PRODI : MATEMATIKA
NIM : 148420220006
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia berdampak terhadap perubahan aktifitas belajar-
mengajar. Tak terkecuali di negeri ini, Sejak aktifitas pembelajaran daring (online learning)
menjadi sebuah pilihan kementerian pendidikan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19
semakin meluas. Pendidikan daring ini dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang pendidikan
SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Tidak ada aktifitas pembelajaran di ruang kelas
sebagaimana lazim dilakukan oleh guru maupun dosen. Sementara itu tidak ada cara lain
untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 selain membatasi perjumpaan manusia dalam
jumlah yang banyak. Pemerintah membatasi pertemuan, maksimal 30 orang. Itupun dengan
protokol kesehatan yang ketat seperti penggunaan masker, menjaga jarak minimal 1 meter,
mencuci tangan memakai sabun.
Pembelajaran daring yang belum dipersiapkan secara matang tentu berdampak terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Demikian penerimaan pembelajaran dari
para peserta didik sangat beragam, seringkali tidak memahami materi maupun penyampaian
dari guru. Orang tua yang sibuk bekerja dengan terpaksa harus mendampingi anak-anak
mereka pada saat jam pembelajaran daring. Anak-anak yang biasanya di sekolah, berubah
seketika melakukan aktifitas pembelajaran di rumah. Untuk SMP, SMA, hingga Perguruan
Tinggi barangkali tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun untuk SD bahkan SMP, tidak
sedikit orang tua siswa yang mengeluh akibat pembelajaran daring ini.Tidak sedikit guru
yang sekadar memberikan tugas kepada para muridnya, melalui aplikasi pesan grup daring
yaitu aplikasi whatsapp. Guru membuat grup dengan para orang tua/wali murid untuk
memberikan informasi apa saja yang perlu dilakukan tiap harinya selama proses
pembelajaran. Lalu pada sore hari atau janka waktu yg di berikan guru akan mengoreksi dan
mengabsen siapa murid yang tidak atau belum mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
guru.
Akses informasi yang terkendala oleh jaringan yang menyebabkan lambat dalam
mengakses informasi.
Siswa mengeluh karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak dari
pembelajaran tatap muka.
Dibalik masalah itu, Ada juga terdapat hikmah pembelajaran jarak jauh yang diterapkan
saat ini, antara lain:
Siswa maupun guru mendapatkan kuota internet gratis guna menunjang pembelaran
sekolah.
KESIMPULAN
Mencerdaskan dan membuat bangsa ini berkarakter bukan hanya Kementerian Pendidikan.
Masalah koneksi internet seharusnya menjadi tugas dari Kementerian Komunikasi dan
Informasi, lalu masalah kesehatan jelas berada di koordinasi Kementerian Kesehatan. Jika
tiga kementerian saling memahami dan membantu mempersiapkan infrastrukturnya maka
tidak ada yang mustahil membangun kualitas intelektual peserta didik yang tetap sehat di
kebiasaan baru era Covid-19 serta didukung jaringan internet yang selalu stabil. pendidikan
di era digital memerlukan inovasi dan kreasi yang terus-menerus sehingga guru maupun anak
didik tidak mudah mengalami kecapean dan kebosanan. Jangan maknai pembelajaran daring
sekadar memberikan soal kepada murid untuk menjawab. Kalau ini yang terjadi pembelajaran
yang membebaskan dan berkarakter akan berhenti tanpa pernah diketahui di dalamnya.