Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nabila Diadra

NPM : 202001500761

Kelas : S5D

Pretest 1
Teknologi Informasi dalam BK

1. Menurut Mulyadi (2016: 60) Bimbingan dan Konseling merupakan bantuan yang diberikan
oleh seseorang konselor kepada individu (Klien) yang mengalami masalah baik pribadi,
sosial, belajar, karier dengan harapan klien mampu membuat pilihan dalam menjalani
hidupnya.
Menurut Tohirin (2009: 26) bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya
sendiri
Menurut Walgito (2012:8) bimbingan konseling adalah pemecahan masalah. Artinya bahwa
konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok untuk
menyelesaikan suatu masalah melalui wawancara dengan cara yang sesuai dengan keadaan
yang tengah dihadapi untuk mencapai kesejahteraan dalam hidup.

Menurut saya, Bimbingan dan Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan
konseli baik secara langsung atau tidak langsung dengan tujuan untuk membantu konseli
agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang
dialaminya.

2. Bimbingan dan konseling berarti membantu orang untuk melalui persoalan kehidupan yang
rumit. Setiap manusia pastilah memiliki permasalahan hidup yang pelik yang sukar untuk
menemukan jalan keluarnya tak terkecuali dengan peserta didik. Peserta didik juga
memiliki permasalahan-permasalahan ketika berada disekolah seperti sukar bergaul, nilai
pelajaran yang jelek meski telah belajar, perilaku menyimpang peserta didik seperti
bullying, dan masih banyak yang lainnya. Untuk itulah Bimbingan dan konseling hadir di
kehidupan sekolah untuk membantu peserta didik agar bisa memahami dirinya. Memahami
disini bisa berarti dari segi potensi maupun kelemahan peserta didik tersebut. Ketika peserta
didik telah mengetahu kelemahan yang ada pada dirinya ia akan berfikir dan berencana agar
bisa mengarahkan dirinya untuk meminimalisir kelemahan yang ada pada dirinya dan
berani mengahadapi dunia terutama di lingkungan sekolah.

3. Didalam Kelas
a. tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas
untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanankegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 jam per kelas rombongan belajar per minggu
dan dilaksanakan secara terjadwal.
c. Materi layanan meliputi : aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar,karier serta materi
lain yang peserta didik perlukan.
d. Materi dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (RPLBK)
e. Bimbingan diberikan oleh konselor professional dengan kualifikasi Sarjana Pendidikan (S1)
f. Kegiatan tidak tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi,
kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan
alih tangan kasus.
Diluar Kelas
a. Kegiatan tatap muka non klasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan advokasi
serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksana-kan di luar kelas.
b. Satu kali kegiatan layanan pendukung bimbingan dan konseling di luar kelasdi luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 dua jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.
c. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah madrasah maksimum
50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pembina
sekolah.

4.
 Client Centered Theory sering pula dikenal sebagai teori non-direktif atau berpusat
pada pribadi. Pendekatan konseling client centered menekankan pada kecakapan
klien untuk menentukan isu yang penting bagi dirinya dan pemecahan masalah
dirinya.
 Feminist terapi pendekatan feminis memperhatikan faktor-faktor psikologis
sekaligus pengaruh sosiologis terhadap konseli. Konseling feminis berfokus pada
isu gender dan kekuatan (power) sebagai inti dari proses terapi. Terapi feminis
dibangun dari premis bahwa untuk dapat memahami masalah konseli dengan
benar, kita juga perlu memahami konteks sosial, budaya, dan politik yang
berkontribusi pada masalah tersebut.
 Karakteristik konseling behavioral adalah : (a) berfokus pada tingkah laku yang
tampak dan spesifik, (b) memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan
konseling, (c) mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah
klien, dan (d) penilaian yang obyektif terhadap tujuan konseling.
 Narative Counseling (Konseling Naratif). Narative Counseling (Konseling Naratif)
mempunyai pandangan konstruktionist sosial, naratif, postmodern yang menyoroti
bagaimana kekuatan, pengetahuan dalam keluarga dan kebenaran serta sosial
lainnya.
 Pendekatan Konseling Gestalt adalah bentuk konseling humanistik, holistik,
berpusat pada orang yang berfokus pada kehidupan dan tantangan individu saat ini
daripada menggali pengalaman masa lalu. Pendekatan ini menekankan pentingnya
memahami konteks kehidupan seseorang dan mengambil tanggung jawab daripada
menyalahkan.

