Di Susun Oleh :
Pendidikan anak usia dini, dalam hal ini, hanya sebatas membantu dan
mengarahkan proses tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu.
Orientasi pokok pendidikan anak usia dini adalah: a) melatih kemampuan
adaptasi belajar anak sejak awal; b) meningkatkan kemampuan komunikasi
verbal; c) mengenalkan anak pada lingkungan dunia sekitar, seperti orang,
benda, tumbuhan, dan hewan; serta d) memberikan dasar-dasar pembelajaran
berikutnya, seperti mengingat, membaca, menulis dan berhitung sederhana.
Pendidikan anak usia dini, secara khusus bukan bertujuan untuk memberi anak
pengetahuan kogniti (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi
mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara
lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikannya lebih familiar (kekeluargaan),
komunikatif (menyenangkan), dan yang paling utama adalah lebih persuasif
(seruan/ajakan). Selama dalam proses pembelajaran tidak dikenal istilah-
istilah pemaksaan, tekanan atau ancaman yang dapat mengganggu kejiwaan
anak. Situasi dan kondisi seperti ini memang sengaja direkayasa dan
diciptakan dengan tujuan agar anak mendapat ketenangan dalam belajar, serta
mampu mengekspresikan dirinya secara lebih bertanggung jawab.
Pendidik PAUD yang ideal adalah seseorang yang memiliki
kompetensi profesional yang terdidik dan terlatih baik, sera memiliki
pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya
memperoleh pendidikan formal, melainkan seseorang yang memiliki
kompetensi pedagogi yaitu menguasai strategi dan tehnik mendidik, memiliki
pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan
kegiatan ( untuk satu tahun, seminggu dan harian) dan pengetahuan tentang
kesehatan, mampu mengorganisasikan kelas. Ia memiliki kompetensi
profesional, juga mengetahui bagaimana cara menghadapi berbagai macam
permasalahan anak, mulai dari perkelahian antar anak sampai dengan
menggiatkan kelompok belajar. Pendidik PAUD merupakan pendidik yang
konsisten sekaligus luwes, humoris dan lincah dalam menghadapi kebutuhan,
minat dan kemampuan anak. Juga memiliki kompetensi sosial, berinteraksi
dengan orang tua, antar sesama pendidik, anak serta masyarakat.
B. Esay
1. Jelaskan pengertian Bimbingan dan Konseling!
2. Jelaskan karakteristik pelayanan BK di TK dan SD!
3. Bagaimanakan bentuk pelayanan BK di TK? Jelaskan!
4. Mengapa BK sangat diperlukan di TK dan SD? Jelaskan!
5. Jelaskan tujuan BK di TK dan SD!
Jawaban
A. Pilihan ganda
1. E. Semua jawaban benar
2. E. Agar siswa dapat mengidentifikasi kebutuhan teman sebayanya
3. B. Tujuan BK
4. C. Identifikasi – diagnosis – prognosis – treatment – evaluasi
5. A. Bermain
B. Esay
1. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada
individu atau peserta didik agar individu atau peserta didik tersebut mampu
mengembngkan potensinya, mampu mandiri dan mampu menyelesaikan
masalah yang dialaminya. Sedangkan konseling yaitu hubungan interaksi
yang dilakukan oleh konselor dan konseli dimana dengan pengetahuan, ilmu
dan pengalaman seorang konselor mampu membantu peeserta didik untuk
dapat menyelasaikan masalah yang dialaminya. Jadi, Bimbingan dan
konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan secara
sistematis untuk membantu individu atau peserta didik dalam
mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin
2. Karakteristik pelayanan BK di TK dan SD yaitu proses bimbingan harus
disesuaikan dengan pola pikir dan pemahaman anak, pelaksanaan bimbingan
terintegrasi dengan pembelajaran, waktu pelaksanaan bimbingan harus
dibatasi, pelaksanan bimbingan dilaksanakan dalam nuansa bermain dan perlu
adanya keterlibatan teman sebaya dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Selain itu, peran guru BK (konselor) dalam pelayanan BK lebih
bersifat membimbing
3. Bentuk pelayan BK di TK berbeda dengan pemeberian layanan di SMP
maupun di SMA. Dalam pelaksanaan layanan BK di TK diberikan dengan
nuansa bermain. Hal tersebut perlu dilakukan karena peserta didik di TK
lebih identik dengan bermain. Jadi untuk pemberian layanan kepada peserta
didik di TK dilakukan dengan cara bermain.
