Anda di halaman 1dari 5

Psikoborneo, Vol 1, No 2, 2013: 79-83 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI BARANG PADA IBU


RUMAH TANGGA DI KOTA SAMARINDA
Endang Dwi Astuti1

Program Studi Psikologi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman Samarinda

ABSTRACT. Every household has its necessity, where this necessity has its functions and benefits. Purchasing
of goods which are not based on necessity has not too good result for household necessity. This article tells
about the counsumer behavior in buying goods on housewife in Samarinda. Gathered some information by
using interviews and observation according to qualitative approach. The data then analysed with Miles and
Huberman technique. From the study, there are several data found from four subjects. These subjects generally
make purchasing of goods based on interesting models, followed by purchasing without planning; buying goods
based on price consideration as well as not the benefit, buying expensive goods will cause high self-confidence,
buying the same goods with different brands, buying goods in order to keep personal appearance, as well as
buying goods to keep status symbol.

Keywords: consumer behavior, housewife

ABSTRAK. Setiap rumah tangga memiliki kebutuhannya sendiri, dimana kebutuhan ini memiliki fungsi dan
manfaatnya. Pembelian barang yang tidak berdasarkan kebutuhan tidak terlalu baik untuk kebutuhan rumah
tangga. Artikel ini menceritakan tentang perilaku konsumen dalam membeli barang pada ibu rumah tangga di
Samarinda. Mengumpulkan beberapa informasi dengan menggunakan wawancara dan observasi sesuai dengan
pendekatan kualitatif. Data kemudian dianalisis dengan teknik Miles dan Huberman. Dari penelitian, ada be-
berapa data yang ditemukan dari empat mata pelajaran. Subjek-subjek ini umumnya melakukan pembelian ba-
rang berdasarkan model yang menarik, diikuti dengan pembelian tanpa perencanaan; membeli barang berdasar-
kan pertimbangan harga dan tidak menguntungkan, membeli barang mahal akan menimbulkan rasa percaya diri
yang tinggi, membeli barang yang sama dengan merek yang berbeda, membeli barang untuk menjaga penam-
pilan pribadi, serta membeli barang untuk menjaga simbol status.

Kata kunci: perilaku konsumtif, ibu rumah tangga

PENDAHULUAN Pusat perbelanjaan seperti di Mall tidak jarang


Setiap rumah tangga mempunyai kebutuhan juga terdapat banyak barang-barang diskon, sehingga
tersendiri, dimana kebutuhan tersebut memiliki membuat para ibu sering menjadi kurang kontrol ter-
fungsi dan manfaat tersendiri. Peran Ibu rumah hadap dirinya dan berbelanja secara berlebihan tanpa
tangga dalam mengurus kebutuhan-kebutuhan terse- memikirkan kebutuhan maupun kegunaan dari ba-
but tidaklah mudah, karena setiap individu mempu- rang-barang yang hendak dibelinya. Adapun hasil
nyai kebutuhan masing-masing dan di dalam ke- wawancara pada tanggal 09 Februari 2013 pukul
hidupan sehari-hari tidak akan pernah lepas dari yang 16.38 wita dengan ibu rumah tangga berinisial AR,
namannya kegiatan konsumsi. Konsumsi dilakukan mengatakan bahwa setiap melihat ada barang yang
manusia untuk memenuhi kebutuhan baik itu berupa menarik selalu ingin di beli. Bahkan AR mengatakan
kebutuhan primer maupun sekunder. Oleh karena itu pernah membeli barang yang sama namun dengan
para ibu harus lebih bijak dalam memilih kebutuhan warna yang berbeda, ketertarikannya pada barang ter-
mana yang paling utama dari suatu barang serta yang sebut dikarenakan model yang bagus sehingga ia
mempunyai manfaat maupun kegunaan agar tidak ter- ingin memiliki dua atau tiga barang yang sama namun
jadinya tindakan pemborosan. dengan warna yang berbeda.

1
Email: astutidw.14@gmail.com
79
Psikoborneo, Vol 1, No 2, 2013: 79-83 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

Hal ini sependapat dengan ibu rumah tangga seseorang. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian
berinisial ER, berdasarkan hasil wawancara pada Kholilah (2008) yang menunjukkan bahwa teman-te-
tanggal 17 Februari 2013 pukul 17.18 wita diperoleh man merupakan salah satu faktor yang dapat
keterangan bahwa ER selalu membeli barang-barang mempengaruhi perilaku konsumtif. Sedangkan hasil
di luar kebutuhan rumah tangga dan bila tidak mem- penelitian Nina dan Koentjoro (2009), menunjukkan
beli barang tersebut akan muncul rasa penyesalan se- bahwa perilaku keranjingan berbelanja dapat men-
hingga ER memutuskan untuk membeli barang terse- imbulkan dampak merugikan yang berkelanjutan
but. Pembelian barang terkadang dilakukan ER misalnya adanya masalah dalam keuangan keluarga.
berdasarkan media cetak yaitu melalui katalog, hal ini Dibandingkan laki-laki, perempuan jauh lebih
dilakukan karena banyaknya pilihan serta bermacam- cenderung untuk membeli bukan berdasarkan kebu-
macam model dari barang tersebut. Sikap membeli tuhan atau membeli barang-barang yang mereka tahu
suatu barang sering tidak didasari pada kebutuhan tidak mereka butuhkan, menjadikan kegiatan ber-
yang sebenarnya dikarenakan perilaku yang dil- belanja sebagai sebuah metode perayaan, membeli
akukan semata-mata demi kesenangan, sehingga me- barang tanpa perencanaan dan membeli barang seser-
nyebabkan seseorang cenderung lebih konsumtif da- ing mungkin (Frankel, 2006).
lam membeli barang. Belanja dinilai bukan sebagai Konsumsi berarti mengorbankan sejumlah uang
pemenuhan kebutuhan saja melainkan dinilai sebagai yang tidak akan pernah kembali (Tanuwidjaja, 2008).
pemuas keinginan yang pada akhirnya barang yang Apabila hal tersebut terus menerus dilakukan para ibu
telah dibeli menjadi menumpuk dikarenakan pem- maka akan mengakibatkan tindakan pemborosan, dan
belian secara terus-menerus (Majalah Cita Cinta, 11- mengakibatkan tidak terkontrolnya keuangan
25 April 2012). keluarga. Pembelian barang yang tidak berdasarkan
Membeli barang yang didasarkan oleh keinginan pada kebutuhan tentunya akan berakibat kurang baik
tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari
bagi keperluan rumah tangga, tindakan tersebut apa-
suatu barang hanya akan membuat seseorang menjadi
konsumtif. Perilaku konsumtif dapat diartikan se- bila dilakukan terus menerus dan tidak adanya kontrol
bagai kecenderungan seseorang untuk berperilaku pada diri individu tersebut sudah pasti akan meru-
secara berlebihan dalam membeli sesuatu secara ira- gikan terutama pada rumah tangga dikarenakan ban-
sional dan lebih mengutamakan keinginan daripada yaknya keperluan maupun kebutuhan rumah tangga
kebutuhan. Apabila perilaku konsumtif terus menerus itu sendiri serta kebutuhan lainnya yang bersifat
terjadi maka akan mengakibatkan kondisi keuangan jangka panjang seperti misalnya biaya kebutuhan
menjadi tidak terkontrol selain itu akan menimbulkan masa depan anak, kesehatan, tabungan untuk hari tua
tindakan pemborosan dan berakibat pada dan lain sebagainya
menumpuknya barang karena pembelian yang dil-
akukan secara berlebihan atau terus menerus. TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya, gagasan untuk mengkonsumsi
