Anda di halaman 1dari 4

Nama: Lidia Farokah

NIM: 2008306146
Kelas: BKI 5 E
Mata Kuliah: Konseling Sosial
Dosen Pengampu: Eha Julaeha S.Ag

UTS KONSELING SOSIAL


1. Jelaskan apa itu Bimbingan Konseling Sosial dan sebutkan yg menjadi sasaran dlm
bimbingan konseling Sosial ?
Bimbingan konseling sosial secara umum merupakan bagian dari bimbingan dan
konseling yang berlaku lebih umum, yaitu komunitas atau masyarakat, yang dimaksudkan
untuk memfasilitasi dalam wilayah yang lebih luas. Bimbingan didefinisikan sebagai
proses pendampingan seorang profesional kepada satu orang atau lebih, anak-anak,
remaja dan dewasa, agar klien dapat mengembangkan kapasitasnya sendiri dan lebih
mandiri, dengan menggunakan potensi yang dimiliki individu dan fasilitas yang ada
sehingga dapat dikembangkan berdasarkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
sosial.
Konseling didefinisikan sebagai proses pemberian dukungan melalui wawancara atau
pertemuan tatap muka oleh seorang ahli dalam hal ini disebut konselor, kepada mereka
yang memiliki masalah yang dikenal sebagai klien dan mengarah ke troubleshoot
masalah klien.
Dengan demikian, baik dari konsep bimbingan maupun konsep konseling, dapat
disimpulkan bahwa pengertian konsep bimbingan konseling sosial adalah upaya
menyikapi dukungan yang diberikan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik itu untuk
individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi perasaan aman baik jasmani dan rohani,
kesusilaan, ketertiban, dan ketenteraman, yang akan dicapai melalui berbagai kegiatan
dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Sasaran dalam bimbingan konseling sosial menurut S. Kasni Hariwoerjanto (1977) dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Individu yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi
a) Individu non social: sulit berinteraksi dengan lingkungan, karena merasa minder,
malu, tidak percaya diri, takut dicemooh dll.
b) Individu a sosial: tidak mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,
karena perbedaan keyakinan, persepsi, atau pun suatu pendapat.
c) Individu anti sosial: sebuah penolakan individu untuk bersosialisasi berupa sikap,
tindakan, dan ucapan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sehingga dapat
merugikan lingkungan sosialnya.
2) Kelompok yang mengalami stagnasi sosial.
a) Disorganisasi social: sikap akidah atau nilai yang buruk sehingga tidak bisa
menjalankan peraturan dengan semestinya, misalnya rendahnya rasa toleransi dan
empati.
b) Kesukaran sosial: sikap disorganisasi yang membahayakan, sifatnya patologis
karena kondisi patologi keluarga yang tidak bisa di reduksi oleh system referensi
problem solving. Misalnya keadaan keluarga yang kurang harmonis
mengakibatkan sikap untuk menyesuaikan diri karena kurangnya ketenangan
secara batin.
c) Masalah sosial: Suatu masalah yang terjadi dalam masyarakat dilihat dari sudut
pandang tidak menyenangkan yang disebut dengan abnormal.

2. Tujuan Bimbingan Konseling sosial apa dan sebutkan fungsi Bimbingan konseling
Sosial ?
Tujuan bimbingan konseling sosial yaitu terbentukmya tatapan hidup lingkungan sosial
yang baik dalam individu, keluarga, masyarakat dengan terdapatnya ketertiban,
ketentraman, dan keasusilaan. Kemudian menciptakan kondisi masyarakat yang mampu
diorganisir dengan baik, seperti terdapat stabilitas di semua bidang, terbentuknya interaksi
personal yang harmonis dalam masyarakat, terbentuknya realsi sosial yang
berkesinambungan, terdapat konsensus masyarakat yang tinggi.
Fungsi bimbingan konseling sosial, yaitu:
a. Fungsi pemahaman: bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk bisa
memahami dirinya sendiri yang meliputi, pemahaman potensi diri, memahami
kelemahan dan kelebihan diri sendiri, memahami permasalahan yang tengah
dirasakan, serta pemahaman lingkungan. Fungsi ini bertujuan untuk mendorong klien
memperoleh “the skilled person” yang memiliki pengetahuan dan keterampilan secara
efektif dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan yang ditandai dengan beberapa
karakteristik, yaitu responsiveness, realism, dan relating.
b. Fungsi pencegahan/preventif: Bentuk pelayanan konseling kepada klien untuk
membantu dan mengantisipasi diri dari berbagai masalah yang mungkin terjadi
dengan cara memberikan layanan informasi, menjadi instruktur, penyuluhan
kesehatan, penyuluhan menjaga kebersihan, dll. Tahapan preventif yang disusun
secara operasional oleh Prayitno (1994), yaitu identifikasi masalah, menganalisis
sumber penyebab terjadinya masalah, mengidentifikasi pihak yang mampu mencegah
terjadinya masalah, serta menyusun program rencana pencegahan.
c. Fungsi perkembangan: Seorang konselor sosial berusaha untuk menciptakan
lingkungan yang kondusif baik itu untuk belajar maupun tempat tinggal untuk
kehidupan suatu keluarga.
d. Fungsi perbaikan atau penyembuhan: Upaya pemberian bantuan kepada klien yang
mengalami masalah baik itu yang berkaitan dengan aspek pribadi, sosial, maupun
kariernya.
e. Fungsi penyaluran: Konselor sosial memberikan layanan bantuan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh klien supaya bisa di aktualisasikan serta
memanfaatkan waktu luang untuk hal yang produktif atau untuk self healing.
f. Fungsi adaptasi atau penyesuaian: Konseling sosial memberikan layanan bantuan
kepada klien supaya bisa menyesuaikan diri secara dinamis serta konstruktif pada
nilai dan norma yang ada baik dalam lingkungan di sekitarnya.

3. Apakah bimbingan Konseling Sosial ada kaitan nya dengan ilmu lain?
Bimbingan konseling sosial memiliki kaitan dengan ilmu lain, diantaranya yaitu:
a. Ilmu komunikasi, suatu proses pertukaran makna sehingga terbentuknya kesamaan
makna, hal tersebut sangatlah penting karena konselor sosial bisa menyampaikan
pesannya dengan jelas dan baik sehingga isi materi dalam konseling mampu untuk
diterima dengan baik oleh klien.
b. Ilmu sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai interaksi yang terjadi pada
lingkungan masyarakat. Seorang konselor sosial diharapkan mampu untuk
mempelajari hal tersebut karena berdasarkan hasil interaksi tersebut mampu di analisa
mengenai perilaku yang terjadi.
c. Ilmu antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai keanekaragaman suku,
budaya, ras, bahkan etnos yang terdapat dalam masyarakat, dan sebagai seorang
konselor hendaknya mampu untuk memahami hal tersebut dengan baik serta sebagai
wacana untuk memberikan bantuan dalam terapi konseling.
d. Ilmu filsafat yang dimana merupakan induk dari seluruh ilmu termasuk logika. Logika
ini sangatlah penting karena sebagai sarana menganalisis serta mendiagnosis perilaku
serta permasalahan yang tampak dari klien.
e. Ilmu psikologi yang mempelajari mengatakan perilaku manusia, dimana hal ini
mencakup motivasi apa yang menjadi latar belakang pada manusia tersebut. Ilmu
psikologi ini penting bagi konselor untuk alat terapis yang bisa membantu konselor
sosial untuk memahami perubahan perilaku dalam perkembangan kepribadian
manusia.
f. Ilmu ekonomi yaitu ilmu yang salah satunya mempelajari mengenai dunia pekerjaan.
Perlunya konselor sosial memahami ilmu ekonomi ini untuk membantu klien dalam
memahami dunia kerja serta peluang yang mungkin dapat dikembangkan.

