1, 2017
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445
ABSTRAK
Penggunaan smartphone yang lama berakibat ketergantungan dan berdampak pada interaksi sosial yang
kurang. Wawancara 6 siswa SMA N 1 Kalasan Sleman Yogyakarta mengatakan lebih senang menggunakan
smartphone dari pada mengobrol dengan teman-temannya, menggunakan saat jam istirahat selama 10 menit
untuk membuka sosial media dan game, saat dirumah menggunakan smartphone lebih sering durasi 2-3 jam.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara penggunaan smartphone dengan tingkat
ketergantungan smartphone dan adanya hubungan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan
interaksi sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan metode crossectional. Data diambil pada tanggal 1-31 Mei 2015 dengan responden penelitian remaja
kelas 1 dan 2 sejumlah 207 siswa di SMAN 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Analisis bivariat menggunakan
chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan smartphone sebagian besar kurang baik sebanyak
121 (58,5%), tingkat ketergantungan sebagian besar rendah sebanyak 112 (54,1%), interasi sosial sebagian
besar baik sebanyak 107 (51,7%). Penggunaan smartphone berhubungan signifikan terjadinya tingkat
ketergantungan pada remaja (p value 0,004) dan tingkat ketergantungan smartphone berhubungan signifikan
dengan interaksi sosial pada remaja (p value 0,000; OR 2,838). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
hubungan signifkan antara penggunaan smartphone dengan tingkat ketergantungan smartphone dan adanya
hubungan signifikan antara tingkat ketergantungan smartphone dengan interaksi sosial pada remaja di SMA
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta.
ABSTRACT
The prolonged use of smartphones may cause addiction and lead to negative social interaction. Interview
with 6 students of SMAN I Kalasan sleman revealed that they preferred to engage with smartphones to
hanging out with their friends. They used the 10-minute break time to access social media and games, and
spend 2-3 hours a day at home using smartphones. Objective this reseach is to investigate the correlation
between students’ use and dependence on smartphones and than the correlation between students’
dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The research
was a quantitative research with cross sectional method. Data was taken from 1 to 31 May 2015 and the
respondents were 207 first and second grade students of SMAN I Kalasan Sleman Yogyakarta. The bivariate
analysis was done using Chi-square. The results of this research found that the use of smartphones in 121
teenagers (58.5%) was categorized as not good. Most of the students had low dependency on smartphones,
found in 112 students (54.1%), while the social interaction was considered as good, i.e. 107 (51.7%). The
correlation between the students’ use and dependence on smartphones (p value 0.004) and than The
correlation between the students’ dependence on smartphones and social interaction in SMAN I Kalasan
Sleman Yogyakarta (p value 0.000; OR 2.838). The conclusion of this research found that there was a
significant correlation between students’ use and dependence on smartphones and than there was a
significant correlation between students’ dependence on smartphones and social interaction in SMAN I
Kalasan Sleman Yogyakarta.
12
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017
13
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk
saat berada di rumah dengan durasi yang tidak Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
terlalu lama. Umur pada Remaja kelas X dan XI di SMA N
Berdasarkan paparan diatas maka 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015
peneliti tertarik untuk meneliti apakah (n=207).
hubungan signifkan antara penggunaan
smartphone dengan tingkat ketergantungan Karakteristik Frekuensi Percentase
smartphone dan adanya hubungan signifikan (n) (%)
antara tingkat ketergantungan smartphone Jenis Kelamin
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Laki-laki 82 39,6
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta. Perempuan 125 60,4
Total 207 100,0
METODE Umur
Jenis dalam penelitian ini yaitu 14 Tahun 1 0,5
kuantitatif dengan menggunakan rancangan 15 Tahun 42 20,3
penelitian Observasional Analitik dan 16 Tahun 110 53,1
pendekatan waktu penelitian Cross Sectional 17 Tahun 52 25,1
dimana pengambilan data terhadap beberapa 18 Tahun 2 1,0
variabel penelitian dilakukan pada satu waktu Total 207 100,0
(Dharma, 2011). Pada penelitian ini terdapat
tiga variabel yaitu penggunaan smartphone, Penggunaan Smartphone Pada Remaja
tingkat ketergantungan smartphone dan
interaksi sosial yang diteliti menggunakan Tabel 2 Distribusi Penggunaan Smartphone
kuesioner/angket. Pada Remaja di SMA Negeri 1 Kalasan
Waktu penelitian dilaksanakan pada Sleman Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207).
bulan juni 2015. Lokasi penelitian ini Penggunaan Frekuensi Persentase (%)
dilakukan di SMA Negeri 1 Kalasan di Smartphone (n)
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman Kurang Baik 121 58,5
Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah Cukup 57 27,5
semua siswa kelas X dan XI yang masih aktif Baik 29 14,0
mengikuti pendidikan di SMAN 1 Kalasan Total 207 100,0
tahun ajaran 2014, yang berjumlah 419 siswa.
Sampel dipilih dengan teknik Proportionate
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Stratified Random Sampling dengan pemilihan
penggunaan smartphone pada remaja sebagian
primary sampling unit yang dilakukan secara
besar berada pada kategori kurang baik yaitu
proporsional per kelas. Analisis uji bivariat
sebanyak 121 orang (58,5%).
menggunakan chi square dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan peneliti adalah
Tingkat Ketergantungan Smartphone Pada
95%.
Remaja
HASIL Tabel 3 Tingkat ketergantungan Smartphone
Karakteristik Responden pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan
Berdasarkan tabel 1 diketahui
Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207).
karakteristik responden berdasarkan jenis
Tingkat Frekuensi Persentase
kelamin diketahui sebagian besar responden
Ketergantungan (n) (%)
berjenis kelamin perempuan sebanyak 125
Tinggi 95 45,9
orang (60,4%).Kategori umur diketahui
Rendah 112 54,1
sebagian besar responden berusia 16 tahun
sebanyak 110 orang (53,1%), usia 17 tahun Total 207 100,0
sebanyak 52 orang (25,1%) dan 15 tahun
sebanyak 42 orang (20,3%). Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
tingkat ketergantungan smartphone pada
remaja sebagian besar berada dikategori
rendah sebanyak 112 orang (54, 1%).
14
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017
Interaksi Sosial Pada Remaja (37,9%). Diketahui p value 0,000 (< 0,05)
dengan OR sebesar 2,838 artinya seseorang
Tabel 4 Interaksi Sosial pada remaja di SMA yang tingkat ketergantungan smartphone tinggi
Negeri 1 Kalasan Yogyakarta Bulan Mei 2015 3 kali memiliki resiko mengalami interaksi
(n=207). yang kurang baik dibandingkan tingkat
Interaksi Frekuensi Persentase ketergantungan smartphone yang rendah, maka
Sosial (n) (%) hipotesis alternatif diterima. Artinya ada
Kurang Baik 100 48,3 hubungan significant antara tingkat
Baik 107 51,7 ketergantungan smartphone dengan interaksi
Total 207 100,0 sosial pada remaja di SMA Negeri 1 Kalasan,
Yogyakarta.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
Tabel 6 Hubungan tingkat ketergantungan
interaksi sosial pada remaja sebagian besar
berada dikategori baik sebanyak 107 orang smartphone dengan interaksi sosial pada remaja
(51,7%). SMA Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta Bulan
Mei 2015 (n=207).
Hubugan antara penggunaan dengan Interaksi Sosial
tingkat ketergantungan smartphone P-
Tinggkat
Kurang Total value
Ketergantungan Baik
Baik (OR)
Tabel 5 Hubungan antara penggunaan smartphone
n (%) n (%) n (%)
dengan tingkat ketergantungan smartphone pada
Tinggi 59 62,1 36 37,9 95 100,0
remaja di SMA Negeri 1 Kalasan Sleman 0,000
Rendah 41 36,6 71 63,4 112 100,0
Yogyakarta Bulan Mei 2015 (n=207). (2,838)
Total 100 48,3 107 51,7 207 100,0
Tingkat
Penggunaan Ketergantungan Total P-
PEMBAHASAN
SmartPhone Tinggi Rendah value
n (%) n (%) n (%)
Penggunaan Smartphone Pada Remaja
Kurang Baik 66 54,5 55 45,5 121 100
Berdasarkan hasil analisis distribusi
Sedang 16 28,1 41 71,9 57 100 0,004 frekuensi pada tabel 2 diketahui bahwa
Baik 13 44,8 16 55,2 29 100 penggunaan smartphone Android dan
Total 95 45,9 112 54,1 207 100 Blackberry OS dengan lama pemakaian lebih
dari 3 jam/hari (>3 jam/hari), lebih sering
Terlihat dari tabel 5 bahwa responden menggunakan untuk sosial media dan bermain
dengan penggunaan smartphone sedang yang game, tujuan menggunakan untuk mencari
mengalami tingkat ketergantungan smartphone informasi dan belajar, saat menggunakan
tinggi sebesar 16 (28,1%) berbeda jauh dengan smartphone di rumah dan saat istirahat sekolah
penggunaan smartphone sedang yang pada remaja sebagian besar berada pada
mengalami tingkat ketergantungan smartphone kategori kurang baik yaitu sebanyak 121 orang
rendah sebesar 41 (71,9%). Diketahui bahwa p (58,5%). Penggunaan smartphone secara
value 0,004 (< 0,05), maka hipotesis alternatif berlebihan menyebabkan remaja lebih dekat
diterima. Artinya ada hubungan significant dengan smartphone ketimbang perhatian
antara penggunaan smartphone dengan tingkat orangtua.
ketergantungan smartphone pada remaja di Remaja akan gelisah jika berpisah
SMA Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. dengan smartpone, namun merasa biasa saja
ketika ditinggal pergi orang tuanya. Jika hal ini
Hubungan antara tingkat ketergantungan dibiarkan terus-menerus, orangtua akan
smartphone dengan interaksi sosial pada kehilangan anak anak mereka. Sementara
remaja remaja akan menjadi kecanduan dan lebih
Berdasarkan tabel 6, terlihat dari tabel sayang pada smartphone. Penggunaan
diatas menunjukan bahwa tingkat smartphone secara berlebihan akan mengarah
ketergantungan smartphone tinggi kepada kecanduan. Kecanduan akan
menyebabkan interaksi social kurang baik smartphone akan menyebabkan remaja
sebesar 59 (62,1%) berbeda jauh dengan melupakan tugas belajarnya, dan juga
tingkat ketergantungan smartphone tinggi pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti makan,
dengan interaksi sosial yang baik sebesar 36 minum, atau mandi (Tondok, 2013).
15
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk
16
Idea Nursing Journal Vol. VIII No.1, 2017
hasil p value 0,000 (< 0,05), maka hipotesis meningkatkan pendampingan interaksi sosial
alternatif diterima. Artinya ada hubungan yang positif. Bagi peneliti selanjutnya agar
antara tingkat ketergantungan smartphone hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA dalam penelitian selanjutnya dengan
Negeri 1 Kalasan, Yogyakarta. mengembangkan variabel bebas dengan
Berlangsungnya suatu proses interaksi melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
didasarkan pada berbagai faktor yaitu imitasi, interaksi sosial remaja.
sugesti, identifikasi dan proses simpati.
Lingkungan sosial remaja meliputi teman KEPUSTAKAAN
sebaya, masyarakat dan sekolah.Sekolah
mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta:
remaja, karena selain rumah, sekolah adalah Rineka Cipta.
lingkungan kedua dimana remaja banyak
melakukan berbagai aktifitas dan menjalin Depkes, RI. (2009). Survey Demografi dan
hubungan sosial dengan teman-temannya Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta:
(Sarwono, 2013). Pusat Data dan Informasi Depkes.
Penelitian yang dilakukan oleh Mok
(2014) terdapat perbedaan yang signifikan Dhamayanti, M. (2009). Overview adolescent
antara pria dan wanita dalam hal penggunaan health problems and services. IDAI.
internet, laki-laki lebih kecanduan daripada http://www.idai.or.id / remaja / artikel.
perempuan. Namun, mengenai kecanduan asp? q= 20094155149
smartphone, pola ini terbalik karena
perbedaan-perbedaan yang diamati, klasifikasi Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian
subyek menjadi subkelompok berdasarkan Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
internet dan kecanduan smartphone dilakukan
secara terpisah untuk masing-masing jenis Fagan. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT
kelamin. Gramedia.
Setiap jenis kelamin menunjukkan pola Mok. et al. (2014). Laten class analysis on
yang jelas dengan model tiga kelas internet and smartphone addiction in
berdasarkan tingkat kemungkinan internet dan college student.journal.Dovepress.Seoul
kecanduan smartphone. Tren umum untuk
faktor sifat psikososial ditemukan untuk kedua Prayudi, S. A. (2014). Fenomena Penggunaan
jenis kelamin: tingkat kecemasan dan ciri-ciri Smartphone di Kalangan Pelajar di SMP
kepribadian neurotik meningkat dengan tingkat Islam Athirah I Makasar. Skripsi.
keparahan kecanduan. Namun, dimensi Lie itu Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
berbanding terbalik dengan tingkat keparahan Sosial & Ilmu Politik Universitas
kecanduan. Hasanuddin Makassar. Tidak
diterbitkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka Prilasha, A. S. (2013). Hubungan antara
dapat di ambil kesimpulan bahwa ada Frekuensi Penggunaan Smartphone
hubungan signifikan antara penggunaan dengan Dimensi Individulity dan
smartphone dengan tingkat ketergantungan connectednes dalam pola relasi remaja-
smartphone dan juga ada hubungan signifikan orang tua pada remaja yang berusia 15-
antara tingkat ketergantungan smartphone 19 tahun. Skripsi. Program Studi
dengan interaksi sosial pada remaja di SMA Psikologi Universitas Pendidikan
Negeri 1 Kalasan Sleman Yogyakarta dengan Indonesia. Tidak diterbitkan
resiko sebesar 3 kali.
Bagi pihak sekolah yang diteliti, siswa Sarwono, S. W. (2013). Pskilogi Remaja.
diberikan informasi tentang dampak negatif Jakarta: Rajawali Pers.
penggunaan smartphone yang berlebihan
terhadap interaksi sosial. Bagi orang tua, agar Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
lebih bijaksana dalam memberikan smartphone Keperawatan. Jakarta: EGC.
kepada anaknya yang masih remaja serta
17
Idea Nursing Journal Muflih Muflih dkk
18