4. Perlu diadakannya bimbingan dan konseling di TK atapun SD karena
bimbingan dan konseling merupakan salah satu kegiatan yang sangat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Anak merupakan individu yang perlu
dibentuk kepribadiannya dengan baik. Untuk membentuk kepribadian pada
anak tersebut selain peran orang tua, peran guru BK juga sangat diperlukan.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu dalam
mengembangkan potensi yang dimikili anak. Jika dalam membentuk
kepriadian anak tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan sangat
berdampak negatif bagi kepribadian anak tersebut ketika dewasa nanti.
5. Tujuan BK di TK dan SD yaitu membantu anak untuk lebih mengenal
dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya, kebiasaannya dan kesenangannya,
membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya, membantu anak
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, membantu anak
mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin
b. Fungsi BK di TK Dan SD
Menurut Priyatno menyebutkan bahwa fungsi Bimbingan dan
Konseling di sekolah adalah:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
2. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai
permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya..
3. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan
berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang mendapat perhatian.
Menurut Tohirin menyebutkan bahwa penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling khususnya di memiliki 9 fungsi:
1. Fungsi pencegahan (preventif),
2. Fungsi pemahaman,
3. Fungsi pengentasan,
4. Fungsi pemeliharaan,
5. Fungsi penyaluran,
6. Fungsi penyesuaian,
7. Fungsi pengembangan,
8. Fungsi perbaikan,
9. Fungsi advokasi,
Nurihsan (2006) menyebutkan bahwa Bimbingan Konseling minimal
mempunyai 4 fungsi:
1. Fungsi pemahaman: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2. Fungsi penyaluran: Yaitu dapat membantu siswa dalam memilih
jurusan, jenis sekolah, ataupun pekerjaan yang sesuai dengan minat,
bakat, dan ciri kepribadian lainnya.
3. Fungsi adaptasi: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam hal
membantu petugas-petugas di sekolah khususnya guru untuk
mengadaptasikan program pendidikan dengan minat kemampuan,
kebutuhan peserta didik.
4. Fungsi penyesuaian: Yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam
rangka membantu siswa untuk memperoleh kemajuan dan
berkembang secara optimal.
Menurut PERMENDIKBUD 111, 2014 bahwa fungsi Bimbingan
dan Konseling di sekolah adalah:
1. Pemahaman: yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
budaya, dan norma agama).
2. Fasilitasi: yaitu memberikan kemudahan kepada konseli dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi,
selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.
3. Penyesuaian: yaitu membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
4. Penyaluran: yaitu membantu konseli merencanakan pendidikan,
pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadiannya.
5. Adaptasi: yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala
satuan pendidikan, staf administrasi,dan guru mata pelajaran atau guru
kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta
didik/konseli
6. Pencegahan: yaitu membantu peserta didik/konseli dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan
berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak
mengalami masalah dalam kehidupannya
7. Perbaikan dan Penyembuhan: yaitu membantu peserta didik/konseli
yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir,
berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru
bimbingan dan konseling melakukan memberikan perlakuan terhadap
konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki
perasaan yang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan dan
melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.
8. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat
menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan
situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
9. Pengembangan: yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui
pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif
10. Advokasi: yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan
terhadap hak-hak konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.
B. Prinsip – Prisip BK Di TK Dan SD
Prayitno mengatakan:”Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik
dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu
yang dimaksudkan”.
Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip–prinsip
bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil–hasil teori dan praktek
yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelengaran
pelayanan.
Berikut ini merupakan prinsip layanan bimbingan dan konseling di
sekolah (Bernarn & Fullmer, 1969 dan 1979; Crow & Crow, 1960; Miller &
Fruehling, 1978)
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a) Melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin,
suku, agama dan status sosial
b) Memperhatikan tahapan perkembangan
c) Perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami
individu
a) Menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu
terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah
dan masyarakat sekitar
b) Timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan
sosial, ekonomi dan budaya.
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan
dan Konseling
a) Bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan
pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan
konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan
pengembangan diri peserta didik
b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan
c) Program bimbingan dan konseling disusun dengan
mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu
d) Program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan
penilaian hasil layanan.
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan
pelayanan
a) Diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
secara mandiri membimbing diri sendiri
b) Pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas
kemauan diri sendiri
c) Permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang
relevan dengan permasalahan individu
d) Perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua
dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan
permasalahan individu
e) Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu
yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan
Prinsip Bimbingan dan konseling secara khusus menurut
PERMENDIKBUD 111, 2014 yaitu:
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta
didik/konseli dan tidak diskriminatif. Baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.
2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta
didik bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan
melalui bimbingan peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi
dirinya sendiri secara utuh.
3. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan
dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada konseli
untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai
positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
4. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama.
Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab konselor atau
guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab guru guru dan
pimpinan Satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan
serta peran masing-masing.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam
bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk
membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan
mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara
bertanggungjawab.
6. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting
(adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di
lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga
pemerintah /swasta, dan masyarakat pada umumnya.
7. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
8. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya
Indonesia. Interaksi antar guru bimbingan dan konseling atau konselor
dengan peserta didik harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-
nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu
dilaksanakan.
9. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta
berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan
prasarana yang tersedia.
10. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan
kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga
pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling.
11. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis
kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.
12. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.
C. Asas – Asas BK Di TK/SD
Asas – asas bimbingan dan konseling merupakan jiwa dan nafas dari
seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini
tidak dijalankan dengan baik, maka peny-elenggaraan bimbingan dan
konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaiu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar – benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
diperuntukkan baginya. Konselor berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas Keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura – pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya
sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan.
4. Asas Kegiatan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik yang
menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Konselor perlu mendorong dan
memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan
yang diberikan kepadanya.
5. Asas Kemandirian, yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, maupun mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Konselor hendaknya mampu mengarahkan
segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik
6. Asas Kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran
layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi
peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan
masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa
yang ada dan diperbuat peserta didik pada saat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan
terhadap sasaran layanan (peserta didik) hendaknya selalubergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain saling menunjuang, harmonis, dan
terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan
harus dilaksanakan sebaik – baiknya.
9. Asas Kenormatifan, yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan
kebiasaan – kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui
segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati
dan mengamalkan norma – norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
professional. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud
baik dalam penyelenggaraan jenis – jenis layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas – asas yang menghendaki agar pihak
– pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan peserta didik
kiranya dapat mengalih tangankan kepad pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing (konselor) dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru
pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak
yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah
maupun di luar sekolah.
12. Asas Tut Wuri Handayani, yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengmebangkan keteladaan, dan
dorongan, serta kesempatan yang seluas – luasnya kepada peserta didik
untuk maju.
Pertanyaan
A. Pilihan Ganda
1. Dibawah ini yang merupakan salah satu tujuan BK di TK dan SD adalah
membantu siswa agar…
A. Dapat menjaga keamanan sekolah
B. Dapat memelihara diri
C. Dapat memelihara lingkungan
D. Dapat membuat pilihan dan mengambil keputusan
E. Dapat membersihkan diri
2. Membantu siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan, atau
program studi sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
merupakan fungsi…
A. Fungsi pemahaman
B. Fungsi pengembangan
C. Fungsi perbaikan
D. Fungsi adaptasi
E. Fungsi penyaluran
3. Membantu peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan
lingkungannya merupakan fungsi…
A. Fungsi pencegahan
B. Fungsi pemahaman
C. Fungsi penyaluran
D. Fungsi adaptasi
E. Fungsi perbaikan
4. Bimbingan yang diberikan kepada semua siswa baik yang tidak bermasalah
maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja
maupun dewasa merupakan salah satu prinsip BK dalam…
A. Sasaran layanan
B. Permasalahan individu
C. Program layanan
D. Tujuan dan pelaksanaan
E. Evaluasi
5. Asas BK yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang
sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang
serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan dari
waktu kewaktu adalah…
A. Asas mandiri
B. Asas kegiatan
C. Asas dinamis
D. Asas harmonis
E. Asas sukarela
B. Esay
1. Jelaskan tujuan umum dan tujuan khusus BK di TK SD!
Jawaban
A. Pilihan Ganda
2. E. Fungsi penyaluran
3. B. Fungsi pemahaman
4. A. Sasaran layanan
5. C. Asas dinamis
B. Esay
Asas kegiatan, yaitu menghnedaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanan atau
kegiatan bimbingan.
Asas kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan peserta didik dalam kondisinya sekarang.
Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan
sesai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu kewaktu.
Tujuannya:
1. Bimbingan kelas
2. Pelayanan orientasi
3. Pelayanan informasi
4. Bimbingan kelompok
Tujuannya:
1. Konseling individual
2. Konseling kelompok
7. Konsultasi
9. Konfrensi kasus
Tujuannya:
d. Dukungan Sistem.
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan yang memungkinkan klien memahami
lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan klien menerima
dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai
dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
d. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten adalah layanan konseling yang
memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan Konseling Individual
Layanan konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan
khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan
seorang konseli/klien.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksud untuk mencegah perkembangan masalah
atau kesulitan pada diri konseli/klien.
g. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling
perorangan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok.
h. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai proses
penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan
konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektifitas peserta didik atau sekolah.
i. Layanan Mediasi
Layanan mediasi adalah layanan konseling yang memungkinkan
permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat
teratasi dengan konselor sebagai mediator.
3. Pelaksanaan Kegiatan.
4. Penilaian Kegiatan.
Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan
dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang
proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang
kegiatan berikutnya (follow up).
1. Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang
paling tepat untuk diterapkan
E. Syarat-syarat Program
F. Jenis-jenis Program
Pertanyaan
A. Pilihan Ganda
1. Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai,
dan menjadikan individu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah…
A. Bidang pribadi
B. Bidang sosial
C. Bidang belajar
D. Bidang karir
E. A,B,C dan D benar
2. Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk dapat merencanakan
dan mempersiapkan serta memperkenalkan orientasi mengenai pekerjaan
adalah …
A. Bidang pribadi
B. Bidang sosial
C. Bidang belajar
D. Bidang karir
E. A, B, C dan D benar
3. Layanan bantuan bagi individu yang diberikan bagi siswa yang bermasalah
dan memerlukan bantuan dengan segera adalah layanan…
A. Layanan dasar
B. Layanan responsif
C. Layanan perencanaan individual
D. Dukungan sistem
E. Layanan mediasi
4. Layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depannya adalah layanan…
A. Layanan dasar
B. Layanan responsif
C. Layanan perencanaan individual
D. Dukungan sistem
E. Layanan informasi
5. Jenis program yang dirancang selama 6 bulan adalah program…
A. Program tahunan
B. Program semester
C. Program bulanan
D. Program mingguan
E. Program harian
B. Esay
Jawaban
A. Pilihan Ganda
1. A. Bidang pribadi
2. D. Bidang karir
3. B. Layanan responsif
5. B. Program semester
B. Esay
a. Layanan dasar, yaitu layanan bantuan bagi peserta didik (siswa) melalui
kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas yang disajikan secara sistemati,
dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara
optimal
c. Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan
berlangsung sampai usia 5 tahun.
d. Keinginan untuk berdusta mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk
melakukannya.
h. Pada usia 6 tahun anak akan menjadi sangat asertif, sering berperilaku
seperti boss (atasan), medominasi situasi, akan tetapi dapat menerima
nasihat.
k. Sudah dapat membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan sudah
dapat menerima peraturan dan disiplin.
Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga
sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan
bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri
tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap "I can do it myself". Mereka
sudah mampu untuk diberikan suatu tugas.
Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas besar SD. Mereka
dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka,
dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini
juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjasama dengan kelompok
dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima lingkungan mereka.
Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama masa
ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri
dengan membandingkannya dengan orang lain. Anak anak yang lebih
mudah menggunakan perbandingan sosial (social comparison) terutama
untuk norma‐norma sosial dan kesesuaian jenis‐jenis tingkah laku tertentu.
Pada saat anak‐anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung
menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai
kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat
di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada
guru. Di awal awal tahun kelas besar SD hubungan ini menjadi lebih
kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada guru,
tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra
remaja memilih guru mereka sebagai model.
a. Penakut
Setiap anak memiliki rasa takut, namun jika berlebihan dan tidak wajar
maka perlu diperhatikan. Rasa takut anak TK biasanya terhadap hewan,
serangga, gelap, dokter atau dokter gigi, ketinggian, monster, lamunan,
sekolah, angin topan, dll.
b. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal
atau melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.
Perilaku tersebut cenderung melukai anak lain seperti menggigit,
mencakar, atau memukul. Bertambahnya usia diekspresikan dengan
mencela, mencaci dan memaki.
c. Pemalu
i. Hiperaktif
Pertanyaan
A. Pilihan Ganda
1. Suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu yang apabila berhasil dituntaskan akan membawa kebahagian dan
kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan berikutnya dan apabila
gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagian pada diri individu yang
merupakan pengertian . . .
A. Tugas perkembangan
B. Masalah perkembangan
C. Ciri-ciri perkembangan
D. Fungsi perkembangan
E. Tujuan perkembangan
A. Lansia
B. Dewasa
C. Remaja
D. SD
E. TK
A. Motorik
B. Fisik
E. Sosio emosional
4. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta
mampu menjaga keseimbangan badannya merupakan ciri perkembangan…
A. Motorik
B. Fisik
D. Kognitif
E. Sosio emosional
5. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya dan
terjadi pertambahan ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa orgam
tubuh lainnya merupakan ciri perkembangan . . .
A. Motorik
B. Fisik
D. Kognitif
E. Sosio emosional
B. Esay
A. Pilihan Ganda
1. A. Tugas-tugas perkembangan
2. E. TK
3. D. Kognitif
4. A. Motorik
5. B. Fisik
B. Esay
2. Belajar buang air kecil dan buang air besar, Belajar mengenal perbedaan jenis
kelamin, Mencapai kestabilan fisik, Belajar memahami konsep-konsep
sederhana tentang kehidupan sosial dan alam, Belajar melakukan hubungan
emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain, Belajar membedakan
baik buruk, benar salah, atau mengembangkan kata hati dan Mengenal
konsep, norma atau ajaran agama secara sederhana
3. Pada tahap psikososial, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau
perbuatan yang dapat membuahkan hasi, sehingga dunia psikososial anak
menjadi semakin kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan
orang tuanya dalam waktu terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah.
4. Perkembangan agama dan moral anak meliputu mengenal agama yang dianut,
mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, dan
menghormati (toleransi) agama orang lain
5. Sangat lambat dalam belajar, Keadaan murid yang memiliki bakat akademik
yang kurang memadai, Penguasaan materi yang lebih rendah dari yang
dipersyaratkan, Tidak ada motivasi, Tidak menguasai keterampilan belajar,
Gangguan keterampilan motoric, Kesulitan menulis (dysgraphia), Sulit
menghitung (diskalkulia) dan Hiperaktif
STRATEGI/METODE/TEKNIK LAYANAN BK DI TK/SD
Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa
dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk
melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas. Secara terjadwal,
konselor memberikan layanan bimbingan kepada para siswa. Kegiatan
layanan dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan informasi
tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan
orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran, yang
diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga memiliki pengetahuan yang utuh
tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada siswa diperkenalkan tentang
berbagai hal yang terkait dengan sekolah, seperti: kurikulum, personel
(pimpinan, para guru, dan staf administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan,
laboratorium, tata-tertib sekolah, jurusan (untuk SLTA), kegiatan
ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya. Sementara layanan informasi
merupakan proses bantuan yang diberikan kepada para siswa tentang berbagai
aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung, maupun tidak langsung (melalui media cetak maupun
elektronik, seperti: buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet). Layanan
informasi untuk bimbingan klasikal dapat mempergunakan jam
pengembangan diri. Agar semua siswa terlayani kegiatan bimbingan klasikal
perlu terjadwalkan secara pasti untuk semua kelas.
2. Bimbingan Kelompok
2. Konseling Kelompok
5. Konferensi Kasus
6. Kunjungan Rumah
Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan
mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang
diperoleh dengan tehnik lain (WS.Winkel, 1995). Adapun tahap-tahap
pelaksanaannya kunjungan rumah yaitu perencanaan, pelakasanaan, evaluasi,
analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan laporan
C. Strategi Untuk Layanan Perencanaan Individual
1. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group
Appraisal)
2. Pemberian Konsultasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dengan guru, orang tua, staf
sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta)
untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang
telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan
kualitas program bimbingan dan konseling. Dengan kata lain strategi ini
berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-
unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu layanan
bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak (1) instansi
pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi, seperti ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), (4) para ahli dalam bidang
tertentu yang terkait, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan orang tua siswa,
(5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6)
Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan).
3. Kolaborasi
a) Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas
Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung
oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata
pelajaran atau wali kelas. Konselor berkolaborasi dengan guru dan
wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang siswa
(seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya), membantu
memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-
aspek itu di antaranya : (a) menciptakan sekolah dengan iklim sosio-
emosional kelas yang kondusif bagi belajar siswa; (b) memahami
karakteristik siswa yang unik dan beragam; (c) menandai siswa yang
diduga bermasalah; (d) membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar melalui program remedial teaching; (e) mereferal
(mengalihtangankan) siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing; (f) memberikan informasi
tentang kaitan mata pelajaran dengan bidang kerja yang diminati
siswa; (g) memahami perkembangan dunia industri atau perusahaan,
sehingga dapat memberikan informasi yang luas kepada siswa
tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja, suasana kerja,
persyaratan kerja, dan prospek kerja); (h) menampilkan pribadi yang
matang, baik dalam aspek emosional, sosial, maupun moral-spiritual
(hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi siswa);
dan (i) memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya secara efektif.
b) Berkolaborasi dengan Orang Tua
Dalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan,
konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa.
Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap siswa tidak
hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah.
Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan
informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua
dalam upaya mengembangkan potensi siswa atau memecahkan
masalah yang mungkin dihadapi siswa. Untuk melakukan kerjasama
dengan orang tua ini, dapat dilakukan beberapa upaya, seperti : (1)
kepala sekolah atau komite sekolah mengundang para orang tua
untuk datang ke sekolah (minimal satu semester satu kali), yang
pelaksanaannnya dapat bersamaan dengan pembagian rapor, (2)
sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat)
tentang kemajuan belajar atau masalah siswa, dan (3) orang tua
diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah,
terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.
Pertanyan
A. Pilihan Ganda
1. Salah satu layanan yang diberikan secara tatap muka dengan siswa yang
berjumlah 20-30 siswa merupakan layanan…
A. Perencanaan individual
B. Bimbingan klasikal
C. Bimbingan kelompok
D. Konseling individual
E. Konseling kelompok
2. Layanan yang diberikan secara tatap muka dengan siswa yang berjumlah 5-10
orang merupakan layanan…
A. Referal
B. Bimbingan klasikal
C. Bimbingan kelompok
D. Konseling individual
E. Konseling kelompok
3. Pemberian layanan yang diberikan secara tatap muka dan individu ditujukan
untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya merupakan jenis layanan…
A. Referal
B. Bimbingan klasikal
C. Bimbingan kelompok
D. Konseling individual
E. Konseling kelompok
4. Layanan yang dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalahnya
melalui kelompok merupakan layanan…
A. Referal
B. Bimbingan klasikal
C. Bimbingan kelompo
D. Konseling individual
E. Konseling kelompok
5. Layanan yang diberikan kepada siswa yang membantu siswa dalam memilih
karir, cita-cita serta memahami berbagai jenis pekerjaan, merupakan
layanan…
A. Perencanaan individual
B. Bimbingan klasikal
C. Bimbingan kelompok
D. Konseling individual
E. Konseling kelompok
B. Esay
A. Pilihan Ganda
1. B. Bimbingan klasikal
2. C. Bimbingan kelompok
3. D. Konseling individual
4. E. Konseling kelompok
5. A. Perencanaan individual
B. Esay
4. Home Visit adalah salah satu tehnik pengumpul data dengan jalan
mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang
diperoleh dengan tehnik lain
a. Kesahihan
2. Kesahihan kontruksi
4. Kesahihan prediksi
b. Keterandalan
c. Kepraktisan
1. Metode survei.
2. Metode observasi.
3. Metode eksperimental.
Bentuk ini yang paling tepat memerlukan dengan membentuk 2
kelompok siswa yang satu diantaranya dijadikan kelompok
eksperimental dan kelompok yang lainnya menjadi kelompok kontrol,
yaitu yang satu menjadi kelompok yang mendapat pelayanan
bimbingan dan konseling dan kelompok yang lainnya tidak mendapat
layanan bimbingan dan konseling.
d) Personel pelaksanaan
e) Waktu pelaksanaan
f) Kriteria penilaian
3. Pelaksanaan evaluasi
A. Pilihan Ganda
Jawab
A. Pilihan Ganda
1. E. Sebagai pelengkap saja
2. E. Semuanya benar
3. E. Semua jawaban benar
4. A. Metode survei
5. E. Semua jawaban benar
B. Esay
1. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang
telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dan mengetahui
tingkat efesiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling.
2. Kesahihan merupakan kata validasi (validity) yang dapat diartikan sebagai
ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Kesahihan
dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari
suatu instrument evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrument itu sendiri.
Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/perolehan
evaluasi, bukan pada kegiatan evaluasinya. Sedangkan keterandalan evaluasi
berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan yang
tetap. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai tingkat
kepercayaan keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari dari suatu instrument
evaluasi.
3. Metode survei merupakan metode yang sering digunakan dalam melakukan
evaluasi dalam setting sekolah. Metode ini dimaksudkan guna mendapatkan
data tentang lingkungan, pengelolaan sikap dan pandangan personel sekolah
lainnya, sikap dan pandangan siswa terhadapa program bimbingan.
Sedangkan metode observasi dibutuhkan suatu rencana yang terinci, yang
mencakup perilaku-perilaku siswa yang akan diamati, kapan yang akan
diamati, oleh siapa yang akan diamati, akan direkam dengan cara yang
bagaimana, dan akan diberi interpretasi eveluatif.
4. Metode eksperimen merupakan metode yang paling tepat dengan membentuk
2 kelompok siswa yang satu diantaranya dijadikan kelompok eksperimental
dan kelompok yang lainnya menjadi kelompok kontrol, yaitu yang satu
menjadi kelompok yang mendapat pelayanan bimbingan dan konseling dan
kelompok yang lainnya tidak mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Sedangkan metode studi kasus merupakan metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan objek
studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus perlu ditetapkan hal-hal yang
dianggap penting tentang diri seorang siswa (klien) yang berkaitan dengan
usaha layanannya.
5. Prosedur evaluasi pelaksanaan BK di TK SD yaitu melakukan identifikasi
tujuan yang akan dicapai, pengembangan rencana evaluasi, pelaksanaan
evaluasi, dan
Daftar Pustaka
Raka, J.T. 1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda
Suherman, U. 2009. Manajemen Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Rizqi
Press