Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan makhluk sosial yang berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya. Pendidikan yang diberikan kepada anak diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang secara baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga
nantinya anak dapat menjadi anak yang berkualitas. Pendidikan yang dibangun atas dasar
falsafah Pancasila didasarkan pada semangat Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan bangsa
Indonesia dapat menjadi bangsa yang mengetahui akan hak dan kewajibannya untuk hidup
berdampingan, tolong menolong, serta saling menghargai sebagai bangsa yang bermartabat.

Atas dasar pandangan falsafah inilah penyelenggaraan PAUD di Indonesia hendaknya


mencetak generasi-generasi Pancasila sejak dini, karena usia dini merupakan masa yang
paling tepat untuk membentuk karakter individu. Jika pada masa ini karakter individu
berhasil dibentuk, maka nantinya dimasa dewasa ia akan menjadi generasi yang berkarakter
kuat. Sebab, 80% karakter anak sudah tertanam secara baik sesuai perkembanganya.

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


pada pasal 1 ayat 14, dijelaskan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir (0 tahun) sampai dengan usia

6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu


pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan bahwa ruang


lingkup lembaga PAUD terbagi dalam tiga jalur, yakni formal, nonformal dan informal. Jalur
pendidikan formal diselenggarakan pada Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA)
dengan rentang anak usia 4-6 tahun. Selanjutnya Pendidikan anak usia dini jalur non formal
diselenggarakan pada Kelompok Bermain (KB) dengan usia anak 2-4 tahun. Selanjutnya
pada jalur Pendidikan informal diselenggarakan pada Taman Penitipan Anak (TPA) dengan
usia mulai 3 bulan hingga 2 tahun, atau bentuk lain yang sederajat (Satuan PAUD
Sejenis/SPS) dengan rentang usia 4-6 tahun.
Lingkungan pendidikan terbagi dalam tiga jenis, yakni pendidikan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Pada dasarnya pendidikan tidak selalu di dapat dari pendidikan formal saja
(lingkungan sekolah) tetapi pendidikan nonformal seperti pendidikan dalam lingkungan
keluarga dan masyarakat seharusnya juga mendukung. Misalnya anak diajarkan tentang
bagaimana etika ketika berbicara dengan orang tua sedangkan untuk pendidikan di
lingkungan masyarakat, anak diajarkan dapat bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar sehingga menciptakan toleransi yang tinggi . Jalur Pendidikan merupakan
usaha sadar yang dilakukan dengan sengaja, terencana, terarah dan sistematis (berurutan)
melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut dengan sekolah, sedangkan pendidikan
nonformal ini dilakukan tidak secara sistematis dan berada di luar lingkungan sekolah.

B. Rumusan Masalah
1.
C. Tujun Dan Manfaat Makalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan ruang ekspresi yang dapat membantu proses
perkembangan anak lebih optimal. Tujuannya adalah untuk membentuk anak yang
berkualitas sebelum memasuki pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan setelah dewasa
kelak.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14
dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan
melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini.

B. Konsep Penyelenggaraan PAUD di Masyarakat

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir,
daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup
kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan social anak. Pembelajaran diorganisasikan
sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak.

Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen


masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat dilakukan oleh swasta dan
pemerintah, yayasan maupun perorangan. Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa masyarakat
harus dilibatkan dalam proses pembimbingan anak.

Alasan terkait pelibatan masyarakat adalah karena sepulang dari sekolah anak-anak akan
kembali ke masyarakat. Meminta masyarakat untuk ikut pula mengawasi perkembangan atau
perilaku anak ketika dia berada dimasyarakat. Dengan kata lain, menjadikan masyarakat
sebagai rekan kerja. Apabila ini terjadi sinergi yang begitu mengagumkan antara pendidik,
sekolah, dan pihak masyarakat, dan ini sangat membantu proses pembelajaran.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan, sebagai bentuk bantuan bagi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Tujuan utamanya adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar, serta mengarungi kehidupan
setelah dewasa kelak.

Menurut Prof. Dr. Lydia Freyani, selaku Dewan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia, kegiatan di PAUD dapat memberi rangsangan atau stimulasi pendidikan yang
sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak usia pra-sekolah. Seluruh aktivitasnya dilakukan
melalui pendekatan bermain sambil belajar.

