Anda di halaman 1dari 8

Jurnal AUDHI Vol. 5, No.

1, Juli 2022, Pages 15-22


p-ISSN: 2662-2469; e-ISSN: 2774-8243
https://jurnal.uai.ac.id/index.php/AUDHI

UPAYA GURU DALAM MEMBIMBING ANAK HIPERAKTIF DI TK


PKK TANJUNG PADEMAWU PAMEKASAN
Selfi Lailiyatul Iftitah1

IAIN Madura, Jl. Raya Panglegur No.Km. 4, Pamekasan, 69371

Penulis untuk korespondensi/E-mail: siftitah@iainmadura.ac.id

Abstrak - Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya perilaku hiperaktif yang masih terdapat di
Taman Kanak-kanak. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran di kelas, ketika guru memberikan materi
dan tugas, anak hanya memperhatikan sebentar, dan suka berpindah-pindah tempat tidak bisa diam.
Disinilah peran guru dalam pembelajaran anak hiperaktif sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan perilaku anak hiperaktif, upaya guru dalam membimbing anak hiperaktif dan kendala
yang dihadapi dalam membimbing anak hiperaktif. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini adalah kepala sekolah dan Guru kelas di TK PKK
Tanjung. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif mulai dari reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: ciri-ciri perilaku anak hiperaktif di TK PKK Tanjung meliputi tidak bisa diam, sering membuat
ulah, tidak memperhatikan guru, sering mengganggu teman, dan perhatiannya mudah teralihkan. Upaya
yang dilakukan guru dalam membimbing anak hiperaktif di TK PKK Tanjung adalah menghargai setiap
usaha dan keberhasilan yang dicapai oleh anak, serta menggunakan metode pemberian tugas dan
bermain. Kendala yang dialami oleh guru dalam membimbing anak hiperaktif di TK PKK Tanjung
adalah fokus perhatian anak yang mudah teralihkan dan mood yang mudah berubah.

Kata Kunci: upaya guru, membimbing, anak hiperaktif

Abstract - This research is motivated by the existence of hyperactive behavior that still exists in
Kindergarten. This can be seen from hyperactive children in the learning process in class, when the
teacher gives material and assignments, children pay attention for a moment, like to move around and
cannot stay still. This is where the teacher's role in the learning of hyperactive children is needed The
purpose of this study was to describe the behavior of hyperactive children, the teacher's efforts in
guiding hyperactive children and the obstacles faced in guiding hyperactive children. This research
method is qualitative with a case study approach. The data sources of this research are the principals
and class teachers in TK PKK Tanjung. The data collection technique used in this research is
observation. interviews and documentation. The data analysis technique used is qualitative data
analysis starting from data reduction, data presentation, and drawing conclusions. From the results of
the study, it can be concluded that the behavioral characteristics of hyperactive children in TK PKK
Tanjung include being unable to stay still, often throwing tantrums, not paying attention to the teacher,
often disturbing their friends and being easily distracted. The efforts made by the teacher in guiding
hyperactive children in TK PKK Tanjung are to appreciate every effort and success achieved by the
child, using the method of giving assignments and playing. The obstacles experienced by teachers in
guiding hyperactive children in TK PKK Tanjung are that their focus is easily distracted and their
mood changes easily.

Keywords: teacher’s effort, guide, hyperactive child

15
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

PENDAHULUAN untuk pertumbuhan dan perkembangan tahap


selanjutnya.

P entingnya pendidikan dimulai sejak usia


dini mempunyai peran
menentukan. Mengacu kepada Undang-
undang Sisdiknas Tahun 2003, Pendidikan
yang

Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan


Usia TK merupakan usia yang turut menentukan
tingkat ketercapaian perkembangan pada fase
perkembangan berikutnya. Pada fase perjalanan
kehidupan, ada anak usia TK yang menghadapi
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai permasalahan. Apalagi kebanyakan anak tidak
dengan usia enam tahun yang dilakukan dapat mengungkapkan apa yang sedang dialami.
melalui pemberian rangsangan pendidikan Sikap yang salah dari seorang guru di TK dalam
untuk membantu pertumbuhan dan mengasuh anak justru dapat menjadi sumber
perkembangan jasmani dan rohani, agar anak masalah baru bagi anak. yang sangat
mempunyai kesiapan dalam memasuki memprihatinkan jika orang tua juga tidak siap
pendidikan lebih lanjut (Wathony, 2020). Pada untuk melayani anak-anak yang bermasalah ini.
usia ini, berbagai perkembangan seperti
kognitif, bahasa, motorik, sosial emosional Anak bermasalah pada usia TK yang dimaksud
terjadi. Perkembangan ini akan menjadi dasar adalah usia 4-6 tahun yang memiliki perilaku non
perkembangan anak selanjutnya. karena normative dilihat dari tingkat perkembangannya
menjadi dasar, maka perkembangan pada masa atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri
awal ini sangat menentukan. Hal tersebut baik pada waktu belajar maupun dalam aktivitas
dijelaskan oleh Havighurst yang menyatakan bermain di sekolah atau di rumah. Menurut
bahwa perkembangan pada satu tahap Campbell, istilah perilaku bermasalah mungkin
perkembangan akan menentukan bagi digunakan untuk mengindikasikan meningkatnya
perkembangan selanjutnya. keberhasilan dalam frekuensi dan intensitas perilaku tertentu sampai
menjalankan tugas perkembangan pada suatu pada tingkat yang mengkhawatirkan. Ia juga
masa akan menentukan keberhasilannya pada mengatakan bahwa anak bermasalah dapat dilihat
masa perkembangan berikutnya (Latif, 2013). dari frekuensi dari perilaku yang menyimpang
(Mashar, 2011). Sedangkan Koot menambahkan
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan ciri-ciri pembeda anak-anak menyimpang dari
lembaga pendidikan yang memberikan layanan anak-anak normal adalah frekuensi atau seberapa
pendidikan bagi anak usia lahir sampai dengan sering anak ini berperilaku masalah dan intensitas
6 tahun. Terdapat berbagai lembaga PAUD atau bobot dari perilaku yang dapat dilihat dari
yang selama ini telah dikenal oleh masyarakat dampaknya (Mashar, 2011).
luas di antaranya adalah Taman Kanak-kanak
dan Raudhatul Athfal, Kelompok Bermain, Perilaku bermasalah dapat dimaknai sebagai
POS PAUD dan tempat penitipan anak . perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau
perilaku yang tidak tepat yaitu perilaku yang tidak
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk sesuai dengan dengan yang diharapkan. Masalah
satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur perilaku anak yang tidak bisa diatasi oleh keluarga
pendidikan yang menyelenggarakan program maupun pengasuhnya. Oleh karena itu dibutuhkan
pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun. Rentang bantuan dari pendidik yang berpengaruh terhadap
usia antara 4 sampai dengan 6 tahun merupakan tahap-tahap awal perkembangan perilaku. Peran
tahapan yang disebut sebagai usia prasekolah orang tua, guru, dan lingkungan sangat dibutuhkan
(TK). Lembaga pendidikan prasekolah (TK) dalam pembentukan perilaku (Setiawan &
adalah lembaga pendidikan untuk membantu Abrianto, 2021).
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
psikologis anak didik di luar lingkungan Bimbingan diperlukan dalam perilaku anak yang
keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar bermasalah agar potensi anak dapat berkembang
formal. Pendidikan prasekolah bertujuan untuk secara optimal. Bimbingan tersebut dilakukan
membantu meletakkan dasar ke arah secara terus menerus agar kelak anak sanggup
perkembangan sikap, intelektual, keterampilan berdiri sendiri menjadi bagian yang tidak
fisik dan motorik, sosial, moral dan daya cipta terpisahkan dari masyarakat
yang diperlukan oleh anak-anak untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta Kenyataan di lapangan, tidak semua anak bisa