Perilaku Konfumtif
barang-barang yang lebih baik dimaksudkan untuk
Perilaku konsumtif dapat diartikan sebagai suatu
memberi manusia kebahagiaan yang lebih dari yang
tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya,
sudah-sudah namun manusia zaman sekarang ter-
belum habis sebuah produk yang dipakai seseorang
pesona oleh kemungkinan membeli dan membeli,
telah menggunakan produk jenis yang sama dari
terutama barang-barang baru. Tindakan membeli dan
merek lainnya atau dapat disebutkan, membeli barang
mengkonsumsi telah menjadi tujuan irasional dan
karena adanya hadiah yang ditawarkan atau membeli
kompulsif, karena tujuannya terletak pada membeli
suatu produk karena banyak orang memakai barang
itu sendiri, tanpa hubungan sedikitpun dengan
tersebut (Sumartono & Djabar, 2002).
manfaatnya atau dengan kesenangan dalam membeli
dan mengkonsumsi barang-barang (Fromm, 1994). Menurut Sumartono dan Djabar (2002) indikator
Terdapat beberapa alasan mengapa suatu produk perilaku konsumtif yaitu:
dinilai memiliki simbol tertentu bagi individu, yang 1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
pertama yaitu produk tersebut terlihat jelas oleh orang Individu membeli suatu barang karena adanya
lain misalnya seorang konsumen dengan sengaja hadiah yang ditawarkan jika membeli barang ter-
ingin supaya orang lain dapat menilai siapa dirinya sebut.
dari produk yang dikonsumsinya (Ferrinadewi, 2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
2008). Itulah alasan mengapa para ibu cenderung Konsumen sangat mudah terbujuk untuk membeli
dengan sengaja membeli barang-barang tanpa produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias
memikirkan manfaat maupun kegunaan dari suatu ba- dengan warna-warna menarik. Artinya motivasi
rang. untuk membeli produk tersebut hanya karena
Faktor lingkungan memberikan peranan sangat produk tersebut dibungkus rapi dan menarik.
besar terhadap pembentukan perilaku konsumtif
80
Psikoborneo, Vol 1, No 2, 2013: 79-83 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri bertanggung jawab atas terpenuhinya segala keper-
dan gengsi. luan rumah tangga dan keluarga, baik berupa jasa
Konsumen mempunyai keinginan membeli yang maupun barang serta kebutuhan mental spiritual
tinggi, karena pada umumnya konsumen mempu- (Anshori, Kosasih & Sarimaya, 1997).
nyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya
rambut dan sebagainya dengan tujuan agar kon- METODE PENELITIAN
sumen selalu berpenampilan yang dapat menarik Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
perhatian yang lain. Konsumen membelanjakan dengan pendekatan deskriptif. Teknik sampling yang
uangnya lebih banyak untuk menunjang penam- digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sam-
pilan diri. pling. Teknik ini digunakan karena pemilihan subjek
4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
atas dasar manfaat atau kegunaannya). dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan
Konsumen cenderung berperilaku yang ditanda- ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
kan oleh adanya kehidupan mewah sehingga sebelumnya (Saebani, 2008). Subjek dalam penelitian
cenderung menggunakan segala hal yang diang- ini berjumlah empat orang yaitu ibu rumah tangga.
gap paling mewah. Lokasi penelitian dibagi menjadi beberapa tempat
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol yang berbeda sesuai dengan tempat atau lokasi subjek
status. yang akan diteliti. Metode pengumpulan data dalam
Konsumen mempunyai kemampuan membeli penelitian ini menggunakan metode pengumpulan
yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, data secara kualitatif berupa observasi, wawancara
gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal terse- dan dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian
but dapat menunjang sifat ekslusif dengan barang ini penulis menggunakan model interaktif yang
yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992)
sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, pen-
produk dapat memberikan simbol status agar yajian data, kesimpulan dan verifikasi.
kelihatan lebih keren dimata orang lain.
6. Memakai produk karena unsur konformitas ter- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
hadap model yang mengiklankan. Berdasarkan hasil observasi dari keseluruhan
Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa keempat
yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan subjek selalu menjaga penampilan mereka ketika
segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. akan berpergian agar selalu terlihat menarik. Dalam
Konsumen juga cenderung memakai dan men- berbelanja keempat subjek juga selalu bertindak ber-
coba produk yang ditawarkan bila ia men- lebihan artinya barang yang mereka beli tidak hanya
satu barang saja tetapi lebih dari itu, selain itu keem-
gidolakan publik figur produk tersebut.
pat subjek juga selalu membeli barang baru walaupun
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk barang yang ada atau yang mereka pakai masih ter-
dengan harga mahal akan menimbulkan rasa bilang barang bagus dan belum ada kerusakan sama
percaya diri yang tinggi. sekali. Setiap membeli barang keempat subjek selalu
Konsumen sangat terdorong untuk mencoba suatu memperhatikan secara teliti model maupun warna
produk karena mereka percaya apa yang pada barang yang akan mereka beli, bila mereka
dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan melihat barang yang mereka sukai mereka cenderung
rasa percaya diri. bertingkah heboh dan setelah membeli barang yang
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek mereka sukai terlihat ekspresi gembira dan senang
berbeda). dari wajah keempat subjek tersebut.
Konsumen akan cenderung menggunakan produk Hasil dari keseluruhan subjek penelitian, dapat
jenis sama dengan merek yang lain dari produk diketahui bahwa para subjek dalam penelitian ini
sebelum ia gunakan, meskipun produk tersebut membeli barang berdasarkan atas dasar kesukaan dan
belum habis dipakainya. ketertarikan terhadap model barang yang terlihat
menarik, melakukan pembelian barang tanpa adanya
Ibu Rumah Tangga perencanaan, membeli barang atas pertimbangan
Ibu yang tidak bekerja dapat dikatakan sebagai harga serta tidak mempertimbangkan manfaat mau-
ibu yang hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu pun kegunaan, membeli barang dengan harga yang
mahal atau barang dengan merek ternama akan men-
rumah tangga dan banyak menghabiskan waktunya
imbulkan rasa percaya diri yang tinggi, membeli ba-
dirumah tanpa terikat pekerjaan diluar rumah
(Firdausi, 2010). Wanita sebagai ibu rumah tangga
81
Psikoborneo, Vol 1, No 2, 2013: 79-83 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

