Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RUTIN

MK : MEDIA DAN SUMBER


BELAJAR AUD

PRODI S1 PG.PAUD

Skor Nilai:

TUGAS RUTIN 1

Nama : Febi Selviani

NIM : 1193113002

Dosen Pengampu : Dra.Jasper Simajuntak M.Pd

Dwi Septi Anjas Wulan. S.Pd.,MP.Pd

Mata Kuliah : Media dan Sumber Belajar AUD

PRODI PENDIDIKAN GURU. PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
HAKIKAT DAN CARA BELAJAR ANAK

Belajar merupakan upaya untuk menguasai sesuatu yang baru serta


perubahan prilaku dari individu yang relative permanen karena suatu
pengalaman, bukan karena kematangan biologis semata. Dari pengertian
diatas, berarti konsep belajar pada anak usia dini ada dua hal yang
terpenting, yaitu :
1. Mengalami
Belajar adalah suatu atau serangkaian aktivitas yang dialami seseorang
melalui interaksinya dengan lingkungan interaksi tersebut mungkin
berawal dari factor yang berasal dalam atau dari luar diri sendiri. Dengan
terjadinya interaksi dengan lingkungan, akan menyebabkan munculnya
proses penghayatan dalam diri individu tersebut, akan memungkinkan
terjadinya perubahan pada yang bersangkutan.
2. Perubahan
Proses yang dialami seseorang baru dikatakan mempunyai makna belajar,
badan menghasilkan perubahan dalam diri yang bersangkutan, esensi dari
perubahan ialah adanya yang baru. Dia mungkin bahagia dapat
menyesuaikan diri dengan lebih baik, dapat menjaga kesehatan dengan
lebih baik atau dapat menulis dan berbicara dengan efektif. Makna
perubahan disini berarti arah yang sejatinya dari peristiwa belajar.
Seseorang belajar karena menghendaki perubahan. Kalau diri tidak ingin
beubah, maka tidak perlulah belajar, begitu juga sebalikya, kalau merubah
diri ke yang lebih baik maka belajarlah. Perubahan yang dimaksud adalah :
Dari tidak tahu menjadi tahu (perubahan pengetahuan)
Dari tidak bisa menjadi bisa (perubahan cara berfikir)
Dari tidak mau menjadi mau (perubahan prilaku)
Dari tidak biasa menjadi terbiasa (perubahan prilaku)

Anak usia dini belajar melalui bermain, anak-anak umumnya


sangat menikmati permainan dan akan terus menikmatinya dimanapun
mereka memiliki kesempatan. Kegiatan bermain dapat membantu anak
mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa anak hidup seta lingkungan
tempat dimana anak hidup. Pembelajaran anak usia dini menganut
pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Engan
bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra-indra
tuuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri
mereka sendiri.

. Cara Belajar Anak Usia Dini ( Usia 0 - 6 Tahun )

Dengan bermain anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal


atau keahlian baru dan belajar kapan harus menggunakan keahlian

2
tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya. Ada beberapa
prinsip pembelajaran anak usia dini,yaitu :

1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain


Bermain merupakan kegiatan yang paling diminati anak. Saat
bermain anak melatih otot besar dan kecil, melatih keterampilan
berbahasa, menambah pengetahuan, melatih cara mengatasi masalah,
mengelola emosi, bersosialisasi, mengenal matematika, sain, dan
banyak hal lainnya.Bermain bagi anak juga sebagai pelepasan energi,
rekreasi, dan emosi. Dalam keadaan yang nyaman semua syaraf otak
dalam keadaan rileks sehingga memudahkan menyerap berbagai
pengetahuan dan membangun pengalaman positif. Kegiatan
pembelajaran melalui bermain mempersiapkan anak menjadi anak
yang senang belajar.

2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak


Anak sebagai pusat pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran
di rencanakan dan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi anak.
Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan fisik dan psikis anak.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan
sesuai dengan cara berpikir dan perkembangan kognitif anak.
Pembelajaran PAUD bukan berorientasi pada keinginan
lembaga/guru/orang tua.

3. Stimulasi Terpadu
Anak memiliki aspek moral, sosial, emosional, fisik, kognitif,
bahasa, dan seni. Kebutuhan anak juga mencakup kesehatan,
kenyamanan, pengasuhan, gizi, pendidikan, dan perlindungan.
Pendidikan Anak Usia Dini memandang anak sebagai individu utuh,
karenanya program layanan PAUD dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu. Untuk memenuhi stimulasi yang menyeluruh dan terpadu,
maka penyelenggaraan PAUD harus bekerjasama dengan layanan
kesehatan, gizi, dan pendidikan orang tua. Dengan kata lain layanan
PAUD Holistik Integratif menjadi keharusan yang dipenuhi dalam
layanan PAUD.

4. Berorientasi pada Perkembangan Anak


Setiap anak memiliki kecepatan dan irama perkembangan yang
berbeda, namun demikian pada umumnya memiliki tahapan
perkembangan yang sama. Pembelajaran PAUD, pendidik perlu
memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan
anak, dan memberi dukungan sesuai dengan perkembangan masing-
masing anak. Untuk itulah pentingnya pendidik memahami tahapan
perkembangan anak.

3
5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Anak belajar kebersihan,
kemandirian, aturan, dan banyak hal dari lingkungan bermain atau
ruangan yang tertata dengan baik, bersih, nyaman, terang, aman, dan
ramah untuk anak. Lingkungan pembelajaran harus diciptakan
sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga
anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di
luar ruangan. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang
gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan
mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan
belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya,
yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di
sekolah ataupun di lingkungan sekitar.

6. Menggunakan Pendekatan Tematik


Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan
pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai
konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya.

7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)


Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh
pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk
berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan
pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak
merupakan subjek dalam proses pembelajaran.

8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar


Piaget meyakini bahwa anak belajar banyak dari media dan alat
yang digunakannnya saat bermain. Karena itu media belajar bukan
hanya yang sudah jadi berasal dari pabrikan, tetapi juga segala bahan
yang ada di sekitar anak, misalnya daun, tanah, batu-batuan, tanaman,
dan sebagainya. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar
dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di
lingkungan sekitarnya.

PENTINGNYA MEDIA DAN SUMBER BELAJAR BAGI


PERKEMBANGAN DAN KEGIATAN BELAJAR ANAK DI
PAUD

4
Media merupakan alat yang dapat digunakan sebagai perantara
dalam menstimulasi semua aspek perkembangan pada anak usia dini
baik aspek nilai moral dan agama, aspek fisik motorik, aspek bahasa,
aspek sosial emosional, aspek kognitif maupun aspek seni. Dalam
mesntimulasi aspek perkembangan anak usia dini harus disesuaikan
dengan usia dan tahapan perkembanganya karena setiap anak
walaupun memiliki usia yang sama tapi terkadang memiliki tahap
perkembangan yang berbeda. Untuk merangsang semua aspek
perkembangan anak usia dini tidak bisa lepas dari media pembelajaran
karena bagi anak usia dini belajar dilakukan melalui bermain dengan
menggunakan media pembelajaran baik media nyata, media audio,
media visual, media lingkungan sekitar maupun media audio visual,
sehingga kegiatan pembelajaran pada anak usia dini berjalan secara
efektif.
Sumber belajar merupakan bagian yang tak terpisahkan lagi
kegiatan belajar anak dan sangat membantu dalam aspek
perkembangan anak baik aspek kognitif, sosial, bahasa, motorik,
afeksi, moral dan sebagainya yang merupakan suatu sistem proses
pembelajaran. Dimana sistem itu adalah sekumpulan komponen
dimana antara satu komponen dengan komponen yang lain saling
berhubungan, saling ketergantungan dalam rangka mencapai tujuan.
Contoh tubuh kita yang terdiri dari kepala, tangan, kaki dan
sebagainya. Tiap komponen memiliki fungsi tersendiri.
Demikian pula halnya dalam konsep pembelajaran anak TK
sebagai suatu sistem yang didalamnya terdiri dari beberapa komponen
atau unsur. Keseluruhan aspek atau unsur tersebut pada hakekatnya
saling berkaitan, saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan.
Komponen atau unsur yang terdapat dalam sistem pembelajaran
anak tersebut terdiri dari anak sebagai masukan atau input proses
(kegiatan pembelajaran) dan hasil belajar anak sebagai keluaran atau
output.
Sumber belajar sebagai salah satu komponen atau unsur
pembelajaran di TK memegang peranan penting dalam rangka
terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang menarik dan bermakna
bagi anak. Dengan tersedianya sumber belajar memungkinkan
tumbuhnya budaya belajar anak secara mandiri sebagai dasar untuk
pembiasaan dalam kehidupan di kemudian hari serta menciptakan
komunikasi antara anak dengan orang dewasa dan teman sebaya.
Namun penyajian sumber belajar untuk anak TK harus nyata dan
sederhana agar dapat membantu pengembangan kemampuan berfikir
anak dan sesuai dengan taraf kemampuannya.
Ada beberapa pertimbangan mengenai pentingnya sumber belajar
dalam pembelajaran anak TK, antara lain:

5
Sumber belajar memberi kesempatan untuk mendapatkan
pengetahuan dan memperkaya anak dengan menggunakan berbagai
pilihan sumber belajar seperti buku, alat, nara sumber, metode,
lingkungan dsb yang semuanya dapat menambah pengetahuan anak.
Dalam hal ini sumber belajar menfasilitasi anak untuk menyalurkan
keingintahuannya yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
Sumber belajar dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
berbahasa, caranya dengan berbicara dan berkomunikasi dengan nara
sumber atau guru yang dapat mengembangkan pandangan anak dalam
berbagai aspek kehidupan.
Sumber belajar dapat membantu mengenalkan anak pada
lingkungan dan juga mengajar anak mengenal kekuatan maupun
kelemahan dirinya. Hal ini bisa menggunakan alat permainan sebagai
sumber belajar sehingga dapat memotivasi anak untuk melakukan
kegiatan yang jelas dan menggunakan panca indranya secara aktif,
contoh, kepingan puzzle.
Sumber belajar dapat menumbuhkan motivasi belajar anak
sehingga perhatian anak meningkat. Sumber belajar yang beragam dan
bervariasi akan menimbulkan rasa keterkaitan anak terhadap bahan
ajar yang akan diberikan. Anak bisa memilih sumber belajar mana
yang paling cocok dan sesuai dengan minatnya masing-masing hal ini
akan membuat suasana pembelajaran terasa lebih dinamis mengingat
siswa semangat untuk belajar.
Sumber belajar memungkinkan anak untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik.
Sumber belajar mendukung siswa untuk lebih banyak melakukan
kegiatan belajar yaitu selain mendengarkan uraian dari guru tetapi juga
mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai