Anda di halaman 1dari 4

Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Anak

Usia Dini sebagai Upaya Mengembangkan Potensi Anak di Era


Milenial

Ainnun Fadilla Nurjanah


Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
E-mail: ainnunfadhilla14@gmail.com

Abstract. Guidance and counseling in early childhood can be interpreted as an effort to help
teachers / assistants towards early childhood from the age of 0-5 years which is the golden age
in the phase of human brain development. Before the guidance is done at an early age,
guidance should be done beginning with knowing the needs felt by the child. The PAUD
program aims to ensure that all early childhood children in the millennial generation have the
opportunity to grow and develop optimally according to their potential. The research method
used in this study is a qualitative method that is descriptive and tends to use analysis services to
develop children's potential. This study aims to describe how counseling guidance services for
the development of self-potential in early childhood in the millennial era. The results showed
that counseling guidance services affect the development potential of early childhood.

Keywords: Guidance Counseling, early childhood, millennial era

1. Pendahuluan
Dewasa ini, bidang pendidikan mendapatkan perhatian yang cukup besar baik itu dari pemerintah
Kementerian Pendidikan Republik Indonesia sebagai tingkatan tertinggi dalam struktur kependidikan
di Indonesia maupun kelompok masyarakat terkecil. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan
pendidikan yang sesuai dengan harapan bersama dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga Perguruan
Tinggi. Khususnya dalam pendidikan, bimbingan perkembangan anak usia dini sangat diperlukan.
Asumsi dasar yang melandasi bahwa PAUD memerlukan bimbingan dan konseling adalah kesetaraan
PAUD sekarang ini dengan pendidikan dasar. Anak usia dini adalah anak yang sedang berada dalam
proses perkembangan. Perkembangan pada anak usia dini meliputi beberapa aspek perkembangan
fisik-motorik, kognitif, bahasa nilai-nilai moral agama, sosial emosional dan seni. Kegiatan bimbingan
dan konseling untuk anak usia dini diarahkan untuk membantu anak agar dapat bersosilaisasi dengan
teman temannya di sekolah. Misalnya, pada saat awal masuk sekolah umumnya anak-anak mengalami
kesulitan bersosialisasi maka dengan bantuan guru/pendamping anak dikenalkan dengan teman-teman
yang lain dalam suasana yang menyenangkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Browder L, diperkirakan 51% anak-anak
memiliki gangungan emosional. Anak-anak dengan ganguangan emosional cenderung memiliki
sesuatu hambatan keberhasilan akdemis, khususnya di bidang membaca, matematika, bahasa dan
ekpsresi tertulis. Selain membahas tentang apa itu bimbingan konseling bagi anak usia dini, yang
menjadi pokok pembahasan adalah menjelaskan berbagai macam layanan yang biasanya digunakan
untuk bimbingan konseling dalam ranah AUD. Permasalahan ini harus mendapat perhatian dan
penanganan agar anak dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara optimal.
Tujuan penulisan ini ialah agar pembaca dapat memahami pengertian dari bimbingan konseling
anak usia dini terlebih dahulu. Kemudian dapat memahami pelayanan apa yang seharusnya diterapkan
dalam bimbingan konseling anak usia dini dan memahami bagaimana penerapan layanan itu sendiri
terhadap anak usia dini sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

2. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu
menggunakan data berupa kata-kata dan menghasilkan deskripsi berupa kata-kata. Pada dasarnya
penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami kejadian yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan (Moleong, 2014). Peneliti ingin
memaparkan fakta-fakta yang ada pada suatu pendidikan anak usia dini. Sehingga mendapatkan jenis
layanan yang cocok diterapkan untuk anak usia dini.
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu teknik wawancara, yaitu metode
pengumpulan data dan informasi secara lisan untuk berkomunikasi secara langsung (Koentjaraningrat,
2006). Cara pengumpulannya yaitu dengan bertanya kepada responden untuk mendapatkan jawaban
yang digunakan sebagai objek penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan


Keberadaan bimbingan konseling di lingkungan PAUD sangat dibutuhkan karena banyak perilaku
bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh masa lalunya di waktu
kecil. Menurut (Atabik, 2014)Tujuan utama diselenggarakannya bimbingan dan konseling di PAUD
adalah mengambil tindakan preventif/ penvegahan terhadap munculnya perilaku menyimpang.
Menurut Bimo Walgito, Bimbingan Konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul,
demikian seterusnya. Dan dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling pada anak usia dini adalah
bantuan yang diberikan oleh seseorang yang ahli atau yang sering disebut konselor kepada seseorang
anak dalam masa pra sekolah atau PAUD yang bertujuan untuk dapat mengembang kreativitas anak,
serta untuk lebih mengenal dirinya sendiri, dan lebih meningkatkan rasa kepercayaan diri anak dalam
lingkungan bermain anak.
Menurut (gerald, 2012) tujuan dilakukan konseling untuk anak-anak adalah:
- Memungkinkan anak memperoleh tingkat keharmonisan pikiran, emosi, dan tingkah laku
- Membengkankan potensinya
- Mengatasi kesulitan yang dihadapinya
- Menyiapkan perkembangan mental, sosial, dan jenjang pendidikan selanjutnya
- Memecahkan kesulitan serta kelainan khusus yang dihadapi anak.
 Pelayanan Bimbingan Konseling pada anak usia dini
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling pada anak usia dini, terdapat beberapa pelayanan
yang dapat dilakukan pembimbing di sekolah PAUD antara lain:
1. Layanan Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan tahapan awal dalam pemecahan masalah di dalam pendidikan
anak usia dini. Tujuan dari pengumpulan data ialah mendapatkan informasi yang lebih luas, lebih
lengkap dan lebih mendalam tentang masing-masing individu serta membantu individu memperoleh
pemahaman akan diri sendiri. Data yang perlu dikumpulkan meliputi data anak, orang tua, dan wali.
Layanan pengumpulan data ini dapat dilakukan guru ketika anak mulai belajar di paud. Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara maupun dengan angket.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan tahapan setelah mendapatkan data, diberikan kepada peserta didik
maupun orang tua agar dapat menerima dan memahami infomasi. Alasan utama mengapa pemberian
informasi perlu diselenggarakan yaitu membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang
lingkungan serta memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. Tujuan layanan informasi
adalah membantu peserta didik dan orang tua agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu dalam bidang pribadi sosial, belajar, bermain, berdasarkan informasi yang diperoleh.Layanan ini
berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Tindak Lanjut
Layanan evaluasi dan tindak lanjut merupakan layanan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
penanganan yang telah dilakukan guru pendamping anak usia dini. Ukuran keberhasilan suatu pelayanan
bimbingan dan konseling dapat dilihat dari seberapa jauh perubahan perilaku yang terjadi pada anak.
 Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling Untuk Anak Usia Dini.
Konseling pada dasarnya merupakan suatu layanan yang bersifat trapeutik / penyembuhan dan layanan
ini hanya dapat dilakukan oleh petugas yang memiliki kemampuan untuk konseling. Guru pendamping
anak usia dini tidak dibekali secara khusus untuk melakukan konseling. Apabila guru pendamping
menemukan masalah yang cukup berat, maka guru dapat melakukan pengalihtanganan kepada ahlinya,
misalnya kepada dokter, konselor atau psikolog. Pelaksanaan layanan dan koneling di PAUD tidaklah
sama seperti kita melaksanakan konseling di sekolah SMP dan SMA karena anak usia dini masihlah
sangat membutuhkan perhatian yang lebih. Menurut (Samiyatun, 2019: Kepala TK Pertiwi 1 Suruh)
Terdapat beberapa teknik dalam bimbingan konseling anak usia dini yaitu:
a. Aktif
Aktif yang dimaksudkan di sini adalah guru harus menciptakan suasana yang nyaman sehingga
anak-anak aktif untuk bertanya, bertanya mengenai apa yang dibahas dan berani mengemukakan
pendapat. Belajar merupakan suatu proses yang aktif dari anak dalam membangun pengetahuannya,
bukan hanya proses pasif yang hanya menerima dari guru saja ilmu pengetahuan tersebut.
b. Kreatif
Kreatif merupakan suatu daya cipta, memiliki kemampuan berkreasi. Peran aktif anak dalam
proses pembelajaran akan menghasilkan generasi yang mampu menciptakan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan kepentingan orang lain. Kreatif juga bertujuan agar guru menciptakan kegiatan-kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak.
c. Menyenangkan
Dalam proses belajar anak perlu terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga anak memusatkan perhatiannya secara utuh pada pembelajaran. Menurut hasil penelitian
tingginya perhatian anak terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Kondisi yang menyenangkan,
aman, dan nyaman, akan mengaktifkan otak untuk berfikir dan mengoptimalkan proses belajar serta
meningkatkan kepercayaan diri anak.

4. Simpulan
Bimbingan dan konseling anak usia dini merupakan upaya memberikan bantuan yang dilakukan oleh
guru terhadap anak usia dini agar anak mampu mengatasi permasalahan permasalahan yang
dihadapainya. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling pada anak usia dini, terdapat beberapa
pelayanan yang dilakukan konselor/ pembimbing di sekolah paud. Apabila dalam proses konseling
guru tidak mampu mengatasinya, guru dapat mengalihtangankan penanganan kepada ahlinya. Layanan
evaluasi merupakan layanan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penanganan yang telah dilakukan
guru pendamping tehadap anak usia dini.

5. Daftar Pustaka
Afifuddin, B. A. S., & Saebani, B. A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.
Atabik, A. (2014). Pendidikan dan pengembangan potensi anak usia dini. 149–165.
gerald, k. (2012). mengenali potensi anak.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
ISBN 979-514-051-5.
Bhakti, C. P. (2017). PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENGHADAPI ERA MILENIAL.
104-113.
Kons, P. D. (1960). PENDEKATAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ANAK USIA DINI.
Syoadih, E. (2008). Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini.
Atabik, A. (2014). Pendidikan dan pengembangan potensi anak usia dini. 149–165.
Pengurus Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Provinsi Jawa. (2018). KONSELING KREATIF :
STRATEGI EFEKTIF PELAYANAN BK DI ERA DISRUPTIF.
El fiah, r. (2017). Layanan Bimbingan Dan Konseling Anak Usia Dini. 390-394.
Nuzliah. (2017). Pendekatan layanan bk pada anak usia dini. 108-118.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/edukasi/read/2019/02/06/22532551/peran-penting-guru-bk-di-
era-industri-40
https://www.muslimahnews.com/2019/01/24/mengembangkan-potensi-anak-usia-dini/
http://akademik.uniska-bjm.ac.id/konseling-kontemporer-bagi-guru-bk-dalam-perlindungan-anak-di-era-milenial

Anda mungkin juga menyukai