Selain memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal sekolah, kegiatan-kegiatan di


PAUD juga menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan berbagai hal positif lain. Anak yang
sebelumnya mendapatkan pendidikan di PAUD seringkali memiliki kemampuan untuk
komunikasi lebih baik saat sekolah. Hal ini dikarenakan ia sudah terbiasa untuk bermain,
belajar, hingga makan bersama dengan teman yang memiliki usia sebaya.
1) Memiliki bekal pendidikan untuk jenjang berikutnya

Pendidikan anak usia dini bisa menjadi bekal yang baik bagi pendidikan akademik anak
nantinya.

Jika anak sudah terbiasa belajar sedari kecil, ketika memasuki jenjang sekolah berikutnya
akan lebih siap dan cepat. Hal tersebut memungkinkan anak untuk menimba ilmu dengan
lebih baik.

2) Membantu perkembangan emosional dan intelektual anak

PAUD juga bisa membantu perkembangan emosional dan kecerdasan anak. Selain itu, anak
juga bisa memiliki sikap lebih sabar, mandiri, dan mudah bergaul dengan orang lain.

Anak juga akan diajarkan untuk berhitung, membaca, menulis, dan terlatih untuk menuang
kreativitasnya melalui kegiatan yang menyenangkan seperti menggambar dan bernyanyi.
Pengalaman yang didapat di PAUD ini dapat memupuk kecerdasannya.

3) Kepribadian anak menjadi lebih positif

Salah satu yang terpenting dalam pendidikan anak usia dini adalah membantu anak untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan bersosialisasi dengan teman sebayanya, belajar, dan bermain dengan senang, anak-
anak bisa mengelola stres dan belajar menyelesaikan masalah. Hal itu bisa membuat anak
memiliki kecenderungan kepribadian yang lebih positif di masa depan.

Sementara dikutip dari akun instagram Dinas Pendidikan DKI Jakarta, berikut ini pentingnya
PAUD:
- Bisa membentuk jiwa pembelajar sejati sejak dini
- Mampu bersosialisasi sejak dini
- Mampu bekerja sama sejak dini Kemampuan bersosialisasi
- Bisa melatih konsentrasi sejak dini
- Mampu melatih kesabarannya sejak dini
- Tertanam rasa hormat kepada yang lebih tua sejak dini
- Memiliki kepercayaan diri dan harga diri sejak dini
- Terbiasa dengan keberagaman

Penyelenggaraan PAUD di Masyarakat khususnya di Indonesia bertumpu pada jalur


pendidikan formal dan Non Formal

Jalur pendidikan merupakan proses yang harus dilalui peserta didik dalam mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun beberapa jenis jalur
pendidikan yaitu pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan pada jalur formal merupakan pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah serta pendidikan tinggi

Ciri dari pendidikan formal itu sendiri adalah selama proses pembelajaran berlangsung di
ruang kelas yang di sengaja yang dibuat oleh lembaga pendidikan formal tersebut, guru
merupakan orang yang telah di piih dan ditetapkan resmi oleh sebuah lembaga, memiliki
sistem administrasi serta manajemen yang jelas, usia yang dibatasi, memiliki kurikulum
formal yang terbit dari pemerintah, adanya perangkat pembelajaran seperti program
perencanaan pembelajaran, media serta evaluasi pembelajara, batasan lamanya pendidikan,
peseta yang sudah lulus akan mendapatkan ijazah, dan lulusan dapat meneruskan pada
jenjang pendidikan yang lebih

tinggi ). Lembaga-lembaga pendidikan pada jalur formal untuk anak usia dini antara lain
Raudhatul Athfal (RA), Taman kanak-kanak (TK). TK atau RA merupakan bentuk
pendidikan untuk anak usia dini, Pendidikan di TK tau RA adalah pendidikan yang diberikan
oleh anak yang berusia 4-6 tahun yang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok A bagi anak
usia 4-5 tahun sedangkan B bagi anak 5-6 tahun. Dalam pelaksanaan pendidikan di taman
kanak-kanak minimal 5 hari dalam setiap minggu, dengan waktu layanan 2,5 jam/hari.

