Dosen Pengampu:
Drs.H. Sarmidi, M.Kes
DI BUAT OLEH :
Anak usia dini merupakan anak-anak pada rentang usia 0–6 tahun yang membutuhkan banyak
stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohaninya (Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003Pasal 1 angka 14).Pada usia ini, pemberian stimulasi dimaksudkan
berbahasa anak usia dini, yaitu mendengarkan(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis(Martha
Christianti, 2012).Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu hidup secara berkelompok dan
berkelompokadalah adanya interaksi sesama anggota dalam kelompok tersebut (Djago Tarigan, 1991:
129).
Hal tersebut menjadi bukti betapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan seseorang, baik secara
lisan maupun tulisan.Berbicara merupakan bentuk komunikasi lisan. Menurut Tarigan dalam Gusdi
Sastra (2011: 150), berbicaraadalah suatu ujaran, yaitu sebagai suatu cara berkomunikasi
Dengan berbicara, seseorang dapat menyampaikan pendapat, informasi, dan perasaan sehingga orang
lain dapat memahami maksud dan keinginan kita. Berbicara merupakan sebuah keterampilan yang
tidak serta merta diperolehanak. Anak mengasah keterampilan berbicaranya melalui interaksidengan
lingkungan dan sebayanya.Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi dengan
lingkungan sekitar, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Berbicara merupakan keterampilan
dasar bagi manusia karena berbicara merupakan sarana untuk mengaktualisasikan diri.
Keterampilan berbicara berkembang seiring dengan kematangan fungsi fisiologis dan pengalaman
anak.
Keterampilan berbicaraberpengaruh terhadap eksistensi seseorang.Seorang anak yang terampil
berbicara cenderung akan memiliki kepercayaan diri tinggi sehingga akan lebih sering tampil di depan
umum dan biasanya memiliki jiwa pemimpin karena dapat dengan mudah mempengaruhi orang lain.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Senang Bermain
Pada umumnya anak SD terutama kelas-kelas rendah itu senang bermain. Karakteristik ini menuntut
guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk
kelas rendah. Guru SD merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur
permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai.
Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA,
Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau
1. Senang Bergerak
Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan
anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak
untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
Melalui pergaulannya dengan kelompok sebaya,anak dapat belajar aspek-aspek penting dalam proses
tergantung pada orang dewasa di sekelilingnya,mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh
lingkungannya,belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing secara sehat bersama teman-
temannya, belajar bagaimana bekerja dalam kelompok,belajar keadilan dan demokrasi melalui
kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa
untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan
Berdasarkan teori tentang psikologi perkembangan yang terkait dengan perkembangan kognitif, anak
SD memasuki tahap operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, anak belajar
menghubungkan antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Pada masa ini anak belajar
Pembelajaran di SD cepat dipahami anak, apabila anak dilibatkan langsung melakukan atau praktik
apa yang diajarkan gurunya. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih
memahami tentang arah mata angin, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian
menunjuk langsung setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara
Setiap individu mempunyai tugas-tugas perkembangan untuk memenuhinya. Demikian anak usia SD
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap
Dilihat dari perkembangan dan fisik motorik, anak SD dituntut untuk menguasi keterampilan fisik
Nabi Muhammad saw bersabda: ” ajarilah putra-putrimu berenang memanjat” (HR At-Tahatwi).
Dalam hadis lain beliau juga bersabda ” mengajari anak-anakmu berenang dan memanah adalah
kewajiban,” beliau lalu berkata” ajari anakmu memanah latihlah berkuda sampai mereka lancar”
(HR. Bukhari).
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk melatih keterampilan
fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga anak dapat meloncat, memanjat, dan lain
sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan.
Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang
sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk menciptkaan budaya lingkundan
teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara mencoba membantu seseorang yang
Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi gemuk.
Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah
Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang seling
Perlu melatih fisik anak, melaluipermainan sepak bola atau permainan lain berenang, dsb.
harus seimbang.
Para pendidik membutuhkan cara pengajaran yang lebih terbuka, lansung memberikan kesempatan
anak berperan mengoptimalkan perkembangan fisik dan perceptual mereka. Dengan cara ini anak
dapat lebih bersemangat dan timbul rasa senang dalam menjalani aktivitas pembelajaran. Sehingga
berdampak positif juga bagi perkembangan mereka. Cara pembelajaran yang diharapakan dengan :
program pengajaran yang fleksibel dan tidak kaku serta membedakan perbedaan individu, tidak
monoton dan verbalistik yang di beri banyak variasi ( terdapat eksperimen, praktek, observasi,dll ),
dan menggunakan berbagai media sehingga anak dapat berperan aktif secara mental dan
perseptualnya. Di harapkan dengan cara ini anak dapat lebih berkembang, aktif dan membantu
timbulnya suasana yang menyenangkan selama proses belajar. Karena anak lebih butuh banyak
tumbuh.
