Anda di halaman 1dari 62

Wahyu Tanoto

Latar Belakang

Osteoarthritis Dampak Mendiagnosa


(OA) adalah jenis fungsional OA osteoartritis
arthritis yang Osteoarthritis terhadap kualitas penting agar
umum dan paling menyerang sendi- hidup penderita bisa
sering terjadi di sendi tertentu penderitanya, dapat
antara penyakit seringkali tidak penatalaksanaan
arthritis lainnya dipedulikan yang sesuai
Batasan Masalah

Anatomi dan Diagnosis


Penatalaksanaan
Fisiologi tulang Banding

Definisi,
Epidemiologi, Pemeriksaan
Komplikasi
Etiologi, Radiologis
Klasifikasi

Patofisiologi, Gejala Klinis,


Prognosis
Patogenesis Diagnosis
Definisi

Osteoarthritis (OA)  bahasa Yunani 


arthron = sendi dan itis = inflamasi

Osteoartritis (OA)  penyakit degeneratif yang


berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Sendi
penyangga berat badan  vertebra, panggul, lutut
dan pergelangan kaki
Definisi

Osteoartritis (OA)  Gangguan sendi yang kronis


disertai kerusakan tulang rawan sendi, diikuti
osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi

Timbul akibat  Penuaan, trauma, atau akibat


kelainan lain. Keadaan ini tidak berkaitan dengan
faktor sistemik ataupun infeksi
A. Bila terjadi kerusakan pada tulang sub-artikuler (1), meningkatnya
tekanan pada titik tertentu pada tulang rawan (2), sehingga beban
yang diterima pada daerah tersebut berlebihan atau kerusakan
tulang rawan sendi oleh karena suatu hal (3) dapat menyebabkan
osteoartritis
B. Gambar skematis tekanan yang diterima akibat beban tubuh pada
sendi yang normal
Epidemiologi
• prevalensi gejala OA di dunia memiliki persentase 9,6% pada
Silverwood,
Jinks, Jordan, pria dan 18% terjadi pada wanita.
Protheroe, &
Jordan, 2015

• sekitar 10% pada laki-laki dan 13% pada wanita.


Zhang dan
Jordan (2011)

• Provinsi Jawa Timur adalah 26,9% dan terdapat pada urutan ke lima
dalam skala nasional, dengan persentase laki-laki sebesar 21,8% dan
DEPKES
(2006)
perempuan sebesar 27,5%

• Pasien OA biasanya mengeluh nyeri  melakukan aktivitas atau jika


ada pembebanan. Lebih berat  terus menerus  mengganggu
mobilitas
Heidari (2011);
Aaron dan
• pasien dengan osteoartritis 80% memiliki pengalaman dengan
Racine (2013) keterbatasan gerakan dan 25% pasien osteoartritis tidak dapat
melakukan kegiatan sehari-hari (aktivitas besar)
Epidemiologi

• Melaporkan  satu dari tiga orang dewasa


Felson memiliki tanda-tanda radiologis terhadap OA.
• OA pada lutut merupakan tipe yang paling umum
(2008) dijumpai

• Dewasa kelompok umur 60-64 tahun = 22%


Joern et al • Pria 23% OA lutut kanan, 16,3% OA lutut kiri
(2010) • Wanita  24,2% OA lutut kanan, 24,7% lutut kiri
Etiologi dan Faktor Resiko

Cedera Sendi,
Penyakit
Umur Pekerjaan,
Metabolik
Olahraga

Kelainan
Jenis Kelamin Kegemukan
Pertumbuhan

Suku Bangsa Genetik Faktor Lain


Klasifikasi

OA

Primer Sekunder

Osteo
Idiopatik Trauma Genetik Metabolik
nekrosis
Patogenesis dan Patologis
• Terjadi penurunan kadar proteoglikan, kolagen masih normal
• Chondrosit (membentuk kartilago)  MMP (Matrix
1 Metalloproteinase)  kerusakan matrik
• Rawan sendi rusak  celah sendi

• Celah makin dalam (mendekati subchondral)


2

• Celah mecapai subchondral  pecah


3 • Rawan sendi tidak rata

• Serpihan sendi masuk sinovial


• Aktivasi sinoviosit  inflamasi
4 • Chondropsit mati  Matrik tidak terbentuk
Patologis
Kelainan Yang Dapat Ditemukan

Tulang Rawan Sendi

Tulang

Membran Sinovial

Kapsul Sendi

Badan Lepas

Efusi

Nodus heberden (DIP) dan


Bouchard (PIP)
Gejala Klinis

Keluhan
Utama

Sendi Bertambah
penopang Nyeri Dengan
tubuh Gerakan

Malam hari
Gejala Klinis

Kekakuan

Gangguan
Pembengkakan
Pergerakan

Nodus Heberden
Deformitas
dan Bouchard
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik

Pembengkakan Sendi
Hambatan Gerak yang Seringkali
Asimetris

Perubahan Gait
Krepitasi Tanda Peradangan Deformitas Sendi (kelainan
saraf/otot)
Penegakan diagnosis
• 1. Nyeri Lutut untuk sebagian hari/ bulan
• 2. Krepitus pada gerak sendi aktif
• 3. Kekakuan pagi dalam durasi 30 menit
• 4. Usia> 38 tahun
• 5. Pembesaran tulang lutut pada pemeriksaan
• Keterangan : OA positif jika item 1, 2, 3, 4,
atau 1, 2, 5 atau 1, 4, 5 teridentifikasi (Ehsan,
Bashir, & Malik, 2012).
Next...
Kriteria Klinis dan Klinis dan Hanya
Diagnosis Laboratorium Radiografi Klinis
Harus Nyeri Lutut + Nyeri Lutut + Osteofit Nyeri Lutut +
Memiliki setidaknya 5 dari 9 hal pada x-ray + minimal setidaknya 3 dari 6 hal
berikut 1 dari 3 hal berikut berikut
1 Usia> 50 tahun Usia> 50 tahun Usia> 50 tahun
2 Kekakuan <30 menit Kekakuan <30 menit Kekakuan <30 menit

3 krepitasi krepitasi krepitasi


4 Tulang Lembut Tulang Lembut
5 Pembesaran Tulang Pembesaran Tulang

6 Tidak teraba hangat Tidak teraba hangat

7 ESR < 40
8 RF < 1: 40
9 SF OA
Sensitivity 92% 91% 95% 84%
Specificity 75% 86% 69% 89%
(jika 3/6) (jika 4/6)

ESR = Erythrocyte Sedimentation Rate


RF = Rheumatoid Factor
SF = Synovial Fluid of OA (clear, viscous or white blood cell count <2.000/mm³)
Foto Rontgen

Penyempitan celah sendi yang seringkali


asimetris

Osteofit pada pinggir sendi

Peningkatan densitas (sclerosis) tulang


subkondral

Kista tulang

Perubahan struktur anatomi sendi


Foto Rontgen Lateral Sendi Lutut Normal Foto Rontgen Sendi Lutut Normal Posisi AP
Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2
- Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior menunjukkan menyempitnya
celah sendi (tanda panah)
- Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan sklerosis yang ditandai
terbentuknya osteofit (tanda panah)
- Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda panah putih)
menyebabkan destruksi padapada kartilago dan sunchondral
(tanda panah terbuka)
- Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah)

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul
Gambar atas : gambar pertama menunjukkan penyempitan celah sendi pada
panggul (tanda panah putih), sklerosis subchondral (kepala
panah putih), dan terbentuknya kista (kepala panah transparan).
Gambar bawah : gambar kedua diambil 2 tahun setelah gambar pertama yang
menunjukkan semakin menyempitnya celah sendi (tanda panah
putih) dan sklerosis (kepala panah putih).

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286
OA pada jari tangan OA pada jari kaki

Gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan penyempitan ruang sendi


interphalangeal, sklerosis subchondral, dan pembentukan osteofit (panah)

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada
lutut
Gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan penyempitan
ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah)

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul

Kedua gambar di atas menunjukkan penyempitan ruang


superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan
osteofit (panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada
panggul

Rheumatoid arthritis dengan osteoartritis sekunder. Gambaran


radiologis panggul anteroposterior menunjukkan penyempitan
ruang sendi setiap sendi panggul. Perhatikan erosi (anak panah)
dan osteofit (panah)
Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.
Adanya pembentukan osteofit
Gambaran sendi tungkai normal dan penyempitan celah sendi
pada sendi tungkai
Gambaran sendi panggul normalAdanya pembentukan osteofit
pada sendi panggul
Osteofit pada sendi jari tangan (DIP 1) Pembentukan sklerosis subkondral
CT Scan dan MRI

