Anda di halaman 1dari 18

“PARADIGMA GERAK TARI DAN LAGU BAGI ANAK USIA DINI DI

PAUD DESA JATI BARU KECAMATAN MANDIANGIN”

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

HUNUL HAMIDIYAH
NIM :

SITI DA’IMAH
NIM :

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2022
PARADIGMA GERAK TARI DAN LAGU BAGI ANAK USIA DINI DI
PAUD DESA JATI BARU KECAMATAN MANDIANGIN

Abstrak

Pendidikan pada anak usia dini merupakan cikal bakal proses


pendidikan yang berupaya mengembangkan beberapa aspek
perkembangan diantaranya adalah seni. Seni adalah salah satu yang
tidak dapat dipisahkan di kehidupan manusia. Gerakan-gerakan yang
dilakukan pada anak setiap harinya menjadi sarana yang sangat efektif
dalam aspek perkembangan fisik yaitu mengembangkan kemampuan
motorik anak. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kemampuan motorik
anak meliputi perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik
halus Maka sangat penting mengenali gerak tari pada anak usia dini,
dalam mengembangkan motorik kasar. Sehingga anak usia dini dapat
mengekspresikan diri serta mampu mengapresiasikan keragaman seni
sebagai pembentukan sikap menghargai kesenian. Tulisan ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tari dalam
mengembangkan motorik kasar bagi Anak Usia Dini

Kata Kunci: Kemampuan, Pemahaman, Bencana alam,Teknik bermain,


Sains sederhana
PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini yaitu Pendidikan yang ditujukan bagi


anak usia 0-6tahun, biasanya disebut dengan masa emas (golden age)
kerena perkembangan intelektual otak anak mengalami peningkatan yang
sangat pesat. Pendidikan yang diberikan untuk membentuk pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani melalui pemberian rangsangan
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki Pendidikan ke jenjang
lanjut. Pada rentang usia anak ini merupakan rentang yang mendasar
terjadi pengembangan kemampuan fisik, kognitif, Bahasa, social
emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai
agama.

Pertumubuhan fisik alam pengembangan otot-otot kecil maupun


otot-otot besar sangat berpengaruh dari berbagai aktivitas anak. Karena
pengembangan otot kesil diperlukan anak untuk menguasai keterampilan
dasar akademik seperti belajar menggambar dan melukis. Kurangnya
keterampilan motorik yang anak kuasi akan berdampak terhadap
rendahnya penerimaan diri anak, anak mudah frustasi, putus asa,
sehingga malas melakukan aktivitas lainnya. Dalam bermain, anak-anak
banyak melakukan aktivitas kegiatan kreatif dengan menggunakan
symbol ekspresi melalui gerak. Pengalaman berekspresi akan menuntun
anak untuk menemukan sesuatu yang menarik,dapat mengetahui cara
melakukan sebuah gerakan, menggunakan gerak dalam
mengembangkan kemampuan melalui symbol ekspresi yang mereka lihat
dengar dan rasakan.

Seorang guru dapat melihat, mengarahkan serta memilih secara


sekektif gerakan yang bersumber imajinasi, dan kreativitas anak yang
akan dijadikan materi dalam penyusunan sebuah gerak dasar tari. Materi
dalam penyusunan tari bersumber dari anak sambil bermain dan guru
berperan membangkitkan motivasi anak dengan stimulasi
mengarahkan. Maka sudah jelas bahwa penerapan tari dapat
memberikan teman untuk bekerja sama dalam menemukan kesenangan
serta kenyamanan dalam bersosialisasi di lingkungan social dengan nilai-
nilai budaya. Sudah terlihat jelas bahwa seni tari bertujuan untuk
membantu perkembangan dan pertumbuhan kreativitas anak, maka dari
itu menarik bagi penulis untuk membahas Gerakan-gerakan dasar tari
untuk anak usia dini.

Masa peka merupakan masa terjadinya pematangan fungsi-


fungsi fisik dan psikis yang siap merespon rangsangan yang diberikan
oleh lingkungan. Hal ini dinyatakan pula oleh Piere Duquet (dalam Jasni,
2008:23) bahwa pada rentang usia lahir sampai enam tahun, anak mulai
peka untuk menerima berbagai upaya perkembangan potensi yang
dimilikinya. Menurut Nurliana Syarifah (2016) mengatakan sebagai orang
tua modern, sangat mengutamakan perkembangan intelektual dari pada
pengembangan kemampuan fisik. Husnul (2011), mengatakan ada
beberapa manfaat yang anak peroleh setelah melakukan senam irama. 1)
Meningkatkan kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, daya
tahan, dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olahraga
lainnya. 2) Dapat membakar lemak yang berlebihan, meningkatkan daya
tahan jantung dan paru-paru. 3) Senam irama merupakan salah satu
jenis senam yang dapat digunakan untuk program penurunan berat
badan. 4) Jika berlatih dengan ringan akan meningkatkan nafsu
makan, dan jika berlatih dengan berat akan menekan rasa lapar karena
banyak darah yang beredar di daerah otot yang aktif dan bukan di daerah
perut. 5) Setelah melakukan senam irama, tubuh sehat dan hati riang
karena pengaruh alunan musik. Seperti berlari, menari, membangun
sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya (Sujiono, 2010)

Gerak dan lagu merupakan pembelajaran di mana anak diberikan


materi pembelajaran melalui gerak dan lagu. Menurut Jalal (2002) Gerak
dan lagu yang dipakai dapat berupa lagu dengan tariannya, misalnya lagu
bebek anak diajak untuk bergerak sesuai gerakan. Akan tetapi, gerak dan
lagu ini diberikan untuk mempermudah anak dalam menerima
pembelajaran dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Husnul
(2011), mengatakan ada beberapa manfaat yang anak peroleh setelah
melakukan senam irama. 1) Meningkatkan kelentukan, keseimbangan,
koordinasi, kelincahan, daya tahan, dan sanggup melakukan kegiatan-
kegiatan atau olahraga lainnya. 2) Dapat membakar lemak yang
berlebihan, meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru. 3) Senam
irama merupakan salah satu jenis senam yang dapat digunakan untuk
program penurunan berat badan. 4) Jika berlatih dengan ringan akan
meningkatkan nafsu makan, dan jika berlatih dengan berat akan
menekan rasa lapar karena banyak darah yang beredar di daerah otot
yang aktif dan bukan di daerah perut. 5) Setelah melakukan senam
irama, tubuh sehat dan hati riang karena pengaruh alunan musik.
Seperti yang dipaparkan oleh Yustisia (2013) ada beberapa cara dalam
mengembangkan kecerdasan kinestetik yang dimiliki oleh anak usia dini:
1) meningkatkan kreativitas kita dalam melakukan permainan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik bersama buah hati; 2) tidak
menolak ajakan anak untuk berolahraga bersama; 3) mengajarkan
membuat berbagai kerajinan tangan; 4) memberikan kebebasan pada
anak untuk bergerak; 5) mengarahkan anak pada aktivitas fisik
untuk mengembangkan bakatnya. Sedangkan menurut Peter H.
Werner (dalam Muhajir, 2007) senam adalah latihan tubuh pada lantai
atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan,
kelenturan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh. Pembelajaran
gerak dan lagu adalah kegiatan belajar bernyanyi sambil bergerak
sesuai dengan irama musik yang dapat melatih anak dalam menerima
rangsangan (Sudjono, Elisabeth T.K., & Kusumastuti, Eny., 2017).
Peningkatan kemampuan gerak sejalan dengan meningkatnya
kemampuan koordinasi mata, tangan, kaki, dan kepala (Munawaroh, L
& Khotimah, N. 2018). Lokomotor, otot besar, dan aktivitas kebugaran
dapat dengan mudah dikombinasikan dengan gerakan kreatif dan
kegiatan musik (Jackman, 2009). Menurut Diana, dkk (2013) Gerak dan
lagu dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipadukan dengan bidang-
bidang lain, dengan kata lain bahwa konsep pembelajaran gerak dan lagu
merupakan kegiatan yang sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa
mengembangkan aspek pembelajaran serta mengembangkan
kemampuan atau kecerdasan kinestetik anak.

Sedangkan menurut Purwanti (2014) Pembelajaran gerak dan


lagu pada anak usia dini sangat bermanfaat untuk merangsang
perkembangan anak, khususnya perkembangan fisik dan motorik anak.
Selain itu, pembelajaran gerak dan lagu juga mengembangakan 6 aspek
perkembangan kemampuan anak yaitu nilai dan moral agama, fisik,
sosial, dan emosional, bahasa kognitif, serta seni. Melalui pembelajaran
gerak dan lagu, diharapkan dapat menjadikan anak usia dini sebagai
penerus bangsa yang lincah, berbakat, kreatif, dan bersahaja.
Pembelajaran gerak dan lagu biasanya menimbulkan kesan bermakna
bagi anak, anak akan melebih mudah mengingat materi pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Gutawa (2002) Kebermaknaan
pembelajaran gerak dan lagu akan memberikan dampak positif yaitu
mengembangkan kecerdasan kinestetik tubuh anak. Musik ataupun lagu
dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran
yang efektif untuk anak-anak (Rasyid, 2010

Menurut Busthomi (2012) terdapat beberapa cara untuk


mengembangkan kecerdasan kinestetik seperti ikutsertakan anak
dalam kegiatan-kegiatan terstruktur, misalnya les menari atau klub
olahraga, minta anak berpartisipasi dalam aktivitas yang berorientasi pada
gerakan seperti senam, balet, drama, dan olahraga. Fleetham (2006:19)
menyatakan, “Intelligence is your ability to do things that other people
value. It’s the origin of your skills and talents”. Pendapat Fleetham, bisa
kita maknai bahwa kecerdasan adalah sebuah kegiatan atau sebuah
kemampuan untuk melakukan hal-hal yang bernilai bagi orang lain.
Pendapat dari Musfiroh (dalam Nurliana Syarifah, 2016) menyatakan
bahwa: Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan menggunakan
gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasannya serta
keterampilan mempergunakan tangan untuk mencipta atau mengubah
sesuatu. Sejalan dengan hal tersebut Lwin, Khoo, Lyen, & Sim (2008)
mengatakan bahwa pentingnya kecerdasan kinestetik memiliki alasan
sebagai berikut membantu anak berkembang dalam aktivitas cerdas-
tubuh, meningkatkan kemampuan psikomotor, meningkatkan
keterampilan sosial, membangun rasa percaya diri dan harga diri,
meletakkan fondasi pada gaya hidup sporty, dan meningkatkan
kesehatan. Gallahue (dalam Samsudin, 2008) menyatakan bahwa untuk
mengembangkan pola-pola gerak anak sebaiknya dilakukan melalui
aktivitas-aktivitas menari, permainan, olahraga, dan senam, aktivitas-
aktivitas tersebut masuk dalam wilayah pendidikan jasmani. Banyak
manfaat yang dapat diperoleh anak ketika ia mulai terampil dalam
menguasai gerakan yakni badan akan semakin sehat, lebih mandiri,
percaya diri, serta sosial emosionalnya juga akan berkembang dengan
baik (Saputra, 2005). Sedangkan menurut Sari (2014) kecerdasan
kinestetik sangat mempengaruhi perkembangan motorik anak.
METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini penulis mengangkat penelitian yang berjudul


paradigma gerak tari dan lagu bagi anak usia dini di PAUD Desa Jati Baru
Kecamatan Mandiangin dengan menggunakan metode kajian Pustaka
dimana data tersebut dianalisa dan disajikan secara deskriptif. Tahapan
tersebut dilakukan untuk mengetahui Gerakan dasar tari yang tepat untuk
anak usia dini.

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara,


dan dokumentasi (Miles dan Huberrman terj Rohidi 2007:17). Observasi
dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran gerak tari dan lagu di
PAUD Desa Jati Baru Kecamatan Mandiangin. Wawancara kepada Ibu
Lindawati, Ibu Mallisa, dan Ibu Ratna Marisa berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran gerak tari dan lagu di PAUD Desa Jati Baru Kecamatan
Mandiangin. Dokumentasi berupa foto dan video proses pembelajaran
gerak tari dan lagu yang kreatif berdasarkan Kurikulum 2013

Teknik kebasahan data yang digunakan oleh peneliti adalah


teknik triangulasi. Teknik triangulasi dipakai untuk mengecek kebenaran
data. Peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi teknik,
dan triangulasi waktu.

Teknik analisis data merupakan proses mengurutkan,


menstrukturkan, dan membuat kelompok data yang terkumpul menjadi
bermakna (Rohidi 2011:241). Teknik analisis data dalam penelitian ini
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi
data dilakukan dengan cara mengumpulkan data hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian di analisis
sehingga memperoleh data yang valid. Data yang disajikan dalam
penelitian ini berupa teks deskriptif. Penarikan kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu berdasarkan hasil penelitian yang sudah diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penarikan
kesimpulan disajikan oleh peneliti dalam bentuk deskripsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk mempraktikkan gerak


dan lagu tanpa diberi contoh. Seluruh siswa merespon dengan baik dan
mempraktikkan gerakan dengan semangat tanpa adanya rasa takut untuk
salah. Guru melatih siswa agar memiliki sikap percaya diri melalui praktik
gerak tari dan lagu. Siswa dilatih oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan mengembangkan kemampuan daya ingat
melalui sebuah pertanyaan.

Pembelajaran gerak tari dan lagu yang kreatif di PAUD Desa Jati
Baru Kecamatan Mandiangin ditunjukkan dengan kegiatan belajar
bernyanyi sambil bergerak sesuai dengan irama musik dengan
menggunakan media bambu untuk meningkatkan motorik kasar anak
melalui gerakan, melatih anak dalam bekerja sama dengan pasangannya,
melatih kedisiplinan dengan sebuah lagu dan melatih konsentrasi anak
melalui permainan.

Kegiatan penutup atau yang disebut dengan recalling dipimpin


oleh guru dengan mengajak siswa untuk bergandengan tangan
kemudian duduk secara melingkar.Guru juga memberikan pertanyaan
seputar kegiatan yang sudah dilakukan. Keaktifan siswa dalam
menjawab pertanyaan inilah yang dapat dijadikan sebagai evaluasi.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Dalam bab 1 pasal 1 butir 14
dinyatakan bahwa : “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan anak sejak lahir sampai enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki pendidikan lebih lanjut”.

Menurut kesepakatan UNESCO bahwa kelompok anak usia dini


berada pada rentang 0-8 tahun. Perbedaan rentang usia antara UU RI
No.20 tahun 2003 dengan UNESCO terletak pada prinsip karena
perkembangan dan pertumbuhan usia 6-8 tahun merupakan usia transisi
yang masih memerlukan pendampingan kearah yang lebih mandiri, baik
dilihat dari segi fisik, mental, social emosional maupun intelektual.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan
kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku), bahasa dan
komunikasi sesuai dengan karakteristik dan perkembangan anak.

Hasil dari penelitian yang diperoleh dari penelitian


pengembangan gerak dan lagu “Sekolahku”, hasil data tinjauan para
ahli pengembang, hasil uji coba perorangan, hasil dari uji coba
kelompok kecil, dan hasil uji coba lapangan atau uji coba kelompok
besar. Kegiatan inti dengan materi pembelajaran Hela Rotane
menggunakan properti berupa dua buah bambu. Guru melatih siswa
bernyanyi dan menari dengan metode belajar peniruan. Proses
pembelajaran gerak dan lagu yang kreatif terjadi ketika guru mengajak
siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang
disampaikan dengan bermain melalui nyanyian dapat merangsang
siswa untuk mengungkapkan perasaannya dan mengembangkan
kemampuan berpikir.

Guru mengajarkan pada siswa gerakan melompat seperti pada


permainan rangku alu atau tari tongkat. Pembelajaran gerak dan lagu
yang kreatif ditunjukkan ketika guru melibatkan siswa secara
intelektual dan emosional melalui penggunaan properti untuk menari.

Siswa dilatih untuk memiliki keterampilan dalam berpikir dengan


menggunakan properti saat menari. Bernyanyi dan bergerak juga
membantu siswa agar memiliki kemampuan motorik yang baik. Siswa
menunjukkan kemampuan dalam bidang seni melalui ekspresi yang
diungkapkan dalam sebuah gerakan. Guru memberikan contoh gerakan
dan siswa mengikuti gerakan dengan baik sesuai dengan irama
menunjukkan adanya keterlibatan motorik siswa. Siswa melakukan
kegiatan menari yang sekaligus bernyanyi.

Pembelajaran gerak dan lagu yang kreatif di Taman Kanak-


kanak ditunjukkan dengan kegiatan belajar bernyanyi sambil bergerak
sesuai dengan irama musik yang diawali dengan bernyanyi saling
bersahut-sahutan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Guru
meningkatkan kemampuan motorik kasar anak melalui kegiatan
bernyanyi sambil bergerak di kegiatan inti. Siswa dilatih oleh guru untuk
bekerja sama antar kelompok, melatih kedisiplinan dengan sebuah lagu,
dan melatih konsentrasi anak melalui permainan. Kegiatan penutup atau
yang disebut dengan kegiatan recalling, guru mengulang materi
pembelajaran berkaitan dengan profesi. Guru menceritakan kembali
dengan media sebuah gambar. Siswa dilatih oleh guru untuk berani
menyatakan pendapatnya dan berani untuk bertanya. Keaktifan siswa
dalam merespon guru menjadi bahan untuk evaluasi pembelajaran.

Tari dalam dimensi pendidikan akan memberi warna dan arah


pada pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran tari tidak hanya mengembangkan
kompetensi motorik semata, akan tetapi kompetensi afektif dan kognitif.

Ada empat fungsi pendidikan taripada anak usia dini. Purnomo


(1993 : 30 31) mengemukakan keempat fungsi itu sebagai
berikut: (1) mengembangkan kompetensi intelektual. Hal ini disebabkan
pada saat menari anak harus mempu secara kognitif, yaitu untuk
memahami, mengerti, mensintesa bahkan mengevaluasi gerak yang
dilakukan. Sedangkan dari ranah afektif anak dituntut untuk mampu
bersikap positif menerima estetika tari. Sementara dari ranah psikomotorik
anak dituntut untuk mampu melakukan gerak secara terampil, tepat
dengan irama yang mengiringinya;(2) wahana sosialisasi. Tari dalam
dimensi pendidikan juga merupakan wahana sosialisasi bagi anak,
terutama sewaktu menari dalam bentuk kelompok. Setiap anak dituntut
untuk mampu bekerjasama. Hal ini diperlukan untuk memberi
kekompakan gerak sewaktu menari. Sosialisasi melalui tari akan
berdampak pada rasa percaya diri pada anak;(3) wahana cinta
lingkungan. Selain mengembangkan kompetensi intelektual dan
kompetensi bersosialisasi, tari pendidikan juga mampu mengembangkan
cinta lingkungan pada anak. Ini dapat dilakukan dengan cara memberi
pengertian tentang makna tari yang terkandung didalamnya. Dengan
demikian anak tidak hanya hanya hapal dalam menari melainkan dapat
menanamkan sejak dini untuk mencintai lingkungan alam sekitar;(4)
pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas ini dapat dilakukan
dengan melakukan eksplorasi gerak yang dilakukan oleh anak. Melalui
eksplorasi anak-anak dapat mencoba dan menemukan berbagai ragam
gerak yang dikehendaki. Kemampuan yang sangat mendasar dari fisik
anak usia dini dapat dilihat dari kemampuan dalam melakukan gerakan
keseimbangan, lokomotor, kecepatan, adanya perubahan ekspresi,
teknik, bisa mengendalikan tubuh dan dapat melakukan gerak energik
melalui koordinasi dengan anggota tubuh lainnya. Berikut ini hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pembelajaran tari bagi anak usia dini, yaitu : (1)
tari imitatif, dan (2) karakteristik gerak tari bagi anak usia dini. Menurut
Rachmi (2008:6.7)
secara umum karakteristik gerak bagi anak usia dini, yaitu : 1)
Menirukan Dalam bermain anak-anak senang menirukan hal-hal yang
diamatinya baik secara audio, visual maupun audio visual. Ia mulai
menirukan berbagai aktion/gerakan sampai pada otot-ototnya demi
menurut kata hatinya. 2) Manipulasi (perlakuan) Anak-anak melakukan
gerakan-gerakan secara spontan dari objek yang diamatinya sesuai
dengan keinginannya ataupun terhadap gerakan-gerakan yang
disukainya. 3) Bersahaja Anak-anak dalam melakukan gerak dengan
sangat sederhana dan tidak dibuatbuat atau apa adanya. Kesahajaan
itulah yang dimiliki anak. Contohnya ketika anak usia dini mendengarkan
musik, ia akan menggerak-gerakan bagian tubuhnya sesuai dengan
keinginan hatinya.

Desain Pembelajaran Tari Berikut ini langkah-langkah dalam


pembelajaran tari : a. Eksplorasi Pembelajaran tari perlu diberikan kepada
anak agar dapat mengungkapkan orisinalitas gerak. Pengungkapan gerak
melalui eksplorasi yaitu pengungkapan ide-ide gerak dan menuangkan
kedalam ekspresi anak untuk mengembangkan kepribadian, kemampuan
sosialisasi dan kreativitas.

Dalam penelitian ini eksplorasi diberikan kesempatan pada anak


setelah guru memberikan contoh terlebih dahulu sehingga anak akan
mudah menirukannya. b. Improvisasi Pembelajaran tari dilaksanakan tidak
mengikat namun perlu diperkenalkan kepada anak melalui apresiasi
dengan cara meberikan gambaran tentang gerak dasar tari untuk
memberikan kesempatan dalam mengungkapkan ekspresi gerak sesuai
dengan kemampuannya. Improvisasi yang dilakukan anak berlangsung
secara alami sesuai kemampuan dalam menginterpretasikan dengan
pemahaman anak. Melalui Improvisasi guru akan memahami tingkat
kemampuan anak dalam menginterpretasikan pemahaman tentang gerak
yang dimiliki anak. Seyogyanya guru memberikan kebebasan kepada
anak dalam bergerak. c. Penyusunan atau penggabungan gerak dengan
menari anak diharapkan dapat berapresiasi dan memberikan kesempatan
untuk mengembangkan motorik dengan pengalaman mengungkapkan
ekspresi gerak untuk meningkatkan kemampuannya. Gerak yang
dilakukan berdasarkan eksplorasi dan improvisasi serta gerak peniruan.
Penyusunan gerak sangat dibutuhkan dalam menari agar ada patokan
atau standar dalam pembelajaran menari, sehingga memudahkan guru
dan anak dalam bergerak selanjutnya. Ada beberapa hal yang
menjadikan stimulus sehingga dapat melakukan gerakan tari seperti yang
diungkapkan Cahyono (2004:6.3) diantaranya : a. Rangsang visual
Rangsang visual muncul karena objek gambar, warna, wujud, sehingga
dapat bereksplorasi berdasarkan pengamatan secara langsung. b.
Rangsang auditif/dengar Rangsang dengar muncul berdasarkan musi
yang muncul, sehingga melalui musi akan memperoleh inspirasi untuk
bergerak. c. Rangsang gagasan/ide Rangsang ide muncul berdasaran
kapasitas dan kemampuan dari seorang piñata tari, yaitu sebagai
motivator untuk berkarya. d. Rangsang kinestetik Rangsang kinestetik
muncul berdasarkan gerak itu sendiri berdasarkan fungsi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam tari ataupun gerak dan lagu
adalah bahwa anak belum bisa dilepaskan dari kebiasaan dan
kesenangan yaitu kesukaan akan bermain (Depdikbud, 1997). Salah
satu metode yang dapat dikembangkan untuk memadukan
pengembangan daya cipta dan motorik adalah metode bermain. Pada
metode bermain didalamnya tidak hanya diperoleh berbagai stimulasi
yang dapat mengembangkan kemampuan mereka, tetapi juga sekaligus
membuat mereka gembira. Kesukaan akan bermain sesungguhnya dapat
membantu guru tari dalam mencari dan menentukan gerak tari yang akan
diciptakan. Ide gerakan bersumber pada gerak spontan yang dilakukan
anak-anak, sehingga anak tidak merasa dipaksa untuk menari, tetapi
mereka diajak utuk bermain dengan suasana penuh kepuasaan dan
kegembiraan. Pengembangan daya cipta anak tidak hanya dilakukan
dalam bentuk mencipta gagasan tetapi juga dalam berolah tangan dan
tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan motorik anak.

Pembelajaran gerak dan lagu yang kreatif di Taman Kanak-


kanak Miryam Semarang ditunjukkan dengan kegiatan belajar bernyanyi
sambil bergerak sesuai dengan irama musik yang diawali dengan
kegiatan circle time melalui sebuah permainan yang dikemas dalam
gerak dan lagu untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak.
Guru juga melatih siswa untuk disiplin, dapat bekerja sama, dan
berkonsentrasi selama kegiatan belajar gerak dan lagu.

Kegiatan penutup atau yang disebut dengan kegiatan recalling,


guru mengulang materi pembelajaran berkaitan dengan materi
pembelajaran gerak dan lagu Suwe Ora Jamu. Guru memancing siswa
untuk merespon setiap pertanyaan agar siswa dapat mengingat materi
pembelajaran. Keaktifan siswa dalam merespon setiap pertanyaan dari
guru menjadi bahan untuk evaluasi pembelajaran.
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling


mendasar guna mempersiapkan pendidikan berikutnya. Proses
pembelajaran pada anak usia dini selalu mengupayakan konsep belajar
yang bermakna dan menyenangkan. Ada beberapa stimulus sehingga
anak dapat melakukan gerakan tari, seperti : rangsang visual, rangsang
auditif, rangsang kinestetik, dan rangsang ide. Perkembangan motorik
anak setiap anak berbeda tergantung tingkat kematangan anak tersebut.
Pembelajaran olah gerak dan seni tari tidak mendidik anak untuk menjadi
seniman tari, tapi bertujuan untuk menumbuhkembangkan sikap
profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan sesuai dengan aspek
perkembangan anak usia dini. Selain itu dengan pembinaan sensitivitas
serta rasa atau kepekaan estetik pada anak usia dini, hasil yang
diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif serta mampu
mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan
kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan
keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Denok Dwi. 2015. Peningkatan Kecerdasan Kinestetik


Melalui Kegiatan Bermain Sirkuit Dengan Bola. Jurnal PG-PAUD
Trunojoyo

Apit, Widayati T. 2012. Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik


Melalui Metode Bermain Menangkap Bola Kecil Pada Kelompok A TK
Pertiwi Luwuk Kabupaten Banggai. Jurnal Teknologi Pendidikan.

Bustomi, M. Yazid. 2012. Panduan Lengkap PAUD Melejitkan


Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini. Citra Publishing

Diana, dkk. 2013. Penerapan Metode Bernyanyi Dengan


Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan
Kinestetik Anak di Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Aisyah II Pasar
Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Thesis. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.

Fleetham, Mike. 2006. Multiple Intellegences In Practice. Great


Britain: Network Continuum Education

Hartono. (2012). Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang:


Unnes Press. Hidajat

Robby. (2005). Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan.


Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar.

Hidayat, Robby. (2006).“Seni Tari (Pengetahuan Teori dan Praktek


Seni Tari Bagi Guru). Malang:Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang

Murgiyanto, Sal.(1986). Komposisi Tari dalam Pengetahuan


Dasar Tari dan Beberapa Masalah Tari. Jakarta

Purwatiningsih. (1999). Pendidikan seni tari-Drama Anak TK-SD.


Malang: Universitas Negeri Malang.

Rokhyatmo, Amir. (1986). “Pengetahuan Tari Sebagai Sebuah


Pengantar” dalam Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah Tari.
Jakarta: Direktorat Kesenian.
Sujiono, B. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka

Setyawati, Sri.(2012). Pendidikan Seni Tari dan Koreografi untuk


Anak Usia Dini (Edisi Revisi). Surabaya: Unesa University Press.

Soedarsono. (1986). Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Judul


asli Dances Composition, The Basic Elements by La Meri (Russell
Meriwether Huges). Yogyakarta: Lagaligo
.

Anda mungkin juga menyukai