Anda di halaman 1dari 8

MENUSKRIP

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANFAATAN KMS
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

(PENELITIAN PRA EKSPERIMENTAL)

OLEH:

LIBERTUS YULIUS SETANGGANG

NIM : 2013.C.05a.0499

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2017

0
PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH 4-6 TAHUN di PAUD/TK BERINGIN II
PALANGKA RAYA

Tarania Lestari*, Vina Agustina**, Etri Taviane***

Yayasan Eka Harap Palangka Raya


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Program Studi S-1 Keperawatan
2017

E-Mail: taranialestari@yahoo.co.id

Abstrak

Latar Belakang:Anak usia dini merupakan kelompok dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan diperlukannya bermain pada
anak. Bermain merupakan hal yang penting dalam meningkatkan keterampilan motorik halus pada
anak. Seperti bermain origami (melipat kertas) yaitu meningkatkan keterampilan motorik halus
seperti mengkoordinasikan mata dengan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit. Fenomena
yang terjadi di PAUD/TK Beringin II Palangka Raya untuk anak usia 4-6 tahun yaitu masih banyak
anak yang perkembangan motorik halusnya kurang.
Metode penelitian:Desain penelitian yang digunakan yaitu PraEksperimental Design bentuk
rancangan pra-pascates dalam satu kelompok (One grup pra-post test design). Teknik sampling
yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 22 responden serta diuji statistik
Wilcoxon.
Hasil Penelitian:Hasil analisis pengaruh bermain origami terhadap peningkatan keterampilan
motorik halus pada anak usia prasekolah 4-6 tahun di PAUD/TK Beringin II Palangka Raya,
menunjukkan nilai (p value = ,000 < 0,05) yang artinya Ha diterima karena didapatkan adanya
pengaruh peningkatan keterampilan motorik halus sebelum dan sesudah bermain origami.
Kesimpulan:Terdapat pengaruh bermain origami terhadap peningkatan keterampilan motorik halus
pada anak usia prasekolah 4-6 Tahun di PAUD/TK Beringin II Palangka Raya. Saran untuk tempat
penelitian yaitu dapat digunakan pilihan bagi pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: Anak Usia Prasekolah, Bermain Origami, Keterampilan Motorik Halus,

1
THE EFFECTOF PLAYING ORIGAMI ON THE IMPROVEMENT OF FINE MOTOR
SKILLS IN CHILDREN AGE OF PRASCHOOL 4-6 YEARS IN PAUD/TK BERINGIN II
PALANGKA RAYA

Tarania Lestari*, Vina Agustina**, Etri Taviane***

Yayasan Eka Harap Palangka Raya


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Program Studi S-1 Keperawatan
2017
E-Mail: taranialestari@yahoo.co.id

Abstract

Background:Early childhood is a group in the period of growth and development. To increase the
growth and development of the need to play in children. Play is important in improving fine motor
skills in children. Like playing origami (folded paper) that improves fine motor skills such as
coordinating eyes with hands to perform complex movements. The phenomenon that occurs in
PAUD/TK Beringin II Palangka Raya for children aged 4-6 years is still a lot of children with less
fine motor development.
The Method of The Study:The research design used was Pra Experimental Design of pra-pascates
design in one group (One group pra-post test design). The sampling technique used was total
sampling with 22 respondents and tested Wilcoxon statistic.
The Result of The Study:The result of the analysis of the effect of origami play on the improvement
of fine motor skills in 4-6 years old praschool children in PAUD/TK Beringin II Palangka Raya,
shows the value (p value = 000 < 0.05) which means Ha is accepted because of the influence Fine
motor skills before and after playing origami.
Conclusion:There is an effect of origami play on improving fine motor skills in praschool children
aged 4-6 years in PAUD/TK Beringin II Palangka Raya. Suggestions for place of research that can
be used option for educator in learning activity.
.
Keywords: , fine motor skills, playing origami,praschool children