Gambaran MRI Sendi Lutut yang Normal


Sumber : Atlas Anatomi Sobotta Edisi 22 Jilid 2
Radiografi Konvensional pada MRI : menunjukkan focal grade
lutut : menunjukkan terjadinya 3 cartilage defect
penyempitan celah sendi pada
kompartemen lateral (panah
merah).
A. Radiografi Konvensional B. Axial CT Scan :
: (sunrise pateilar Terdapat kista kecil di bagian apex
projection)
C. MRI : T1 weighted D. patelaMRI : T2 weighted
Terdapat kista kecil di Terjadi cartilage denudation
bagian apex patella
A. Radiografi Konvensional : B. MRI : tampak adanya sclerosis
tampak adanya sclerosis subchondral
subchondral, penyempitan
ruang sendi, dan osteofit
A. Radiografi B. CT Scan : tampak C. MRI : osteophytosis
Konvension adanya terlihat lebih jelas
al : osteophytosis dan nyata
pembentuka pada Terdapat
n osteofit kompartemen intercondylar
medial dan lateral osteophyte
A. Radiografi B. CT Scan : C. MRI : terlihat adanya
Konvensional : tampak kista kista subchondral
tidak tampak tanda subchondral yang (panah) yang memiliki
tanda kecil yang dikelilingi intensitas tinggi
pembentukan kista oleh thin sclerotic
halo
2.9 Diagnosis Banding
Gambaran Radiologi Osteoartritis Artritis Reumatoid Gout

Sendi penyangga Mengenai sendi-sendi Paling sering pada MTP


berat badan seperti kecil PIP (proksimal (metatarsophalangeal
coxae, genu, interfalang), MCP )1
Daerah Predileksi
vertebre (metakarpofalangeal)
, pergelangan siku,
pergelangan kaki, dll

Celah sendi Menyempit Menyempit Baik hingga menyempit

Tidak ada Erosif sekitar sendi Erosi pada pinggir


tulang “Punched out”
Erosi
dengan garis sklerotik

Simetri Tidak simetris Simetris dan bilateral Asimetris


Kista Ada Ada (pseudocyst) Tidak Ada

Ada pada pinggir Tidak ada Tidak ada


Osteofit Perbadingan OA dengan RA dan Gout
sendi
RA OA
Sumber : The WHO Manual of Diagnostic Imaging
Perbedaan Gambaran Deformitas yang terjadi pada
RA dan OA
Tatalaksana

Terapi

Non-
Farmakologis Bedah
Farmakologis
Prognosis

Kasus
Umumnya
Atasi nyeri Berat =
Baik
Operasi
 Definisi
ialah peradangan yg kronis pd sendi
bersifat sistemik, progresif dan lebih
banyak menyerang wanita dengan
perbandingan 3 : 1 pada usia 25 – 35
tahun.
 Etiologi
penyebab tidak diketahui dg jelas ttp
kemungkinan berhubungan dg :
1. Mekanisme imunitas ( antigen antibodi ) spt
interaksi IgG dr immunoglobulin dg RF.
2. Faktor metabolik
3. Infeksi dg kecenderungan virus.
 Patofisiologi
 Tanda dan Gejala
1. Tanda dan gejala setempat
 Secara umum sakit persendian disertai kaku dan
gerakan terbatas.
 Lambat laun membengkak, panas, merah dan
lemah
 Terjadi perubahan bentuk tangan :
 Jari bengkak spt alat pemukul genderang
 Deformitas bentuk leher angsa dari jari
 Ulna deviasi dari tangan
 Semua sendi bisa terserang : panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, bahu dan rahang
2. Gejala sistemik
gejala sistemik berupa : letih, lemah, demam,
tachicardia, lesu, BB menurun, anemia, bilateral
yg simetris dari persendian kecil dan besar
pada sendi2 ekstremitas.
Erosif yang mengenai tulang karpal
dan sendi Metakarpofalangs pada RA

