Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Prima Edukasia

Volume 6 – Nomor 1, January 2018, 1-3


Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun


Melalui Permainan Alat Musik Angklung
Nur Fatihah Amalia 1 , Sudaryanti 2
1
Department of Early Childhood Education, Graduate School of Yogyakarta State University.
2
Lecturer of Early Childhood Education, Graduate School of Yogyakarta State University.
Jalan Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
nurfatihah.2022@student.uny.ac.id 1

Abstrak
Angklung merupakan alat musik tradisional terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
digoyangkan. Kini alat musik angklung dijadikan alat musik pendidikan, karena mengandung unsur
kerja sama, disiplin dan pengembangan karakter. Selain itu, alat musik angklung juga dapat
meningkatkan keterampilan dan kemampuan motorik kasar pada anak usia dini. Dalam upaya
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, penggunaan alat musik angklung merupakan salah
satu dari upaya yang layak untuk menjadi perhatian guru dalam mendidik anak-anaknya terutama pada
anak usia dini. Anak-anak umumnya tertarik untuk memainkan alat musik dan menciptakan irama
yang selaras sehingga ia akan menikmati ketika memainkannya. Menciptakan dan memainkan musik
akan membawa kepuasan dan kegembiraan besar bagi anak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang peneliti gunakan ialah metode deskriptif.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Data yang sudah terkumpul selanjutnya ditempuh dengan teknik keabsahan data yakni
dengan uji kredibilitas menggunakan teknik triangulasi data, kemudian dianalisis menggunakan teknik
analisis data Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil pengamatan serta pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di TK Al-Fatihah Yogyakarta
melalui permainan alat musik angklung mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan
kategori baik.
Kata Kunci: Angklung, Motorik Kasar, Anak Usia Dini.

Abstract
Angklung is a traditional musical instrument made of bamboo and is played by shaking. Now
the angklung musical instrument is used as an educational musical instrument, because it contains
elements of cooperation, discipline and character development. In addition, the angklung musical
instrument can also improve gross motor skills and abilities in early childhood. In an effort to
improve children's gross motor skills, the use of the angklung musical instrument is one of the efforts
that deserves the attention of teachers in educating their children, especially in early childhood.
Children are generally interested in playing musical instruments and creating a rhythm that is in
harmony so that they will enjoy playing it. Creating and playing music will bring great satisfaction
and joy to children. In this study, researchers used a qualitative approach with a descriptive research
method. The data collection carried out in this study was obtained from the results of observations,
interviews, and documentation. The data that has been collected is then pursued by data validity
techniques, namely by testing credibility using data triangulation techniques, then analyzed using
Miles and Huberman data analysis techniques. Based on the results of the observations and
discussion above, it can be concluded that the gross motor skills of children aged 4-5 years at TK Al-
Fatihah Yogyakarta through playing the angklung instrument experienced a significant increase in the
good category.
Keywords: Angklung, Gross Motor, Early Childhood.

Pendahuluan sangat besar dalam usaha mengoptimalkan


Pendidikan pada masa usia dini segala aspek perkembangan minat dan bakat
merupakan pendidikan yang sangat penting yang dimilikinya. Pendidikan anak usia dini
untuk anak dalam proses tumbuh kembangnya. pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
Anak pada usia tersebut memiliki potensi yang tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 6 (1), January 2018 - 2
Muhammad Nur Wangid, Ali Mustadi

orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, menciptakan irama yang selaras sehingga ia
dan pendidikan pada anak dengan menciptakan akan menikmati ketika memainkannya. Steppard
aura dan lingkungan dimana anak dapat (2007:121) mengungkapkan bahwa menciptakan
mengeksplorasi pengalaman yang memberikan dan memainkan musik akan membawa kepuasan
kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan dan kegembiraan besar bagi anak.
memahami pengalaman belajar yang Berkenaan dengan penggunaan alat musik
diperolehnya dari lingkungan, melalui cara angklung, Broer and Zerniche (Harsono,
mengamati, meniru, dan bereksperimen yang 1998:221) mengatakan bahwa: “Koordinasi
berlangsung secara berulang-ulang dan motorik adalah kemampuan untuk
melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak mengombinasikan beberapa gerakan tanpa
(Anisyah, 2018). ketegangan dengan urutan yang benar, dan
Pendidikan mempunyai peranan yang melakukan gerakan yang kompleks secara mulus
sangat menentukan bagi pertumbuhan dan tanpa pengeluaran energi yang berlebihan.”
perkembangan diri individu seorang anak. Permainan alat musik angklung merupakan
Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada salah satu permainan yang melibatkan
cara kebudayaan tersebut mengenali, keterampilan teknik.
menghargai, dan memanfaatkan sumber daya Menurut Giriwijoyo (2007:77Latihan atau
manusia dan hal ini berkaitan erat dengan penggabungan keterampilan teknik berarti
kualitas pendidikan yang diberikan kepada mengembangkan kemampuan mengkoordinasi
anggota masyarakat pada umumnya dan fungsi saraf otot dan hakikat dari kemampuan
khususnya kepada anak didik (Marlina, 2016). mengkoordinasi fungsi saraf otot adalah
Faisal dalam (Rachmat, 2018) mengungkapkan penggabungan antara komponen kekuatan,
bahwa kebudayaan merupakan salah satu jati ketepatan, dan ketahanan. Selanjutnya
diri sebuah negara. Tiap suku bangsa memiliki dikemukakan bahwa ‘Penguasaan kecakapan
budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda. fisik, khususnya koordinasi merupakan salah
Salah satu unsur kebudayaan ialah kesenian, satu tugas utama dalam mencapai keahlian dan
baik seni tari, seni musik maupun seni rupa. menguasai keterampilan”.
Dalam bidang seni musik, Indonesia memiliki Peneliti menemukan lembaga TK Al
keanekaragaman alat musik tradisional, salah Fatihah Yogyakarta yang dimana lembaga
satunya ialah alat musik angklung. tersebut mengupayakan untuk meningkatkan
Angklung merupakan alat musik kemampuan motorik kasar anak melalui
tradisional terbuat dari bambu dan dimainkan kegiatan seni bermain alat musik angklung.
dengan cara digoyangkan. Ansor dalam Maka melalui latar belakang yang telah
(Marlina, 2016) mengemukakan keunggulan dijelaskan di atas, dalam hal ini peneliti
dari alat musik angklung, yaitu untuk melakukan penelitian di lembaga tersebut
memainkan alat musik tersebut pemain tidak dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
dituntut memiliki keterampilan dan bakat peningkatan kemampuan motorik kasar anak
tertentu, sehingga hampir semua orang diyakini melalui permainan alat musik angklung.
dapat memainkan alat ini. Kini alat musik Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
angklung dijadikan alat musik pendidikan, ingin meneliti tentang Peningkatan Kemampuan
karena mengandung unsur kerja sama, disiplin Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Melalui
dan pengembangan karakter. Selain itu, alat Permainan Alat Musik Angklung.
musik angklung juga dapat meningkatkan
keterampilan dan kemampuan motorik kasar Metode Penelitian
pada anak usia dini. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
motorik kasar anak, penggunaan alat musik adalah metode penelitian yang berlandaskan
angklung merupakan salah satu dari upaya yang pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
layak untuk menjadi perhatian guru dalam meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
mendidik anak-anaknya terutama pada anak usia dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci
dini. Adiningsih (2008:4) mengungkapkan (Sugiyono, 2016). Metode penelitian yang
bahwa karakter yang dimiliki anak usia dini peneliti gunakan ialah metode deskriptif.
salah satunya yaitu tertarik untuk mempelajari Metode ini dimaksudkan untuk menggambarkan
alat musik tertentu. Anak-anak umumnya peningkatan kemampuan motorik kasar anak
tertarik untuk memainkan alat musik dan melalui permainan alat musik angklung di

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 6 (1), January 2018 - 3
Muhammad Nur Wangid, Ali Mustadi

lembaga sekolah. Penentuan lokasi penelitian dokumentasi. Kemudian tahap kedua mereduksi
dimaksudkan untuk mempermudah dan data yang berarti merangkum dan memfokuskan
memperjelas objek yang menjadi sasaran pada hal-hal yang penting. Setelah data
penelitian, dimana pada penelitian ini peneliti direduksi, maka langkah selanjutnya pada tahap
memilih TK Al Fatihah Yogyakarta sebagai ketiga ialah menyajikan data. penyajian data
lokasi penelitian. bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
Kemudian yang menjadi subjek dalam bagan, flowchart dsb. Kemudian tahap terakhir
penelitian ini ialah anak-anak berusia 4-5 tahun yakni penarikan kesimpulan atas data-data yang
yang termasuk ke dalam Kelompok A dan guru telah dikumpulkan dan disajikan.
sentra seni pada lembaga yang peneliti observasi 1. Lembar observasi penilaian terdiri dari 3
dan wawancarai terkait dengan peningkatan (tiga) buah dengan 3 kali pertemuan dengan
kemampuan motorik kasar anak melalui indikator :
permainan alat musik angklung. Pengumpulan a. Menggerakkan angklung dengan benar
data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan persentase 0% - 49%
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan b. Menggerakkan angklung sesuai not
dokumentasi. Peneliti mengadakan observasi angka dengan persentase 50% - 74%
dengan melakukan pengamatan secara langsung c. Menggerakkan angklung dengan benar
tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam rentang waktu tertentu dengan
ekstrakurikuler angklung, kondisi anak, serta persentase 75% - 100%
ketersediaan sarana dan prasarana penunjang. 2. Dari hasil lembar observasi dengan 3 (tiga)
Pada penelitian ini alat pengumpulan data yang kali pertemuan dijumlah dari rata-rata nilai
digunakan adalah lembar observasi anak yang sehingga berupa klasifikasi penilaian:
dibuat dalam bentuk tabel yang terdiri nama- a. Anak berkemampuan motorik kasar
nama anak, indikator yang diteliti yaitu kurang ( MB) (<5,5).
menggerakkan alat musik angklung dengan b. Anak berkemampuan motorik kasar
benar, menggerakkan alat musik angklung baik (BSH) ( >5,5 s/d < 7,5).
sesuai not angka, serta menggerakkan alat musik c. Anak berkemampuan motorik kasar
angklung dengan benar dalam rentang waktu sangat baik (BSB) (>7,5)
tertentu. Sumber data dalam penelitian ini terdiri 3. Untuk menentukan pemberian .penilaian
dari dua sumber, yaitu data primer (wawancara pada anak dengan nilai 1(satu), 2 (dua) dan
dan observasi) dan sekunder (dokumen- 3 (tiga) masing-masing indikator tersebut
dokumen dan arsip-arsip). sebagai berikut:
Data yang sudah terkumpul selanjutnya a. Indikator menggerakkan angklung.
ditempuh dengan teknik keabsahan data yakni 1) MB (Mulai Berkembang) apabila
dengan uji kredibilitas menggunakan teknik anak menggerakkan angklung
triangulasi data. Pada penelitian ini, peneliti belum sesuai petunjuk guru
menggunakan teknik triangulasi sumber dan dengan nilai 1 (satu).
triangulasi metode. Teknik ini digunakan untuk 2) BSH (Berkembang Sesuai
menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan Harapan) apabila anak
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui menggerakkan angklung sudah
beberapa sumber dan metode. Triangulasi sesuai petunjuk guru dengan nilai
sumber dilakukan dengan cara mencari data dari 2 (dua).
sumber yang beragam, sedangkan triangulasi 3) BSB (Berkembang Sangat Baik)
metode dilakukan dengan menggunakan apabila anak menggerakkan
beragam metode untuk mengungkap data angklung sangat baik tanpa
kepada sumber data. Penerapan teknik ini dapat diarahkan oleh guru dengan nilai
dicapai dengan cara membandingkan data hasil 3 (tiga).
observasi dengan data hasil wawancara, dan b. Indikator menggerakkan angklung
juga dokumentasi. sesuai not angka.
Dalam menganalisis data pada penelitian 1) MB (Mulai Berkembang),
ini, peneliti menggunakan teknik analisis data apabila anak belum mampu
kualitatif model Interaktif oleh Miles dan memainkan angklung sesuai not
Huberman yang terdiri dari 4 tahap, yakni tahap angka dengan nilai 1 (satu).
pengumpulan data dengan cara melakukan 2) BSH (Berkembang Sesuai
observasi, wawancara mendalam, dan Harapan) apabila anak mampu

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 6 (1), January 2018 - 4
Muhammad Nur Wangid, Ali Mustadi

memainkan angklung sesuai not (MB) sebanyak 7 orang anak (29,17%).