2
PENDAHULUAN orang tiga bagian dengan sempurna dan 2
Anak usia dini merupakan kelompok tidak mampu menggambar orang tiga bagian.
anak yang berada dalam proses pertumbuhan Bermain adalah kegiatan yang sangat
dan perkembangan yang bersifat unik, artinya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
memiliki pola pertumbuhan dan anak (Mutiah, 2010). Dimana bermain
perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar merupakan suatu proses yang harus
dan halus), kecerdasan (daya pikir, daya dilaksanakan untuk memenuhi tahapan-
cipta), sosio emosional, bahasa, dan tahapan dalam pembelajaran anak usia dini.
komunikasi (Diana, 2010). Untuk Fungsi bermain terhadap sensoris motoris
mengembangkan proses pertumbuhan dan anak penting untuk mengembangkan otot-
perkembangan tersebut dibutuhkannya ototnya dan energi yang ada (Mutiah, 2010).
bermain bagi anak usia dini. Bermain Melalui permainan origami maka membantu
mempunyai manfaat yang sangat penting bagi anak usia dini dalam meningkatkan motorik
anak khususnya anak usia dini salah satunya halusnya. Dalam permainan origami
aspek fisik yaitu melibatkan gerakan-gerakan melibatkan pergerakan tangan yang akan
tubuh yang membuat tubuh anak sehat dan mampu mengembangan motorik halus anak
otot-otot tubuh menjadi kuat, sehingga akan usia dini. Jika anak usia dini dibatasi dalam
merangsang kecerdasan bodly kinestetic-nya hal bermain maka tahapan dalam
baik dalam bentuk motorik kasar ataupun pertumbuhan dan perkembangan akan lambat.
motorik halus (Latif dkk, 2013).Seperti Menurut Howartd Gardner mengemukakan
permainan origami (melipat kertas) yaitu masa anak merupakan masa terjadinya
meningkatkan perkembangan motorik halus peningkatan perkembangan kecerdasan.
seperti mengkoordinasikan mata dengan Peningkatan ini akan tercapai bila lingkungan
tangan untuk melakukan gerakan yang rumit memberikan rangsangan atau stimulans yang
(Kartikawati, 2015). Fenomena yang terjadi di tepat. Bila tidak memperoleh rangsangan atau
PAUD/TK Beringin II Palangka Raya untuk rangsangan tidak tepat maka otak tidak akan
anak usia 4-6 tahun yaitu masih ada anak berkembang maksimal atau bahkan otak tidak
yang perkembangan motorik halusnya kurang. akan berfungsi maksimal (Yus, 2011).
Menurut Depkes RI (2006) menyatakan Bermain origami dapat meningkatkan
bahwa 0,4 Juta (16%) balita Indonesia motorik halus anak usia dini karena
mengalami gangguan perkembangan, baik melibatkan kerja tangan. Bermain origami
perkembangan motorik halus dan kasar, termasuk dalam upaya peningkatan motorik
gangguan pendengaran, kecerdasan kurang halus, yang dapat mengkoordinasikan mata
dan keterlambatan bicara. Sebesar 85.779 dengan tangan untuk melakukan gerakan yang
(62,02%) anak usia prasekolah mengalami rumit (Kartikawati, 2015). Dalam kegiatan
gangguan perkembangan (Dinkes, 2006). bermain origami diharapkan anak dapat lebih
Menurut Riskesdas (2014) di Indonesia pada mengembangkan kreatifitasnya dalam
tahun 2013 terdapat 35,4% anak yang membuat hal-hal yang baru. Berdasarkan latar
menderita penyimpangan perkembangan belakang tersebut maka penulis berminat
seperti penyimpangan dalam motorik kasar, untuk meneliti Pengaruh bermain origami
motorik halus, serta penyimpangan mental terhadap peningkatan keterampilan motorik
emosional. Data yang didapatkan di halus pada anak usia prasekolah 4-6 tahun di
PAUD/TK Beringin II Palangka Raya adalah PAUD/TK Beringin II Palangka Raya.
anak usia 3-6 tahun berjumlah 45 murid,
terdiri dari 3 kelas yaitu kelompok A (nol METODE PENELITIAN
kecil) terdiri dari 5 laki-laki dan 10 Desain penelitian yang digunakan
perempuan, kelompok A2 terdiri dari 7 laki- adalah PraEksperimental Design bentuk
laki dan 8 perempuan, dan kelompok B terdiri rancangan pra-post test dalam satu kelompok
dari 5 laki-laki dan 10 perempuan. (One grup pra-post test design) (Nursalam,
Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada 2014: 165). Ciri tipe penelitian ini adalah
02 Februari 2017 dari 6 anak usia 4-6 tahun mengungkapkan hubungan sebab akibat
didapatkan 2 anak tidak dapat menggambar dengan cara melibatkan satu kelompok
3
subjek. Pada penelitian ini menggunakan Pra Test
rancangan penelitian satu kelompok diberikan Keterampilan
Motorik Halus Jumlah %
perlakuan bermain origami, pada kelompok
Responden
tersebut diberikan pra dan post test.
Sangat Baik 0 0
Subyek Pra Perlakuan Pasca- Baik 0 0
tes Cukup 3 14
K O I O1 Kurang 19 86
Waktu Waktu Waktu Sangat Kurang 0 0
1 2 3
Berdasarkan tabel keterampilan motorik
Sampel dalam penelitian ini berjumlah halus responden sebelum diberikan intervensi
22 orang dengan teknik pengambilan sampel bermain origamidiatas, responden yang
pada penelitian ini dilakukan secara memiliki keterampilan motorik halus kurang
accidental samplingdengan cara mengambil sebanyak 19 responden(86%), keterampilan
sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi. motorik halus cukup sebanyak 3
Waktu penelitian adalah jangka waktu responden(14%), dan keterampilan motorik
penulis untuk memperoleh data penelitian halus sangat kurang, baik, dan sangat baik 0
yang dilaksanakan yaitu pada tanggal 16 Mei- responden(0%).
19 Mei 2017.
Instrumen pengumpulan data yang Post Test
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar Keterampilan
observasi. Instrumen observasi pada Motorik Halus Jumlah %
penelitian ini akan menggunakan check list. Responden
Pada penelitian ini analisis data yang Sangat Baik 17 77
dilakukan adalah analisa univariat dan Baik 5 23
bivariat. Analisis univariat dalam penelitian Cukup 0 0
ini adalah diuraikan tentang karakteristik
Kurang 0 0
demografi responden yang menjadi subyek
penelitan meliputi: jenis kelamin dan usia. Sangat Kurang 0 0
Analisis bivariat membuktikan adanya
pengaruh yang bermakna antara variabel Berdasarkan tabel keterampilan motorik
independen dan variabel dependen yaitu halus responden sesudah diberikan intervensi
keterampilan motorik halus sebelum bermain origamidiatas, responden yang
diberikan bermain origami dengan memiliki keterampilan motorik halus sangat
keterampilan motorik halus sesudah diberikan baik sebanyak 17 responden(77%),
bermain origami.Pada penelitian yang keterampilan motorik halus baik sebanyak 5
dilakukan di PAUD/TK Beringin II Palangka responden(23%), dan keterampilan motorik
Raya yaitu hasil uji statistik menggunakan halus cukup, kurang, dan sangat kurang 0
wilcoxontest. responden(0%).
Prinsietika penelitian tetap dilakukan
untuk melindungi subjek penelitian. Test Statisticsa
Post Test
HASIL PENELITIAN Keterampilan
Analisis dilakukan dengan melihat Motorik Halus -
perbandingan peningkatan keterampilan
motorik halus sebelum dan sesudah dilakukan Pra Test
intervensi bermain origami. Keterampilan
Motorik Halus
Z -4,278b
Asymp. Sig. (2- ,000