Sumber : Brant WE and Helms CA, editors. Fundamentals of Diagnostic Radiology 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.1135
Penegakan Diagnosis
 Terapi
1. Istirahat
istirahat mutlak pada tingkat akut atau 2-4 jam. Istirahat memakai
bidai sendi.
2. Terapi fisik
 Bantu latihan pasif sampai kepada kegiatan aktif unt menjaga fungsi
 Kompres lembab hangat unt relaksasi otot dan mengurangi rasa sakit.
3. Pengobatan
 Acetyl salicilyc acid, cholin salicylate : analgetik, antipiretik dan anti
onflamasi.
 Indomethacin/indocin : analgetik, anti inflamatory.
 Tolmetin sodium, naprosin : analgetik, anti inflamatory
4. Pembedahan
 Arthrotomi : membuka persendian
 Arthrodesis : pembedahan sendi pd lutut, pergelangan tangan, tumit.
 Arthroplasty : pembedahan dg cara membuat kembali dataran pd
persendian mungkin sebelah atau kedua belahannya.
 Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologis
a. Anemia dan lekositosis
b. Rhematoid Factor ( RF ) tjd 50-90 % pd penderita, tgt pd
masa waktu dan kegawatan penyakit atau serum akan
menunjukkan banyak molekul protein antibodi.
2. Pemeriksaan Radiologis
a. Periarticular osteoporosis, permulaan sendi erosi.
b. Kelanjutan penyakit, ruang sendi menyempit, subluksasio
dan ankilose.
3. Aspirasi sendi
cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptic,
cairan dr sendi dikultur dan bisa diperiksa scr mikroskopis.
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
1. Data subyektif
manifestasi awal dari ggn adalah penderita dpt menerangkan
lokasi yg nyeri dan kaku pd lengan, tangan, kaki dan bukan
menunjuk sendi ttt. Ketidaknyamanan ini berlangsung bbrp waktu
sebelum tjd perubahan sendi dpt dilihat atau dirasakan oleh px.
2. Data obyektif
a. Inspeksi dan palpasi, cek sendi pd bag tbh apakah simetris,
warnanya, ukurannya, bentuk, kelembekan dan bengkak.
b. Evaluasi tk gerakan pasif dan persendian sinovial, catat
deviasi, keterbatasan gerakan sendi, krepitasi dan catat bila
timbul rasa sakit.
c. Lakukan palpasi dan inspeksi otot2 skeletal scr bilateral, catat
bila ada atrofi, perub tonus otot dan kelembekan. Uji
kekuatan otot.
 Diagnosa keperawatan
1. Ggn rasa nyaman : nyeri sendi terjadi, karena
perubahan pathologis oleh karena RA
2. Ketidakmampuan ADL : tdk mampu menggunakan
bebrapa sendi karena gerakan yg terbatas
3. Ggn citra tubuh : perubahan penampilan tubuh, sendi
bengkak dan deformitas, perubahan postur tbh.
4. Resiko cedera : kekuatan otot menurun, nyeri sendi
dan kaku sendi.
5. Ansietas : keterbatasan sumber informasi.
Intervensi dan Implementasi
 Memberi bantuan unt mencapai hasil pengobatan
1. Memberikan obat pd waktunya sesuai dosis yg dianjurkan.
2. Membantu memilih makanan, membantu makan bila diperlukan, menganjurkan
makan porsi sedikit tapi sering.
3. Menganjurkan pasien mempertahankan BB normal.
4. Menganjurkan dan membantu memperluas gerakan, meningkatkan mobilitas dan
kekuatan otot.
 Membantu kenyamanan dan ADL
1. Mempertahankan pasien bebas dari rasa nyeri dg obat2an.
2. Menggunakan penghangat sendi.
3. Membantu perwatan mandiri
4. Membantu perubahan posisi tidur
5. Memberikan waktu istirahat yg adekuat.
6. Menganjurkan menggunakan bidai unt dpt mengistirahatkan sendi.
 Konsultasi dan penyuluhan
1. Adanya keseimbangan antara istirahat dan kegiatan
2. Melindungi sendi dan teknik menghemat energi
3. Menggunakan kompres hangat atau dingin dg tepat.
4. Menggunakan bidai dan alaty penggendong yg tepat, dll.
ASUHAN
KEPERAWATAN
ARTRITIS GOUT