angka dengan nilai 2 (dua). Sehingga dapat disimpulkan adanya peningkatan
3) BSB (Berkembang Sangat Baik) sebanyak 2 orang anak (8,33%). Untuk kategori
apabila anak mahir dan luwes anak berkemampuan baik atau berkembang
memainkan angklung sesuai not sesuai harapan (BSH) pada siklus pertama
angka dengan nilai 3 (tiga). sebanyak 11 orang anak (45,83%) dan pada
c. Indikator menggerakkan angklung siklus kedua, anak berkemampuan baik atau
dengan benar dalam rentang waktu berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 7
tertentu. orang anak (29,17%). Untuk kategori anak
1) MB (Mulai Berkembang) apabila berkemampuan sangat baik atau berkembang
anak menggerakkan angklung sangat baik (BSB) pada siklus pertama sebanyak
kurang dari 3 menit dengan nilai 1 4 orang anak (16,67%) dan pada siklus kedua
(satu). sebanyak 10 orang anak (41,67%), sehingga
2) BSH (Berkembang Sesuai dapat disimpulkan adanya peningkatan sebanyak
Harapan) apabila anak mampu 6 orang anak (25%). Untuk melihat peningkatan
menggerakkan angklung lebih dari kemampuan anak pada grafik 1 di bawah:
3 menit kurang dari 5 menit dengan Grafik 1. Peningkatan Kemampuan Motorik
nilai 2 (satu). Kasar Anak Berdasarkan Persentase per
3) BSB (Berkembang Sengat Baik) Siklus pada Anak Usia 4-5 tahun di TK Al-
apabila anak mampu menggerakkan Fatihah Yogyakarta.
angklung lebih dari 5 menit dengan
nilai 3 (satu).
Dalam penelitian ini dapat dilihat
kemampuan anak secara kumulatif (bersama-
sama) yang menggambarkan kemampuan secara
umum, sedangkan secara parsial dapat
menggambarkan kemampuan anak dilihat
masing-masing indikator.
Dilihat dari grafik di atas dapat menjawab
Hasil dan Pembahasan pertanyaan penelitian ini bahwa permainan alat
Hasil penelitian pada siklus pertama selama musik angklung dapat meningkatkan
3 kali pertemuan dan pada siklus kedua dengan kemampuan motorik kasar anak. Dari hasil
3 kali pertemuan adalah untuk mengetahui penelitian ini diketahui bahwa peningkatan
sejauh mana adanya perkembangan peningkatan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun
kemampuan motorik kasar anak melalui di TK Al-Fatihah Yogyakarta sebesar 8,33%
permainan alat musik angklung. Secara garis untuk kategori sedang atau mulai berkembang
besar perkembangan peningkatan kemampuan (MB), 16,66% untuk kategori baik berkembang
motorik kasar anak ditampilkan dalam bentuk sesuai harapan (BSH), dan 25% untuk kategori
tabel di bawah ini: sangat baik atau berkembang sangat baik (BSB).
Tabel 1. Persentase Kemampuan Motorik Tabel 2. Persentase Kemampuan Motorik
Kasar Anak Siklus 1 dan Siklus II pada Anak Anak Secara Parsial Per-Siklus pada Anak
Usia 4-5 Tahun di TK Al-Fatihah Usia 4-5 Tahun di TK Al-Fatihah
Yogyakarta. Yogyakarta.

Dari data tersebut pada label di atas anak


berkemampuan kurang atau mulai berkembang
(MB) pada siklus pertama sebanyak 9 anak Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
(37,50%) dan pada siklus kedua anak kesimpulan bahwa peningkatan kemampuan
berkemampuan kurang atau mulai berkembang motorik kasar anak usia 4-5 tahun di TK Al-
Fatihah Yogyakarta melalui permainan alat

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 6 (1), January 2018 - 5
Muhammad Nur Wangid, Ali Mustadi

musik angklung mengalami peningkatan yang menggerakkan angklung sesuai not angka dapat
cukup signifikan dengan kategori baik. meningkatkan kemampuan motorik kasar anak
Adapun selama pembelajaran seni musik usia 4-5 tahun di TK Al-Fatihah Yogyakarta,
angklung yang dilakukan oleh anak, adapun dengan perolehan persentase peningkatan
kendala yang dialami dalam pembelajaran seni sebesar 12,5%. 3) Permainan alat musik
musik angklung di TK Al Fatihah Yogyakarta angklung dengan cara menggerakkan angklung
ialah di antaranya kendala pertama yang terjadi dengan benar dalam rentang waktu tertentu
saat pelatihan berlangsung ialah masalah tempo, dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar
karena memainkan angklung itu secara anak usia 4-5 tahun di TK Al-Fatihah
berkelompok dan untuk menyamakan atau Yogyakarta, dengan perolehan persentase
menyelaraskan tempo tidak mudah, butuh waktu peningkatan sebesar 16,67%.
latihan yang terus menerus hingga anak dapat
memainkan alat musik angklung sesuai dengan Daftar Pustaka
tempo secara kompak. Adiningsih, N.U. (2008). Permainan Kreatif
Kendala yang kedua ialah saat anak sudah Asah Kecerdasan Musik Balita. Bandung:
merasa bisa membawakan lagu walau temponya PT Karya Kita.
masih belum rapi, anak sering kali merasa jenuh Anisyah, N. (2018). Memahami konsep dasar
dan ingin memainkan lagu yang baru. Kemudian Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Jurnal
mood anak juga tidak jarang mengalami Al-Ashlah, 2(1), 101–122.
perubahan secara tiba-tiba yang mengakibatkan Giriwijoyo, Y.S .(2007). Ilmu Faal Olah Raga.
anak tidak ingin melanjutkan bermain musik Bandung: FPOK UPI
angklung dan melanjutkan latihannya. Harsono. (1998). Pembinaan Olahraga Usia
Selain dari kendala tersebut, tidak ada Dini. Jakarta : Pusat Ilmu Olahraga.
kendala lain yang dialami oleh lembaga sekolah Marlina. (2016). Peningkatan kemampuan
TK Al Fatihah Yogyakarta dikarenakan sarana motorik kasar anak melalui permainan
dan prasarana yang disediakan lembaga sudah alat musik angklung pada anak usia 5-6
cukup dan memadai. Dimulai dari tersedianya tahun. 1–23.
alat musik angklung sampai dengan tempat http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v2i5.2057
latihan seni musik angklung. Dalam tiga tahun Rachmat, F. (2018). Pengembangan
terakhir ini, TK Al Fatihah Yogyakarta berhasil “keterampilan motorik kasar melalui
meraih juara 1 pada tahun 2020 tingkat stimulus permainan angklung” pada
klasemen pemula, juara 3 klasemen pemula seni siswa-siswi anak usia dini.
musik angklung pada Lomba Senandung Anak https://doi.org/10.51192/almubin.v1i2.46
Negeri dan juara 3 Piala Bupati Bantul. Adapun Steppard, P. (2007). Steppard, Music Can Make
evaluasi pembelajaran seni biasanya dilakukan Your Child Smarter. Jakarta: Erlangga.
pelatih seni setelah melaksanakan perlombaan Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif,
seni angklung, dimana pada kegiatan ini pelatih kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
seni dapat memberikan arahan dan masukan
kepada anak-anak demi penampilan berikutnya Profil Penulis
yang lebih baik untuk ke depannya. Nur Fatihah Amalia, lahir di Mataram, 23
Februari 1999. Menyelesaikan pendidikan
Simpulan Program Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Berdasarkan hasil penelitian yang Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
kemampuan motorik kasar anak melalui Universitas Mataram pada tahun 2021. Saat ini
permainan alat musik angklung mengalami sedang melanjutkan pendidikan Program
peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan Magister Pendidikan pada Fakultas Ilmu
tersebut dijelaskan terdiri dari: 1) Permainan alat Pendidikan dan Psikologi Program Studi S2
musik angklung dengan cara menggerakkan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri
angklung dengan benar dapat meningkatkan Yogyakarta Semester 2. Penulis juga aktif dalam
kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun menulis beberapa jurnal ilmiah dalam berbagai
di TK Al-Fatihah Yogyakarta, dengan perolehan bidang studi. Penulis dapat dihubungi melalui
persentase peningkatan sebesar 12,5%. 2) email: nurfatihah.2022@student.uny.ac.id
Permainan alat musik angklung dengan cara

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 6 (1), January 2018 - 6
Muhammad Nur Wangid, Ali Mustadi

Copyright © 2018, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (print), ISSN 2460-9927 (online)

Anda mungkin juga menyukai