4. Bagaimana mengatasi permasalahan individu yang anti Sosial?


Dalam membantu mengatasi tingkah laku anti sosial, setiap pihak yaitu individu anti
sosial itu sendiri, orang tua, masyarakat, teman sebaya, guru pekerja sosial bersama-sama
menyelesaikan masalah. Bantuan yang diberikan adalah konseling, psikoterapi,
modifikasi tingkah laku, terapi keluarga dan perubahan. Upaya pencegahan pada perilaku
anti sosial dengan menggunakan pencegahan didasarkan pada pendekatan teoritis.
Dimana dapat dibedakan dari kelompok usia sasaran.
a. Intervensi prenatal dan anak usia dini difokuskan pada nutrisi ibu, kesehatan ibu, dan
keterampilan pemecahan masalah keluarga.
b. Intervensi yang menargetkan lingkungan keluarga diharapkan dapat mendorong
pengembangan disiplin non-koersif, strategi untuk meningkatkan pengembangan
sosial dan pendidikan, dan strategi untuk meningkatkan keterlibatan orang tua di
sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler.
c. Intervensi bertarget lingkungan berfokus pada kegiatan sekolah untuk mendukung
keberhasilan akademik, memodifikasi lingkungan sekolah untuk mengurangi perilaku
agresif, meningkatkan keterampilan organisasi dan akademik, dan mempromosikan
hasil positif.
Tidak ada cara pasti untuk mencegah perkembangan gangguan kepribadian anti sosial
pada individu yang berisiko. Biasanya individu yang memiliki anti sosial terdapat
permasalahan pada saat masa kanak-kanaknya yang diabaikan atau dilecehkan dan
dengan menggunakan intervensi dini dapat membantu. Pengobatan dini dan pengobatan
jangka panjang dapat mencegah gejala memburuk. Perilaku antisosial diyakini dimulai
pada masa kanak-kanak, sehingga orang tua, guru, dan dokter anak mungkin dapat
mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dini. Meskipun diagnosis gangguan kepribadian
antisosial umumnya tidak dilakukan sebelum usia 18 tahun, anak-anak yang berisiko
dapat menunjukkan gejala gangguan perilaku, terutama perilaku yang melibatkan
kekerasan dan agresi terhadap orang lain.
5. Bagaimana perbedaan masalah dengan Sosial? Jelaskan dan berikan contoh
masalah sosial di sekolah!
Masalah adalah suatu kondisi antara apa yang diharapkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi. Masalahnya hanya mempengaruhi individu itu sendiri dan bukan orang lain.
Misalnya, mendapat nilai jelek saat ujian. Ini menjadi masalah karena hanya
mempengaruhi individu dan tidak melibatkan orang lain.
Sedangkan masalah sosial adalah kondisi yang tidak ideal dan dapat menimbulkan
ketidak nyamanan atau kerugian bagi banyak orang. Artinya, masalah sosial tidak hanya
menimpa satu orang, tetapi banyak orang. Misalnya kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, dll.
Contoh masalah sosial di sekolah, yaitu menyontek, melanggar tata tertib sekolah,
melakukan bullying, membolos, buang sampah sembarang, menyontek, perkelahian di
lingkungan sekolah seperti tawuran di lingkungan sekolah. Konfrontasi atau tawuran di
sekolah, masalah sosial ini sering dikaitkan dengan perilaku negatif/menyimpang bahkan
sering kali dikaitkan dengan pelanggaran hukum yang berujung pada perilaku kriminal.
Cara mengatasi perkelahian di sekolah:
a. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan menetapkan berbagai kebijakan yang
dapat disesuaikan dengan pengelolaan yang komprehensif.
b. Pihak sekolah melalui guru BK dengan dukungan unsur sekolah lainnya berkoordinasi
dengan orang tua siswa dapat mengambil langkah-langkah, seperti identifikasi siswa
yang berisiko melakukan tawuran, memberikan pendidikan moral, setiap guru harus
menjadi karakter sabar yang baik untuk diikuti siswa, memberikan perhatian lebih
(sebagai bentuk dukungan sosial di sekolah) dan motivasi kepada remaja, serta
memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan bakat
dan minatnya.
c. Orang tua harus memberikan perhatian dan motivasi yang cukup kepada remaja.
Orang tua juga harus terbuka agar remaja tidak ragu untuk menyuarakan keluhannya,
baik saat menghadapi masalah maupun saat sedang bersenang-senang.

Anda mungkin juga menyukai