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk dapat melaksanakan
tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain
permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun
kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri
Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak (siswa) SD mulai
untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya. Proses
SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan
bekerja bersama teman sebaya. Guru harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada
Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2006), dalam mencapai tugas perkembangan
perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut perbedaan peran jenis kelamin selama anak
Sekolah Dasar. Tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan baik melalui aktivitas
fisik sehingga menjadi kuat dan besar. Baru mulai usia 9 atau 10 tahun terdapat perbedaan anatomi
Berkenaan dengan peran anak sesuai dengan jenis kelaminnya,telah diawali dalam asuhan keluarga.
Harapan yang sama berlanjut pada usia sekolah melalui pergaulan dalam budaya teman sebaya.
Dalam hal ini sekolah hendaknya lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang
Berdasarkan hasil studi psikologis menunjukkan, bahwa membaca dipelajari oleh kebanyakan
masyarakat hingga usia 12 atau 13tahun. Kecepatan membaca dalam hati dan kemauan membaca
bersuara jarang meningkat lagi setelah usia tersebut. Namun tentang kemampuan dalam mengambil
Keterampilan menulis sejalan dengan membaca, bahwa penguasaan menulis dipengaruhi oleh
aktivitas fisik/tangan. Pada anak usia SD sudah mencapai kematangan dalam hal aktivitas
fisik/tangan. Keterampilan berhitung berkembang hingga usia 12 atau 13 tahun, dan jarang
berkembang lagi jika tidak melanjutkan ke sekolah menengah atau perguruan tinggi memungkinkan
anak SD memperoleh ilmu pengetahuan serta menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
untuk dihubungkan dengan lingkungan dan masalah-masalah yang terjadi di sekitar anak.
Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak sudah dapat mereaksi
rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan
intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca, menghitung. Pada tahap
untuk menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar mereka dapat
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru yaitu
menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka,
seperti menambah, mengurangi, mengalikan, membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki
bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan, berserta lingkungan alam sekitar.
Disamping itu, anak cukup mampu untuk mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian atas
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan kemampuan intelektual anak.
Dalam hal ini guru harus memberikan perhatian agar menunjang proses pendidikan anak. Guru juga
harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan hasil belajarnya serta memberikan
komentar terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh anak SD dalam proses belajar. Kegiatan
seperti ini diharapkan dapat membentuk proses pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh
sekolah.
Hal tersebut dipertegas oleh Piaget bahwa kemampuan berfikir anak berbeda dengan orang dewasa.
ini berarti bahwa urutan bahan pendidikan dan metode harus menjadi perhatian utama. Anak SD akan
sulit memahami bahan pelajaran jika urutan bahan pelajaran ini tidak teratur. Bagi anak SD,
awal karena tahap perkembangan berfikir mereka baru mencapai pada tahap kongret.
Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri maka ia perlu memahami dan mengembangkan
konsep-konsep tertentu yang perlu dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut
anak usia SD untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif
saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya telah memiliki perbendaharaan banyak konsep,
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat yang
kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah hendaknya
memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada kelas-kelas
bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang
nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan angka.
Perkembangan moral adalah perkembangan moral anak yang merupakan hal yang sangat bagi
perkembangan kepribadian dan sosial anak dalam kehidupannya sehari-hari. Anak usia SD sudah
dituntut untuk mengembangkan kontrol moral dari dalam, menghargai aturan moral,dan memulai
dengan skala nilai yang rasional. Melalui proses identifikasi terhadap kedua orang tuanya, anak
mengembangkan sendiri penerapan “peringatan-hukuman” dari orang tua sebagai perwujudan kata
hati. Piaget berpendapat, bahwa anak usia SD merupakan tahapan yang sangat penting dalam
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, mempunyai peranan penting dalam rangka
pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai melalui proses pembelajaran. Bimbingan merupakan
salah satu tehnik untuk membantu siswa utamanya yang mengalami hambatan atau permasalahan
didikanya untuk melakukan kebaikan dan selalu menanamkan kejujuran karena pada tahap
perkembangan ini anak SD sudah mengetahui peraturan dan tuntutan dari orang tua atau lingkungan
sosial, disamping itu anak telah dapat mengasosiasikan perbuatannya dengan lingkungan di sekiranya.
Misalnya perbuatan nakal, jujur, adil serta sikap hormat baik terhadap orang tua, guru dan
lingkuangan sekitamya.
