Anda di halaman 1dari 47
Zee] BALITA ht Tutik Hidayati,S.S.T., M.Kes. lis hanifah, S.S.T., M.Kes. Yessy Nur Endah Sary,S.Si.T., M.Kes. PENDAMPING GIZI PADA BALITA. ‘Tutik Hidayati lis Hanifah Yessy Nur Endah Sary Desain Cover : Dwi Novidiantoko Sumber ‘wwwashutterstock.com Tata Letak Emy Rizka Fadilah Proofreader Emy Rizla Fadilsh Ukuran vii, 52 him, Uk: 20x29 em ISBN’ 978-623-02-0150-9, ISBN Flektronis 978-623-02-0202-5, akan Pertama ‘Oktober 2019 Hak Cipts 2019, Pada Perlis Ts dluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2019 by Deepublish Publisher All Right Reserved Hak cipya dilindungi undarg-undang wrng keras menerjerrahkan, memforokopi, atau memperhanyak sebagian atau selurah isi bakin ‘anpa izin tertlis dari Penerbit, PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Aagagota IKAPI (076/DI¥/2012) JLRajawali,G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonobarjo, Nezlik, Sleman JL Kaburaey Km.9,3 — Youyakaeta 55581 Telp/Paks: (0274) 450427 Website: swwdeepublishcoid ‘www peneebitleepablsh.com E-mail: ¢@deepublish.eoid 1. STATUS GIZI 1.1, Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai ckibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh. Status gizi adalah kondisi tubuh sebagai akibat penyerapan zat-zat gizi esensial. Status gizi merupakan ekspresi dari Keseimbangan zat gizi dengan kebutuhan tubuh, yang diwujudkan dalam bentuk variabel tertentu. Ketidakseimbangan (kelebihan atau kekurangan) antara zat gizi dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelainan patologi bagi tubuh manusia Keadaan demikian disebut malnutrition (gizi salah atou kelainan gizi) Secara umum, bentuk kelainan gizi digolongkan menjadi 2 yaitu overnutrition (kelebihan gizi) dan under nutrition (kekurangan gizi). Overnutrition adalah suatu keadaan tubuh akibat mengkonsumsi zat-zat gizi tertentu melebihi Kebutuhan tubuh dalom waktu yang relatif lama. Undernutrition adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh asupan zat gizi sehori-hari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh, 1.2. Penilaian Status Gizi Secara umum, status gizi dapat dikatakan sebagai fungsi kesenjangan gizi, yaitu selisih antara konsumsi zat gizi dengan kebutuhan zat gizi tersebut. Kesenjangan gizi bermanifestasi menurut tingkatannya, sebagai berikut: a. mobilisasi cadangan zat gizi, yaitu upaya menutup kesenjangan yang masih kecil dengan menggunakan cadangan gizi dalam tubuh; b. deplesi jaringan tubuh yang terjadi jika kesenjangan tersebut tidak dapat ditutupi dengan pemakaian cadangan; cc. perubahan biokimia, suatu kelainan yang terlihat dalam cairan tubuh; d, perubahan fungsional, yaitu kelainan yang terjadi dalam tata kerja faali; . perubahan anatomi. Suatu perubahan yang bersifat lebih menetap Metode penilaian status gizi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat perkembangan kekurangan gizi, yaitu metode konsumsi, metode laboratorium metode antropometri dan metode klinik. Penentuan status gizi dapat dikelompokkan dalam metode langsung dan metode tidak langsung. Metode penilaian status gizi secara langsung meliputi metode biokimia, antropometri, klinik dan biofisik. Penilaian status gizi dengan cara antropometri, kelebihan Pengukuran Antropometri : Penentuan status gizi dengan menggunakan metode antropometri mempunyai beberapa keuntungan seperti 1. Prosedur pengukurannya sederhana, aman, tidak invasif sehingga dapat dilakukan di lapangan dan cocok dengan jumlah sampel yang besar. 2. Alat yang dibutuhkan tidak mahal, mudah di bawah, serta tahan (durabel) dan dapat dibuat atau dibeli di setiap wilayah 3. Tidak membutuhkan tenaga khusus dalam pelaksanaannya. 4. Metode yang digunakan tepat dan okurat, sehingga standarisasi pengukuran terjamin. 5. Hasil yang diperoleh menggambarkan keadaan gizi dalam jangka waktu yang lama dimana tidak dapat diperoleh dengan tingkat Kepercayaan yang sama dengan teknik lain, 6. Prosedur ini dapat membantu mengidentifikasi tingkat malnutrisi (ringan ‘sampai berat). 7. Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi terjadinya perubahan yang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya, suatu fenomena yang dikenal sebagai secular trend. 