Masing-masing layanan pada satuan pendidikan anak usia dini berpedoman pada kalender
pendidikan akademik pada masing-masing daerah.
Sedangkan Pendidikan pada jalur nonformal merupakan pendidikan yang dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang, yang diselenggarakan untuk masyarakat yang
membutuhkan layanan yang digunakan untuk penambah, pengganti dan pelengkap
pendidikan formal untuk mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan jalur
nonformal ini meliputi pendidikan anak usia dini, kecakapan hidup, pemberdayaan
perempuan, pendidikan kesetaraan dan pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan bagi peserta didik. Satuan dalam pendidikan formal terdiri dari lembaga kursus,
lembaga pelatihan, pusat kegiatan belajar masyarakat, kelompok belahar dan majelis taklim
serta satuan yang sejenis. Lembaga kursus dan pelatihan diselenggarkan untuk masyarakat
yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup serta sikap dalam untuk
mengembangkan diri, profesi, bekerja mandiri, dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang selanjutnya.

Pendidikan pada jalur nonformal akan menghasilkan pendidikan yang setara dengan
pendidikan formal karena dengan proses penilaian dan penyetraaan oleh lembaga yang dituju
pemerintah daerah yang mengacu standar nasional pendidikan Indonesia

Penyelenggaraan PAUD di masyarakat ada lima layanan utama, yaitu:

1. TK (Taman Kanak-Kanak),
2. KB (Kelompok Bermain),
3. TPA (Taman Penitipan Anak),
4. SPS (Satuan PAUD Sejenis),
5. PAUD Berbasis Keluarga (PBK).
Pengertian kelima bentuk dan jenis layanan PAUD dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. TK (Taman Kanak-Kanak)

TK (Taman Kanak-Kanak)  adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program


bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur.

b. KB (Kelompok Bermain)

Salah satu bentuk pendidikan non formal pada anak usia dini adalah Kelompok Bermain,
karena dalam pembelajaran mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Prinsip yang
diterapkan dalam Kelompok Bermain (KB) meliputi: Berorientasi pada kebutuhan anak,
dimana setiap anak mempunyai kebutuhan yang sama, misalnyakebutuhan fisik, dihargai,
rasa aman, diperlakukan dengan baik serta tidak didiskriminasi, diajak bersosialisasi dan
kebutuhan untuk diakui. Lingkungan sangat membantu anak dalam kegiatan pembelajaran,
ketika lingkungan tidak sehat, membuat anak merasa cemas, takut dan tidak dihargai, maka
anak tidak bisa belajar dengan baik.Sesuai dengan perkembangan anak, yaitu pendidik harus
dapat mengetahui dan memahami tahap perkembangan anak untuk menyusun kegiatan atau
program sesuai dengan tahapan perkembanganya. Hal tersebut karena tahapan perkembangan
setiap anak berbeda, pada umumnya anak bisa tengkurap pada usia 4 bulan, duduk di usia 6
bulan, berdiri di usia 10 bulan dan dalam usia 1 tahun anak sudah bisa berjalan. Tahapan
perkembangan ini untuk mendukung pencapaian lebih tinggi dalam tahap perkembangan
anak

KB (Kelompok Bermain) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi
anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat
tersebut belum tersedia layanan TK.

c. TPA (Taman Penitipan Anak)

TPA (Taman Penitipan Anak) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program
pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

d. SPS (Satuan PAUD Sejenis)

SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah Bentuk-bentuk layanan PAUD lainnya yang
penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang
ada di masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita),
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS
(Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA
(Bina Iman Anak Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan
lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di bawah
binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Salah satu bentuk program SPS adalah
Pos PAUD, yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB.
e. PAUD Berbasis Keluarga (PBK)

PAUD Berbasis Keluarga (PBK) adalah Bentuk layanan PAUD yang diselenggarakan di
keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat dilakukan melalui program pendidikan
keorangtuaan (parenting education).
Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan program parenting yang
diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya, dengan tujuan keselarasan dan
kesinambungan program antara perlakuan anak di satuan PAUD dan di rumah.

BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, S. (2017). Penyelenggaraan Program PAUD (Studi Evaluatif di POS PAUD


Kota Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Visi PGTK PAUD Dan DIKMAS, 12, 159.

Anda mungkin juga menyukai