Anda di halaman 1dari 8

EFEKTIFITAS PENERAPAN TERAPI TEKNIK BERMAIN PUZZLE

DAN BERMAIN PASIR TERHADAP PENINGKATAN MOTORIK


HALUS PADA ANAK PAUD PELITA HARAPAN USIA 2-5 TAHUN DI
DESA GUNUNG MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

“Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

HOLILAH FAUSIYAH

157.01.17.010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON-PROBOLINGGO

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemampuan motorik halus sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam

menyelesaikan kegiatan sehari-harinya. Motorik halus merupakan salah satu

faktor penting dalam melakukan kegiatan terutama yang berkaitan dengan

keterampilan, contohnya dalam meraih, mengambil, menjumput, dan

menggenggam benda. Kemampuan motorik halus yang dimiliki oleh seorang

anak akan menunjang kegiatan pembelajarannya baik di bidang akademik

maupun nonakademik. Semakin baik dan kuat kemampuan motorik halus yang

dimiliki oleh anak, maka akan semakin baik pula prestasi yang mampu diraih

anak serta dapat berkreasi lebih banyak lagi terutama pada saat di sekolah.

Namun apabila kemampuan motorik halus yang dimiliki anak kurang atau

terhambat, maka pembelajaran ataupun aktivitas yang dilakukan tidak akan

berjalan dengan optimal dan juga menghambat prestasi anak tersebut. Setiap

anak akan mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal

apabila mendapatkan penanganan serta stimulasi yang tepat.(Karalina, 2020)

Motorik halus merupakan suatu gerakan yang melibatkan otot-otot kecil

anak seperti gerakan jari jemari anak, membutuhkan koordinasi antara mata

dengan tangan.(Sulastri, 2020)

Menurut Badan WHO (World Health Organization) lebih dari 200 juta
anak usia dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi potensi perkembangan

mereka dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak yang tinggal di

Benua Asia dan Afrika. Berapa tahun terakhir ini, terjadi berbagai masalah

perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku,

autisme, dan hiperaktif yang semakin meningkat. Angka kejadian

keterlambatan perkembangan di Amerika Serikat berkisar 12-16%, Thailand

24% dan Argentina 22% sedangkan di Indonesia antara 13%-18% (Yunita et

al., 2020).

Menurut UNICEF tahun 2015 didapat data masih tingginya angka kejadian

gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita khususnya

gangguan perkembangan motorik didapatkan (27,5%) atau 3 juta anak

mengalami gangguan. Data nasional menurut Kementrian Kesehatan Indonesia

bahwa pada tahun 2014, 13%- 18% anak balita di Indonesia mengalami

kelainan pertumbuhan dan perkembangan (Kemenkes, 2014).

Perkembangan motorik halus anak salah satunya dipengaruhi oleh

penggunaan alat permainan edukatif. Terdapat jenis permainan edukatif yang

digunakan dalam menstimulus perkembangan motorik halus anak diantaranya

adalah Pasir dan puzzle. Namun sayangnya dilapangan, kegiatan yang dapat

menstimulus perkembangan motorik halus anak masih belum dilakukan dengan

adekuat, dalam hal ini frekuensinya masih kurang dari yang digunakan.

Sehingga perkembangan motorik halus anak menjadi kurang efektif.(Erni et al.,

2018)
Permain puzzle dan pasir, dapat membuat anak bahagia, terhibur, dan

memainkan puzzle dan pasir juga akan akan berpengaruh pada perkembangan

motorik halus anak, anak dapat memainkan secara individu maupun secara

kelompok. Permainan puzzle dan pasir juga terbilang sangat mudah dan murah.

Manfaat dan pengaruh permainan puzzle dan pasir itu sangat besar dan sangat

berpengaruh pada perkembangan motorik halusnya anak. ketika anak bermain

dengan berkelompok untuk menghibur dirinya dan bisa merasa senang dengan

permainan tersebut, anak bisa belajar cara kerjasama, cara beradaptasi dengan

teman-temannya, dan lain sebagainya. (Nurwita, 2019)

Menurut Hurlock (2012) agar perkembangan motorik halus anak dengan

retardasi mental optimal, anak harus diberi kesempatan untuk belajar,

diberikan bimbingan dan model yang baik untuk ditiru.(Rahmayanti et al.,

2018)

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

motorik halus pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan yang

menyenangkan melalui kegiatan bermain. Ada beberapa indikator kemampuan

motorik halus seperti merangkai, menulis, menempel, meronce, menggenggam,

menggunting, melipat, menyusun dan lain-lain. Permain puzzle dan pasir,

dapat membuat anak menjadi mandiri, anak bisa terhibur, bermain puzzle dan

pasir juga akan berpengaruh pada perkembangan motorik. Bermain puzzle dan

pasir sendiri dapat mengajarkan anak menjadi pribadi yang mandiri.


B. RUMUSAN MASALAH

Apakah Efektif Penerapan Terapi Teknik Bermain Menggunakan Puzzle

dan Pasir Terhadap peningkatan Motorik Halus Pada Anak Paud Pelita

Harapan Usia 2-5 Tahun di Desa Gunung Malang ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Efektifitas Penerapan Terapi Teknik bermain

menggunakan Puzzle dan pasir Terhadap Peningkatan Motorik halus pada

anak usia 2-5 Tahun.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kemampuan motorik halus anak melalui media

puzzle dan pasir.

b. Diketahui Efektifitas Penerapan Terapi Teknik Bermain puzzle dan

Pasir Terhadap peningkatan motorik halus pada anak

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan dan wawasan tentang proses meningkatkan motorik halus

anak melalui kegiatan Bermain puzzle dan Bermain Pasir.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Orang Tua dan Guru

Diharapkan menambah pemahaman orang tua dan Guru terhadap

permainan puzzle dan pasir dapat melatih kecerdasan anak dan


meningkatkan motorik halus pada anak sehingga anak akan tertantang

untuk belajar dan merasa nyaman dalam kegiatan belajarnya.

b. Bagi Peneliti

Hasil Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan

pengetahuan serta pengalaman bagi peneliti dalam memahami

keefektifan terapi bermain Puzzle dan Pasir terhadap peningkatan

motorik halus pada anak.

c. Prodi S1 Keperawatan

Sebagai panduan bagi mahasiswa untuk meningkatkan informasi serta

dapat digunakan sebagai tambahan untuk mengembangkan ilmu selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Erni, Keperawatan, D., Setih, A., Bungo, M., & Jawa, C. (2018). Puzzle

Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah di TK

At Taqwa Mekarsari Cimahi. Jurnal Kesehatan Poltekkes, 11, 36–47.

Karalina, V. (2020). Peranan Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan

Kemampuan Koordinasi Motorik Halus Bagi Anak Autis. JURNAL

PENDIDIKAN KHUSUS, 1–5.

Nurwita, S. (2019). PEMANFAATAN MEDIA PUZZLE DALAM

MENGEMBANGKAN MOTORIK HALUS ANAK DI PAUD AIZA

KABUPATEN KEPAHIANG. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3, 803–810.

Rahmayanti, S. D., Angriyani, L., & Kulsum, D. U. (2018). PENGARUH

TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK

HALUS ANAK DOWN SYNDROME DI SLB NEGERI CITEUREUP

TAHUN 2018. Jurnal Pinlitamas, 1(1), 93–100.

Sulastri, N. M. (2020). Jurnal Transformasi Volume 6 Nomor 1 Edisi Maret 2020

PLS FIP IKIP Mataram i. Jurnal Transformasi, 6.

Yunita, D., Luthfi, A., & Erlinawati, E. (2020). Hubungan Pemberian Stimulasi

Dini Dengan Perkembangan Motorik Pada Balita Di Desa Tanjung Berulak

Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Tambusai,


1(2), 61–68.

Anda mungkin juga menyukai