8. Dapat digunakan sebagai skrining test untuk mengidentifikasi individu yang mempunyai risiko tinggi terjadinya malnutrisi. ‘Ukuran dan Indeks Antropometri Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat erat hubungannya dengan status gizi. Atas dosar ini ukuran-ukuran dengan menggunokan metode antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang. Ukuran antropometri terbagi atas 2 tipe, yaitu ukuran pertumbuhan tubuh dan Komposisi tubuh. Ukuran pertumbuhan yang biasa digunakan meliputi: tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, tinggi lutut. Pengukuran komposisi tubuh dapat dilakukan melalui ukuran: berat badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit. Ukuran pertumbuhan lebih banyak menggambarkan keadaan gizi masa lampau, sedangken ukuran komposisi tubuh menggambarkan keadaan gizi masa sekarang atau saat pengukuran, Indikator status gizi yang didasarkan pada ukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) biasanya disajikan dalam bentuk indeks yang terkait dengan umur (U) atau kombinasi antara Keduanya. Indeks antropometri yang sering digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Indeks BB/U, ‘TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi yang memiliki karakteristik masing-masing. Dengan batasan (Cut-Off Point) tertentu, nilai-nilai indeks antropometri dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan status gizi. Kegiatan pemantauan status gizi, jarak waktu yang cukup panjang (dua tahun atau lebih) pilihon utama adalah indeks TB/U. Indeks ini cukup sensitif untuk mengukur perubahon status gizi dalam jangka panjang, stabil, tidak terpengaruh oleh fluktuasi perubchan status gizi yang sifatnya musiman. Perubahan-perubahan yang disebabkan oleh keadaan secara musiman yang dapat mempengaruhi status gizi dapat ditunjukkan oleh indeks BB/U. Kalau tujuan penilaian status gizi cdalah untuk assessment seperti dalam evaluasi gabungan indeks B8/U, TB/U dan BB/TB dapat memberikan informesi yang rinci tentang status gizi, baik gambaran masa lalu suatu kegiatan program g maupun masa kini atau keduanya (kronis dan akut). Cara Pengukuran Antropomeri 1) Berat Badan Pengukuran berat badan anak sekolah di lapangan biasanya menggunakan timbangan injak dengan skala 0.1 Kg, menggunakan timbangan dengan skala mendekati 100 gram. 1. Cara Pengukuran berat badan, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Subjek menggunakan pakaian biasa (menutup aurat). Isi kantong yang berat dikeluarkan, Subjek tidak menggunakan sepatu dan kaus kaki b. Subjek berdiri di atas timbangan dengan beratnya tersebar merata pada kedua kaki dan pesisi kepala Franfort Horizontal Plane (Bagian interior yang paling rendah dari sisi orbital kiri segaris dengan image not available image not available 2. Membawa balita yang menderita gizi buruk, Bawah Garis Merah pada KMS (BGM) atau yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut (2 T) serta balita sakit ke Poskesdes/Puskesmas untuk dirujuk. 3. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 (enam) bulan. d. Makan aneka ragam makanan, ‘Merggunakan garam beryodium. 5. Suplemen gizi bagi balita, isu hamil dan ibu nifas sesuai anjuran. 2.3. Sasaran Pendamping Gizi Upaya mengatasi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita, Kementerian Kesehatan telch menetapkan Kebijakan yang komprehensif, meliputi pencegahan, promosi/ edukasi dan penanggulangan balita gizi buruk (KEMENKES RI, 2011). Perlu pendekatan komprehensif mencakup peningketan kondisi ekonomi keluarga dan pengembangan pengetahuan. Perlu pula pemberian pemahaman Keluarga mengenai gizi dan wirauscha serta rehabilitasi kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggalnya (Sutriyanto, 2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh Aswita (2008) menyebutkan bahwa dengan penyuluhan model pendampingan dapat menurunkan frekuensi kejadian penyakit diare, meningkatkan pengetahuan ibu dan meningkatkan status gizi balita, Balita merupakan kensumen pasif yang menerima asupan makan dari pengasuhnya. Balita usia 1-3 tahun rentan masalah gizi Karena pada usia ini balita cenderung lebih suka bermain dan banyak beraktivitas (Proverawati dan Asfuah, 2009). Sasaran pendampingan gizi terdiri atas: a. Keluarga yang mempunyai balita gizi buruk dan kurang (BBU<-2 SD). b. Keluarga yang mempunyai balita yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut. cc. Keluarga yang mempunyai balita d. Kader posyandu. 2.4. Tenaga Gizi Pendamping (TGP) Tenaga Gizi Pendamping (TGP) adalah petugas yang berlatar belakang pendidikan gizi dan pernah mengikuti pelatihan pendampingan yang diberikan tuges untuk melakukan kegiatan pendampingan di bidang gizi bagi keluarga dan masyarakat di desa miskin, dengan persyaratan sebagai berikut: image not available image not available image not available 2 3 4 5 6 7 Mengusahakan agar seluruh anak bolita di wilayah tugasnya memiliki KMS. Setiap balita harus mempunyai KMS sebagai alat monitoring pertumbuhan, Oleh karena itu kader pendamping harus mengusahakan agar seluruh anak balita dari keluarga sasaran yang didampingi dapat memperoleh KMS, dengan cara mengajukan usulan permintaan KMS kepada Bidan Poskesdes atau TPG Puskesmas. Menganjurkan keluarga yang mempunyai bayi 0-6 bulan untuk memberikan ASI saja (ASI eksklusif) dan memberikan makanan pendamping ASI kepada bayinya sejak usia 6 bulan-24 bulan. Menganjurkan balita atau keluarga untuk mengkonsumsi aneka ragam makanan sesuai anjuran, Menganjurkan agar keluarga selalu mengkonsumsi garam beryodium, Pada umumnya, garam beryodium sudah tersedia di pasaran. Kader pendamping menjelesken pentingnya zat yodium untuk mencegah dan menanggulangi GAKY, serta menganjurkan agar —_keluarga menggunakan hanya garam beryodium dalam hidangan sehari-hari Dijelaskan juga cara mengenali garam beryodium dari kemasan dan mereknya. Lakukan pemeriksaan goram yang ada di rumah apakah beryodium atau tidak dengan menggunakan tes yodina atau tes amilum. Menganjurkan ibu hamil untuk datang memeriksakan kehamilannya secara rutin kepada Bidan Poskesdes minimal 4 kali selama hamnil Membantu sasaran untuk mendapatkan suplemen gizi. Untuk membantu sasaran mendapatkan suplemen gizi, Kader pendamping periu memberikan informasi tentang gejala kekurangan gizi (Kurang vitamin A, Kurang darah/anemia dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) dan cara penanggulangannya serta memberikan anjuran tentang kapan dan dimana dapat memperoleh suplemen gizi. Anjuran yang disampaikan yaitu sebagai berikut a. Ibu hamil perlu mendapatkan dan minum tablet besi minimal 90 tablet selama hamil untuk mencegah dan menanggulangi anemia. b. bu nifas perlu mendapatkan dan minum 2 kapsul vitamin A dosis tinggi 200.000 ST (kapsul merah), 1 kapsul setelah bayi lahir dan 1 kapsul hari berikutnya atau paling lama 28 hari setelah melahirkan dapat diperoleh di Posyandu atau sarana kesehatan nl image not available image not available image not available 2.5. Pembinaan Kegiatan Posyandu Tujuan program pembinaan Posyandu adalah untuk menekan angka kematian bayi dan anak balita, penurunan angka kelchiran, penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) serta peningkatan kemampuan untuk mengembangkan kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pembinaan yang dilakukan bersamasama pemangku kepentingan meliputi penyediaan fasilitas dan prasarana serta pembinaan bagi kader-kader Posyandu binoan, Bayer telah menunjuk bidan khusus untuk dapat memberikan pelayanan edukasi Kesehatan kepada masyarakat, yang meliputi kesehatan dasar, gizi den kesehatan reproduksi. Di setiap Posyandu juga memiliki alat kesehatan seperti timbangan bayi, timbangan badan digital, dan alat ukur tinggi badan sesuai standar kebutuhan Posyandu. Pada tahun 2017 kegiatan pengembangan yang dilaksanakan meliputi: 1, Pengadaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) rutin sesuai dengan acuan gizi yarg telah ditetapkan oleh PKK. Bayer juga menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan 60 Kader Posyandu serta penyelenggaraan workshop PMT yang diberikan oleh seorang ahli gizi agar para kader dapat mengkreasikan PMT yang sesuai dengan panduan gizi. 2. Penandatangan Perjanjian Kerja Sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengenai program pendidikan Kesehatan untuk Posyandu. Studi banding bagi para kader Posyandu binaan ke Posyandu, Studi banding ini bertujuan untuk menginspirasi pada kader untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan manfoat lebih banyak bagi masyarakat sekitar. 15 image not available image not available image not available menghergci kerja keras serta usaha. Orang tua cuthoritarian secara jelas membatasi dan mengendalikan anak dengan sedikit pertukaran verbal 2. Pola asuh Authoritative Pola asuh authoritctive mendorong anak untuk mandiri namun tetap meletakkan batas-batas dan kendali atas tindakan mereke. Pertukaran verbal masih diizinkan dan orang tua menunjukkan kehangatan serta mengasuh anak mereka, 3. Pola Asuh demokratis Kedudukan antara anak dan orang tua sejajar, Suatu Keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak tetap harus di bawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral 4. Asuh Situasional Orang tua yang menerapkan pola asuh ini, tidak berdasarkan pada pola asuh tertentu, tetapi semua tipe tersebut diterapkan secara luwes disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlangsung seat itu Menurut Baumrind (dalam King, 2010) bahwa erang tua berinteraksi dengan anaknya lewet salah satu dari empat cara: 1. Pola Asuh Authoritarian Pola asuh authoritaricn merupakan pola asuh yang membatasi dan menghukum. Orang tua mendesok anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghargai kerja keras serta usaha, Orang tua cuthoritarian secara jelas membatasi dan mengendalikan anak dengan sedikit pertukaran verbal 2. Pola asuh Authoritative Pola asuh authoritative mendorong anak untuk mandiri namun tetap meletakkan batas-batas dan kendali atas tindckan mereka. Pertukaran verbal masih diizinkan dan orang tua menunjukkan kehangatan serta mengasuh anak mereka. image not available image not available image not available dianjurkan menggunaken bahan makanan yang dimasak untuk seluruh keluarga. Sesuaikan bumbu dan tekstur makanan sesuai usia bayi Prioritaskan penggunaan bahan makanan lokal yang terjangkau ekonomi keluarga. Selama masa MPAST, bayi tetap disusui sekehendaknya (on demand) c. Usia 6,5 hingga 9 bulan Di tahapan usia ini, frekuensi makan sudah ditingkatkan menjadi 2-3 kali makan utama dengan 1-2 kali makanan selingan. Porsi makan juga bertahap ditingkatkan hingga 125 mi (setengah mangkok). Tekstur makanan adalah bubur kental. Tekstur dapat mulai naik bertahap sesuai kesiapan bayi untuk mempersiapkan diri menerima tekstur di tahapan usia berikutnya, Bahan makanan yang diberikan juga bervariasi dari kategori makanan pokok, protein hewani, kacang-kacangan, buah serta sayur, Bayi tetap disusui sekehendaknya (on demand). d, Usia 9-12 bulan Sejak usia 9 bulan, tekstur makanan sudah berupa makanan cincang atau bisa berupa finger food dimana makanan dipotong kecil-kecil agar mudah digenggam bayi. Frekuensinya adalah 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan. Porsi yang diberikan raik bertahap dari 125 ml menjadi sekitar 200 ml. Bahan makanan yang diberikan tetap bervariasi dari Kategori berbagai jenis makanan pokok, aneka protein hewani, kacang-kacangan, buah serta sayur. Bayi tetap disusui sekehendaknyo (en demand) 2. Usia 1 tahun ke atas Di usia setahun ke atas, anak sudah bisa makan menu keluarga. Makenan yang disajikan ke anak tidak berbeda dengan yang disajikan untuk orang tuarya, Pastikan seluruh keluarga mengkonsumsi menu bergizi seimbang. Sesuaikan bumbu untuk anak apabila yang disajikan adalah hidangan pedas. Siapkan sayur berkuah jika anak masih dalam masa adaptasi terhadap menu keluarga, Berikan anak 3 kali makan utama dan 2 kali makanan selingan, Anak tetap disusui sekehendaknya (on demand) hingga usia 2 tahun atau lebih. Pola asuh makan bayi merupakan tahapan-tahapan pemberian makanan yang sebaiknya diterapkan, dimana ibu dan bayi tidak ada masalah baik penyakit maupun berat badannya, Namun pola ini umumnya berbeda-beda dan 27 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book.

Anda mungkin juga menyukai