Anda di halaman 1dari 4

A.

JUDUL :

UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN


KEGIATAN EDUKASI DAN SOSIALISASI VAKSIN COVID-19 PADA
ORANG TUA ANAK SEKOLAH DASAR

B. LATAR BELAKANG

Pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan kehadiran virus corona

yang dapat menginfeksi manusia dan dapat mengancam kesehatan bahkan dapat

membahayakan nyawa manusia. Kemunculan virus corona pertama kali dan

menginfeksi manusia adalah di benua Asia Timur tepatnya di kota Wuhan, China.

Corona viruses atau Covid-19 dapat dikatakan berbahaya karena penularan virus

tersebut dapat terjadi antar manusia. Ketika ada seseorang melakukan kontak

langsung dengan pasien yang terinfeksi maka berisiko dapat tertular. Awal

kemunculan kasus Covid-19 adalah ketika ada seseorang yang terinfeksi suatu

penyakit. Dugaan sementara untuk penyakit yang diderita tersebut adalah pneumonia

dengan timbul gejala seperti suhu badan tinggi, batuk, badan letih, sesak napas dan

tidak memiliki nafsu makan (Mona, 2020:117).

Setelah muncul di China, penyebaran Covid-19 juga terjadi di 27 negara,

seperti Amerika Serikat, India, Brazil, Rusia, Colombia, Peru, Meksiko, Spanyol,

Argentina dan Indonesia. Dengan banyaknya kasus konfirmasi positif yang berasal

dari berbagai dunia, World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19

sebagai pandemi. Pandemi merupakan istilah yang digunakan ketika terdapat wabah

penyakit yang menjangkiti banyak manusia dan terjadi secara bersamaan dibanyak

wilayah. Ketika wabah virus corona menyebar di Wuhan pada akhir tahun 2019,

penyebaran virus tidak terjadi di Indonesia. Kemudian pada bulan Maret 2020

pemerintah Indonesia memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa penyebaran

Covid-19 terjadi di Indonesia. Hingga tanggal 8 November 2020, tercatat 433.836


kasus Covid-19 yang menginfeksi warga dari seluruh wilayah Indonesia (Gugus

Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020).

Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara yang memiliki kasus

warga positif Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara. Indonesia menghadapi tantangan

besar untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Untuk menanggulangi bencana

pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia, pemerintah Indonesia memberlakukan

Pembatasan Sosial Berskala Besar, Physical Distancing, Social Distancing, Work

from home, belajar daring dan protokol kesehatan yang harus diterapkan oleh

masyarakat.

Penyebaran Covid-19 begitu cepat berjalan juga berdampak pada sejumlah

daerah, termasuk bagian paling ujung barat Indonesia yaitu Provinsi Aceh.

Berdasarkan data Mei 2021, angka positif di Aceh telah mencapai 13.848 kasus,

dengan rincian sembuh sebanyak 11.121 orang, dirawat 2.171 orang, dan meninggal

dunia mencapai 556 orang (Aminah & Muliawati, 2021:87).

Pandemi COVID-19 diperkirakan akan terus menimbulkan beban morbiditas

dan mortalitas yang sangat besar sementara sangat mengganggu masyarakat dan

ekonomi di seluruh dunia. Pemerintah harus siap untuk memastikan akses dan

distribusi vaksin COVID-19 dalam skala besar dan adil jika dan ketika vaksin yang

aman dan efektif tersedia (Makmun and Hazhiyah 2020). Diperlukan kapasitas sistem

kesehatan yang memadai, serta strategi untuk meningkatkan kepercayaan dan

penerimaan vaksin dan bagi mereka yang akan melaksanakan vaksinasi. Pada tahun

2015, Kelompok Penasehat Strategis Ahli Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang

Imunisasi mendefinisikan efisiensi vaksin sebagai penundaan dalam penerimaan atau

penolakan vaksinasi meskipun tersedia layanan vaksinasi dapat bervariasi dalam


bentuk dan intensitas berdasarkan kapan dan dimana vaksin itu muncul dan vaksin

apa yang digunakan (Luz, Brown, and Struchiner 2019).

Banyak upaya penelitian difokuskan pada pengembangan vaksin yang efektif

untuk memerangi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). Pengembangan vaksin itu

sendiri, bagaimanapun, tidak akan cukup mengingat jumlah orang yang perlu di

vaksinasi untuk kekebalan yang meluas. menyatakan, keragu-raguan vaksin sedang

meningkat, bervariasi di berbagai negara, dan dikaitkan dengan pandangan dunia

conspiratorial (G. D. Salali and Uysal 2020).

Pemerintah, tim kesehatan masyarakat dan kelompok advokasi harus siap

untuk mengatasi keraguan dan membangun literasi vaksin sehingga masyarakat akan

menerima imunisasi pada saat yang tepat. Aktivis anti-vaksinasi sudah berkampanye

di banyak negara menentang kebutuhan akan vaksin, dengan beberapa menyangkal

keberadaan COVID-19 sama sekali. Penyebaran informasi yang salah melalui

berbagai saluran dapat berdampak besar pada penerimaan vaksin COVID-19.

Percepatan pengembangan vaksin semakin meningkatkan kecemasan publik dan dapat

mengganggu penerimaan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat harus mengukur

tingkat kesediaan saat ini untuk menerima vaksin COVID-19 yang berpotensi aman

dan efektif dan mengidentifikasi korelasi keraguan dan / atau penerimaan vaksin.

C. TEORI DAN KONSEP

1. Konsep Edukasi

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya

yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku

pendidikan (Notoadmojo, 2013). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu

tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2012).


2. Konsep Sosialisasi

Soekanto dalam Lindriati dkk (2017) berpendapat sosialisasi merupakan

proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk

berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang-orang disekitarnya.

Menurut Agustin (2014), sosialisasi merupakan sebuah proses seumur

hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup,

norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang

menjadi pribadi yang diterima pada kelompoknya.

Menurut Gunawan (2012:198), sosialisasi merupakan proses penyampaian

sesuatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau

mengubah sikap, pendapat, perilaku baik langsung maupun tidak langsung.

D. METODELOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif.

Menurut Moleong dalam Nurdin, I dan Hartati, S, (2019:75), “penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll

secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah”.

Menurut Nurdin, I dan Hartati, S, (2019:33), “penelitian deskriptif adalah

studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam desain studi

deskriptif yang berkehendak hanya untuk mengenal fenomena-fenomena untuk

keperluan studi selanjutnya”.

Anda mungkin juga menyukai