By;
Wahyu Tanoto
Askep Klien dengan Arthritis Gout
 Definisi
ialah suatu kelainan metabolik akibat dr hyperurecemia yg berlangsung lama
disebabkan oleh penumpukan purin atau ekresi asam urat yg kurang dari ginjal.
insiden laki2 8-9 kali lebih sering terkena drpd wanita. Menyerang berbagai
usia, tersering usia 50 th ke atas. 85 % penderita adl faktor genetic.
 Etiologi
1. Faktor genetic
2. Kelainan metabolik dlm pembentukan purin atau ekresi asam urat yg kurang dr
ginjal yg menimbulkan hyperurecemia cronis.
 Tanda dan Gejala
1. Akut
nyeri yg berat yg berlangsung cepat pd sendi yg terinflamasi, lebih sering pd ibu
jari kaki. Adakalanya lembut pd sendi, kelelahan, sakit kepala dan demam.
2. Kronis
biasanya pd klien yg kecenderungan faktor keluarga. Eksaserbasi akut tjd
bilamana tdk didiagnosa atau tdk diobati. Penumpukan tophy / monosodium urat
dlm jaringan banyak tdp di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.
 Pathofisiologi
kristal urat terbentuk dlm jaringan sinovial
terbentuk tophy (menumpuknya monosodium urat
dlm jaringan) radang yg berat
berlangsung dg cepat tjd bbrp jam gejala akut
: nyeri yg ekstrim, bengkak dan erythema pd sendi
yg terkena khususnya ibu jari kaki nyeri
dirasakan begitu hebat. Kerusakan ginjal cepat
terjadi bila asam urat tdp scr menetap.
 Pemeriksaan Diagnostik
1. Peningkatan kadar asam urat dalam
serum/hyperurecemia
2. Peningkatan kadar asam urat urine 24 jam
3. Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal
monosodium urat
4. Kecepatan LED
5. Pemeriksaan X-Ray tampak perkembangan jaringan
lunak
Gambaran Radiologi Gout
Pembengkakan dan erosi pada sendi PIP-5 pada Gout
Sumber : Berquist, Thomash H. Musculoskeletal Imaging Companion 2nd ed. New York: Lippicott Williams & Wilkins; 2007.p.803-6
 Terapi Medis
1. Pengobatan serangan acut
a. Colcichine 0,6 mg per oral, awalnya 2 tablet, kmd 1 tablet
setiap jam sampai mual, muntah, diare dan gejala sendi
berkurang.
b. Colcichine 1,0 – 3,0 mg dlm Na Cl IV diberikan dlm waktu
lebih dari 10 menit.
c. Phenylbutazone/butazolidine
d. Indhomethacine/indocine
2. Sendi diistirahatkan secara mutlak
3. Pengurangan asam urat dg cara :
a. Meningkatkan ekresi asam urat : probenecid/benemid 0,5
gr/hari selama satu minggu kmd ditambah 0,5 gr/minggu
sampai asam urat serum normal kmd 0,5 gr/hari
b. Menurunkan pembentukan asam urat : pemberian
allopurinol/zyloprim 100 mg 2 kali sehari pd permulaan,
ditambah 100 mg setiap 2 - 4 minggu hingga asam urat
serum normal, kmd 500 mg perhari.
Pengkajian
 Data subyektif
1. Episode akut, keluhan utama : nyeri berat pd ibu jari kaki atau
pada sendi yg lain.
2. Tanyakan pada pasien ttg pencegahan serangan dan bagaimana
cara mengurangi serangan
3. Adakah peningkatan BB
4. Adakah riwayat arthritis gout
5. Apakah pasien memakai obat gout
 Data obyektif
1. Pasien tdk tahan thd sentuhan pd sendi yg sakit dan menjaga
daerah sendi yg terkena.
2. Sendi bengkak dan merah
3. Adanya demam
4. Pembengkakan nodul mungkin terlihat di jaringan sub kutan di
daerah sendi atau pd tulang rawan helix telinga.
Diagnosa Keperawatan
 Potensial tjd injury pada sendi atau ginjal
b/d penumpukan asam urat atau batu asam
urat yg tdp pd ginjal dan kristal urat yg tdp
pd sinovial.
 Ggn rasa nyaman nyeri sendi b/d
peradangan pd sendi dg penumpukan kristal
urat pd sinovial
 Kurang pengetahuan ttg penyakit b/d kurang
informasi ttg penyebab dan cara
pencegahan dr penyakit.
 Ggn ADL b/d kelemahan, nyeri pada sendi.
Intervensi dan Implementasi
 Membantu tercapainya tujuan terapi
1. Memberi obat sesuai program
2. Memberi intake cairan yg tepat
3. Memberi kenyamanan :
 Istirahat total hingga serangan akut berkurang
 Hindari menyentuh sendi atau menggerakkan sendi yh sakit
hingga nyeri akut hilang.
 Penyuluhan dan konseling
1. Jelaskan pada pasien asal mula penyakit
2. Anjurkan pd pasien unt mengkonsumsi obat sesuai
anjuran
3. Bantu pasien unt mengurangi BB bila pasien kelebihan
BB
4. Bantu pasien unt memebuhi intake cairan yg cukup
dan out put antara 2000 ml sampai 3000 ml per hari.

Anda mungkin juga menyukai