Anda di halaman 1dari 11

801 / Pendidikan Anak Usia Dini

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

WORKSHOP PENDIDIKAN INKLUSI dan PELATIHAN


PERANGKAT PEMBELAJARAN

TIM PENGUSUL
Novita Dwi Aryani, S.Psi., M.Psi.
Pascalian Hadi Pradana, S.Pd., M.Pd.
Muhtar Zaini Dahlan, S.Pd.I., M.Pd.I

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(PGRI – JEMBER)
2017

i
ii
ABSTRAK

Tumbuh dan berkembang merupakan proses yang dialami manusia sejak


awal kelahiran. Terutama pada masa anak-anak, dimana anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari segi fisik, kognitif, maupun emosi.
Perkembangan fisik berkaitan erat dengan perubahan pada fungsi tubuh,
perkembangan kognitif mencakup intelektual dan kemampuan bahasa yang
berkaitan dengan proses berpikirnya. Sedangkan, emosi berhubungan dengan
perasaan serta kemampuan mengekpresikan perasaan tersebut. Semua itu harus
disesuaikan dengan tahapan ataupun tugas perkembangannya.Adapun akibat dari
tidak terselesaikannya tugas perkembangan seorang anak salah satunya ditandai
dengan istilah Anak Berkebutuhan Khusus. Anak berkebutuhan khusus
merupakan anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan
karakteristiknya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang
kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik.Maraknya lembaga pendidikan untuk anak usia dini saat
ini, merupakan salah satu lembaga formal yang bertujuan untuk mengembangkan
dan memfasilitasi berbagai potensi individu sejak usia dini. Hal ini tertuang dalam
UU Sisdiknas No.20/2003 pasal 1 angka 14 : Pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Deteksi dini
merupakan kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada anak sejak dini. Dengan ditemukan secara
dini penyimpangan/gangguan tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN .................................................. 2

BAB III METODE PELAKSANAAN .......................................................... 3

BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ......................................... 3


4.1 Kinerja Historis Lembaga ......................................................................... 3
4.2 Kepakaran Personil ................................................................................... 3

BAB V BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................. 4


5.1 Anggaran Biaya ......................................................................................... 4
5.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 6

REFERENSI ................................................................................................... 6

iv
BAB 1 PENDAHULUAN
Tumbuh dan berkembang merupakan proses yang dialami manusia sejak
awal kelahiran. Terutama pada masa anak-anak, dimana anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan dari segi fisik, kognitif, maupun emosi.
Perkembangan fisik berkaitan erat dengan perubahan pada fungsi tubuh,
perkembangan kognitif mencakup intelektual dan kemampuan bahasa yang
berkaitan dengan proses berpikirnya. Sedangkan, emosi berhubungan dengan
perasaan serta kemampuan mengekpresikan perasaan tersebut. Semua itu harus
disesuaikan dengan tahapan ataupun tugas perkembangannya. Jika ada tahapan
ataupun tugas perkembangan yang tidak terselesaikan, hal ini akan mempengaruhi
atau bahkan menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Dalam menstimulasi
kemampauannya, anak memerlukan lingkungan yang dapat mengoptimalkan
kemampuan tersebut. Lingkungan yang dimaksud bisa berupa pendidikan formal
maupun non formal. Pendidikan non formal dapat diperoleh dari keluarga
terutama orang tua. Pengasuhan orang tua memiiki peranan penting dalam
menstimulasi setiap kemampuan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Adapun akibat dari tidak terselesaikannya tugas perkembangan seorang
anak salah satunya ditandai dengan istilah Anak Berkebutuhan Khusus. Anak
berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam
jenis dan karakteristiknya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu
yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak
berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan
mental, emosi atau fisik. Mereka yang digolongkan pada anak yang berkebutuhan
khusus dapat dikelompokkan berdasarkan gangguan atau kelainan aspek:
fisik/motorik, kognitif, bahasa dan bicara, pendengaran, penglihatan, dan sosial
emosi.
Banyaknya karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus terkadang membuat
Guru merasa kesulitan dalam upaya mengenali jenis dan pemberian layanan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Maraknya pendidikan inklusi saat
ini, terkadang tidak dibarengi dengan kualitas pengetahuan dan fasilitas yang
memadai. Namun bila Guru memiliki pengetahuan yang baik tentang Anak