16
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

melalui proses perkembangannya dengan baik. ditemukan ada anak yang menderita ADHD dan
Ada anak yang mengalami hambatan atau orang tua harus menerima kenyataan serta
masalah dalam perkembangannya. Masalah- berusaha sebaik mungkin untuk dapat memberikan
masalah perkembangan yang timbul tidak pengasuhan dan pendidikan terbaik bagi anaknya
hanya tertuju pada perkembangan emosi dan
sosial saja, namun perkembangan yang lain Menyadari hal tersebut, orang tua dituntut untuk
seperti perkembangan fisik, intelektual, memahami tentang anaknya. Hal ini dimaksudkan
kognitif, dan bahasa. Pada usia anak TK ada agar orang tua dapat memperlakukan anaknya
yang menghadapi permasalahan tersebut (yang memiliki perilaku menyimpang) ke arah
bahkan banyak anak yang tidak dapat yang lebih positif. Orang tua yang memiliki anak
mengungkapkan apa yang sedang dialami dan hiperaktif memiliki tugas yang sangat berat. Orang
apa yang harus dilakukannya sehingga timbul tua dan guru dapat menjadi frustasi karena perilaku
perilaku aneh atau menyimpang pada sosial yang menyimpang yang terdapat pada anak
atau emosional anak TK. hiperaktif. Dalam menangani masalah tersebut,
banyak orang tua merasa gelisah dan khawatir
Anak merupakan amanat dari Allah yang harus akan masa depan anakya. Dan, sebagian orang tua
dijaga dengan baik yaitu dengan cara mendidik lainnya menganggap anak hiperaktif adalah anak
yang benar. Anak yang tumbuh dan nakal.
berkembang secara optimal menjadi harapan
semua orang tua tetapi tidak semuanya Berdasarkan hasil observasi di TK, masih terdapat
mendapatkan hasil yang diharapkan. Salah anak yang mengalami gangguan perilaku
satunya adalah anaknya tidak mengalami hiperaktif. Anak yang mengalami gangguan
perkembangan seperti anak yang lainnya. tersebut akan menjadi pusat perhatian jika
Salah satu satu bentuk penyimpangan perilaku bergabung dengan anak-anak yang lainnya karena
ini salah satunya adalah anak hiperaktif. akan cenderung lebih bergerak bahkan terkadang
Perilakunya sangat beragam, salah satu anak tersebut mengganggu teman lainnya. Hal ini
perilakunya adalah anak-anak sangat sulit perlu ditangani sejak dini karena akan berdampak
diatur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak negatif pada anak yang mengalami masalah ini.
memperhatikan pelajaran di kelas. Hiperaktif Anak-anak yang mengalami gangguan pemusatan
atau yang disebut dengan Attention Deficit perhatian atau hiperaktivitas dapat menyebabkan
Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah anak berbagai masalah seperti sosial, emosi, kogntif
yang selalu bergerak sepanjang hari dan tidak fisik motorik. Masalah-masalah inilah yang dapat
dapat duduk diam di kursi, merasa tidak menghambat anak dalam memenuhi tugas-tugas
tenang, mudah terganggu dan cepat frustasi pekembangannya dengan orang lain maupun di
(Rafael, Lisinus dan Patricia, 2020). Hal ini lingkungan sekitarnya. Anak hiperaktif sering kali
dapat disimpulkan bahwa anak hiperaktif diberi label sebagai anak yang nakal, tidak mau
adalah anak yang sulit berkonsentrasi, diatur, konsentrasi rendah dan sebagainya di
perhatiannya sangat mudah beralih dari satu lingkungan sekolah maupun di rumah. Labelitas
tempat ke tempat lain, motorik berlebihan anak tersebut tentu akan berpengaruh terhadap
suka berlari, berteriak-teriak dan susah perkembangan anak khususnya dalam
mengikuti perintah. perkembangan sosial emosionalnya sehingga
membuat anak menjadi minder, frustasi dan tidak
Perilaku hiperaktif pada anak usia dini sangat dihargai serta akan bereaksi dengan penolakan
penting untuk diperhatikan karena akan terhadap lingkungan sektar melalui perilaku yang
mempengaruhi gangguan pemusatan perhatian tidak diharapkan, seperti: melawan, bandel, dan
dan hiperaktivitas. Gangguan pemusatan membangkang. Apabila masalah ini tidak segera
perhatian dan hiperaktivaitas pada anak-anak diatasi dengan baik maka akan berdampak ke
zaman sekarang makin meningkat. Di perkembangan anak dan muncul perilaku yang
Indonesia, populasi anak sekolah ada 2-4 tidak diharapkan.
persen anak yang menderita ADHD (Tentama,
2012). Idealnya anak hiperaktif bisa ditangani dengan
baik melalui perhatian, arahan, nasehat supaya
Kenyataan ini tentu saja tidak diharapkan bagi anak hiperaktif bisa mengikuti pembelajaran
setiap orang tua. Tetapi pada realita, pasti dengan baik. Tetapi pada realitasnya anak