5. Pendekatan client centered, karena metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara
berdialog antara dengan konseli, menurut saya pendekatan client centered difokuskan pada
tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara – cara menghadapi
kenyataan secara lebih penuh

6. Membuat konten ‘open house virtual’ pada orang tua murid pada saat covid sedang tinggi.
Konsepnya dengan membuat strategi layanan konseling yang kreatif, pada saat itu pastinya
banyak individu yang merasakan perasaan sedih, bosan, gelisah, dan ragam perasaan
negative lain karena terlalu lama diam di suatu tempat dan terisolasi dari lingkungan
sekitarnya. Jadi, kita harus menjalin kerjasama dengan orang tua murid. Orang tua perlu
dikonseling sehingga mampu memotivasi anaknya untuk mau melakukan proses konseling
pada guru BK.
7. Peran bimbingan konseling untuk mengatasi masalah-masalah keluarga diantarnya
adalah:
 Membantu, anggota keluarga untuk belajar menghargai secara emosional bahwa
dinamika keluarga adalah kait-mengait diantara anggota keluarga.
 Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta, jika satu anggota
keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi dan
interaksi anggota-anggota lain.
 Agar tercapai keseimbangan yang akan membuat pertumbuhan dan peningkatan
setiap anggota.
 Untuk megembangkan penghargaan penuh sebagai pengaruh dari hubungan
parental.
 Mengembangkan toleransi terhadap anggota-anggota keluarga yang mengalami
frustasi/kecewa, konflik dan rasa sedih yang terjadi karena factor system keluarga
atau diluar system keluarga.
 Mengembangkan motif dan potensi-potensi, setiap anggota keluarga dengan cara
mendorong (men-support), memberi semangat, dan mengingatkan anggota
tersebut.
Peran bimbingan konseling untuk mengatasi masalah-masalah pengangguran terbagi
menjadi beberapa fungsi, yaitu:
 Fungsi pemahaman, fungsi ini memiliki tujuan untuk memberi gambaran atau
pemahaman terhadap peserta didik tentang apa yang harus dilakukannya di masa
yang akan datang.
 Fungsi preventif, fungsi ini merupakan proses pencegahan sebelum peserta didik
melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat dirinya kesulitan atau
menghambatnya dalam berproses menjadi lebih baik.
 Fungsi kuratif, merupakan fungsi pengobatan atau penyembuhan setelah masalah
terjadi. Bagaimana cara menangani peserta didik ketika terkena suatu masalah,
seperti membantu memecahkan masalahnya dan lain-lain.
 Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan, tujuan dari fungsi ini adalah untuk
menjaga agar sesuatu yang baik yang ada dalam diri peserta didik seperti potensi
yang sudah dikembangkannya tetap terjaga dan terpelihara, dan peserta didik akan
semakin bisa mengembangkannya
Peran bimbingan konseling untuk mengatasi masalah-masalah dekadensi moral
diantaranya:
 Membimbing dan membina prilaku konstruktif, mandiri, dan kreatif siswa agar
memiliki ketahanan pribadi dan sosial dalam menghadapi benturan-benturan nilai
di lingkungan sosial.
 Menyertakan peranan orang tua agar ikut andil dalam penanganan anak bermasalah
karena keluarga secara signifikan berpengaruh besar dalam perkembangan pola
prilaku anak.
 Memberikan sanksi yang tegas agar menjadi shock teraphy (terapi kejut) kepada
siswa yang melakukan tindakan menyimpang.
 Mendorong siswa untuk bergaul diligkungan dan teman yang baik agar terjalin
hubungan dan aktivitas yang terkontrol.
Peran bimbingan konseling untuk mengatasi masalah-masalah rasisme diantaranya:
 Menanamkan kepekaan terhadap budaya lain.
 Mengindarkan peserta didik dari kecendrungan stereotip dan rasis yang sengaja
atau tidak sengaja berkembang di lingkungan.
 Menanamkan sikap toleransi antar budaya, suku, ras, dan agama.
8. Cara yang dilakukan guru BK mengantisipasi agar program BK bisa berjalan dengan baik
yaitu, menyajikan layanan dalam pembelajaran daring melalui format yang bermakna bagi
siswa. Guru BK berperan untuk mengatasi hambatan belajar peserta didik, pengembangan
karakter baik di rumah dan bagaimana membantu siswa dalam pengembangan life skill
atau keterampilan hidup sehari-hari. Hal ini tidak luput dengan peran guru BK dalam
menjalin komukasi yang baik dengan orang tua peserta didik.
9. Pendekatan behavioristic. Contoh masalah nya siswa melakukan pelanggaran terhadap
aturan-aturan di sekolah. Pemecahan solusinya mengurangi siswa mengoperasikan
handphone pada saat jam pembelajaran belangsung.
10. Fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pemeliharaan/pengembangan benar-
benar saling berkaitan satu sama lain. Semuanya seperti bagian dari proses yang tidak
boleh dipisahkan.
Sebagai contoh: Ketika ada siswa yang bermasalah, maka langkah awal yang harus
dilakukan adalah Pemahaman, yaitu memberikan pemahaman tentang diri siswa beserta
permasalahannya dan juga lingkungannya.
Setelah siswa paham akan permasalahannya, maka kita masuk ke Pencegahan dimana
pada bagian ini sebagai pembimbing memberikan arahan agar masalah yang terjadi tidak
terulang kembali.
Kemudian, kita juga harus menyelesaikan masalah yang sudah terlanjut terjadi pada
langkah Pengentasan, dan yang terakhir kita berusaha melakukan
Pemeliharaan/Pengembangan kepada siswa dalam hal apa yang sudah baik tidak rusak
kembali bahkan diusakan agar semakin baik lagi.
11. Ada sekitar 15 persepsi keliru terhadap bimbingan dan konseling, yaitu:
 Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
 Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan
psikiater.
 Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah
yang bersifat insidental.
 Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
 Bimbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak normal”.
 Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja.
 Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan.
 Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”.
 Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian
nasihat.
 Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli
atau petugas lain.
 Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif.
 Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja.
 Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.
 Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan
instrumentasi.
 Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
12. Agar program bk di sekolah berjalan dengan baik maka guru BK berinteraksi kepada
seluruh warga sekolah. Guru BK memiliki peran sebagai mediator antara pihak sekolah
dengan orangtua siswa, khususnya ketika siswa tersebut mengalami masalah di sekolah.
Karena orangtua siswa juga harus mengetahui perilaku dan sikap anaknya di sekolah.
Sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendidik seluruh siswa dan siswi di dalamnya,
namun ada beberapa masalah yang perlu dilaporkan kepada orangtua siswa. Dalam hal ini,
guru BK bisa membuat pertemuan dengan orangtua siswa. Anda bisa mendiskusikan serta
meminta bantuan orangtua siswa untuk mengatasi permasalahan anaknya.
13. Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling
Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional Konselor Dalam Melayani
Siswa
14. Jenis media pembelajaran selain ditentukan oleh metode pengajaran juga dipengaruhi oleh
tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa.
15. Keterampilan konselor atau praktisi bimbingan dan konseling dalam menguasai dan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan salah satu wujud
profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program layanan. Teknologi informasi
memiliki beberapa fungsi dan peranan umum dalam Bimbingan konseling yaitu:
 Publikasi
Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas
dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK serta implementasi layanannya.
 Pelayanan dan Bantuan
Bimbingan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi
informasi. Teknologi informasi dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk
menciptakan layanan yang lebih kreatif dan inovatif, Misalnya penggunaan media power
point dan video dalam melakukan bimbingan kelompok sesuai dengan jenis masalah
yang ingin diselesaikan.
 Pendidikan
Informasi yang diberikan melalui sarana TI ini mengandung unsur pedidikannya.
Misalnya layanan BK berbasis website yang menyajikan beragam tema tentang
pengembangan pendidikan karakter.
16. Menggunakan media atau aplikasi yang sedang trend dikalangan remaja seperti
Instagram, Facebook, Tiktok, dan Youtube dengan konten utama mengenai bimbingan
dan konseling atau membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan psikologis atau
bimbingan konseling
17. Alasan saya memilih jurusan Bimbingan dan Konseling adalah karena saya ingin
mempelajari tentang karakter manusia, dan perilaku manusia dan bagaimana saya dapat
menghadapi atau memahami individu lain. Kontribusi saya untuk lingkungan sekitar
yaitu sedikit membantu keluarga dan orang terdekat dengan lebih aware mengenai
keadaan atau perasaan seseorang, dan juga bisa sedikit merubah cara didik atau
kebiasaan yang dilakukan dirumah.
18. Positif
 Konselor/guru Bk maupun konseli dapat lebih cepat mengakses semua
informasi yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara langsung
atau face to face.
 Dapat membangun hubungan / interaksi sosial dari jarak jauh.
 Sebagai metode pembelajaran yang menuntut kreativitas bagi buru BK dan
tidak membuat siswa jenuh atau bosan.
Penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling menrut
Baggerly memiliki keuntungan sebagai berikut:
 Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan
variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
 Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan siswa;
Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang
diberikan;
 Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
 Tidak akan memunculkan kebosanan;
 Dapat ditemukan silabus, kurikulum dan lain sebagainya melalui website; dan
 Terdapat pengaturan yang baik.