1
2

Berkebutuhan Khusus, baik itu hakikat, jenis dan bentuk layanan. Maka
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam layanan pendidikan.
Hal ini dikarenakan mereka membutuhkan metode, pelayanan dan peralatan
khusus agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Meskipun berbeda
dalam hal cara dan kecepatan belajar, mereka tetap harus mendapat perlakuan dan
kesempatan yang sama.
Maraknya lembaga pendidikan untuk anak usia dini saat ini, merupakan
salah satu lembaga formal yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memfasilitasi berbagai potensi individu sejak usia dini. Hal ini tertuang dalam UU
Sisdiknas No.20/2003 pasal 1 angka 14 : Pendidikan anak usia dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kepekaan pendidik
diperlukan untuk melihat ada atau tidaknya keterlambatan perkembangan yang
dialami oleh peserta didiknya. Penanganan secara cepat diharapkan mampu
memberikan pelayanan pendidikan secara tepat pula.
Deteksi dini merupakan kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak sejak dini. Dengan
ditemukan secara dini penyimpangan/gangguan tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan. Deteksi perkembangan dan pertumbuhan
dapat dilakukan oleh tenaga profesional (tenaga kesehatan, Psikolog, Terapis)
secara multi disiplin ilmu. Deteksi juga dapat dilakukan oleh para orang tua,
pendidik yang apabila mereka menemukan anak-anak yang mengalami
ganguan/keterlambatan perkembangan dapat mencari bantuan pada tenaga
profesional.

BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN


Target luaran dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah : (1)
Meningkatkan pengetahuan Guru PAUD tentang hakikat, karakteristik dan
penanganan Anak Berkebutuhan Khusus, (2) Meningkatkan kemampuan Guru
PAUD dalam mendeteksi sejak dini peserta didik yang mengalami kebutuhan
3

khusus, (3) Meningkatkan keterampilan Guru PAUD dalam memberikan


pelayanan pendidikan Inklusi yang saat ini menjadi kebutuhan masyarakat.
Luaran dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah modul
pembelajaran Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Modul ini sebagai bahan
acuan bagi Guru PAUD dalam mengenali berbagai macam karakteristik,
penyebab dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Modul dirancang
sedemikian rupa agar mampu dipahami dan dipelajari. Menggunakan bahasa yang
ringan dan penulisan yang ringkas serta lembar observasi/wawancara untuk
memudahkan Guru dalam mengklasifikasi tipe gangguan pada anak.

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakatinidalam memecahkan
masalahyang muncul mencakup tahapankegiatan,yaitu studipustaka,
surveilapangan dengan metode wawancaradan observasisaat pelaksanaan
diklat.Kegiatan inti berupapenyampaian materi tentang pendidikan inklusi,
memberikan pelatihan dan pengarahan di lapangan bagaimana cara memahami,
mengenalidan menangani anak berkebutuhan khusus, sertatahapmemantau
perkembangan tentang sejauhmana implementasi yang telah diterapkan sesuai
dengan materi diklat.

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI


4.1 Kinerja Historis Lembaga
Program pengabdian masyarakat ini merupakan wujud nyata dari peran
civitas akademika di lingkunan IKIP PGRI Jember melalui lembaga LP4M dalam
berperan serta terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam bidang Psikologi
Perkembangan dan Ilmu Sosial dan Politik, LP4M IKIP PGRI Jember telah
banyak melakukan riset dan pengembangan dalam berbagai macam penelitian,
serta telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait.
4.2 Kepakaran Personil
Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini dibutuhkan pengetahuan
dan wawasan memadahi dalam bidang Psikologi Perkembangan dan Pancasila,
karena pelaksanaannya akan banyak berkaitan dengan hal tersebut. Keahlian
4

peneliti dan pelaksana program ini dirasa layak dan relevan, mengingat para
pelaksana program ini adalah para dosen yang mempunyai latar belakang
Psikologi dan Ilmu Sosial dan Politik, sehingga kompetensinya dapat
dipertanggungjawabkan dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat
ini.