17
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

hiperaktif sering kali bergerak tanpa tujuan. berbeda. Data yang diambil yakni tentang upaya
Anak hiperaktif tidak bisa diam di kursi ketika guru dalam membimbing anak hiperaktif dengan
sedang pembelajaran di kelas, ia hanya ingin teknik wawancara, kemudian dicek dengan
bergerak untuk memuaskan keinginannya yang menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
tidak bisa diam. Hal ini terlihat ketika dalam
proses pembelajaran di kelas, ketika guru HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan materi dan tugas, anak
memperhatikan sebentar, suka berpindah- 1. Ciri-ciri perilaku anak hiperaktif di TK PKK
pindah tempat, dan tidak bisa diam. Disinilah Tanjung
peran guru dalam pembelajaran anak hiperaktif
sangat diperlukan untuk mengatasi masalah Ciri-ciri perilaku anak hiperaktif di TK PKK
tersebut, yang kadang mengganggu proses Tanjung meliputi tidak bisa diam, sering membuat
pembelajaran yang sedang berlangsung. Untuk ulah, tidak memperhatikan guru, sering
itu, guru TK berperan sebagai fasilitator bagi mengganggu temannya dan perhatiannya mudah
anak untuk menyelesaikan tugas teralihkan
perkembangannya. Dalam usaha membantu
Uraian mengenai ciri-ciri tersebut sesuai dengan
guru TK memerlukan pendekatan, langkah-
pendapat Ardinasari, Ciri-ciri hiperaktif yaitu anak
langkah, metode, sikap, bahasa yang sangat
cenderung tidak menyelesaikan pekerjaan mereka
berbeda untuk setiap anak dan muali dari sejak
cepat beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain,
dini penanganan dan pemberian bimbingan
perkembangan motorik dan bahasanya
yang tepat perlu segera diberikan pada anak
lambat,mudah terangsang, tidak tahan frustasi dam
hiperaktif
kurang mengontrol diri, suasana hati anak sangat
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik labil, sebentar gembira, sebentar marah, tidak
untuk melakukan penelitian yang berjudul mampu mengntrol gerakan dan tidak bisa duduk
upaya guru dalam membimbing anak tenang, tidak bisa duduk tenang, tidak kenal lelah,
hiperaktif. Tujuan penelitian ini untuk terus bergerak seolah energinya tdak pernah habis
mendeskripsikan perilaku anak hiperaktif, dan hanya membutuhkan minum lalu bergerak
upaya guru dalam membimbing anak kembali, tidak bisa berhenti bicara, daya
hiperaktif dan kendala yang dihadapi dalam konsentrasinya rendah, dan seolah-olah tidak
membimbing anak hiperaktif mendengarkan perkataan orang tua, mata seperti
tidak memerhatikan lawan bicara (Ardinasari,
METODE PENELITIAN 2016).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini Di samping itu, anak menampilkan perilaku tidak
adalah kualitatif dengan pendekatan studi tepat karena perhatian yang diharapkan tidak
kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian terpenuhi. Telep menjelaskan lebih lanjut bahwa
yang datanya berupa kata-kata yang diolah perilaku tidak tepat ditampilkan ketika anak
menggunakan secara deskripsi (Alfianika, merasa tidak diterima, tidak dicintai, dan kurang
2018). perhatian (Setiawan & Abrianto, 2021). Hal ini
senada dengan Charles menyebutkan bahwa anak
Adapun sumber data penelitian ini adalah menampilkan perilaku yang tidak tepat karena
kepala sekolah dan guru kelas di TK PKK ingin bereksplorasi dan mendapatkan perhatian di
Tanjung. Teknik pengumpulan data yang lingkungan (Setiawan, 2019). Jadi, sesuai dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara kepada guru. Anak tersebut
observasi, wawancara dan dokumentasi. diasuh oleh saudara ibunya, karena orang tuanya
Kemudian digunakan teknik analisis data sibuk bekerja di luar negeri. Jadi, anak tersebut
berupa reduksi data, penyajian data, dan kurang perhatian dari orang tuanya sehingga
penarikan kesimpulan. Penelitian ini menampilkan perilaku mengganggu teman-
menggunakan pengujian kredibilitas dua temannya karena ingin mendapatkan perhatian dari
macam triangulasi yaitu triangulasi teknik dan lingkungan sekitarnya.
sumber. Untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang

18
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

2. Upaya yang dilakukan guru dalam pemberian reward dalam bentuk pujian dan
membimbing anak hiperaktif di TK PKK penghargaan harus lebih didominankan
Tanjung (Setiawan & Abrianto, 2021). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri
Adapun upaya yang dilakukan guru dalam dan Christina, terdapat dua macam reward yang
membimbing anak hiperaktif di TK PKK digunakan dalam pendidkan anak usia dini
Tanjung adalah yaitu reward verbal dan reward non verbal.
Reward verbal dapat berupa kata-kata, pujian
a) Menghargai setiap usaha dan keberhasilan dan motivasi berupa ucapan untuk
yang dicapai oleh anak meningkatkan suatu perilaku anak. Sedangkan
reward non verbal dapat berupa cap tangan atau
Apresiasi dan penghargaan yang sticker bintang yang dapat menarik perhatian
mendekatkan kita dengan anak serta akan anak sehingga menimbulkan ketertarikan
membuat mereka bersedia mematuhi terhadap proses belajar (Putri & Christiana,
perintah kita (Badri, 2018). Salah satu cara 2013).
untuk membuat anak merasa bahwa kita
menghargai usaha mereka adalah dengan b) Menggunakan metode pemberian tugas
tidak mengeyahkan pendapat mereka atau
menganggap remeh usaha yang telah Metode pemberian tugas adalah metode yang
mereka lakukan. Sebagai gantinya kita digunakan untuk memberikan kesempatan
harus mengarahkan pendapat mereka atau kepada peserta didik melaksanakan tugas yang
menghargai usaha mereka. disiapkan oleh guru (Siregar, 2018). Jadi,
metode pemberian tugas adalah metode yang
Upaya yang dilakukan guru dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membimbing anak hiperaktif di TK PKK melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru
Tanjung dengan menghargai setiap usaha secara langsung.
dan keberhasilan yaitu pada saat
pelaksanaan proses belajar, guru Metode pemberian tugas merupakan pekerjaan
menggunakan tekhnik penguatan, yaitu tertentu yang harus diselesaikan oleh anak yang
menghargai setiap usaha dan keberhasilan mendapat tugas. Dalam metode pemberian
yang dicapai oleh anak menghargai setiap tugas kemampuan bahasa reseptif, kemampuan
usaha keberhasilan yang dicapai oleh anak. mendengar dan menangkap arti, kemampuan
Ketika pembelajaran di dalam kelas, guru kognitif, pemusatan perhatian dan bekerja
mengapresiasi hasil karya anak dengan secara tuntas dapat dikembangkan secara
memberikan reward agar anak merasa bersamaan (Walujo & Listyowati, 2017). Izzaty
bahwa yang telah dilakukan dihargai dan juga berpendapat bahwa perilaku bermasalah
menambah motivasi belajar anak. Hal ini harus dicegah dan diabaikan dan sang anak
senada dengan pendapat Gray, perlu diarahkan kembali ke tugas-tugas lain yang
menciptakan kesempatan bagi anak-anak akan mengembangkan hubungan manusia yang
untuk menunjukkan perilaku positif lalu positif dan saling menguntungkan (Izzaty,
merespon dengan cara yang tulus dan 2017). Dengan metode pemberian tugas, guru
memberi semangat saat perilaku positif itu memberikan tugas-tugas yang mungkin dapat
terjadi (Roopnarine, JaiPaul. L., & Johnson, diselesaikan dengan mudah.
2015).
Upaya guru dalam membimbing anak hiperaktif
Hal ini didukung dengan hasil penelitian dengan menggunakan metode pemberian tugas
oleh Simatupang dan Ningrum yaitu di TK PKK Tanjung adalah mengerjakan LKA.
memuji setiap perilaku anak dan hal kecil Ketika anak sibuk mengerjakan LKA, anak
yang anak lakukan karena pada hakikatnya gigih untuk menyelesaikannya. Dengan metode
anak usia dini senang dipuji dan diapresiasi tersebut, konsentrasi anak akan terpusat pada
yang telah dilakukannya (Simatupang & kegiatan yang diberikan, sehingga ia tak lagi
Ningrum, 2020). Reward memiliki nilai- mengganggu teman yang lainnya. Hal ini sesuai
nilai positif terutama dalam menumbuhkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
motivasi belajar. Pada anak usia dini, Sagita (2020) bahwa upaya yang dilakukan

19
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

guru dalam memberikan perlakuan terhadap bermain di TK PKK Tanjung adalah guru
anak hiperaktif ketika memberikan tugas mengajak anak hiperaktif untuk bermain
yaitu guru menempatkan tempat duduk dengan permainan puzzle. Hal ini didukung
anak hiperaktif dekat dengan guru agar oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
anak dapat lebih mudah berkonsentrasi Rosma, dengan menggunakan permainan
sehingga anak menjadi lebih fokus. Guru puzzle, anak bisa berbicara dengan guru dan
memberikan tugas kepada anak hiperaktif teman-temannya, tidak berlari-lari, tidak
setelah guru menjelaskan kepada anak mengganggu temannya pada saat kegiatan
tugas yang akan dikerjakan dan guru belajar mengajar berlangsung (Rosma, 2019)
memberikan kesempatan pada anak untuk dan didukung dengan hasil penelitian yang
menyelesaikan tugas. dilakukan Maknun dalam Kristiningsih (2012)
bahwa terapi bermain mempunyai pengaruh
Pemberian tugas kepada anak hiperaktif yang signifikan terhdap peningkatan
harus yang membangkitkan minat anak konsentrasi anak hiperaktif dan hasil penelitian
untuk mengembangkan tugas secara kreatif. yang dilakukan oleh Kristiningsih
Menurut Hasil penelitian Tekin, Ali Kemal, menunjukkan bahwa dengan menggunakan
guru dalam membimbing anak usia dini terapi permainan dapat menangani anak yang
harus memberikan perhatian khusus serta kurang berkonsentrasi dengan lingkungan
motivasi kepada anak seperti motivasi menjadi bisa berkonsentrasi dengan cara
intrinsik dan motivasi ekstrinsik sehingga menggunakan terapi permainan puzzle, bermain
memotivasi anak untuk masa depannya. kelompok yang dilakukan secara berulang-
Karena keberhasilan anak dipengaruhi oleh ulang serta memberi dukungan berupa nasihat,
beberapa faktor, salah satunya seperti hadiah dapat berkembang dengan lebih baik.
perhatian guru terhadap kegiatan yang
dilakukan anak untuk menyelesaikan suatu Hal ini sesuai dengan pendapat Gray (dalam
tugas. Dari kegiatan yang dilakukan oleh Roopnarine, JaiPaul L & Johnson, 2015)
anak melalui metode pemberian tugas, anak bahwa, mengurangi perilaku yang bermasalah
dapat mengembangkan potensi yang dengan membangkitkan wawasan bagi anak
dimiliki. Hal ini sejalan dengan pendapat dengan pemahaman yang berbeda mengenai
mengenai kelebihan, salah satunya peraturan sosial dan ketentuan yang disebutkan.
diantaranya adalah metode pemberian Dengan metode bermain dapat
tugas, diantaranya adalah peserta dapat mengembangkan sosial pada anak hiperaktif.
berkesempatan memupuk perkembangan Ketika guru mengajak anak dengan dengan
dan keberanian mengambil inisiatif, menarik dan kreatif ada interaksi antara guru
bertanggung jawab dan mandiri (Dkk, dengan anak hiperaktif dan anak lainnya.
2020) Dengan begitu, bisa mengurangi perilaku anak
yang hiperaktif
c) Menggunakan metode bermain
Di dalam bermain, peran guru juga dibutuhkan
Metode bermain adalah salah satu metode dalam mendampingi anak hiperaktif karena
yang sangat cocok untuk dilaksanakan pada pada saat bermain akan terlihat perkembangan
pembelajaran anak usia dini karena dan pola laku setiap anak. Hal ini sesuai
sebagian besar waktu anak usia dini dengan penelitian oleh Maharani, dkk (2020)
dihabiskan dengan kegiatan bermain. bahwa anak hiperaktif sangat tidak tertarik
Fungsi bermain itu sendiri dapat dengan pembelajaran di dalam kelas tetapi dia
memberikan kepuasan bagi diri sendiri dan lebih tertarik dengan benda di sekitarnya dan
bersifat non serius, lentur (Walujo & cenderung tidak berminat dengan pembelajaran
Listyowati, 2017). Metode bermain sangat atau penjelasan yang terlalu panjang (Maharani,
baik diberikan kepada anak tersebut karena et al., 2017).
anak akan belajar mengendalikan diri
sendiri, dan memahami dunianya. 3. Kendala guru dalam membimbing anak
hiperaktif
Upaya guru dalam membimbing anak
hiperaktif dengan menggunakan metode

20
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

Adapun kendala yang dialami oleh guru dalam optimal sesuai kebutuhan anak tersebut.
membimbing anak hiperaktif di TK PKK
Tanjung adalah: DAFTAR PUSTAKA
a) Fokus perhatiannya mudah teralihkan Alfianika, N. (2018). Metode Penelitian
Yang membuat konsentrasi anak teralihkan Pengajaran Bahasa Indonesia. Deepublish.
adalah bunyi-bunyian yang berasal dari Ardinasari, E. (2016). Buku Pintar Mencegah dan
suatu alat/benda tertentu. Mengobati Penyakit Bayi dan Anak. Bestari.
Badri, M. M. (2018). Sentuhan Jiwa Untuk Anak
b) Moodnya yang gampang sekali berubah Kita. Daun Publishing.
Kondisi mood anak gampang sekali Dkk, L. (2020). Metodologi Pembelajaran:
berubah. Kadang merasa senang, kemudian Strategi, Pendekatan, Model, Metode
seketika berubah menjadi murung yang Pembelajaran. CV IRDH.
mengakibatkan anak malas mengikuti Izzaty, R. E. (2017). Perilaku Anak Prasekolah dan
pembelajaran. Cara Menghadapinya. PT Elex Media
Computindo.
Dari uraian kendala yang telah dipaparkan, Kristiningsih, Y. L. (2012). Penanganan Anak
maka dapat disampaikan bahwa secara umum Hiperaktif Dengan Terapi Permainan Pada
guru mengalami kendala dalam membimbing Anak Kelompok B di KB Mekar Asri Pagak,
anak hiperaktif yang banyak gerak dan Sumberlawang, Sragen Tahun Pelajaran
kurangnya konsentrasi. Hal ini senada dengan 2012/ 2013. Universitas Muhammadiyah
pendapat Isnawati (2020) yang menjelaskan Surakarta.
bahwa kondisi anak-anak yang Latif, M. dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan
memperlihatkan ciri kurang konsentrasi, Anak UsiaDini. Kencana.
hiperaktif dan impulsif yang dapat Maharani, P. A., Wahono, & Aristiana, P. R.
menyebabkan ketidakseimbangan sebagian (2017). Peran Guru sebagai Pendamping pada
besar aktivitas hidup mereka. Anak Hiperaktif Usia 3-4 Tahun di TK
SIMPULAN DAN SARAN Rahayu. Pedagogi, 3(1), 7.
Mashar, R. (2011). Emosi anak Usia Dini dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat Strategi Pengembangan. Kencana.
disimpulkan bahwa upaya dalam membimbing Putri, H.R & Christiana, E. (2013). Studi Tentang
anak hiperaktif di TK dapat diambil beberapa Pelaksanaan Pemberian Reward Dalam
kesimpulan bahwa pertama, Ciri-ciri perilaku Meningkatkan Motivasi Belajar Kelompok-A