4
tailed) pengembangan motorik halus yang
a. Wilcoxon Signed Ranks Test membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan
pengembangan seni.
b. Based on positive ranks.
Bermain aktif penting bagi anak untuk
mengembangkan otot dan melatih seluruh
Berdasarkan analisis uji statistik
bagian tubuhnya. Dengan bermain anak akan
menggunakan wilcoxontestdiatas
melatih otot-otot untuk mencapai
keterampilan motorik halus responden
keseimbangan dan keterampilan gerakan
sebelum dan sesudah diberi intervensi
tertentu. Anak juga dapat melatih gerakan
bermain origami diatas, didapatkan hasil
motorik halus (Mutiah, 2010:141).
Asymp. Sig (2 Tailed)=,000 yang berarti
Kemampuan motorik halus adalah
signifikan, sehingga Ha diterima, artinya
kemampuan yang berhubungan dengan
pelaksanaan bermain origami berpengaruh
keterampilan fisik yang melibatkan otak kecil
terhadap peningkatan keterampilan motorik
dan koordinasi tangan-tangan. Saraf motorik
halus pada anak usia prasekolah 4-6 tahun.
halus ini dapat dilatih dan dikembangkan
melalui kegiatan dan rangsangan yang
PEMBAHASAN
kontinyu secara rutin. Oleh sebab itu,
Fungsi bermain terhadap sensoris
keterampilan motorik halus adalah
motoris anak penting untuk mengembangkan
kemampuan gerak keterampilan fisik
otot-ototnya dan energi yang ada. Aktivitas
seseorang berdasarkan koordinasi otak
sensoris motoris merupakan komponen yang
kecil, dan otot-otot halus jari dan tangan
paling besar pada semua usia (Mutiah,
yang dipengaruhi oleh belajar dan berlatih.
2010:113). Manfaat bermain origami bagi
Meniru melipat kertas (origami) untuk
anak-anak yaitu melatih motorik halus pada
mengembangkan motorik halus yaitu
anak sekaligus sarana bermain yang aman,
mengkoordinasikan mata dengan tangan
murah, menyenangkan, dan kaya manfaat.
untuk melakukan gerakan yang rumit
Kegiatan melipat kertas merupakan salah satu
(Kartikawati, 2015). Berdasarkan hasil
pengembangan motorik halus yang
penelitian keterampilan motorik halus
membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan
sesudah bermain origami pada anak usia
pengembangan seni. Kegiatan ini juga
prasekolah 4-6 tahun di PAUD/TK Beringin
merupakan salah satu media untuk membantu
II Palangka Rayadidapatkan antara fakta dan
kelenturan otot motorik halus, daya pikir,
teori tidak adanya kesenjangan, hal ini
perasaan sensitif, dan keterampilan yang
diketahui melalui hasil penelitian sesudah
tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan
diberikan intervensi bermain origami pada
usia anak (Pamadhi, 2008:77).Berdasarkan
anak yaitu keterampilan motorik halus pada
hasil penelitian keterampilan motorik halus
anak meningkat dengan hasil keterampilan
sebelum bermain origami pada anak usia
motorik halus sangat baik sebanyak 17
prasekolah 4-6 tahun di PAUD/TK Beringin
responden (77%), keterampilan motorik halus
II Palangka Rayadidapatkan antara fakta dan
baik sebanyak 5 responden (23%). Hal ini
teori tidak terdapat kesenjangan antara fakta
menunjukkan bahwa bermain origami sangat
dan teori responden berdasarkan hasil
bermanfaat bagi peningkatan keterampilan
penelitian didapatkan anak prasekolah 4-6
motorik halus pada anak prasekolah 4-6
tahun yang memiliki keterampilan motorik
tahun.
halus kurang sebanyak 19 responden (86%)
Fungsi bermain pada anak ini adalah
dan keterampilan motorik halus cukup
dapat dilakukan dengan melakukan
sebanyak 3 responden (14%), dikarenakan
rangsangan pada sensorik dan motorik
anak-anak masih belum terampil dalam
melalui rangsangan ini aktivitas anak dapat
membuat origami dilihat dari penilaian
mengeksplorasikan alam sekitarnya. Kegiatan
ketelitian, kerapian, dan kecepatan yang
melipat kertas merupakan salah satu
masih kurang dalam membuat origami.
pengembangan motorik halus yang
Seperti dalam teori Pamadhi (2008:77)
membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan
kegiatan melipat kertas merupakan salah satu
pengembangan seni. Kegiatan ini juga
5
merupakan salah satu media untuk membantu
kelenturan otot motorik halus, daya pikir, Daftar Rujukan
perasaan sensitif, dan keterampilan yang Adriana, Dian. 2011. Tumbuh kembang dan
tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan terapi bermain pada anak. Jakarta:
usia anak (Pamadhi, 2008).Hasil uji statistik Salemba Medika.
menggunakan wilcoxontest, didapatkan hasil
Asymp. Sig (2 Tailed)=,000 yang berarti Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
signifikan, sehingga Ha diterima, artinya penelitian suatu pendekatan praktek.
pelaksanaan bermain origami berpengaruh Jakarta: Rineka Cipta.
terhadap peningkatan keterampilan motorik
Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi
halus pada anak usia prasekolah 4-6 tahun.
Perkembangan anak tiga tahun
Pada tempat penelitian yaitu dari 22
pertama. Bandung: PT Refika Aditama.
responden yang mengikuti
penelitiansemuanya mengalami peningkatan Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Riset
keterampilan motorik halus, walaupun keperawatan dan teknik penulisan
presentase kesesuaian beranekaragam, dan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
berdasarkan usia memang pada usia 4 tahun
masih ada anak yang lambat dalam bermain Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar
origami.Berdasarkan teori jika bermain ilmu keperawatan anak. Jakarta:
dilaksanakan dengan baik maka pada anak Salemba Medika.
akan mengalami peningkatan keterampilan
motorik halus. Hirai, Maya. 2010. Fun origami untuk anak
PAUD, TK, & SD. Jakarta: PT.Kawan
KESIMPULAN Pustaka.
Bermain origami berpengaruh terhadap Kartikawati, Yuliana. 2015. Buku bagus
peningkatan keterampilan motorik halus pada pendidikan dasar TK. A. Yogyakarta:
anak usia prasekolah 4-6 tahun terlihat dari 22 Cakrawala.
responden dengan menggunakan uji wilcoxon
dengan didapatkan nilai p=,000. Latif, Mukhtar, Zukhairina, dkk. 2013.
Orientasi guru pendidikan anak usia
SARAN dini. Jakarta: Prenada Media Group.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana serta prasarana bermain dalam Mutiah, Diana. 2010. Psikologi bermain anak
membantu perkembangan dan pertumbuhan usia dini. Jakarta: Prenada Media
anak usia prasekolah. Group.
Sebagai panduan melaksanakan asuhan
Notoatmodjo, Seokidjo. 2010. Metodeologi
keperawatan pada anak yaitu dengan bermain
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
origami sebagai upaya peningkatan
Rineka Cipta.
keterampilan motorik halus pada anak usia
prasekolah 4-6 tahun. Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan
Bahan pembelajaran dalam membuat metodeologi penelitian ilmu
origami dalam peningkatan keterampilan keperawatan pedoman skripsi, tesis,
motorik halus anak usia prasekolah 4-6 tahun dan instrumen penelitian keperawatan.
dengan bimbingan guru. Jakarta: Salemba Medika.
Referensi para mahasiswa dalam
membuat tugas dan sebagai bahan ajar bagi Nursalam. 2013. Konsep dan penerapan
para dosen mata kuliah keperawatan anak. metodeologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metodeologi penelitian ilmu
keperawatan pendekatan praktis edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
6
Pamadhi, Hajar. 2008. Seni keterampilan *Tarania Lestari,MahasiswaProgram Studi
anak. Jakarta: Universitas Terbuka. S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
Pandiangan, Ester. 2009. Maya Hirai School
of Origami. **Vina Agustina, DosenSekolah Tinggi
http://www.mayahirai.com/2009/08/12/ Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya
segudang-manfaat-origami-untuk-
anak/diakses tanggal 17 Januari 2017 ***Etri Taviane, DosenSekolah Tinggi
pukul 15.29. Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran dalam


implementasi. Jakarta: Prenada Media
Group.
Salsabilla, Cindy. 2013. Seni melipat kertas
origami untuk taman kanak-kanak.
Surabaya: Serba Jaya.
Sari, Effi Kumala. 2012. Peningkatan
perkembangan motorik halus anak
melalui kegiatan kolase dari bahan
bekas di taman kanak-kanak Aisyiyah
Simpang IVAgam.
Soetjiningsih, Christiana Hari. 2012.
Perkembangan anak sejak pembuahan
sampai dengan taman kanak-kanak
akhir. Jakarta: Prenada Media Group.
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. 2012.
Tumbuh kembang anak edisi 2. Jakarta:
EGC.
S, Winkanda, Rika Kusumawati. 2013. Agar
anak kreatif seperti Thomas Alva
Edison. Yogyakarta: Pustaka Edukasia.
Syamsidah. 2015. 100 Permainan PAUD &
TK di dalam dan di luar kelas.
Yogyakarta: Diva Kids.
Vitamami, Laili. 2013. Peningkatan
kemampuan motorik halus dengan
Finger painting pada kelompok A2 RA
Babussalam Krian Sidoarjo.
Yus, Anita. 2011. Penilaian perkembangan
belajar anak taman kanak-kanak.
Jakarta: Prenada Media Grup.

Anda mungkin juga menyukai