Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sanra Futri Idawati

NIM : 20070094
Kelas : 2020 B2 Lanjutan
Mata Kuliah : Supervisi Monitoring PAUD Inklusif

A. Landasan Filosofis Dan Konseptual Manajerial Penyelenggaraan PAUD


Pendidikan anak usia dini yang tersedia adalah Taman Kanak-kanak (TK)
maupun Raudhatul Athfal (RA). Pendidikan dengan jenjang ini hanya menerima anak
anak usia 4-6 tahun. Padahal, menurut hasil temuan-temuan di bidang Neuroscience
dan psikologi sebvagaimana disebutkan diatas, seharusnya pendidikan harus diberikan
sejak dini, yakni 0 tahun.
PAUD dapat di selenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non-formal
dan atau in-formal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk taman Kanak-
kanak atau (TK),Raudatul athfal (RA), atau berbentuk lain yang sederajat. PAUD
pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau berbentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur
pendidikan in-formal berbentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Dengan Demikian, keberadaan PAUD di setiap wilayah Minimal Setiap RW
menjadi keniscayaan. Sebab, jika wilayah yang lebiih luas dari RW, kelurahan,
misalnya, hanya terdapat beberapa PAUD dan keberadaannya tidak tersebar rata,
maka banyak anak yang tidak mampu menjangkaunya. Oleh karena itu, kita sebagai
warga negara yang baik hendaknya turut berpartisipasi membantu penyelenggaraan
pendidikan pada jenjang ini. Di sinilah pentingnya upaya Mendirikan PAUD di setiap
Wilayah.
1. Landasan Filosofis
Secara filosofis, pendidikan adalah suatu upaya untuk membantu manusia
(ahmad tafsir, 2005). Artinya, melalui proses pendidikan diharapkan terlahir
manusia-manusia yyang lebih baik. Dalam pengertian yang lebih konkret, anak
harus lebih baik dari pada orang tuanya.
Anak sebagai mahluk individu dan sosial yang sangat berhak untuk
mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebtuhan dan kemampuan. Dengan
pendidikan yang diberkan diarapkan anak dapat tumbuh berkembang secara
cerdas sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehungga kelak dapat menjadi
anak bangsa yang berkualitas. Melalui pendidikan yang dibangun atas falsafah
pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika tersebut,
diharapkan Bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan
kewajiban untuk bisa hidup berdampingan, tolong menolong dan saling
menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa yang bermartabat.
2. Landasan Konseptual
Landasan konseptual yang mendasari pentingnya pendidikan anak usia dini
adalah penemuan para ahli tentang tumbuh-kembang anak, khusunya di bidang
neuroscience dan psikologi. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat
dilepaskan dengan perkembangan stuktur otak yang mengalami peningkatan pesat
pada usia dini, yaitu pertumbuha serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis,
dan pembagian sel saraf (tim pengembang kurikulum PG PAUD dirjen PT, 2002).
Hal yang sama juga dikemukakan Jean Piaget (1972). Ia menyatakan bahwa
“anak belajar melalui interaksi dengan lingkungan atau dunianya. Dunia adalah
dunia bermain. Dengan demikian anak belajar sebagai mana orang dewasa belajar.
Inilah sebabnya, salah satu lembaga PAUD di sebut dengan istilah “Kelompok
Berain (KB)”. Walaupun hanya KB yang menggunakan kata Bermain, tetapi inti
belajar pada TPA dan TK juga permainan. Hanya saja, kualitas permainannya
berbeda.
Montesori menggunakan 3 prinsip utama untuk memberikan permainan pada
anak. Pertama, pendidikan usia dini (early childhold). Kedua, lingkungan
pembelajaran (the learn enuironment). Dan ketiga, peran guru (the role of the
teacher) (Lesley Britton, 1992).

Anda mungkin juga menyukai