rang dengan jenis sama namun dari merek yang ber- Berbelanja merupakan salah satu tindakan yang
beda, membeli barang demi menjaga penampilan diri dilakukan oleh setiap individu untuk memenuhi kebu-
dan gengsi, serta membeli barang untuk menjaga sim- tuhan dalam hidupnya, namun berbelanja menjadi
bol status. tidak rasional bila barang yang dibeli bukan berdasar-
Individu dalam melakukan pembelian seringkali kan pada kebutuhan serta tidak mementingkan
membeli barang berdasarkan harga, atau pemilihan kegunaan maupun manfaat dari barang yang akan
barang lebih berdasarkan atas merek dari suatu ba- dibeli. Individu yang tidak dapat mengontrol per-
rang yang terkenal dengan harganya yang mahal. ilakunya dalam hal berbelanja dimana perilaku terse-
Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan but dilakukan secara berlebihan dan tidak irasional
statusnya dalam masyarakat (Hurriyati, 2010). serta lebih mengutamakan keinginan daripada kebu-
Penilaian bahwa membeli barang dengan harga yang tuhan dapat diartikan sebagai tindakan konsumtif.
mahal serta dari brand ternama akan memperoleh Bila barang tersebut terlihat menarik maka motivasi
pengakuan dari lingkungan sosial sehingga men- seseorang untuk membeli barang akan semakin besar,
imbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Konsumen dalam perilaku konsumtif apabila seseorang membeli
percaya bahwa harga yang lebih mahal menunjukkan barang hanya didasari atas dasar suka dan senang ter-
kualitas yang lebih baik. Ketika konsumen hadap barang tersebut serta tidak memikirkan
melakukan pembelian produk tertentu yang harganya kegunaan maupun manfaat dari suatu barang merupa-
mahal, maka pada saat itu konsumen akan mengambil kan tindakan yang tidak rasional.
kesimpulan bahwa produk itu berkualitas (Sadat, Pemborosan seringkali terjadi jika individu tidak
2009). dapat mengontrol diri dalam membeli barang. Selain
Bukan hanya hal diatas berdasarkan dari hasil itu pembelian yang dilakukan tanpa pemikiran ter-
penelitian dari Kusuma & Afdillah (2012) bahwa ke- lebih dahulu mengenai manfaat dan kegunaan suatu
percayaan diri tinggi yang baik dapat menekan ting- barang serta melakukan pembelian berdasarkan ket-
kat konformitas agar tidak mengarah pada perilaku ertarikan pada suatu barang hanya akan mengakibat-
konsumtif yang lebih tinggi. Selain itu perilaku kon- kan pembelian barang yang sia-sia. Selama perilaku
sumtif pada mahasiswa tidak terlepas dari pengaruh
berbelanja dilakukan secara berlebihan dan terus
kelompok dalam mengkonsumsi barang serta untuk
menunjang penampilan diri yang terkait dengan ke- menerus tanpa pertimbangan yang rasional serta
percayaan diri. Adanya keinginan untuk diterima da- melakukan pembelian barang yang kurang diperlukan
lam kelompok menyebabkan mahasiswa mudah ter- akan mengakibatkan berbagai masalah diantaranya
pengaruh oleh kelompok sebayanya. Selain itu, pemborosan dimana barang yang dibeli secara terus
adanya ketidakpuasan terhadap diri menyebabkan menerus akan terjadi penumpukan dikarenakan kon-
mahasiswa menjadi kurang percaya diri. Seorang ma- sumsi barang secara berlebihan selain itu kecender-
hasiswa yang mempunyai rasa kurang percaya diri ungan untuk tidak memikirkan kebutuhan yang akan
akan menggunakan barang-barang yang mempunyai datang, dan akibat negatif lainnya.
arti secara simbolik dapat meningkatkan kepercayaan
dirinya. Hal inilah yang mendorong mahasiswa ber-
perilaku konsumtif. Untuk itu dalam hal ini pent- Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam
ingnya memiliki kepercayaan diri yang baik dalam Membeli Barang
mengendalikan pergaulan sehari-hari seseorang agar
dapat mengontrol perilaku konsumtif.
Membeli barang Membeli barang sekedar
Pembelian barang berdasarkan fungsi simbolik
menarik menjaga simbol status
yang terdapat pada barang tersebut umumnya dil-
akukan oleh seseorang hanya untuk meningkatkan
status pada diri mereka sehingga akan memperoleh
pengakuan dari lingkungan sosialnya, artinya dengan
cara membeli barang yang mahal atau barang Membeli barang atas Membeli barang demi
branded dapat memberikan simbol status agar terlihat pertimbangan harga menunjang penampilan
oleh lingkungan sekitar. Salah satu manfaat yang
ditawarkan merek kepada konsumen adalah manfaat
simbolis. Manfaat simbolis mengacu pada dampak
psikologi yang akan diperoleh konsumen ketika ia Membeli barang sejenis Membeli barang bagus
menggunakan merek tersebut artinya merek tersebut namun berbeda merek agar lebih percaya diri
akan mengkomunikasikan siapa dan apa konsumen
pada konsumen lain (Ferrinandewi, 2008).
Gambar 1. Hasil Penelitian

82
Psikoborneo, Vol 1, No 2, 2013: 79-83 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Anshori, D. S., Kosasih, E., & Sarimaya, F. (1997).
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik Membincangkan Feminisme: Refleksi Mus-
kesimpulan mengenai hasil penelitian yaitu dari limah Atas Peran Sosial Kaum Wanita. Ban-
keempat subjek dalam penelitian ini dapat diketahui dung: Pustaka Hidayah.
bahwa mereka melakukan pembelian barang ber- Ferrinadewi, E. (2008). Merek dan psikologi kon-
dasarkan atas dasar kesukaan dan ketertarikan ter- sumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
hadap model barang yang terlihat menarik. Nina, F. & Koentjoro. (2009). Keranjingan Ber-
Melakukan pembelian barang tanpa adanya belanja pada Wanita Bekerja. Jurnal. 7 (1). 48-
perencanaan, membeli barang atas pertimbangan 57.
harga serta tidak mempertimbangkan manfaat mau- Firdausi, W. (2010). Pengaruh Absensi Ibu dalam
pun kegunaan. Membeli barang dengan harga yang Keluarga terhadap Kenakalan Remaja di Desa
mahal atau barang dengan merek ternama akan men- Bangunrejo, Kecamatan Sukorejo Kabupaten
imbulkan rasa percaya diri yang tinggi, membeli ba- Ponorogo. Universitas Islam Negeri Maulana
rang dengan jenis sama namun dari merek yang ber- Malik Ibrahim Malang, Malang
beda, membeli barang demi menjaga penampilan diri Frankel, L. (2006). Nice Girls Don’t Get Rich 75
dan gengsi, serta membeli barang untuk menjaga sim- Kesalahan Perempuan dalam Mengelola Uang.
bol status. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan Fromm, E. (1994). Escape from freedom. Macmillan.
individu untuk membeli atau mengkonsumsi barang- Hurriyati, R. (2010). Bauran Pemasaran dan Loyal-
barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara itas Konsumen. Bandung: Alfabeta.
berlebihan serta tidak didasarkan atas pertimbangan Kholilah, K. (2008). Perilaku konsumtif masyarakat
yang rasional dimana dalam membeli suatu barang in- pengunjung pasar kaget di Wisata Belanja Tugu
dividu lebih mementingkan faktor keinginan daripada Gajayana Malang (Doctoral dissertation). Uni-
kebutuhan. Apabila perilaku tersebut terus dilakukan versitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
tanpa ada pemikiran panjang maka akan berakibat ter- Malang.
jadinya tindakan pemborosan dimana seseorang yang Kusuma, A. R., & Afdliah, R. (2012). Hubungan An-
memiliki keluarga harus terlebih dahulu mementing- tara Kepercayaan Diri Dan Konformitas
kan kebutuhan keluarga maupun kebutuhan rumah Dengan Perilaku Konsumtif Pada Maha-
tangganya. siswa. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 1(1), 17-
30.
Saran Majalah Cita Cinta. (2012). Kartu Kredit Memuaskan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa Nafsu Belanja Saya. Jakarta: PT. Bina Favorit
saran yang akan diajukan oleh peneliti yaitu: Press.
1. Bagi ibu rumah tangga disarankan agar dapat Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1994). Qualitative
mengontrol dirinya dan bila tidak mampu Data Analysis (terjemahan Tjetjep Rohendi Ro-
melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri maka hidi). Jakarta: UI Press.
lebih baik untuk mengurangi frekuensi berper- Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian
gian bersama dengan teman-teman yang berpo- Kualitatif eds. Revisi. Bandung: PT Remaja
tensi bisa meningkatkan hasrat untuk berbelanja. Rosdakarya Offset.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat Sadat, A. M. (2009). Brand Belief Strategi Mem-
menggali lebih mendalam mengenai dampak dari bangun Merek Berbasis Keyakinan. Jakarta:
perilaku konsumtif dalam membeli barang. Salemba Empat.
3. Bagi masyarakat bertujuan agar dapat menge- Saebani, B. A. (2008). Metode Penelitian. Bandung:
Pustaka Setia.
tahui akibat apa saja apabila berperilaku kon-
Sumartono., & Djabar, H. B. (2002). Terperangkap
sumtif secara terus-menerus dilakukan dan hen- dalam iklan: meneropong imbas pesan iklan tel-
daknya dapat berpikir rasional sebelum evisi. Bandung: Alfabeta.
memutuskan untuk membeli barang apakah ber- Tanuwidjaja, W. (2008). 8 Intisari Kecerdasan Fi-
manfaat atau hanya didasari pada keinginan se- nansial. Yogyakarta: Media Pressindo.
mata yang nantinya akan sangat merugikan diri
sendiri dan orang lain.

83

Anda mungkin juga menyukai