Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini

Bimbingan dan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya bantuan
yang dilakukan guru,pendamping,dan konselor terhadap anak usia dini agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapinya.

Adapun secara khusus layanan bimbingan dan konseling pada anak usia dini
dilakukan untuk membantu mereka untuk dapat:

1) lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifatnya, kebiasaannya dan


kesenangannya .
2) mengembangkan potensi yang dimilikinya; 3. mengatasi kesulitan-kesulitan
yang dihadapinya.
3) menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke lembaga
pendidikan selanjutnya.
Selain itu, ditinjau dari sudut orang tua, kegiatan bimbingan dan konseling pada anak
usia dini ini dapat dilakukan untuk:
1) membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai
individu.
2) membantu orang tua dalam mengatasi gangguan emosi pada anak yang ada
hubungannya dengan situasi keluarga di rumah.
3) membantu orang tua mengambil keputusan dalam memilih sekolah bagi
anaknya sesuai dengan taraf kemampuan kecerdasan, fisik dan indranya.
4) memberikan informasi kepada orang tua untuk memecahkan masalah
kesehatan anak.1
B. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini
Terkait dengan asas dan prinsip bimbingan dan konseling pada anak usia dini
Syaodih, E. (2003: 79) menjelaskan bahwa pada pelaksanaan pelayanan bimbingan untuk
anak usia dini perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1
Mubiar Agustin,Hakikat Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini (Jakarta:Universitas
Terbuka,2014)hlm.16.
a) Bimbingan Bagian Penting dari Proses Pendidikan. Proses pendidikan bukanlah
proses pengembangan segi intelektual semata, melainkan proses pengembangan
seluruh segi kepribadian anak karena kepribadian anak tidak dapat dipilah-pilah ke
dalam serpihan-serpihan tertentu.
b) Bimbingan Diberikan kepada Semua Anak dan Bukan Hanya untuk Anak yang
Menghadapi Masalah.Semua anak didik memerlukan bantuan, baik yang dianggap
tidak punya masalah maupun anak yang menghadapi masalah.
c) Bimbingan merupakan proses yang menyatu dalam semua kegiatan pendidikan.
Pelaksanaan bimbingan pada anak usia dini tidak dapat dipisahkan dalam keseluruhan
proses pembelajaran.
d) Bimbingan Harus Berpusat pada Anak yang dibimbing.Kejelasan arah kepada siapa
proses bimbingan itu dilakukan akan mewujudkan hasil yang baik dari suatu proses
yang dilakukan.
e) Kegiatan Bimbingan pada pendidikan anak usia dini perlu berorientasi pada seluruh
aspek perkembangan anak, tidak hanya terpusat pada satu aspek perkembangan saja.
Terhambatnya perkembangan salah satu aspek yang ada pada diri anak, dapat
menghambat perkembangan aspek-aspek yang lain.
f) Bimbingan harus dimulai dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan anak bimbingan untuk anak usia dini diawali dengan mengidentifikasi
berbagai kebutuhan anak karena masing-masing anak memiliki kebutuhan yang
berbeda-beda.
g) Bimbingan harus fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan anak.
pemahaman terhadap kebutuhan dan perkembangan anak yang berbeda satu sama lain
membuat guru/pendamping perlu melakukan bimbingan secara fleksibel.
h) Dalam menyampaikan permasalahan anak kepada orang tua hendaknya menciptakan
situasi aman dan menyenangkan,sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi yang
wajar dan terhindar dari kesalahpahaman.
i) Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan hendaknya orang tua diikutsertakan agar
mereka dapat mengikuti perkembangan dan memberikan bantuan kepada anaknya di
rumah.2

2
Nana Syaodih S,Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini (Jakarta:Universitas Terbuka,2008)hlm.11.
C. Media-Media atau Aktivitas yang Digunakan dalam Konseling Anak Usia Dini
Dalam pelaksanaan konseling anak usia dini, konselor tidak cukup hanya
menggunakan keterampilan verbal. Konselor dapat menggunakan berbagai media dan
aktivitas sebagai bantuan untuk mencapai tujuan. Geldard dan Geldard (2012)
mengungkapkan faktorfaktor penting yang perlu diperhatikan dalam memilih media atau
aktivitas. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:
a) Usia perkembangan anak.
b) Apakah anak diberi konseling secara individu atau kelompok.
c) Tujuan konseling saat ini untuk anak.
Terdapat beberapa media dan aktivitas yang sesuai dengan domain perkembangan
berdasarkan kelompok usia diantaranya :
1. Buku/cerita
Buku/cerita merupakan media yang memuat sebuah kisah yang didalamnya
mengandung pesan tertentu.
2. Konstruksi
Konstruksi merupakan salah satu media konseling dengan menggunakan objek
atau bahan yang dapat dibentuk menjadi pahatan tiga dimensi. Kegiatan
membuat konstruksi atau memahat bermanfaat bagi anak-anak yang bersifat
canggung atau yang hanya memiliki sedikit keberhasilan dalam hidup. Ketika
anak-anak membuat pahatan, konselor dapat mengamati respons anak-anak
terhadap kegagalan, keberhasilan, pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, dan penyelesaian tugas.
3. Menggambar
Menggambar merupakan media yang digunakan untuk mengungkapkan
perasaan anak-anak dengan menggunakan garis, bentuk dan warna. Setiap
garis yang dibuat menggambarkan berbagai perasaan yang dialami anak. Sama
halnya dengan garis, warna yang dipilih juga memiliki makna yang dapat
membantu konselor memahami perasaan anak.
4. Melukis dengan Jari
Melukis dengan jari merupakan salah satu media yang digunakan dalam
konseling bagi anak usia dini.Media melukis dengan jari pada anak memiliki
beberapa manfaat diantaranya yaitu sebagai media mencurahkan perasaan,
sebagai alat bercerita, yang dicurahkan kedalam gambar/bentuk, alat bermain,
melatih ingatan, melatih berfikir komprehensif, melatih keseimbangan,
kreativitas, mengembangkan kesetiakawanan.
5. Gambar yang Dibuat Anak
Dengan makna yang tersirat yang tinggi dan melatih koordinasi mata dan
tangan, serta meluweskan jari anak.
6. Permainan
Permainan merupakan hal yang menyenangkan dan membantu anak-anak
untuk berkembang secara fisik, kognitif, emosi, dan sosial.Penggunaan
permainan dapat membantu anak-anak belajar dan berlatih kemampuan sosial
serta melatih kemampuan penyelesaian masalah.
7. Perjalanan khayalan
Perjalanan khayalan atau imajinatif merupakan teknik yang disukai anak-anak
pada proses konseling karena menghadirkan situasi-situasi yang dinginkan
anak. Ketika menggunakan perjalanan imajinatif, anak-anak diberikan garis
besar cerita dan diperbolehkan mengisi detail dari imajinasi dan pengalaman.
Setelah selesai melakukan perjalanan imajinatif, anak-anak dapat diajak untuk
membuat gambar perjalanan atau bagian dari perjalanan imajinatif yang
mereka inginkan.
8. Miniatur hewan
Setiap anak akan menempatkan hewan pada posisi yang menurutnya nyaman,
serta membuat cerita berdasarkan pengalaman mereka. Dengan bercerita
demikian, anak akan mampu merasakan emosi yang kuat serta menyadari
tentang apa yang dialaminya melalui hal-hal yang diceritakan anak. Konselor
dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi dan dinginkan anak.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konseling Anak Usia Dini
a) Usia.
Perbedaan usia pada anak akan mempengaruhi berbagai macam hal yang
membantu dalam pelaksanaan konseling, misalnya penerimaan/persepsi anak
yang masih sederhana berpengaruh pada bahasa dan metode pendekatan,
serta media yang digunakan.
b) Latar belakang kehidupan anak,
Orang tua,gaya pengasuhan (hubungan-keterdekatan, pola komunikasi, pola
kedisiplinan), aturan/norma keluarga, kebiasaan/ habituasi dalam keluarga,
status sosial ekonomi, budaya lingkungan, tingkat pendidikan, bakat (potensi
khusus) dan minat (kesenangan).
c) Keterbukaan dan kerjasama dari orang tua dalam memberikan informasi
merupakan hal penting untuk melihat perubahan perilaku pada anak.
d) Hubungan anak-konselor
Seperti halnya proses terapi/konseling pada orang dewasa, hubungan dengan
konselor merupakan penentu utama.
e) Lingkungan Fisik (tempat konseling)
Agar konseling dapat berjalan kondusif sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, maka lingkungan tempat dilaksanakannya konseling hendaknya juga
diperhatikan. Karakteristik anak usia dini yang identik dengan bermain,
membutuhkan tempat konseling yang dikondisikan sesuai dengan
karakteristik anak.3
E. Pentingnya BK Bagi Pendidikan Anak Usia Dini
Program bimbingan dan konseling di lembaga PAUD merupakan program bimbingan
yang bermanfaat secara positif, tidak sekadar reaktif dan korektif. Terlebih lagi, jika
program bimbingan ini bersifat kontinum berkelanjutan, dan terus- menerus, mulai dari
PAUD hingga perguruan tinggi, bahkan sampai dimasyarakat. Tentu, hasilnya akan jauh
lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksidental semata. Tetapi, penekanan bimbingan
dan konseling dapat berubah- ubah, sesuai dengan kebutuhan anak didiknya atau sesuai
dengan taraf perkembangannya.
Atas dasar ini, maka bimbingan konseling di PAUD tidak boleh hanya terfokus pada
tumbuh kembangnya anak secara normal dan kompetensi semata, melainkan juga harus
menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadiannya.
Petualangan pencarian jati diri anak didik harus dimulai sejak dini atau dilembaga
PAUD.Sebab, penemuan dan pemahaman akan dirinya sendiri akan sangat membantu mereka
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan baru yang akan dihadapi.
Disamping itu, penemuan jati diri atau kepribadian anak didik dapat membantu mereka dalam
mengembangkan bakat, minat, dan potensinya.
Perlu ditegaskan disini bahwa bimbingan dan konseling di lembaga PAUD tidak
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus
diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

