering
Terlihat dari tabel 5 bahwa responden menggunakan untuk sosial media dan bermain
dengan penggunaan smartphone sedang yang game, tujuan menggunakan untuk mencari
mengalami tingkat ketergantungan smartphone informasi dan belajar, saat menggunakan
tinggi sebesar 16 (28,1%) berbeda jauh dengan smartphone di rumah dan saat istirahat sekolah
penggunaan smartphone sedang yang pada remaja sebagian besar berada pada
mengalami tingkat ketergantungan smartphone kategori kurang baik yaitu sebanyak 121 orang
rendah sebesar 41 (71,9%). Diketahui bahwa p (58,5%). Penggunaan smartphone secara
value 0,004 (< 0,05), maka hipotesis alternatif berlebihan menyebabkan remaja lebih dekat
diterima. Artinya ada hubungan significant dengan smartphone ketimbang perhatian
antara penggunaan smartphone dengan tingkat orangtua.
ketergantungan smartphone pada remaja di Remaja akan gelisah jika berpisah
SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. dengan smartpone, namun merasa biasa saja
ketika ditinggal pergi orang tuanya. Jika hal ini
Hubungan antara tingkat ketergantungan dibiarkan terus-menerus, orangtua akan
smartphone dengan interaksi sosial pada kehilangan anak anak mereka. Sementara
remaja remaja akan menjadi kecanduan dan lebih
Berdasarkan tabel 6, terlihat dari tabel sayang pada smartphone. Penggunaan
diatas menunjukan bahwa tingkat smartphone secara berlebihan akan mengarah
ketergantungan smartphone tinggi kepada kecanduan. Kecanduan akan
menyebabkan interaksi social kurang baik smartphone akan menyebabkan remaja
sebesar 59 (62,1%) berbeda jauh dengan melupakan tugas belajarnya, dan juga
tingkat ketergantungan smartphone tinggi pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti makan,
dengan interaksi sosial yang baik sebesar 36 minum, atau mandi (Tondok, 2013).

15
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk

Remaja menggunakan smartphone perempuan yang besar yaitu 60,4 % dimana


hampir setiap hari di rumah, di lingkungan interaksi sosial perempuan berada pada
bermain bahkan saat berada di kelas dalam kategori baik sebesar 52%. Tidak jauh berbeda
suasana belajar (Suyanto, 2011). Remaja dengan interaksi yang kurang baik sebesar
menggunakan smartphone sebagian besar 48%. Sedangkan interaksi dalam kategori
untuk bermain sosial media dan bermain game. kurang baik sebanyak 100 orang (48,3%). Hal
Sosial media yang biasa digunakan oleh ini menunjukkan masih tingginya interaksi
remaja yaitu Facebook, Twitter, Path, dan yang kurang baik yang hanya berbeda 3,4%.
instagram. Remaja menghabiskan waktu 2,5 Interaksi sosial adalah kunci dari semua
jam setiap hari untuk browsing internet dan kehidupan sosial oleh karena itu tanpa adanya
bermain game online. Remaja menghabiskan interaksi sosial tidak akan mungkin ada
waktu 1,5-3 jam setiap hari hanya untuk kehidupan bersama. Interaksi sosial
bermain sosial media seperti Facebook, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik
Twitter, Path, Instagram dan We-chat (Zimic, antar individu dengan golongan di dalam usaha
2011). remaja untuk memecahkan persoalan yang
diharapkan dan dalam usaha remaja untuk
Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada mencapai tujuannya (Ahmadi, 2009).
Remaja
Berdasarkan hasil analisis distribusi Hubungan Antara Penggunaan Smartphone
frekuensi pada tabel 3 diketahui bahwa tingkat Dengan Tingkat Ketergantungan
ketergantungan smartphone pada remaja Smartphone Pada Remaja
sebagian besar berada dikategori rendah Hasil analisis menunjukan bahwa p value
sebanyak 112 orang (54,1%) hal ini 0,004 (< 0,05), maka hipotesis alternatif
dikarenakan jumlah responden perempuan diterima. Artinya ada hubungan antara
yang besar yaitu 60,4 % dimana tingkat penggunaan smartphone dengan tingkat
ketergantungan smartphone pada perempuan ketergantungan smartphone pada remaja di
sebagian besar berada di kategori rendah yaitu SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta.
sebesar 67,6%, Tidak jauh berbeda dengan Penelitian yang dilakukan oleh
yang mengalami tingkat ketergantungan Utaminingsih (2006) hasil analisis
smartphone tinggi sebesar 95 (45.9%) dimana menunjukkan tidak terdapat hubungan yang
perempuan juga mengalami tingkat signifikan antara tingkat penggunaan ponsel
ketergantungan yang tinggi yaitu 57,4%. Salah dengan interaksi social remaja secara tatap
satu indikator ketergantungan smartphone dengan nilai p value 0,926 (>0,1). Hal ini
yaitu selalu ingin menggunakan smartphone, dikarenakan tingkat penggunaan ponsel pada
dimana sebagian besar responden lebih senang tempat dan waktu ponsel tidak menunjukkan
meluangkan waktunya untuk bermain dan interaksi yang buruk.
sosial media menggunakan smartphone di Smartphone bagi kalangan remaja
rumah maupun saat di sekolah. digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi
Tingkat ketergantungan smartphone tapi juga untuk video call, berfoto, membuka
dengan interaksi sosial pada remaja di internet, sarana hiburan, dan sarana
penelitian yang telah dilakukan sebanyak OR pembelajaran. Remaja saat ini banyak
2,838 kategori beresiko kecil. Hal ini menyalah gunakan teknologi khususnya
dikarenakan interaksi sosial dapat tidak hanya smartphone, penyalahgunaan smartphone
dipengaruhi oleh ketergantungan dalam misalnya membuka situs porno, lupa waktu
penggunaaan smartphoneakan tetapi juga karena permainan di dalam smartphone akan
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan membawa dampak buruk bagi remaja
masyarakat, perubahan bentuk fisik remaja, (Prilasha, 2013).
dan kondisi fisik (Sunaryo, 2004).
Hubungan Antara Tingkat Ketergantungan
Interaksi Sosial Pada Remaja Smartphone Dengan Interaksi Sosial Pada
Berdasarkan hasil analisis distribusi Remaja
frekuensi pada tabel 4 diketahui bahwa Hasil analisis menunjukan bahwa
interaksi sosial pada remaja sebagian besar sebagian besar ketergantungan smartphone
berada dikategori baik sebanyak 107 orang dalam kategori tinggi dengan interaksi sosial
(51,7%) hal ini dikarenakan jumlah responden dalam kategori kurang baik yang menunjukan