BAB 5. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


5.1 Anggaran Biaya
1. Honor
Honor/Jam Waktu Total
Honor Minggu
(Rp.) (jam/minggu) (Rp.)
Ketua Peneliti 31.000 6 40 7.440.000
Anggota Peneliti I 25.500 4 36 3.672.000
Anggota Peneliti II 25.500 4 36 3.672.000
SUB TOTAL HONOR 14.784.000

2. PeralatanPenunjang
Harga
Harga
Justifikasi Peralatan
Material Kuantitas Satuan
Pemakaian Penunjang
(Rp)
(Rp)
Kamera digital Dokumentasi 1.000.000 1.000.000
Olah data, simpan
Laptop data, presentasi. 1 buah 2.500.000 2.500.000
Alat rekam 900.000 900.000
Print data
penelitian (pre test,
post test, laporan,
Printer modul) 1 buah 800.000 800.000
Download dan
Modem browsing data 1 buah 450.000 450.000
SUB TOTAL PERALATAN PENUNJANG 5.650.000

3. Bahan Habis Pakai


Harga Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Bahan Habis
Pemakaian
(Rp) Pakai (Rp)
Kertas HVS
A4 10 rim 45.000 450.000
Pencatatan data dan
Bolpoint Fasilitas Pelatihan 5 kotak 25.000 125.000
5

Harga Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Bahan Habis
Pemakaian
(Rp) Pakai (Rp)
Pencatatan data dan
Blook Note Fasilitas Pelatihan 47 buah 10.000 470.000
Penyimpan data
Stopmap dan Fasilitas
Plastik Pelatihan 47 buah 15.000 705.000
CD RW 13 keping 8000 104.000
Penelusuran
Pustaka 3x2 900.000 5.400.000
Modul
Pelatihan Fasilitas Pelatihan 37 x 3 35.000 3.885.000
Sewa
Proyektor Presentasi 3 paket 250.000 750.000
Konsumsi Jamuan Pelatihan 37 x 3 20.000 2.220.000
16 Gb untuk
Flashdisk simpan data 3 buah 100.000 300.000
Tinta printer
(warna dan
hitam) 10 botol 36.000 360.000
Isi Pulsa
Modem 8 bulan 50.000 400.000
SUB TOTAL BAHAN HABIS PAKAI 15.169.000

4. Perjalanan
Harga
Harga
Justifikasi Kuantitas Bahan
Perjalanan Satuan
Perjalanan (hari) Habis
(Rp)
Pakai (Rp)
Kampus –
Kelurahan
Kebonsari Survey lapang 2 x1 75.000 150.000
Kampus –
Kelurahan
Kranjingan Survey lapang 2 x1 75.000 150.000
Kampus –Pos
PAUD Pendampingan 3 x32 53.000 5.088.000
Kampus –
Kelurahan Pelaksanaan
Kebonsari pelatihan 3x2 100.000 600.000
Kampus –
Kelurahan Pelaksanaan
Kranjingan pelatihan 3x2 100.000 600.000
Kampus – Evaluasi dan
Kelurahan monitoring 3x 2 75.000 450.000
6

Harga
Harga
Justifikasi Kuantitas Bahan
Perjalanan Satuan
Perjalanan (hari) Habis
(Rp)
Pakai (Rp)
Kebonsari
Kampus –
Kelurahan Evaluasi dan
Kranjingan monitoring 3x2 75.000 450.000
SUB TOTAL PERJALANAN 7.488.000

5. Lain lain
Harga Harga
Komponen Kuantitas Satuan Bahan Habis
(Rp) Pakai (Rp)
Pembuatan laporan 3.000.000 3.000.000
Diskusi dan Rapat 1.000.000 1.000.000
Publikasi 2.500.000 2.500.000
Lain-lain 409.000 409.000
SUB TOTAL LAIN-LAIN 6.909.000

Total Anggaran Penelitian yang diusulkan Rp. 50.000.000;-


5.2 Jadwal Kegiatan
Bulan ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Fase Persiapan x
2 Surat Ijin x
3 Pelaksanaan x x
3 Pengolahan data x
4 Seminar hasil internal x
5 Pembuatan makalah jurnal x
6 Penyusunan laporan x x
7 Publikasi x

REFERENSI
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus. Bandung: Aditama
Santrock, John W. (2002). Life Span Development. Jakarta: Erlangga
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
7

FOTO KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai