Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk negara kita Indonesia. Adanya
pandemi ini membuat kita semua harus meminimalisir kegiatan di luar rumah dan
membiasakan diri melakukan kegiatan-kegiatan dari rumah (work from home).
Selain itu, kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan. Karena adanya Pandemi Covid-
19 maka pemerintah mengeluarkan peraturan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan
di rumah masing-masing.
Tentu saja pembelajaran secara daring ini menimbulkan dampak positif dan negatif
terhadap pendidikan di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1. apa dampak negatif dari pembelajaran di era covid-19?
2. apa dampak positif dari pembelajaran di era covid-19?
3. bagaimana dampak covid-19 pada pendidikan?
4. bagaimana dampak covid-19 pada lingkungan hidup ?

1.3. Tujuan
1. untuk mengetahui dampak negatif dari pembelajaran di era covid-19
2. Untuk mengetahui dampak positif dari pembelajaran di era covid-19
3. Untuk memahami dampak covid-19 pada pendidikan
4. Untuk memahami dampak covid-19 pada lingkungan hidup

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak Negatif dari Pembelajaran di Era Covid-19


 Kurangnya penguasaan menggunakan teknologi
Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa. Kondisi guru di
Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Magelang pada khususnya tidak seluruhnya
paham penggunaan teknologi, terutama guru guru yang menjelang pensiun. Begitu juga
dengan siswa, terutama yang dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk
pembelajaran. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai. Perangkat pendukung
teknologi mahal.
Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring. Seorang
guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi terutama dalam
kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi bisa dilakukan dengan belajar
secara on line maupun melalui diklat. Untuk Kabupaten Magelang, Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Magelang telah mengadakan kegiatan Diklat daring Office 365
secara serentak pada tanggal 29 Juni sampai dengan 2 Juli 2020

 Tidak semua pelajar memiliki Handphone untuk melakukan belajar online


Banyak murid SDN tidak memiliki handphone. Padahal pada masa pandemi Covid-
19 ini mereka harus belajar secara online.
Menurutnya orang tua murid di sekolah ini berasal dari kalangan tak mampu. Apalagi
dalam kondisi pandemi saat ini. Suherni menyebut untuk mengantisipasi masalah ini,
dirinya memperbolehkan siswa ke rumah

 Jaringan internet
Sebanyak 9,25% dari seluruh siswa TK, SD dan SMP di Kota Bandung masih
kesulitan mengakses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Data tersebut didapat dari hasil evaluasi Dinas Pendidikan Kota Bandung selama
penyelenggaraan PJJ tahap pertama pada Maret-Juni 2020.
Kepala Seksi SMP Disdik Kota Bandung Bambang Ariyanto mengatakan, total siswa
TK-SMP di Kota Bandung berjumlah sekitar 300 ribu orang. Jumlah siswa yang menjadi
sampel survei tersebut sebanyak 44 ribu orang.

 Tidak semua pelajar dapat belajar dengan efektif seperti di sekolah


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelajar seperti sulit memahami materi, dan
rasa malas dan sulit konsentrasi.

2
 Sulit memahami materi
Dikutip dari medcom.id memaparkan bahwa menurut survey yang dilakukan oleh
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 1.700 siswa selama
pembelajaran jarak jauh, dalam empat minggu pertama saja sudah ditemukan banyak
siswa yang tidak senang dengan proses belajar online. KPAI menyebutkan presentase
siswa yang tidak senang belajar di rumah sebanyak 76,7 persen dan 23,3 persen
menyatakan senang dengan pembelajaran jarak jauh dari rumah.
 Rasa malas dan sulit konsentrasi
Belajar secara online justru malah menambah rasa malas dan juga sulit untuk
berkonsentrasi bagi siswa. Selain karena sudah pusing dengan tugas-tugas yang
diberikan, siswa juga menjadi lebih banyak waktu untuk bermain gawai. Seperti
bermain game, membuka instagram, twitter, youtube, dan sosial media lainnya
dibandingkan dengan belajar. Akibatnya muncul rasa malas yang sangat susah untuk
dilawan dan juga sulitnya berkonsentrasi ketika belajar, terlebih ketika guru malah
sering memberikan banyak tugas yang malah akan membuat siswa semakin bosan dan
stress ketika belajar.