Negatif
 Pemanfaatan yang berlebihan (dalam hal negative, seperti penyalahgunaan
situs porno, dsb).
 Tidak semua dapat menggunakan dan memahami TI dengan baik.
 Keterbatasan pada media
 Membutuhkan biaya
19. Pertama saya akan menanyakan, kesulitan apa yang dirasakan oleh murid tersebut dan
apakah ada faktor lain yang membuat siswa tersebut kesulitan dalam pembelajaran?
Selanjutnya saya akan mencoba untuk menyelesaikan masalah yang dialami siswa lalu
jika masalah itu sudah teratasi maka selanjutnya saya akan memberi nasihat atau motivasi
agar siswa tersebut dapat belajar dengan semangat sehingga tidak ada materi yang
tertinggal.
20. Perbedaan “Penempatan” dan “Penyaluran” yaitu: Penempatan itu berorientasi pada
pemilihan lingkungan yang cocok sesuai potensi individu/siswa, sedangkan Penyaluran
beroreantasi pada kemampuan individu/siswa dalam hal bakat, minat, dan potensi yang
dimiliki secara tepat dan sesuai.

Persamaan “Penempatan” dan “Penyaluran” yaitu: sama-sama bertujuan agar siswa


berada dilingkungan yang tepat sehingga bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya
lebih potensional.

Anda mungkin juga menyukai