Anda di halaman 1dari 9

Dampak Sekolah Online Terhadap Pembelajaran Bagi Para

Siswa kelas XI SMAN 9 Tangsel

Disusun oleh:
Nama : Mochamad Agung Daniswara
No.Absent : 20
Kelas : XI IPS 3

SMA NEGERI 9 KOTA TANGERANG SELATAN


2020/2021
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini  berbagai negara di dunia tengah dikejutkan oleh suatu wabah
yang disebabkan oleh virus bernama Corona atau lebih dikenal dengan
istilah covid-19 (Corona Virus Diseases-19).Dan tentu hal ini menyebabkan
dampak bagi semua aspek termasuk dunia pendidikan mengingat
bahwasanya ini adalah persoalan baru yang harus dihadapi bersama.
Pembelajaran dari rumah membuat pelajar, guru , dan orang tua merasa
keberatan. Semua ini karena masyarakat dipaksa untuk  beradaptasi
dalam kondisi pandemi ini.
https://www.kompasiana.com/muna191198/5fbbe69ed541df739250d122/d
ampak-positif-covid-19-dalam-dunia-pendidikan

Kesiapan dunia pendidikan menghadapi Covid-19 agak kesulitan, karena


selama ini sistem pembelajaran melakukan 100 persen pengajaran dan
pembelajaran tatap muka, tiba-tiba mengalami perubahan yang sangat
mendasarmenjadi pembelajaran online. Belajar dari rumah (BDR) memberi
dampak besar bagi peserta didik dan orang tua. Mereka dipaksa untuk
bertransformasi dan beradaptasi dalam pembelajaran (Admadi&
Setianingsih, 2000).https://duniapendidikan.id/opini/18/07/2020/pendidikan-
di-masa-pandemi-covid-19/

1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana dampak dari sekolah online terhadap pembelajaran bagi


para siswa kelas XI SMAN 9 tangsel?
b) Bagaimana siswa kelas XI SMAN 9 tangsel mengahadapi belajar
online?

1.3 Maksud dan Tujuan


Menjelaskan dampak sekolah online terhadap pembelajaran bagi para
siswa kelas XI SMAN 9 Tangsel.

1.4 Manfaat Penelitian

 Bagi Peneliti

Dapat memperkaya informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh dan


dampak terkait pembelajaran jarak jauh.

 Bagi Siswa

Sebagai edukasi dan masukan bagi siswa SMAN 9 Tangsel agar terhindar
dari dampak buruk pembelajaran jarak jauh.

BAB II
Pembahasan

A. dampak dari sekolah online terhadap pembelajaran bagi para siswa


kelas XI SMAN 9 tangsel.

*Negatif

1. Putus sekolah

Mendikbud Nadiem Makarim sendiri telah memaparkan bahwa lamanya durasi


Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) dapat memicu terjadinya putus sekolah. Hal ini terjadi
karena siswa diharuskan untuk membantu pekerjaan keluarga dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi keluarga di tengah pandemi Covid-19.

Model PJJ menurutnya terpaksa untuk dilakukan secara nasional demi mencegah
terjadinya kenaikan virus Covid-19.

2. Sistem belajar mengajar yang kurang efektif

Kegiatan belajar mengajar yang berpindah dari tatap muka menjadi online memaksa


pelaku pendidikan untuk beradaptasi. Buku pelajaran yang tidak dapat didistribusikan
digantikan dalam bentuk file PDF yang dianggap kurang efektif untuk dibaca siswa.

Beberapa kejadian seperti siswa yang tidak menyalakan kamera saat pembelajaran
sedang berlangsung dapat memberikan kesan satu arah dalam pembelajaran.

Guru juga tidak bisa mengetahui dengan jelas apakah siswa tersebut sedang
memperhatikan pelajaran yang diajarkan ataukah tidak. Kepala Dinas Pendidikan
(Dispendik) Kota Surabaya, Supomo pada Juli lalu (15/7/2020) mengingatkan
pentingnya peran orang tua dalam menemani siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh.

3. Akses internet

Infrastruktur pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di rumah pasti harus didukung


dengan teknologi yang mumpuni. Namun pada realitanya, tidak semua siswa memiliki
laptop atau gawai.
Ditambah lagi dengan jaringan internet yang belum merata di Indonesia memberikan
permasalahan tersendiri. Hasilnya siswa tidak mendapatkan pendidikan dengan
baik.mengatakan bahwa sekolah dan dinas pendidikan di setiap daerah harus
melakukan pemetaan yang jelas terhadap ketersediaan akses internet karena internet
merupakan infrastuktur dan sarana yang penting dalam terlaksananya pembelajaran
jarak jauh (PJJ).

4. Dampak psikologis

Setiap anak memiliki gaya belajarnya masing-masing. Tidak semua siswa cocok dengan
gaya pembelajaran online. Hal seperti ini berdampak pada kondisi psikis siswa.

Safira Rona Mahmudah, Universitas Ahmad Dahlan (2020) dalam jurnalnya menjelaskan
bahwa dampak dari pembelajaran online adalah keefektifan belajar yang berkurang,
kurangnya interaksi sosial dengan teman, kelambanan perkembangan, kecemasan
tinggi, dan kekebalan tubuh melemah.
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/323054/4-dampak-sekolah-online-bagi-
siswa

*Positif

1.Tidak terkendala tempat


Pembelajaran daring tidak membutuhkan ruangan kelas dalam pelaksanaan KBM
(Kegiatan Belajar Mengajar), dimana kita berada bisa untuk melaksanakan
pembelajaran namun tentunya dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

2.Transfer pengetahuan lebih cepat


Melalui media internet, pengetahuan dapat ditransfer atau diakses dengan mudahnya.
Semua orang dapat mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai segala hal
dengan cepat, mudah, murah, dan tentunya bermanfaat.

3.Meningkatkan kemajuan teknologi


Berkembangnya aplikasi atau software untuk menunjang pembelajaran online, aplikasi
tersebut bisa berupa video conference, penugasan online, materi online bahkan sistem
penilaian pembelajaran.

4.Memanfaatkan perkembangan teknologi


Masyarakat secara umum boleh dikatakan memanfaatkan teknologi belum maksimal,
melalui sistem pembelajaran online membuat mau atau tidak mau semua orang untuk
memaksimalkan dirinya menguasai teknologi.

Dampak Positif dan Negatif Pembelajaran Daring di Masa Pandemi (rancah.com)


B. Bagaimana siswa kelas XI SMAN 9 tangsel mengahadapi belajar online

Akses Internet: Pantangan Pembelajaran Daring

Di era digital saat ini, internet menjadi kebutuhan pokok masyarakat dalam beraktivitas
maupun mendapatkan sebuah informasi. Namun akses internet ternyata belum
menjangkau secara menyeluruh masyarakat di seluruh pelosok negeri. Jangankan
internet, sinyal untuk kebutuhan komunikasi dan listrik untuk kebutuhan sehari-hari
saja terkadang belum sampai menjangkau wilayah 3T (tertinggal, terdepan, & terluar).

Ketimpangan akses internet dapat terlihat jelas ketika kita membandingkan data
wilayah perkotaan dan perdesaan. Siswa di wilayah perkotaan memiliki akses internet
yang baik sehingga memudahkan siswa dalam melaksanakan sistem pembelajaran
daring.

Sedangkan siswa di wilayah perdesaan harus sedikit mengalah dengan keluar rumah
hingga sampai ada yang naik ke bukit mencari akses internet untuk melakukan
pembelajaran daring. Permasalahan lain terkait dengan akses internet adalah biaya
untuk pembelian kuota internet. Sebuah dilema besar bagi peserta belajar ketika
dilaksanakannya pembelajaran daring yang membutuhkan kuota internet. Ketika
pemerintah melalui Mendikbud memberikan semangat agar tetap produktif dalam
situasi pandemi, di sisi lain kemampuan finansial guru dan siswa tidak semua bisa
memenuhinya.

Sarana dan Keterampilan Teknologi dan Informasi

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sehingga melumpuhkan banyak aktivitas


masyarakat ini secara tidak langsung menambah beban dari guru maupun siswa,
karena kebanyakan dari mereka baru pertama kali melakukan kegiatan belajar mengajar
sistem daring. Hal ini menyebabkan guru dan murid harus beradaptasi dengan situasi
baru yang biasanya guru langsung masuk dalam kelas dan menerangkan materi yang
diajarkannya.

Untuk kali ini, guru harus membuat modul materi terlebih dahulu dalam sebuah aplikasi
atau sofware sebelum diberikan pada siswa saat jam pelajaran berlangsung. Belum lagi
guru harus belajar mengoperasikan aplikasi atau sofware media pembelajaran seperti
zoom meeting, google meet, google classroom, google office 365, microsoft power
point, dan masih banyak lainnya.

Ketiga, sarana & prasarana kurang memadai. Untuk efisiensi kegiatan belajar mengajar
dentgan secara daring yang menggunakan berbagai aplikasi dan sofware media
pembelajaran dibutuhkan perangkat pendukung teknologi yang tidak murah. Di masa
pandemi Covid-19 yang memberi dampak negatif pada ekonomi, tidak sedikit guru dan
murid yang memilih meng-upgrade alat komunikasinya demi kelancaran saat
melakukan pembelajaran daring.

Lalu bagaimana dengan siswa-siswi kurang mampu? Kondisi siswa yang kurang
mampu membatasi mereka untuk menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi
yang diperlukan saat pandemi Covid-19 ini. Dalam kondisi yang serba keterbatasan,
mereka memaksimalkan pembelajaran daring dengan menggunakan media
pembelajaran daring yang sekiranya support dengan handphonenya dan tidak terlalu
menguras kuota yang banyak. Beberapa ada yang menggunakan cara luring (luar
jaringan) atau home visit agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung meskipun
dalam situasi pandemi.

Menjamin Kelancaran Akses Internet.

Dalam upaya penuntasan permasalahan pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini


diharapkan seluruh stakeholders saling membantu memberikan solusinya. Situasi
seperti ini pemerintah dari pusat hingga desa memegang peran penting dalam rangka
terlaksananya pembelajaran daring. Adapun solusi-solusi yang perlu dilaksanakan
dalam penanganan masalah pendidikan di masa pandemi ini adalah sebagai berikut, 
Alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020
tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa
dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan. Dalam
dunia pendidikan yang saat ini melakukan pembelajaran daring, pemerintah harus
memastikan ketersediaan penunjang belajar yaitu paket data internet bagi siswa dan
guru. Pada saat ini pencairan paket data internet dari pemerintah untuk seluruh pelaku
pendidikan di Indonesia dari siswa, mahasiswa, guru, dan dosen sudah mulai disalurkan.

Namun dari pada itu apa sudah cukup pemerintah menjamin kelancaran akses internet
bagi terselenggaranya pembelajaran daring? Bagaimana dengan pelaku pendidikan
yang berada pada wilayah 3T (tertinggal, terdepan, & terluar)?

Untuk permasalahan ini, pihak sekolah bisa menghendaki bekerja sama dengan pihak
pemerintah desa di wilayah tersebut. Program internet masuk desa kini saatnya
dirasakan oleh seluruh masyarakat tidak terkecuali para pelajar. Jaringan internet
melalui wifi yang terdapat di kantor balai desa bisa dimanfaatkan sebagai sarana
fasilitas kegiatan pembelajaran daring. Siswa bisa mengikuti pelajaran dan mengerjakan
tugas di kantor balai desa terdekat yang sudah difasilitasi wifi gratis. Dengan itu siswa
tidak harus membeli kuota atau pergi ke tempat jauh mencari sinyal.  

Rekomendasi selanjutnya adalah pengadaan pelatihan pengoperasian aplikasi


pembelajaran daring terhadap tenaga kependidikan. Hal ini menjadi sangat penting di
saat pemberlakuan KLB (Kejadian Luar Biasa) pandemi Covid-19 diperpanjang oleh
pemerintah baik dari pusat maupun masing-masing daerah. Karena kita sadari
guru/tenaga kependidikan saat ini bukanlah orang yang lahir pada generasi Z di mana
banyak guru yang kurang menguasai perkembangan teknologi dan informatika.
Solusi untuk Pengadaan Pembelajaran Daring

Maka dari itu salah satu di antara solusinya adalah para guru bisa diberi pelatihan,
bimtek, atau seminar tentang pelaksanaan pembelajaran online. Sekolah bisa membuat
pelatihan di laboratorium komputer sekolah tentang penggunaan dan pengoprasian
aplikasi/sofware pembelajaran daring seperti zoom meeting, google meet, google
classroom, google office 365, microsoft power point, dan lain-lain. Guru yang sudah
menguasai bidang IT bisa dijadikan sebagi mentor dalam pelaksanaan pelatihan
tersebut. Selain pelatihan, beberapa guru yang sudah mulai mampu menggunakan
aplikasi/sofware pembelajaran online bisa memberi pendampingan terhadap guru-guru
yang masih kurang jelas dalam pengoperasian aplikasi pembelajaran online.

Dan bagi permasalahan siswa yang alat komunikasinya kurang memadai, pihak sekolah
bisa hadir di tengah mereka dengan memberi keringanan seperti pengumpulan tugas
bisa secara luring (luar jaringan). Sekolah juga bisa menggunakan home visit dengan
cara guru membagi para siswa dalam beberapa kelompok belajar dan menentukan
tempat di setiap kelompok yang sudah dibagi sebagai titik kumpul pelaksanaan home
visit.

Pada pelaksanaan home visit ini juga harus diberlakukan protokol kesehatan, seperti
tidak terlalu banyak orang yang berkumpul, tidak bersalaman, memakai masker,
mencuci tangan, dan menjaga jarak. Pada kesempatan lain pemerintah pusat juga
menghadirkan siaran belajar bagi siswa selama masa pandemi Covid-19. Program
tersebut hasil kerjasama dari Mendikbud RI dengan salah satu stasiun televisi nasional
Indonesia, program-progam pembelajarannya tersedia lengkap dari pendidikan anak
usia dini hingga pendidikan menengah atas. Konten pembelajaran yang disajikan
terfokus pada peningkatan literasi, numerasi, penumbuhan karakter, dan kecakapan
hidup peserta didik yang disampaikan secara ringan dan menghibur.. See
- https://ibtimes.id/bagaimana-menghadapi-tantangan-pembelajaran-daring/
BAB III
Metode Penelitian

Anda mungkin juga menyukai