Tugas-tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD mampu menjadi pribadi-pribadi yang
mandiri. Kemandirian ini ditunjukkan pada kemampuan membuat perencanaan dan melaksanakan
kegiatan belajar/sekolahnya tanpa harus selalu diarahkan oleh guru maupun orang tua.
Sehubungan tugas pencapaian kemandirian ini, maka guru dalam melaksanakan proses
pembelajarannya mengacu pada kemandirian. Baik kemandirian dalam tugas individual maupun
Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah pendidikan yang paling lama
pendidikan,pendidikan SD merupakan jenjang yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
upaya peningkatan kualitas SDM . Pada jenjang inilah kemempuan dan ketrampilan dasar
dikembangkan,baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun terjun kemasyarakat untuk
bersosialisasi.
BAB III
PENUTUP
Analisis menurut kelompok kami bahwa Anak usia SD masih suka bermain. Mereka tidak
begitu suka pelajaran yang diberikan hanya melalui penjelasan atau model ceramah,karena hal itu
terasa sangat monoton dan membosankan. Maka,guru harus lebih kreatif lagi dalam merancang model
pembelajaran. Misalnya saja dengan sedikit permainan atau kuis dalam pembelajaran,dari sini anak
juga dapat bergerak dan terlihat aktif . Anak tidak suka terlalu lama berdiam diri, duduk,dan mereka
Didalam pembelajaran,anak juga harus dapat bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Guru
dapat membentuk kelompok belajar agar anak dapat belajar aspek-aspek penting dalam bersosialisasi
melalui kelompok,serta menerima tanggung jawab. Selain itu,anak perlu dilibatkan langsung dalam
proses belajar. Tidak hanya menjadi audiens saja,tetapi harus ada sautu kegiatan yang merangsang
psikologi perkembangan anak. Hal ini dapat di wujudkan dengan melakukan praktek dari materi yang
Tugas perkembangan anak SD meliputi beberapa hal yaitu pembelajaran fisik dimana anak sangat
aktif sekali melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang memacu daya kerja otot dan tenaga untuk
melakukan suatu aktivitas ,hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas yang anak
miliki,karena basic anak pada usia SD sangat senang sekali bermain. Anak memiliki karakter untuk
mencoba hal-hal baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain peran serta dari pihak
sekolah .peran orang tua juga ikut berpengaruh karena berkembangnya anak didik dimulai dari
dimana anak bersosialisasi maka akan berpengaruh juga terhadap pembentukan keutuhan anak
Anak didik bisa berkembang daya kreatifitasnya apabila mereka sering bergaul dan berkelompok
dengan teman sebayanya,mereka dapat memahami mengerti satu sama lain sekaligus sebagai sarana
untuk sosialisasi.Dalam bersosialisasi tidak membedakan jenis kelamin antara wanita dan pria.
Untuk meningkatkan prestasi dan intelektual anak ,anak didik berlatih untuk mengembangkan
ketrampilan dasar membaca,menulis,dan berhitung dengan . Karena hal yang paling dasar tersebut
akan mempengaruhi kinerja anak saat mendapatkan materi pembelajaran di sekolah.Seorang anak
apabila salah satu dari ketrampilan dasar tidak terpenuhi maka proses pembelajaran akan
terhambat.Saat anak memasuki bangku sekolah dasar mereka memperoleh konsep baru yang di dapat
dari lingkungan. Sehingga anak merasakan pengetahuaanya bertambah. Dari konsep baru inilah anak
mulai berkembang pola berfikirnya.Dalam pengembangan pola berfikir anak juga harus
mengembangkan kata hati,moral,dan nilai-nilai. Nilai dan moral merupakan tolak ukur sang anak
dalam berperilaku . \Sekolah memiliki peran penting dalam hal memberikan bimbingan kepada anak
didik untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang baik dalam proses pembelajaran sehingga anak
dapat mencapai suatu kemandirian. Selain dari guru dan anak didik,penyelenggaraan pendidikan harus
disertai juga fasilitas,sarana prasarana ,standar penilaian yang sudah di atur dalam peraturan
lebih suka praktek dari pada diberikan teori. Pendidikan di SD pada dasarnya mendorong dan
mengembangkan anak dalam merealisir tugas-tugas perkembangannya. Oleh sebab itu guru SD
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Didik.Surakarta:BP-FKIP UMS
UMM Press
http://www.ilmukami.co.cc/2011/01/karakteristik-anak-usia-sd.html,diakses tanggal
23 Maret 2011)
(http://www.rosyid.info/2009/10/karakteristik-anak-usia-sd.html ,diakses tanggal 23
Maret 2011)