Anda di halaman 1dari 9

DIGITAL PARENTING TERHADAP ANAK PADA MASA

PANDEMI COVID-19

Oleh:

DEWI FORTUNA SOLINA


Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Jatinangor
dewi17006@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
Setelah adanya pandemi Corona Virus Disease 19 (Covid-19) Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI mengeluarkan dua kebijakan melalui Surat Edaran No. 3 tahun 2020 (Kemendikbud,
2020c) dan Surat Edaran No. 4 tahun 2020 (Kemendikbud, 2020d). Kedua kebijakan Mendikbud
tersebut terkait pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan dalam masa darurat penyebaran Covid-19. Kebijakan belajar di rumah itu dikenal sebagai
kebijakan belajar jarak jauh dalam jaringan (Daring) atau sering disebut online learning. Seiring
berkembangnya teknologi & informasi dan internet, maka pembelajaran dapat dilakukan secara
online. Maka muncullah banyak istilah seperti e-learning yaitu pembelajaran yang menggunakan
perangkat elektronik.
Perilaku yang baik berasal dari pola asuh orangtua yang baik. Namun demikian, tingkat
penggunaan gadget saat ini semakin mengkahwatirkan terlebih pada masa pandemi covid-19 yang
melakukan pembelajaran berbasis online learning, sehingga perlu langkah-langkah tepat untuk
menerapkan pola asuh di era digital, agar anak-anak terhindar dari kencanduan gadget serta
terbentuk sikap dan mental yang baik di dalam diri anak. Oleh sebab itu orang tua perlu melakukan
proyeksi dengan membangun komitmen atau tekad untuk melindungi anak-anak dari ancaman era
digital, tetapi tidak menghalangi potensi manfaat yang bisa ditawarkannya.

Kata kunci: Covid-19, Era Digital,Orang Tua,Pola Asuh,Anak.

ABSTRACT
After the Corona Virus Disease 19 pandemic (Covid-19), the Indonesian Minister of
Education and Culture issued two policies through Circular No. 3 of 2020 (Ministry of
Education and Culture, 2020c) and Circular No. 4 in 2020 (Ministry of Education and
Culture, 2020d). The two policies of the Minister of Education and Culture are related to the
prevention of Covid-19 in the education unit and the implementation of educational policies
in the emergency period of the spread of Covid-19. This home study policy is known as the
distance learning distance online (online) or often called online learning. As the development
of technology & information and the internet, learning can be done online. Then came many
terms such as e-learning, learning using electronic devices.
Good behavior comes from good parenting. However, the current level of use of gadgets is
more worrying especially during the covid-19 pandemic that is doing online learning based
learning, so it needs the right steps to implement parenting in the digital age, so that children
avoid gadget addictions and form attitudes and good mentality in the child. Therefore
parents need to make projections by building commitment or determination to protect
children from the threat of the digital age, but does not preclude the potential benefits that
can be offered.

Keywords: Covid-19, Digital Era, Parents, Parenting, Children

PENDAHULUAN Di Indonesia rata-rata anak menghabiskan


Seiring berkembangnya teknologi & waktunya sehari-hari selama lebih dari
informasi dan internet, maka pembelajaran satu jam untuk menonton televisi (54,4%),
dapat dilakukan secara online. Maka memutar video (30%), membaca buku
muncullah banyak istilah seperti e-learning (8,2%),mengoperasikan computer (32,5%),
yaitu pembelajaran yang menggunakan dan 67,3% bermain game elektronik.
perangkat elektronik. Pembelajaran yang Oleh sebab itu, proteksi orangtua kepada
dilaksanakan dengan jaringan internet atau anak harus kuat dan disiplin,sehingga
dengan world wide web disebut online perilaku anak sehari-hari dapat dikontrol
learning atau online education. Pendidikan dengan baik terutama saat
online menghubungkan siswa dengan menggunakanmedia elektronik seperti
materi pelajaran melalui internet(Johnson internet terlebih pada masa pandemi covid-
dan Manning, 2009:10). Ada yang 19 yang melakukan pembelajaran berbasis
menyebut pendidikan online sebagai online atau e-learning.
pendidikan siber atau cyberspace Penggunaan internet dalam waktu lama
classroom (Palloff dan Pratt, 2002:20). secara terus menerus akan memberikan
Kini ada yang memanfaatkan smart phone dampak bagi penggunanya, baik dampak
sebagai sarana pembelajaran maka disebut positif maupun negatif di masa depan
m-learning atau pembelajaran bergerak (Nugraha, 2013).Jika tidak dikelola dengan
(mobile larning) karena guru dan siswa bijak, metode pembelajaran tersebut dapat
bisa bergerak kemanapun mereka berada. memposisikan anak untuk selalu
Surat Edaran Mendikbud No. 3 dan 4 menggunakan internet di sebagian besar
tersebut merupakan kebijakan pendidikan. waktu kesehariannya. Selain efek positif
Kebijakan pendidikan adalah kebijakan yang diharapkan oleh komunitas pendidik,
publik di bidang pendidikan (Tilaar dan timbulnya efek katalitik negatif yang tidak
Nugroho,2009:264). diinginkan bagi anak juga perlu dikenali,
Kebijakan pendidikan adalah alat yang diidentifikasi, dan ditanggulangi secara
dibuat oleh pemerintah demi terwujudnya serius.
perubahan yang lebih baik (Madjid,
2018:12-13). Kebijakan ini dikeluarkan METODE PENELITIAN
karena kebijakan penyelenggaraan Dalam pengerjaannya, penelitian ini
pendidikan face to face tidak bisa menggunakan metode studi literatur. Data
dilaksanakan sehingga perlu dibuat yang tersedia dihimpun dari sumber jurnal
kebijakan baru dalam rangka mencapai yang menjelaskan tentang isu terkait.
tujuan yang diinginkan.
Dua kebijakan Mendikbud tersebut
menindaklanjuti Peraturan Pemerintah HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengganti Undang-Undang dan Peraturan Masalah utama munculnya kebijakan e-
Pemerintah terkait pananganan Covid-19 learning adalah kekhawatiran berkembang
merupakan kebijakan publik bidang dan menyebarnya Covid-19 di lingkungan
pendidikan. satuan pendidikan karena virus ini sudah
berkembang dan menyebar di masyarakat.
Dengan demikian kebijakan ini sudah saat berhubungan dengan anak. Contoh,
memenuhi unsur masalah (Madjid, bagaimana sikap atau perilaku orang tua
2018:17). Kebijakan ini telah memenuhi dalam menerapkan aturan, mengajarkan
rumusan masalah yang jelas dan ilmiah nilai/norma, memberikan perhatian dan
yaitu berdasarkan data yang lengkap, kasih sayang serta menunjukkan sikap dan
akurat, dan up to date (Sugiyono, 2017:6) perilaku yang baik sehingga dijadikan
karena kebijakan tersebut dikeluarkan contoh/model bagi anaknya. Menurut dr.
setelah mencermati terus bertambahnya Baumrind (Berk, 1994) terdapat tiga pola
penderita Covid-19 di masyarakat dan asuh orang tua yaitu otoriter,
memperhatikan ketersediaan akses internet demokratis(otoritatif), dan permisif.Namun
di sekolah dan madrasah. Tujuan kebijakan seiring berjalannya waktu,pola asuh dapat
e-learning adalah untuk melindungi mengalami perubahan mengikuti
kesehatan warga sekolah dan madrasah perkembangan jaman dan tidak hanya
dari ancaman Covid-19 dan menjamin mengacu kepada tiga tipe pola asuh yang
keberlangsungan pembelajaran secara e- telah dijelaskan sebelumnya yaitu pola
learning. Dengan demikian ketiga asuh otoriter,permisif,dan otoritatif.