2.2. Dampak Positif dari pembelajaran di era Covid-19


 Menambah wawasan dalam penggunaan teknologi
Teknologi pendidikan menciptakan cangkupan yang luas saat belajar mandiri.
Teknologi pendidikan dapat menciptakan pembelajaran tetap berjalan baik serta
mendukung pemerintah dalam upaya menjaga physical distancing sesuai protokol
kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan arahah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengatakan proses kegiatan belajar mengajar harus dilakukan melalui pembelajaran
daring atau jarak jauh (Berdasarkan SE No. 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan
dalam masa darurat penyebaran COVID-19). Dampak yang dirasakan akibat pandemi ini
juga membuat pendidikan di Indonesia mulai bereksperimen dengan menciptakan
beberapa teknologi pendidikan yang menunjang pembelajaran serta turut aktif mengikuti
revolusi industri 4.0. Dengan keadaan kritis ini pemerintah serta kalangan akademisi
menciptakan teknologi pendidikan dengan berbagai macam model mulai berupa aplikasi,
website, podcast,class room dan lainnya demi menciptakan keadaan efisien untuk
generasi muda/millenial saat belajar mandiri.
 Banyaknya situs belajar online yang dapat di akses
Percepatan transformasi teknologi pendidikan karena pandemi Corona membuat
berbagai platform meluncurkan berbagai aplikasi belajar online guna mendukung PJJ.
Banyak munculnya aplikasi belajar online membuat belajar #DariRumahAja tetap
dapat dilakukan dengan efektif. Aplikasi-aplikasi belajar online dikembangkan dengan
penyediaan fitur-fitur yang memudahkan dalam melakoni belajar online.

3
Salah satu aplikasi yang memiliki fitur yang keren, user interface yang friendly,
teruji, dan andal adalah aplikasi eStudy. Aplikasi ini menjadi salah satu solusi PJJ yang
sangat recomended untuk digunakan.
 Pelajar dapat di pantau oleh orangtuanya secara langsung
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. Tetapi ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya memenuhi potensi itu.
Para ahli percaya bahwa peran orangtua dalam kehidupan anak memiliki dampak yang
luas serta dengan adanya pengawasan dari orangtua anak akan mudah dipantau
perkembanganya secara langsung. Keterlibatan orangtua sangat penting bagi anak untuk
berprestasi di sekolah. Beberapa orangtua mungkin berpikir bahwa itu adalah peran guru
untuk mengajar, bukan peran mereka. Tetapi kepercayaan seperti itu tidak merugikan
orangtua dan anak-anak. Anak-anak tidak memulai dan berhenti belajar hanya selama
hari sekolah. Mereka selalu terbiasa dengan belajar, di rumah, dengan teman, dan melalui
pengaruh lain.
Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh para orangtua. Saat
ini masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk itu orang tua memegang peranan yang sangat
penting dalam membimbing dan mendampingi anak dalam kehidupan keseharian anak.
Sudah merupakan kewajiban para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif sehingga dapat memancing keluar potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya
diri. Dan tidak lupa memahami tahap perkembangan anak serta kebutuhan pengembangan
potensi kecerdasan dari setiap tahap. Sebagaimana Muller menyatakan, “Kemitraan
keluarga-sekolah dan masyarakat sedang mendefinisikan kembali batas-batas dan fungsi-
fungsi pendidikan. Mereka memperbesar kapasitas orang tua dan komunitas; mereka
menciptakan kondisi di mana anak-anak belajar lebih efektif. Dengan cara ini mereka
mengambil pendidikan di luar gerbang sekolah” (Müller, 2009).

2.3. Dampak covid-19 pada Pendidikan


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk negara kita Indonesia. Adanya
pandemi ini membuat kita semua harus meminimalisir kegiatan di luar rumah dan
membiasakan diri melakukan kegiatan-kegiatan dari rumah (work from home). Selain itu,
kegiatan belajar.

2.4. Dampak Covid-19 pada Lingkungan Hidup


Wabah Covid-19 yang melanda dunia, membuat semua pergerakan manusia menjadi
terbatas. Kebjikan lockdown, PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ), hingga karantina
telah mengurangi aktivitas sehari-hari. Mungkin banyak orang yang menjadikan kebijakan-
kebijakan tersebut sebagai tantangan.

4
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kurangnya penguasaan menggunakan teknologi. Keterbatasan Penguasaan Teknologi
Informasi oleh Guru dan Siswa. Kondisi guru di Indonesia pada umumnya tidak
seluruhnya paham penggunaan teknologi, terutama guru guru yang menjelang pensiun.
Tidak semua pelajar memiliki Handphone untuk melakukan belajar online. Sebanyak
9,25% dari seluruh siswa TK, SD dan SMP di Kota Bandung masih kesulitan mengakses
pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Teknologi pendidikan menciptakan cangkupan yang luas saat belajar mandiri. Percepatan
transformasi teknologi pendidikan karena pandemi Corona membuat berbagai platform
meluncurkan berbagai aplikasi belajar online guna mendukung PJJ.
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. Tetapi ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya memenuhi potensi itu.
Para ahli percaya bahwa peran orangtua dalam kehidupan anak memiliki dampak yang
luas serta dengan adanya pengawasan dari orangtua anak akan mudah dipantau
perkembanganya secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai