Anda di halaman 1dari 8

Ken Ayu Undati

STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN KONSELING ANAK

A. Kedudukan Bimbingan Konseling di Pendidikan


Bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan dalam memahami dirinya
sendiri dan lingkungan hidupnya konseling diartikan sebagai suatu proses interaksi yang
membantu pemahaman diri dan lingkuangan dengan penuh berarti, dan menghasilakan
pembentukan atau penjelasan tujuan-tujuan dan nilai perilaku di masa mendatang.
Bertumpu pada pengertian diatas, bimbingan dan konseling akan sangat membantu
lancaranya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan, apalagi pada masa
sekarang ini, dimana para kaum muda sudah banyak sekali mengalami problematika-
problematika kehidupan. Keadaan seperti ini sangat sekali membutuhkan suatu
wadah(bimbingan dan konseling terutama di sekolah) untuk mampu membantu para kaum
muda agar ia bisa mengatasi problematika yang ada sehingga ia bisa terus mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal.
Semua lembaga pendidikan sekolah berpedoman pada tujuan pendidikan nasional bangsa
dan usaha dasar pembangunan nasional. Cita-cita nasional seperti tercantum pada pembukaan
undang-undang dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Untuk mencapai cita-cita itu,
dilaksanakan pembangunan Nasioanal yang merupakan rangkaian sejumlah program kegiatan
di segala bidang yang berlangsung secara terus menerus. Hakikat pembangunan Nasional
ialah pengembangan manusia seutuhnya  dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia.
Pembanguna dibidang pendidikan jelaslah merupakan bagian intregral dari pembangunan
nasional itu.
Dalam institusi pendidikan, untuk mencapai perkembangan peserta didik yang optimal,
lembaga pendidikan pada dasarnya membina tiga usaha pokok, yaitu :

1. Bidang Pengajaran
Fungsi bidang ini ialah membekali siswa dengan pemahaman dan pengetahuan, nilai
dan sikap, serta keterampilan  yang dirancang dalam kurikulum pengajaran, baik melalui
kegiatan kurikuler maupun Nonkurikuler. Bidang pengajaran adalah bidang inti di
sekolah karena pendidikan sekolah terutama  dilaksanakan lewat bidang pengajaran.
2. Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang ini merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah-masalah
administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang berhubungan dengan cara
melakukan kegiatan secara efisien. Didalam bidang ini terletak tanggung jawab dan
otoritas proses pendidikan yang pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan seperti
perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagian tugas staf dan pengawasan. Pada
umumnya tugas ini menjadi tanggung jawab pimpinan dan para petugas administrasi
lainnya.
3. Bidang Pembinaan Siswa
Bidang ini memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal-hal yang tidak ditangani
dalam rangka programpengajaran, namun diperlukan oleh siswa.serta memberi pelayanan
agar peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriah dan batiniah dalam proses
pendidikan yang sedang ditempuhnya, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang
diharapkan. Bidang ini terasa penting sekali sebab proses belajar hanya akan berhasil
dengan baik, apabila para peserta didik berada dalam keadaan sejahtera, sehat dan dalam
suasana tahap perkembangan yang opimal.
Kegiatan pendidikan yang baik dan ideal, hendaknya mencakup ketiga biding tersebut.
Sekolah atau lembaga pendidikan yang hanya menjalankan program kegiatan intruksional
(pengajaran) dan administrasi saja, tanpa memperhatikan kegiatan bidang pembinaan pribadi
peserta didik, mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan cakap, serta
bercita-cita tinggi, tetapi mereka kurang mampu dalam memahami potensi yang dimilikinya,
dan kurang atau tidak mampu untuk mewujudkan dirinya dalam kehidupan masyarakat.
Disebutkan juga  bahwa hal yang menimbulkan kebutuhan akan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah adalah demokratisasi dalam bidang pendidikan yang mengakibatkan
peserta didik dari berbagai lapisan  dan suku dalam masyarakat akan saling bertemu di
gedung sekolah serta dihadapkan pada tuntunan untuk saling mengerti dan saling menerima.
Perkembangan teknologi, yang mengakibatkan variasi besar dalam kesempatan dan tempat
mendapat pekerjaan serta dapat menyebabkan pengangguran karena tenaga manusia diganti
dengan tenaga  mesin. Diferensiasi dalam program-program pendidikan sekolah yang
menimbulkan kesulitan bagi peserta didik dalam program pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya.

2
B. Konsep Konseling Anak
Konseling anak adalah proses yang terjadi antara anak dan seorang konselor yang
membantu anak-anak untuk memahami apa yang telah terjadi kepada mereka. Tujuannya
adalah untuk membantu anak-anak untuk sembuh dan kembali rasa percaya dirinya. Selama
konseling, seorang anak didorong untuk dapat menyatakan perasaan mereka. Pemikiran dan
perasaan yang tetap dan tak terungkapkan cenderung menjadi semakin akut dan dapat
menimbulkan masalah jangka panjang
Konseling anak menawarkan tempat yang aman untuk berbicara tentang hal-hal yang
sulit. Anak-anak sering merasa sulit untuk berbicara dengan pada orang dewasa yang peduli
mereka, padahal anak ingin dilindungi oleh orang dewasa. Mereka merasa sudah cukup
dianggap bertanggung jawab untuk dewasa dari setiap hal yang dilakukannya. Konseling
menawarkan kesempatan untuk melakukan kepercayaan internal dan perasaan eksternal dan
karena itu lebih dapat diatur. Konseling dapat memberikan pengertian pada anak-anak bahwa
hubungan itu adalah sangat berharga. Dalam konseling, mereka memiliki beberapa kekuasaan
dan dapat membuat pilihan atas apa yang ia lakukan. Konseling anak juga dapat memberikan
anak suatu hubungan dengan orang dewasa di mana mereka lebih dapat dipercaya.

Proses konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh profesi konseling kepada
individu yang memiliki kesulitan dan dilakukan dengan cara  face to face, sehingga
individu  yang  mendapatkan  bantuan  tersebut  mendapatkan  kebahagiaan.  Pemberian
bantuan  face   to  face   dalam  proses  konseling  tentu  saja  membutuhkan  teknik  dan
keterampilan  tertentu  yang  harus  dikuasai.  Keterampilan  yang  dimaksud  adalah
keterampilan konseling. 

Dalam  memberikan  konseling  untuk  anak  berbeda  metodenya  dengan  konseling
yang  ditujukan  kepada  remaja  ataupun  orang  dewasa.  Kekhasan  atau  keunikan  anak
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penggunaan metode pendekatan konseling.
Penguasaan metode yang ditunjang dengan pemahaman tentang dunia anak sesungguhnya
akan  mempermudah  kerja  konselor  dan  tujuan  diadakannya  konseling  tersebut  dapat
tercapai.

C. Proses Konseling Anak


Geldard and Geldard (2008) memformulasikan beberapa atribut yang harus ada
dalam hubungan konselor dan anak dalam menjalankan proses konseling, yaitu:

3
a. Adanya kesinambungan antara persepsi konselor dan dunia anak-anak. Hal ini dapat
dibangun konselor dengan memahami tentang apa dan bagaimana dunia anak,
sehingga persepsi dan penghargaan serta sikap yang tidak menghakimi akan
keberadaan dunia anak akan terbentuk.
b. Hubungan yang eksklusif. Konselor hendaknya membangun dan menjaga
hubungan yang baik dengan anak‐anak untuk membentuk kepercayaan pada diri
anak pada konselor.
c. Hubungan yang aman. Konselor berusaha membuat lingkungan kondusif bagi anak‐
anak sehingga ia dapat mengeksresikan emosi dan perasaan mereka dengan bebas.
Perasaan aman dalam bersikap dan bertingkap laku dan menimbulkan rasa
percaya kepada konselor.
d. Hubungan Autentik. Hubungan yang dibangun adalah hubungan yang dilandasi
dengan sikap jujur, terbuka , spontan, dan alamiah. Sikap pura‐pura dapat
menghambat jalannya proses konseling. Sikap konselor yang demikian akan
membawa konselor berinteraksi dan bermain dengan anak‐anak dengan rasa senang.
e. Hubungan yang menimbulkan adanya rasa percaya diri pada anak. Ketika
bekerjasama dengan anak‐anak, konselor berusaha mengembangkan suasana yang
aman untuk anak‐anak dalam membagi apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
Konselor dapat mencoba mencari suasana yang disukai klien.
f. Hubungan non‐intrusif. Konselor jangan menginterupsi dengan apa yang dikatakan
dan dilakukan anak, sehingga anak merasa terganggu. Buatlah suasana nyaman.
Terlalu membingungkan anak bila menanyakan pertanyaan‐pertanyaan yang
terlalu banyak dalam satu waktu. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan perasaan
curiga pada diri anak sehingga menimbulkan perasaan takut berbagi.
g. Hubungan yang bertujuan. Setiap hal yang dilakukan oleh konselor hendaknya
bertujuan dengan jelas. Harus disadari bahwa beberapa anak memerlukan waktu yang
lama untuk bisa bekerja sama dengan konselor, dan terkadang diiiringi dengan
perasaan cemas. Bermain merupakan sarana yang baik untuk mendekatkan diri pada
anak‐anak. Permainan yang dipilih sebaiknya mendukung proses pemecahan
masalah yang dihadapinya.

4
D. Teknik Teknik Konseling Anak
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat ditempuh dengan menggunakan 2 teknik, yaitu
teknik individual dan teknik kelompok.
a. Teknik Individual
Teknik individual ini dibagi menjadi 3, antara lain:
1) Directive Counseling
Dengan prosedur atau teknik pelayanan bimbingan tertuju pada masalahnya, konselor
yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi konseli. Tokoh dari aliran ini
Williamson menunjukkan alasan bahwa:
a) Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri, sukar memecahkan masalahnya
tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
b) Anak yang kesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan,
mereka tidak mau dan tidak berani.
c) Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari
orang lain.
2) Non-directive Counseling
Disini konseli lah yang mengambil inisiatif dan yang menentukan sendiri apakah dia
membutuhkan pertolongan dari orang lain.
3) Eclective Counseling
Pelayanan tidak dipusatkan pada konseli, tetapi masalah yang dihadapi itulah yang
harus ditangani secara luwes, sehingga tentang apa yang diperlukan setiap waktu dan
dapat diubah kalau memang diperlukan.

b. Teknik Kelompok (Group Guidance)


Teknik ini banyak dipergunakan dalam membantu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi oleh beberapa orang murid, dan dapat juga dipergunakan untuk membantu
memecahkan masalah-masalah yang dialami oleh seorang individu. Berikut ini ada
beberapa teknik dalam bimbingan kelompok, antara lain:
1) Home room program
Kegiatan bimbingan dilakukan oleh guru bersama murid di dalam ruang kelas di luar
jam pelajaran. Kegiatan home room dapat dilakukan secara periodik, misalnya seminggu
sekali. Kegiatan home room dapat digunakan sebagai suatu cara dalam bimbingan untuk
anak SD, melalui kegiatan ini pembimbing dan murid dapat berdiskusi tentang berbagai
aspek sesuai dengan permasalahan yang dialami peserta didik.
5
2) Field trip (karya wisata)
Bimbingan karya wisata merupakan cara yang banyak menguntungkan. Dengan karya
wisata, murid-murid dapat mengenal dan mengamati secara langsung dari dekat objek
situasi yang menarik perhatiannya dan hubungannya dengan pelajaran di sekolah. Dengan
karya wisata murid-murid mendapat kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam
kehidupan kelompok, berorganisasi, kerja sama, dan tanggung jawab. Contohnya, anak SD
ingin mengetahui bagaimana proses jual beli, maka guru pembimbing dapat mengajak
mereka ke pasar.
3) Diskusi kelompok (group discussion)
Dalam diskusi kelompok sebaiknya dibentuk kelompok-kelompok kecil yang kurang
lebih terdiri dari 4 sampai 5 orang. Para peserta didik yang telah bergabung ke dalam
kelompok-kelompok kecil itu mendiskusikan bersama permasalahan yang dialaminya.
Misalnya kesukaran dalam belajar dan masalah pengisian waktu luang. Beberapa masalah
yang hendak didiskusikan hendaknya ditentukan oleh pembimbing itu sendiri, dengan
merumuskan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masing-masing kelompok
diskusi.
4) Kegiatan bersama
Kegiatan bersama merupakan teknik bimbingan yang baik, karena dengan melakukan
kegiatan bersama akan mendorong anak saling membantu sehingga relasi sosial positif
dapat dikembangkan dengan baik. Kegiatan kelompok yang dapat digunakan misalnya
adalah bermain bersama.
5) Organisasi murid
Kegiatan organisasi siswa misalnya pramuka atau dokter kecil sangat membantu
proses pembentukan anak, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.
Kemampuan pribadi dapat dikembangkan dengan baik, kesiapan sebagai anggota
kelompok atau masyarakat dapat dikembangkan dengan baik pula.
6) Sosiodrama
Teknik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang memberikan kesempatan
pada murid-murid untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku atau penghayatan
seseorang seperti yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Maka dari
itu, sosiodrama dipergunakan dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang
mengganggu peserta didik dengan kegiatan drama sosial.
7) Upacara

6
Upacara bendera merupakan kesempatan yang sangat baik bagi anak-anak dalam
melatih disiplin, melatih keterampilan, membentuk diri untuk dapat menghormati
pahlawan, cinta bangsa dan tanah air. Upacara bendera merupakan rangkaian kegiatan
sekolah untuk menanamkan, membina, dan meningkatkan penghayatan serta
mengamalkan nilai-nilai dan cita-cita bangsa Indonesia.

8) Papan bimbingan
Papan bimbingan adalah papan tulis yang dipasang di luar ruang kelas dapat menjadi
suatu teknik bimbingan dan menjadi tempat persinggahan murid-murid di waktu senggang.
Pada bimbingan tersebut secara berkala dapat dilukiskan atau ditempelkan banyak hal,
misalnya pengumuman penting atau peristiwa yang hangat.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, Juntika, 2005, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung : Refika
Aditama

Nurihsan, Juntika & Akur Sudianto, 2005, Manajemen Bimbingan dan KOnseling di
Sekolah Dasar Kurikulum 2004, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Anda mungkin juga menyukai