kebijakan tersebut telah memiliki unsur
Kemajuan teknologi komunikasi telah
tujuan (Madjid,2018:19) atau telah
mempengaruhi banyak pandangan orang
memenuhi kebijakan yang baik (Sugiyono,
terhadap hal-hal dalam kehidupan sehari-
2017:6) karena kebijakan ini memiliki
hari, termasuk pandangan dalam menjadi
tujuan dan tujuannya jelas.
orang tua. Dahulu, orang tua masih
membiarkan anaknya untuk bermain di
Digital parenting atau pola asuh di era
luar rumah dengan permainan tradisional
digital sangat penting dipahami dan
bersama anak-anak lainnya. Akan tetapi,
dilakukan tidak oleh orang tua namun juga
saat ini orang tua lebih mengandalkan
bagi guru. Perkembangan yang begitu
teknologi digital sebagai media permainan
masif membuat para siswa yang notabene
bagi anak. Banyak orang tua yang
masih berada di tahap operasional konkret
kemudian berlomba memberikan akses
mampu menjelajah dan menelaah berbagai
teknologi digital pada anak-anak mereka
informasi lebih cepat dari guru mereka
dan memberikan teknologi digital
yang ada di sekolah bahkan dari orangtua
langsung di genggaman anak.
mereka di rumah. Kecepatan dan
kemudahan dalam mengakses informasi Interaksi manusia dengan manusia telah
dan ilmu pengetahuan selayaknya harus digantikan menjadi interaksi melalui
dikawal dan diamati agar tidak terjadi teknologi digital dan seringkali tidak
penyelewengan, pembelokan, dan disadari hal ini dapat mengurangi interaksi
pelanggaran dalam penggunaan internet seseorang secara langsung dengan orang-
terutama yang berkaitan dengan adiksi orang terdekat yang ada di sekitar,
gadget. Untuk mengatasi adiksi gadget dan misalnya antara orang tua dan anak di
upaya pencegahannya, guru maupun orang rumah masing-masing sibuk dengan
tua dapat menerapkan beberapa langkah gadget-nya. Padahal gadget sama sekali
sebagai berikut. bukan kebutuhan primer anak.
Secara harfiah pola asuh memiliki Kecanggihan dan kemudahan
maksud pola interaksi antara orangtua dan operasional teknologi menyebabkan anak-
anak. Pola interaksi ini meliputi, anak yang bahkan masih berusia dini pun
bagaimana sikap atau perilaku orangtua sudah mampu untuk mengoperasikan
produk hasil kecanggihan teknologi. kehidupan anak. Oleh karena itu,
Teknologi menawarkan kemudahan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
variasi dalam proses anak mempelajari Republik Indonesia tentang Seri
banyak hal. Teknologi yang Pendidikan Orang Tua: Mendidik Anak di
memungkinkan untuk menghadirkan Era Digital, Cet. I (Juli 2016:14-17)
stimulus suara dan visual di saat yang menugaskan para orang tua untuk
bersamaan membuat anak mampu untuk memperhatikan hal-hal berikut: Pertama,
mempelajari banyak hal dalam satu waktu. orang tua perlu mengetahui dan
Terutama sejak munculnya smartphone memahami hal-hal berikut ini, yaitu
yang multifungsi dengan harga yang
(a) kesehatan mata anak. Paparan
makin terjangkau telah mengakibatkan
berlebihan terhadap penggunaan telepon
makin banyak orang yang mampu
pintar dapat memicu penglihatan anak
memilikinya. Bahkan dalam keluarga
yang buruk;
tertentu, gadget bisa jadi telah dimiliki
oleh anak sekolah mulai dari SD, SMP (b) masalah tidur. Masalah tidur anak
maupun SMA, termasuk yang masih anak disebabkan karena anak terlalu lama
balita. melihat layar digital dan dampak dari isi
media digital;
Orang tua pun akhirnya sudah banyak
yang memberikan teknologi kepada anak. (c) kesulitan konsentrasi. Penggunaan
Tanpa disadari oleh orang tua, banyak media digital memiliki efek pada
anak yang sudah kecanduan gadget. Hal keterampilan mengubah perhatian anak,
tersebut masih di anggap sepele oleh orang sehingga bisa meningkatkan perilaku
tua, sebab orang tua menganggap bahwa terlalu aktif dan kesulitan untuk
sekarang adalah era digital yaitu zaman berkonsentrasi;
memakai gadget.
(d) menurunnya prestasi belajar.
Orang tua adalah pemegang kendali Penggunaan media digital yang terlalu
utama tanggung jawab atas proses berlebihan dapat menurunkan prestasi
pembentukan karakter anak.Pada Saat ini belajar anak;
terjadi pergeseran nilai kesusilaan pada
masyarakat mengenai terminologi patut (e) perkembangan fisik. Membatasi
dan tidak patut. Di level itu, peran orang aktivitas fisik yang diperlukan tubuh untuk
tua menjadi sangat penting untuk tumbuh kembang yang optimal. Selain itu,
memberikan pemahaman kepada anak anak sering menahan lapar, haus dan
sebagai bekal utama sebelum mereka keinginan buang air sehingga mengganggu
terjun ke masyarakat melalui sekolahan sistem pencernaan, yang menyebabkan
dan media interaksi sosial lainnya. Karena ketidak seimbangan bobot tubuh (terlalu
itu, teladan sikap orang tua sangat gemuk atau terlalu kurus);
dibutuhkan bagi perkembangan anak-anak (f) perkembangan sosial. Seorang anak
mereka. Hal ini penting karena pada fase akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih
perkembangan manusia, usia anak adalah mementingkan diri sendiri sehingga sulit
tahapan untuk mencontoh sikap dan bergaul secara langsung. Seorang anak
perilaku orang di sekitar mereka. memiliki kesulitan mengenali berbagai
Orang tua perlu mendidik anak di era nuansa perasaan;
digital dengan menggunakan tipetipe pola (g) perkembangan otak dan hubungannya
asuh yang relevan atau sesuai dengan dengan penggunaan media digital. Anak-
anak perlu memperhatikan keseimbangan media digital dengan mengenalkan
aktivitas antara bermain perangkat media pengalaman dunia nyata seperti aktivitas
digital dan bermain di dunia nyata; keseniaan, kegiatan luar ruangan, olahraga,
membaca interaktif, musik dan gerakan,
(h) menunda perkembangan bahasa anak.
permainan tradisional, dan sebagainya
Penelitian telah menunjukkan bahwa
kepada anak;
penggunaan media digital bisa menunda
perkembangan bahasa anak, terutama (d) pinjamkan anak perangkat digital
anak-anak yang berusia 2 tahun dan sesuai dengan keperluan. Orang tua
dibawahnya. Kedua, orang tua perlu memberikan anak perangkat digital seperti
mendampingi anakanak sebagai generasi ipad, telepon pintar, dan komputer agar
digital. Anak terlambat bicara disebabkan mereka bisa belajar mengendalikan diri
karena kurangnya latihan, lebih banyak dan belajar menggunakannya bersama
bermain sendiri, terlalu pasif, terlalu keluarga;
banyak menonton tv. Oleh karena itu,
(e) pilihkan program/aplikasi positif.
orang tua perlu melakukan pendampingan
Orang tua perlu mengidentifikasi program/
terhadap anak sebagai generasi digital.
aplikasi yang memiliki edukasi dan
Orang tua dapat melakukan hal-hal memberikan dampak positif bagi
berikut,yakni : pertumbuhan anak;
(a) orang tua harus menambah (f) mendampingi dan meningkatkan
pengetahuan. Orang tua akan mengalami interaksi. Orang tua perlu mendampingi
kesulitan untuk menetapkan peraturan dan berinteraksi dengan anak selama
tentang penggunaan media digital secara penggunaan media digital. Orang tua juga
benar jika orang tua tidak mengerti apa itu harus mendampingi anak saat berselancar
blog atau bagaimana cara menggunakan di dunia maya dalam menggunakan satu
twitter atau facebook. Oleh karena itu, perangkat digital pada kesempatan yang
orang tua perlu memiliki pengetahuan atau sama sebagai aktivitas keluarga;
gambaran yang singkat tentang sarana atau
(g) gunakan perangkat digital secara
media digital. Orang tua perlu meluangkan
bijaksana. Orang tua perlu bijaksana
waktu untuk melihat situs yang pernah
menggunakan perangkat digital selama
dikunjungi anak;
berinteraksi dengan anak. Orang tua yang
(b) orang tua mengarahkan anak dengan kurang bijaksana menggunakan perangkat
jelas untuk menggunakan perangkat media digital menjadi lebih kasar atau
digital. Jika anak sudah terpapar perangkat mengabaikan anak. Orang tua
digital, lebih baik untuk mengarahkan membiasakan anak untuk tidak
dengan komunikasi efektif untuk menggunakan perangkat digital sebelum
memutuskan berapa lama dan kapan tidur;
mereka dapat menggunakannya. Orang tua
(h) aktivitas dunia maya. Komunikasi jarak
dan anak perlu membuat kesepakatan
jauh, membaca berita, melihat gambar dan
waktu penggunaan dan waktu untuk
video merupakan kegiatan dunia maya.
berhenti menggunakan perangkat media
Pada saat inilah, orang tua perlu
digital pada malam hari;
mempersiapkan anak berkunjung ke dunia
(c) imbangi waktu menggunakan media maya;
digital dengan interaksi di dunia maya.
Orang tua dapat mengimbangi paparan
(i) telusuri aktivitas anak di dunia maya. (1) anak balita dengan usia 1-3 tahun.
Orang tua dapat memonitor situs web yang Orang tua mendampingi anak pada usia 1-
pernah dikunjungi anak, dan pastikan anak 3 tahun supaya (a) memiliki batasan waktu
tidak mengunjungi situs yang tidak sesuai tayangan pada media digital; (b)
dengan usianya. memanfaatkan media digital dalam bentuk
audio untuk menambah kosa kata, angka
Ketiga, penggunaan media digital desuai
dan lagu; (c) memanfaatkan program/
usia dan tahap perkembangan anak. Orang
aplikasi untuk meningkatkan perilaku
tua dan anak memerlukan kesepakatan
prososial pada anak, misalnya sikap empati
seputar penggunaan media digital, bukan
atau berbagi;(d) memanfaatkan informasi
untuk memproteksi anak tetapi untuk
tentang berbagai macam orang dengan
memberikan kesempatan yang tepat saat
latar belakang yang berbeda untuk belajar
anak terpapar oleh informasi dari media,
mengenal keanekaragaman; (e)
karena orang tua tidak mungkin selalu
Menghindari tayangan program media
dapat mengawasi aktivitas anak. Pada
digital yang mengandung unsur kekerasan
tahap ini, orang tua perlu mendampingi
dan seksualitas; (f) menghindari tayangan
anak sesuai usia dan tahapan
program media digital yang menakutkan,
perkembangannya.
misalnya hantu; (g) menghindari tayangan
program media digital yang menggunakan
bahasa yang tidak senonoh dan agresif
karena anak dapat mengingat dan
mengulanginya lagi; (h) menghindari
tayangan iklan di media digital dengan
konten yang tiak tepat untuk usia dini; (i)
mendampingi dan berinteraksi dengan
orang tua/pengasuh saat menggunakan
media;(j) menghindari penggunaan media
dan perangkat digital sebagai “pengganti
peran orang tua”.
(2) Anak usia 4-6 tahun. Orang tua
mendampingi anak-anak yang berusia 4-6
tahun dengan tujuan, yakni: (a) memiliki
kesepakatan bersama yang dipahami dan
dijalani anak, memonitor pelaksanaannya,
konsisten menerapkan konsekuensi atas
pelanggaran dan memberikan apresiasi
atas keberhasilan anak dalam menjalankan
kesepakatan; (b) memanfaatkan program/
aplikasi yang mendidik terkait dengan
kesiapan sekolah. Misalnya pengenalan
huruf, angka, dan pengetahuan dasar; (c)
memanfaatkan program/ aplikasi yang
mengajarkan perilaku berteman serta
menghargai perbedaan dan
keanekaragaman yang ada; (d) membahas
persamaan dan perbedaan anak dengan
tokoh favorit yang dilihat melalui media, mengalami atmosfer kehidupan yang
dengan tujuan meningkatkan keterampilan menyenangkan. Anak-anak perlu
membedakan hal yang buruk dan yang diproteksi sejak dari keluarga dengan hal-
baik; (e) menghindari tayangan program hal yang positif, baik dan benar agar dapat
media digital yang sarat dengan kekerasan berkembang baik dalam kehidupan
dan seksualitas; (f) menghindari program selanjutnya serta mampu mengendalikan
media digital yang bias akan pengenalan diri berhadapan dengan pengaruh pengaruh
dan penyimpangan gender; (g) yang destruktif dari era digital seperti
menghindari program/tayangan media adiksi penggunaan gadget pada masa
digital yang menunjukkan tokohnya pandemi covid-19.
menyelesaikan masalah dengan kekerasan;
Orang tua dapat menerapkan model
(h) membimbing anak mengenal mana
atau pola pengasuhan yang bersifat arif,
yang fakta dan fantasi.
positif, efektif, konstruktif dan
(3) Anak usia 8-12 tahun. Pada usia ini, transformatif. Pola asuh orang tua atau
orang tua mendampingi anak dengan parenting yang utama adalah effective
tujuan, yakni : (a) memiliki kesepakatan parenting atau pola asuh yang efektif
yang dipahami dan dijalani bersama, (Santosa, 2015:104). Pola asuh seperti ini
memonitor pelaksanaannya, konsisten bukan hanya bagaimana mendidik anak
menerapkan konsekuensi atas pelanggaran yang efektif. Effective parenting berkaitan
dan memberikan apresiasi atas erat dengan mentalitas dan karakter. Orang
keberhasilan dalam menjalankan tua perlu melatih pola pikir. Parenting
kesepakatan; (b) memanfaatkan program perlu dibangun dalam diri orang tua dan
atau video yang menunjukkan berbagai dilatih terus-menerus, sehingga para orang
pengalaman positif yang menstimulus tua dapat menjadi sosok teladan yang
imajinasi; (c) mendiskusikan perilaku baik diinginkan anak-anak. Dengan kata lain,
dan tidak dari karakter di media yang orang tua harus siap mengaplikasikan
mereka kenal; (d) diskusikan hal-hal semua tip parenting ke dalam dirinya. Jika
terkait dengan peran laki-laki dan mentalitas dan karakter orang tua sudah
perempuan; (e) menghindari tayangan terbentuk menjadi sosok orang tua ideal,
program media digital yang menampilkan maka informasi tip parenting mudah
agresivitas, antisosial, dan perilaku negatif diaplikasikan ke dalam pola didik terhadap
lainnya; (f) memberikan pemahaman anak.Secara umum, pola asuh anak dalam
tentang lelucon mengenai anggota tubuh; keluarga terbagi dalam tiga kategori
(g) menghindari tayangan iklan yang (Hurlock, 2000:205) yaitu:(1) pola asuh
berlebihan terutama mengenai pola dan otoriter; (2) pola asuh demokrasi;(3) pola
nutrisi makanan yang tidak sehat; (h) asuh permisif.
menghindari tayangan gambar atau iklan
Keluarga sebagai salah satu trisentra
rokok.
pendidikan merupakan tempat pendidikan
yang pertama dan utama bagi
pembentukan karakter anak. Keluarga
SIMPULAN DAN SARAN
sebagai locus atau tempat pembentukan
karakter anak perlu mengembangkan pola
Berbagai bentuk tindakan atau pola
asuh edukatif dan efektif. Pola asuh antara
asuh orang tua (parenting) yang positif dan
orang tua dengan anak terwujud dalam
efektif bertujuan untuk membentuk
pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan
karakter anak agar anak tersebut
psikoligis anak. Selain itu, pola asuh berlaku dalam masyarakat supaya anak-
tersebut dapat diimplementasikan dalam anak dapat hidup selaras dengan
bentuk sosialisasi norma-norma yang lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA Madrasah dalam Masa Darurat


Pencegahan Penyebaran Covid-19.
Kemendikbud. 2020a. Analisis Survey
Cepat Pembelajaran Di Rumah Dalam Kemenag. 2020b.
Masa Pencegahan Covid 19, https://Madrasah3.Kemenag.Go.Id/Elearni
ng/ Diakses 20 April 2020. Kemenag.
Kemendikbud. 2020b. Peraturan Menteri
2020c.
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
http://Emispendis.Kemenag.Go.Id/Dashbo
Indonesia Nomor 19 Tahun 2020 tentang
ard/?Content=Data-Statistik diakses 20
Perubahan atas Peraturan Menteri
April 2020.
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8
Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis KPAI-Komisi Perlindungan Anak
Bantuan Operasional Sekolah Reguler. Indonesia. 2020a. Sebab Siswa Semakin
2020b. Termaginalkan Saat Belajar Di Rumah.
https://www.kpai.go.id/berita/sebab-siswa-
Kemendikbud. 2020c. Surat Edaran
semakintermarginalkan-saat-belajar-dari-
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pencegahan
rumah diakses 5 Mei 2020.
Corona Virus Disease (Covid-19) Pada
Satuan Pendidikan. Kemendikbud. 2020d. KPAI-Komisi Perlindaungan Anak
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Indonesia. 2020b. KPAI-FSGI: 53% Guru
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Berorientasi Kurikulum Saat Belajar dari
Pendidikan Dalam Masa Darurat Rumah.
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid- https://www.kpai.go.id/berita/sebab-siswa-
19). semakintermarginalkan-saat-belajar-dari-
rumah diakses 5 Mei 2020.
Kemenag. 2020a. Surat Jendral Pendidikan
Agama Islam Kemenag Direktur Harjanto, T. dan Sumunar, D. S. E. W.
KSKKMadrasah No, B- 2018. Tantangan Dan Peluang
686.1/Dj.I/Dt.I.I/Pp.00/03/2020 Tentang Pembelajaran Dalam Jaringan: Studi Kasus
Mekanisme Pembelajaran dan Penilaian Implementas Elok (E-Learning: Open For
Knowledge Sharing) Pada Mahasiswa
Profesi Ners. Jurnal Keperawatan Respati Pembelajaran. Jurnal Penyuluhan, 14(1),
Yogyakarta, 5, p. 24-28. 42–51. Putri, D. P. (2018).
Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah A Journal of Language, Literature,
Dasar di Era Digital. AR-RIAYAH: Jurnal Culture, and Education POLYGLOT
Pendidikan Dasar, 2(1), 38–50. Herlina, Vol.14 No.1 Januari 2018
D., & Setiawan, B. G. J. A. (2018).
Rahmad, Stephanus Turibius. (2018). Pola
DIGITAL PARENTING MENDIDIK
Asuh Efektif Untuk Mendidik Anak Di
ANAK DI ERA DIGITAL. (Novi Kurnia,
Era Digital.
Ed.) (1st ed.). Yokyakarta: Samudra Biru.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak
Missio, Volume 10, Nomor 2, Juni 2018,
Usia Dini, 5(1), 2020
hlm. 137-273
Hakam et.al.,HTMJ Volume 17 nomer 2 ; PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan
2020 Pendidikan Anak Usia Dini Volume 3
Nomor 3b Desember 2017.
Peran Orangtua dan Guru dalam
Membangun Internet sebagai Sumber

Anda mungkin juga menyukai