16
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017

hasil p value 0,000 (< 0,05), maka hipotesis meningkatkan pendampingan interaksi sosial
alternatif diterima. Artinya ada hubungan yang positif. Bagi peneliti selanjutnya agar
antara tingkat ketergantungan smartphone hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA dalam penelitian selanjutnya dengan
Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. mengembangkan variabel bebas dengan
Berlangsungnya suatu proses interaksi melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
didasarkan pada berbagai faktor yaitu imitasi, interaksi sosial remaja.
sugesti, identifikasi dan proses simpati.
Lingkungan sosial remaja meliputi teman KEPUSTAKAAN
sebaya, masyarakat dan sekolah.Sekolah
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta:
remaja, karena selain rumah, sekolah adalah Rineka Cipta.
lingkungan kedua dimana remaja banyak
melakukan berbagai aktifitas dan menjalin Depkes, RI. (2009). Survey Demografi dan
hubungan sosial dengan teman-temannya Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:
(Sarwono, 2013). Pusat Data dan Informasi Depkes.
Penelitian yang dilakukan oleh Mok
(2014) terdapat perbedaan yang signifikan Dhamayanti, M. (2009). Overview adolescent
antara pria dan wanita dalam hal penggunaan health problems and services. IDAI.
internet, laki-laki lebih kecanduan daripada http://www.idai.or.id / remaja / artikel.
perempuan. Namun, mengenai kecanduan asp? q= 20094155149
smartphone, pola ini terbalik karena
perbedaan-perbedaan yang diamati, klasifikasi Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian
subyek menjadi subkelompok berdasarkan Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
internet dan kecanduan smartphone dilakukan
secara terpisah untuk masing-masing jenis Fagan. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT
kelamin. Gramedia.

Setiap jenis kelamin menunjukkan pola Mok. et al. (2014). Laten class analysis on
yang jelas dengan model tiga kelas internet and smartphone addiction in
berdasarkan tingkat kemungkinan internet dan college student.journal.Dovepress.Seoul
kecanduan smartphone. Tren umum untuk
faktor sifat psikososial ditemukan untuk kedua Prayudi, S. A. (2014). Fenomena Penggunaan
jenis kelamin: tingkat kecemasan dan ciri-ciri Smartphone di Kalangan Pelajar di SMP
kepribadian neurotik meningkat dengan tingkat Islam Athirah I Makasar. Skripsi.
keparahan kecanduan. Namun, dimensi Lie itu Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
berbanding terbalik dengan tingkat keparahan Sosial & Ilmu Politik Universitas
kecanduan. Hasanuddin Makassar. Tidak
diterbitkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka Prilasha, A. S. (2013). Hubungan antara
dapat di ambil kesimpulan bahwa ada Frekuensi Penggunaan Smartphone
hubungan signifikan antara penggunaan dengan Dimensi Individulity dan
smartphone dengan tingkat ketergantungan connectednes dalam pola relasi remaja-
smartphone dan juga ada hubungan signifikan orang tua pada remaja yang berusia 15-
antara tingkat ketergantungan smartphone 19 tahun. Skripsi. Program Studi
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Psikologi Universitas Pendidikan
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta dengan Indonesia. Tidak diterbitkan
resiko sebesar 3 kali.
Bagi pihak sekolah yang diteliti, siswa Sarwono, S. W. (2013). Pskilogi Remaja.
diberikan informasi tentang dampak negatif Jakarta: Rajawali Pers.
penggunaan smartphone yang berlebihan
terhadap interaksi sosial. Bagi orang tua, agar Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
lebih bijaksana dalam memberikan smartphone Keperawatan. Jakarta: EGC.
kepada anaknya yang masih remaja serta

17
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk

Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi dipublikasikan dalam harian Surabaya


Penelitian Keperawatan. Bandar Post, tanggal 24 Maret 2013, Halaman 6.
Lampung: Mulia Medika.
WHO. (2010). Perkembangan
Tondok, M. S. (2013). Penggunaan Remaja.Jakarta.WHO 2010
Smartphone pada Anak : Be Smart
Parent . Skripsi. Fakultas Psikologi Zimic, S. (2011). Memahami Interaksi Remaja
Universitas Airlangga Surabaya. dengan Internet. Jakarta: YPMA.

18

Anda mungkin juga menyukai