anak hiperaktif di TK PKK Tanjung d meliputi di TK Islam Al-Azhar 35 Surabaya.
tidak bisa diam, sering membuat ulah, tidak Universitas Negeri Surabaya, 1(4), 274–284.
memperhatikan guru, sering mengganggu Rafael, Lisinus dan Patricia, S. (2020). Pembinaan
temannya dan perhatiannya mudah teralihkan; Anak Berkebutuhan Khusus (Sebuah
kedua, upaya guru dalam membimbing anak Perspektif Bimbingan dan Konseling).
hiperaktif di TK PKK Tanjung adalah Yayasan Kita Menulis.
menghargai setiap usaha dan keberhasilan Roopnarine, JaiPaul. L, & Johnson, E. J. (2015).
yang dicapai oleh anak, menggunakan metode Pendidikan Anak Usia Dini dalam Berbagai
pemberian tugas dan bermain; dan ketiga, Pendekatan. Kencana.
kendala yang dialami oleh guru dalam Rosma. (2019). Penanganan Anak Hiperaktif
membimbing anak hiperaktif di TK PKK Melalui Terapi Permainan Puzzle (Studi
Tanjung adalah fokus perhatiannya mudah Kasus di TK Pratama Kids SukaBumi Bandar
teralihkan dan moodnya yang gampang sekali Lampung. Universitas Islam Negeri Raden
berubah. Intan Lampung.
Sagita, D. (2020). Intervensi Anak Usia Dini yang
Adapun saran yang dapat diberikan adalah Mengalami Gangguan Hiperaktif (Studi
perlu upaya lebih maksimal agar guru Kasus di PAUD Miftahul Huda Tanjung Raja
memahami lebih banyak mengenai anak Lampung Utara). Universitas Islam Negeri
hiperaktif dan upaya yang dapat dilakukan Raden Intan Lampung.
untuk memberikan pembimbingan yNg Setiawan, D. C. (2019). Suara Psikologi untuk

21
Iftitah, Vol. 5 No. 1, 2022, pp. 15-22

Insan Indonesia. Universitas Katolik Tentama, F. (2012). Memahami Anak Hiperaktif.


Indonesia Atma Jaya. Republika.
Setiawan, H. R., & Abrianto, D. (2021). Walujo, J. A., & Listyowati, A. (2017).
Menjadi Pendidik Profesional. UMSU Kompendium PAUD:Memahami PAUD
Press. Secara Singkat. Prenadamedia Group.
Simatupang, D., & Ningrum, E. P. S. (2020). Wathony, L. M. N. (2020). Pendidikan Islam Anak
Studi Tentang Perilaku Hiperaktif dan Usia Dini:Pendidikan Islam dalam Menyikapi
Upaya Penanganan Anak di TK Pembina Kontroversi Belajar Membaca pada Anak
Tebing Tinggi. Pedagogi, 6(1), 37. Usia Dini. Sanabil.
Siregar, A. (2018). Metode Pengajaran Bahasa
Inggris Anak Usia Dini. Lembaga
Penelitian dan Penulisan Ilmiah AQLI.

22

Anda mungkin juga menyukai