3
Rita Eka Izzaty,Budi Astuti dan Nurcholimah.Model konseling anak usia dini (Yogyakarta:Rosda
Karya,2017)hlm.15-30.
Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada
anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak
secara maksimal. Pandangan ini menitik beratkan pada bimbingan yang bersifat preventif,
kesehatan mental,dan pengembangan diri daripada bimbingan yang menitik beratan pada
psikoterapi maupun diagnosis terhadap perilaku bermasalah.
Terlebih lagi, ketika para psikolog telah menyadari betapa pentingnya melakukan
identifikasi sejak dini terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan
identifikasi ini, diharapkan anak-anak dimasa depan tidak lagi mengalami hambatan dalam
belajarnya, terlebih lagi gangguan pada mentalnya. Momen yang paling tepat untuk
melakukan tindakan identifikasi ini adalah pada masa-masa awal usia dini atau di lembaga
PAUD. Beberapa alasan berikut ini kiranya dapat memberi pemahaman kepada kita
mengapa tindakan identifikasi untuk mencegah perilaku bermasalah paling tepat dilakukan
pada masa usia dini atau PAUD.4

4
Linda Rohamtul Jannah dan Dwi Bakti Indri M.Jurnal Urgensi Bimbingan dan Konseling bagi PIAUD(Institut
Pesantren KH.Abdul Halim:Mojokerto,2012)hlm.9-10.
DAFTAR PUSTAKA

Linda Rohamtul Jannah,Dwi Bakti Indri.(2011)Institut pesantren Kh.Abdul Halim..Jurnal Urgensi


Bimbingan dan Konseling bagi PIAUD,9-10.
Rita Eka Izzaty,Budi Astuti,Nurcholimah.2017.Model konseling anak usia dini .Yogyakarta:Rosda
Karya.
Nana Syaodih S.2008.Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini.Jakarta:Universitas Terbuka.
Mubiar Agustin.2014.Hakikat Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini .Jakarta:Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai