Motivasi Belanja
(Studi Kasus Pada Generasi Y Penggemar Belanja Di Desa Jombok)
Sofiatuz Zulfa
1761196
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Peribahasa jawa mengatakan “Jaman iku owah gingsir” yang berarti waktu
dan zaman akan selalu berubah. Peribahasa ini memberitahukan untuk menghargai
waktu, dengan begitu dapat menggunakan waktu dengan sebaik mungkin (Andy,
dan kelas sosial bahwa orang yang sukses adalah orang yang memiliki segalanya
untuk mendapatkan barang atau jasa dari penjual dengan tujuan membeli diwaktu
yang sama (Prasetyo, 2020). Menurut penelitian Minahan and Huddleston (2013)
antara produk ataupun jasa, mencari tempat yang menyediakan produk ataupun jasa
Berbelanja secara luring adalah salah satu cara belanja seperti pada
umumnya yang datang ke toko, ritel, pasar, mall (bertatap muka dengan penjual)
untuk membeli suatu produk yang diingnkan (Suleman et al., 2020). Belanja secara
respon penjual, pengalaman atau saling bersosialisasi. Dalam kondisi covid-19 ini
1
2
secara luring (Lubis, 2020). Menurut ketua umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja
perbelanjaan menurun drastis, sekitar 90% saat pandemi covid-19 (Kencana, 2020).
belanja dapat dilakukan secara daring tanpa perlu keluar rumah untuk mendatangi
commerce, atau situs toko tersebut (Suleman et al., 2020). Menurut riset data dari
online mengalami peningkatan sebanyak 25% - 30%. (Pink, 2021). Dan dalam
peningkatan ini sekitar 18,1% hingga 98,3 juta transaksi dengan total transaksi
senilai $1,4 juta USD, dan saat pandemi ada sekitar 12 juta pengguna e-commerce
setiap individu berbeda, aktivitas berbelanja inilah yang menjadi suatu bentuk
kesenangan dan motivasi. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) motif konsumen
adalah suatu kekuatan dalam seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu,
dorongan tersebut dihasilkan dari keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motif terjadi ketika kebutuhan itu meningkat
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) ada dua motif konsumen yaitu motif
berat, harga, dan jumlah) dan motif emosional yang memilih sasarannya sesuai
berbelanja hedonic untuk mencari kebutuhan yang sifatnya seperti rasa puas,
hidup lebih konsumtif. Kegiatan ini tidak mengenal batasan apapun dan siapapun,
kelompok masyarakat yang tidak terkecuali ibu-ibu di desa jombok. Hal ini tidak
ekonomi bawah. Saat melakukan kegiatan berbelanja terdapat motif dan motivasi
“Ya tentulah, masa orang itu gak belanja ya mustahil, pasti setiap orang ya
berbelanja, tapi kalo yang disini sesuai kebutuhan karena masa pandemi
gak terlalu apa ya? Ya ga terlalu penting, seperti itu.” Hanim, (2021).
secara serentak dalam keputusan pembelian (Setiadi, 2003). Dengan adanya motif
utilitarian dan hedonic belanja yang dilakukan oleh ibu-ibu ini berdampak pada
oleh Prasetyo (2020) menunjukkan bahwa belanja yang dilakukan oleh ibu dan anak
yang tidak terkait dengan belanja rutin berbasis transaksi seperti belanja di
kebutuhan sehari-hari tetapi menjadi sebuah gaya hidup ataupun menjadi suatu
Berdasarkan latar belakang penelitian ini yang sudah diuraikan maka penelitian
Dari latar belakang yang suda dijelaskan, maka penulis mencoba merumuskan
masalah yang perlu dibahas dipenelitian ini yaitu : “bagaimana motivasi belanja
1. Peneliti ingin memahami motif dan perilaku yang terdapat pada diri
1. Manfaat Teoritis.
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan dapat
dan dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya mengenai tema
yang sama.
2. Manfaat Praktis.
TINJAUAN PUSTAKA
Fokus Metodologi
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1 Motif belanja nekat pada
wanita ketika berbelanja.
Wanita tidak bisa berpikir
Motivasi Motivasi
secara rasional dan tidak
Belanja Dan dan perilaku
dapat mengontrol diri
Wanita konsumen Kualitatif
ketika menemukan suatu
(Oky Dwi wanita saat
produk yang disukai
Prasetyo, 2019) berbelanja
sehingga berperilaku
impulsif atau impulsive
buying.
2 Analisis
Motivasi Untuk keperluan dapur
Motivasi
Belanja membeli di warung
belanja di
Konsumen kelontong karena lebih
minimarket
Minimarket Dan murah. Untuk memilih
dan warung Kualitatif
Warung minimarket karena selain
kelontong
Kelontong ada promo juga
dalam
Dalam barangnya lengkap dan
islam.
Perspektif Islam beragam.
(Riska, 2017)
6
7
3 Penggemar mencoba
menghargai karya idola,
dengan membeli
produknya, secara tidak
langsung merasa turut
Motif Belanja andil dalam kesuksesan
Merchandise Motivasi idolanya, apresiasi ini
K-Pop Belanja dan Kualitatif terbentuk karena proses
(Eva Novianty, K-Pop menikmati dan
2019) menghayati lalu
menyadari karya seni
tersebut dan, melakukan
bermacam cara untuk
menghargai karya
tersebut
Teori Abraham Maslow yang dijelaskan oleh McLeod, (2007) bahwa pada
dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks
menjadi penentu suatu tindakan, pada intinya manusia mempunyai lima tingkat atau
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs) : fisik, mental, psikologis dan intelektual.
persistensi dan antusias dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik dari dalam diri
seberapa kuat motivasi yang dimiliki maka akan menentukan pada perilaku yang
gejala psikologis yang timbul dalam dorongan pada diri seseorang atau kelompok
secara sadar tergerak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu agar
motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu : 1) waktu kegiatan,
mencapai tujuan, 6) tingkat aspirasi yang dicapai dengan kegiatan yang dilakukan,
7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
tersebut dihasilkan dari keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan
yang tidak terpenuhi. Sedangkan yang memotivasi untuk membeli adalah motif.
Motif terjadi ketika kebutuhan itu meningkat sampai intensitas yang cukup,
Motif ini tidak akan pernah berhenti saat banyak kebutuhan yang tidak
terpuaskan maka kebutuhan yang baru itu muncul yang urutannya lebih tinggi dan
berbelanja untuk mencapai sasaran mereka dan menetapkan sasaran baru yang lebih
tinggi (Setiadi, 2003). Kebutuhan itu sendiri muncul saat konsumen merasakan
sesungguhnya dirasakan (Riska, 2017). Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) ada
Menurut Prasetyo (2020) motivasi utilitarian yaitu belanja yang dimulai dari
misi atau tugas, dan keuntungan yang didapatkan tergantung pada apakah tugas
selesai atau tidak, atau apakah tugas selesai secara efisien selama proses yang
objektif dari produk tersebut dan disebut motif rasional (Setiadi, 2003). Menurut
sumber dana.
Menurut Setiadi (2003) belanja hedonis adalah suatu aktivitas belanja yang
terjadi karena adanya respon emosional, kesenangan dalam panca indra dan mimpi.
melalui perasaan (Prasetyo, 2020). Menurut Arnold dan Reynolds (2003) ada enam
2. Social Shopping yaitu belanja untuk bersosialisasi dengan teman atau keluarga
4. Idea Shopping yaitu untuk mencari dan menambah pengetahuan tentang tren,
5. Role Shopping yaitu belanja untuk orang lain dan menjadi rasa bahagia atas
6. Value Shopping yaitu untuk mendapatkan harga lebih murah atau mencari
potongan harga dan mencari produk yang memiliki harga paling murah.
Kerangka pikir ini dimulai dari fenomena yang ada. Kemudian ditemukan
fokus penelitiannya yaitu Motivasi Belanja pada ibu-ibu desa jombok. Dengan
tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis motif dan perilaku ibu-
ibu desa jombok saat berbelanja. Lalu, peneliti membuat pertanyaan penelitian
meliputi perilaku dan motivasi belanja pada ibu-ibu desa jombok. Setelah itu
peneliti mencari sumber data yaitu informan penelitian dengan pengumpulan data
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Kerangka pikir penelitian ini dapat
Studi kasus
Motif dan
motivasi generasi
Motif belanja
untuk Y di desa jombok
generasi Y di
mengetahui dan desa jombok
menganalisis
motif dan Tujuan
Pertanyaan
motivasi penelitian Motivasi
generasi Y di belanja generasi
desa jombok Y di desa
saat berbelanja jombok
Kualitatif
Observasi
Analisis Data
Dokumentasi
Draft pembahasan
Trianggulasi teori
Temuan
METODE PENELITIAN
kualitatif yaitu untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan suatu data yang
dan dibalik data yang terlihat terdapat nilai atau disebut juga data yang pasti
(Sugiyono, 2009). Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan
Rahardjo (2017) studi kasus adalah sebuah rangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara terinci, intensif dan mendalam mengenai suatu peristiwa, aktivitas
dan program baik pada tingkat kelompok, individu, organisasi maupun lembaga
kasus bersifat eksploratif. Objek kajian bersifat sangat khusus yang digunakan
mengeksplorasi secara mendalam. Kasus yang dipahami peneliti tidak dari luarnya
saja tetapi juga dari dalam sebagai entitas yang utuh dan detail.
13
14
desain sederhana dengan model desain sederhana dengan triangulasi teori / simple
research design with triangulasi theory (Burhan, 2018). Ada 7 langkah langkah
utama yaitu :
Literature review
Draft Reporting
Research method
and data collection
Triangulasi Theory
data di lapangan.
15
masing. Untuk informan 1 (ibu hanim) dilakukan pada tanggal 20 Juni 2021 dan 15
Juli 2021 sedangkan untuk informan 2 (ibu lutfi) dilakukan pada tanggal 24 Juni
paling mengerti mengenai apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai orang
apabila dari informan baru tidak menambahkan data. Selanjutnya sampel sebagai
sumber data atau sebagai informan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
2. Ibu-ibu Generasi Y di desa Jombok (ibu-ibu yang lahir pada tahun 1980-1995).
Penelitian ini mencari informan ibu-ibu Generasi Y di desa jombok, dengan waktu
Jenjang Umur
No Nama Status
Pendidikan
Informan Ibu 13-November-1984
1 IRT Sekolah Tinggi
Umila Hanim (37thn)
serta memiliki motif belanja yang berbeda melalui berbagai situasi dan kondisi.
Seberapa sering kegiatan belanja yang dilakukan informan juga berkaitan dengan
jenis kebutuhan yang mendasari informan untuk melakukan kegiatan belanja. Salah
diskon dan mengikuti trend. Ada informan yang melakukan kegiatan belanja
17
Pada akhir bulan juni 2021 peneliti melakukan in-depth interview 1 dengan
kedua informan, kemudian pada pertengahan bulan juli 2021 peneliti melakukan
in-depth interview 2 dengan kedua informan. Hasil wawancara yang peneliti dapat
dari beberapa informan diatas cukup bervariatif, ada juga informasi yang sedikit
handphone. Berikut ini rincian in-depth interview yang peneliti lakukan dengan
informan :
cara, yaitu :
a. Observasi.
b. Wawancara.
informasi dan ide dengan tanya jawab yang bisa dihubungkan dalam suatu topik
c. Dokumentasi.
data yang berwujud catatan wawancara, cetakan, jurnal, foto, dan buku-buku
(Rahardjo, 2011).
Alat yang digunakan untuk wawancara dan observasi dalam penelitian ini adalah :
b. Note kecil (buku catatan kecil) : untuk mencatat poin-poin utama yang akan
dan pengumpulan data tuntas pada waktu yang ditentukan. Saat berlangsungnya
20
wawancara, peneliti akan menganalisa data terhadap jawaban dari narasumber, dan
jika jawaban dari pertanyaan yang diajukan kurang tepat dan benar, maka
narasumber akan diberi pertanyaan sampai mendapat data yang sesuai atau
kredibel. Berikut ini analisis data dari Miles dan Huberman, (1984) :
pencarian selanjutnya.
Macam data yang didapatkan dari lapangan cukup banyak, sehingga perlu
diteliti secara detail. Reduksi data yaitu rangkuman data, memilih hal inti,
21
hal yang tidak diperlukan akan dibuang. Peneliti akan mendapat gambaran yang
mudah. Saat peneliti meredukasi data akan berfokus dan tujuan penelitian akan
memandunya.
peneliti mudah memahami strukturnya maka terlebih dahulu data yang disajikan
publikasikan masih sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti kuat
kesimpulan yang di publikasikan di tahap awal, di dukung oleh bukti yang valid
3.7 Triangulasi.
pengecekan data dari berbagai macam sumber dengan beberapa cara dan berbagai
22
waktu. Menurut Denzin dan Lincoln, (2009) dalam Hamzah, (2020) menyatakan
yang berbeda.
triangulasi teori. Dalam triangulasi sumber, data yang didapat akan dicek kembali
pada sumber yang sama dalam waktu yang berbeda, atau dapat dicek menggunakan
seminggu atau dua minggu lagi. Pada yang kedua, data yang diperoleh dari A
nantinya dicek dengan melakukan wawancara dengan B atau C atau yang lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.1 Preposisi.
SHOPAHOLIC
petualangan
Mood sosialisasi produk MOTIVASI
alternatif BELANJA
4.1.2 Pembahasan.
kebutuhan yang sama dengan anggota keluarga. Sehingga dalam hal ini
selama tujuan belanja yang dilakukan adalah bersifat rasional dan berorientasi
pada produk.
13
24
keinginan yang sudah ada didalam benak barang apa yang dibutuhkan atau
produk apa yang akan informan beli. Informan yang sudah memiliki suatu
perencanaan yang spesifik pada produk yang diingkan akan mencari dan
membeli produk yang dicari terlepas dari banyaknya pilihan produk yang ada.
“...paling tidak ya ada di benak atau yang paling dibutuhkan ya itu yang
dibeli... .” (Ibu Hanim, 2021)
“...koyok lebih biasane se terencana, maksute aku pengen seng gini model
gini ngkok warna gini ngunuh... .” (Ibu Lutfi, 2021)
pindah toko untuk mendapatkan barang yang di inginkan informan, yang sesuai
perhatian informan.
25
“...perempuan itu kalo barang ini kurang sesuai kurang cocok nyari lagi
ditempat lain lagi ditoko sebelahnya gitu.” (Ibu Hanim, 2021)
stimulus yang disediakan oleh store ataupun pusat belanja, memiliki ekspektasi
Kegiatan belanja yang dilakukan informan saat bersama keluarga yaitu suami
“...soale ngkok nek ngajak konco pasti komentar “oh iki pantes” “ojok iki
ga pantes” kan ngunuh... .” (Ibu Lutfi, 2021)
Setiap informan dalam melakukan segala kegiatan tidak terlepas dari interaksi
sekitar. Begitu juga dengan berbelanja, kesenangan saat berbelanja juga dapat
keluarga. Kegiatan belanja yang dilakukan bisa untuk meminta pendapat saat
“...itu sama shopping lah paleng engga cuci mata biar ga dirumah terus...
.” (Ibu Hanim, 2021)
“...mbuh wes pokok saweneng... pokok e nek jenuh stress ta opo iku mlayune
iku wes belanja wes, hilang semua pikiran opo iku mau pokok wes
sawenenggg.” (Ibu Lutfi, 2021)
Berbelanja menjadi salah satu kegiatan favorit informan, banyak hal yang
“Ya tentunya senang lah sesuai dengan yang kita beli sesuai dengan yang
kita inginkan, barang yang kita inginkan sudah tercapai... .” (Ibu Hanim,
2021)
Kegiatan belanja informan yang mengikuti trend dimulai dari fashion atau
produk terbaru yang menarik menjadikan alasan lain bagi informan untuk
“...betul sekali aku suka ngikutin trend, kayak model lisptik yang di tv, ada
iklannya jadinya pengen berburu untuk beli.” (Ibu Hanim, 2021)
“Kadang ya dari hp, kadang ya gatau kalo lagi trend.” (Ibu Lutfi, 2021)
Selain untuk mengikuti trend, dalam hal ini membuat informan memiliki
untuk membelinya.
“...iklann... biasanya terpaku pada iklan, kalo iklan ini biasanya apa
pastinya barang ini bagus kayaknya bagus, jadi coba-coba.” (Ibu Hanim,
2021)
“...jadi aku kan tau nek belanja nang kene iku ngeneh, nek nang kene beda
lagi, nang kene tau... .” (Ibu Lutfi, 2021)
alasan lain bagi konsumen untuk melakukan kegiatan belanja. Informan saat
akan berbelanja juga dapat memiliki motif untuk tetap memiliki idea belanja
28
“Iya... untuk suami, belanja untuk kebutuhannya dia.” (Ibu Hanim, 2021)
“...kadang seneng tertarik bajunya anak ya aku beli kadang ya suami juga...
Kegiatan belanja ini juga terjadi karena ketertarikan informan pada suatu
produk yang sesuai dengan yang dibutuhkan (suami atau anak). Selain karena
kebutuhan, produk ini juga dirasa cocok untuk diberikan kepada orang lain.
“...sama mertua untuk belanja buat kebutuhan dia buat isi tokonya dia
gitu... .” (Ibu Hanim, 2021)
“...kadang suami ga ikut kadang ku beli tujuanku jaketku terus tertarik sama
jaketnya suami ya beli... .” (Ibu Lutfi, 2021)
diinginkan atau yang disukai dengan mencari promo, harga terjangkau atau
“...kalo ada yang lebih murah... ya kalo lebih murah yang sana ya nanti
suatu saat saya kembali kesana beli lagi gitu... .” (Ibu Hanim, 2021)
Menurut informan, harga murah tidak selalu menjadi acuan dalam hal belanja.
Jika suatu produk yang yang diinginkan konsumen itu memiliki harga yang
membelinya.
“...kalo memang sepatu itu bagus kemudian branded meskipun mahal tak
beli.” (Ibu Hanim, 2021)
“...tapi aku engga, paleng nyaman seng tak gawe, ga milih hargane, masio
murah lek ga nyaman aku ga seneng... .” (Ibu Lutfi, 2021)
Motif belanja yang dilakukan informan untuk mencari nilai adalah dengan
mencari harga yang lebih murah, tidak menuntut kemungkinan jika produk
4.1.2.3 Produk.
produk yang memiliki keunikan, kualitas yang bagus, produk baru yang
mebelinya.
“...kalo menurut saya itu lucu terus seneng, bentuknya... maksutnya unik
gitu loh, menurut saya tapi gatau kalo orang lain, itu pasti saya beli... .”
(Ibu Hanim, 2021)
30
“...aku tuh orangnya suka sesuai yang aku senangi seperti itu... kadang
menurut teman bagus menurut saya engga, aku kan sukanya simpel... simpel
atau sederhana barang itu sederhana tapi cocok dengan saya, ga terlalu
woww ga suka aku, yang simpel sederhana kemudian bagus.” (Ibu Hanim,
2021)
“...temenku banyak yang gitu “rinio cobaen iki apik” tapi kalo aku ga
tertarik ga mungkin... .” (Ibu Lutfi, 2021)
belanja secara impulsif. Hal ini yang membuat kegiatan berbelanja menjadi
“...kalo perempuan engga dilihat diteliti diamati ada nggak yang rusak,
sambil nyari-nyari kanan-kiri lihat kanan-kiri, selain sepatu kan bisa lihat
jaket bisa lihat atasan apa... kemeja-kemeja seperti itu bajulah bajuuu,
nanti pada akhirnya tidak beli sepatu aja jadi yang lain merembet kalo
sama temen-temen itu.” (Ibu Hanim, 2021)
“Kadang... “lapo maeng tujuanku loh golek ngeneh kok aku maeng oleh iki
lapo maeng tak tuku” tapi seneng, soale aku seneng ambek produk e iku
maeng.” (Ibu Lutfi, 2021)
Dengan adanya banyak pilihan brand yang ada dan kelebihan yang
“kalo aku suka yang branded, kenapa branded itu? Kalo branded itu paling
engga branded itu dijamin kualitasnya bagus kuat dan tidak mudah rusak
seperti itu.” (Ibu Hanim, 2021)
“Iyaa, merek-merek tertentu, kayak kalo tas atau ya kayak sepatau itu kan
ada yang merek-merek branded itu, saya lebih suka itu seperti itu... kayak
tas shopie paling tidak atau elizabeth, kalo yang sepatu paling tidak yongki
kalo sandal itu yongki komaladi.” (Ibu Hanim, 2021)
Walaupun produk branded memiliki harga yang cukup mahal, harga tidak
menjadi alasan ataupun halangan bagi informan untuk bisa mmbeli dan
harganya.
“Kalo aku itu gini, kalo memang sepatu itu bagus kemudian branded
meskipun mahal tak beli.” (Ibu Hanim, 2021)
“...aku ga harus menentukan harga, kadang seng tak goleki iku maeng
hargae segini aku seneng yawes tak tuku... .” (Ibu Lutfi, 2021)
Kegiatan belanja informan saat bersama suami pun juga berpangaruh dalam
hal pemilihan produk yang diinginkan atau yang sesuai selera informan.
“...kalo mau beli... apa... bajuuu.... mesti gini “ahh yang satu pilihannya
gini yang satu asdfghjkl, ga jadi” ga jadi pokonya, yang nentuin ya suami
hahaha.” (Ibu Hanim, 2021)
Salah satu cara untuk bisa mendapatkan produk yang diingkan informan
yaitu dengan membelinya secara online. Belanja online sendiri tidak selalu
memberikan kesan yang baik bagi informan, tetapi karena kondisi pandemi
“Ya paling tidak ya kalo engga ke mall matahari itu paling tidak ada di...
kadangkan ada online-online yang sepatu branded seperti itu sekarang kan
corona ya, covid ini kan jadi saya nyarinya onlinenya itu ya di barang
branded itu... .” (Ibu Hanim, 2021)
“...terus aku juga kalo ga lihat aslinya ga suka jadi ga begitu tertarik sama
online, lek baju loh yo... .” (Ibu Lutfi, 2021)
Jika informan sudah tertarik dengan suatu produk, maka informan akan
“...ngunuh iku aku pengen kuning terus nang kancaku seng jualan online-
online ngunuh iku loh “onok a warna kuning e?” “gaonok”, ngunuh aku
golek nang mojokerto tak umeti sak ketemune, soale aku pengen seng
ngunuh warna kuning, gaonok akhire yawes tertarik warna lain, pokok e
ngunuh pokoke dapet.” (Ibu Lutfi, 2021)
4.1.2.4 Waktu.
suami atau teman. Selain bertujuan untuk berbelanja, informan juga ingin
“Kalo sama teman-teman bisa sampek 5 jam tapi kalo sama... suami ya ga
jamin, paling lama 1 jam itu udah lama.” (Ibu Hanim, 2021)
“...nek ambek suami iku kudu waktune lebih cepat gaoleh kok ambek leren
muter-muter seng model opo-opo gaboleh wes, endi seng dituju yowes
cepat, nek ambek konco-konco kan ga, bebas bah aku muter-muter sek bah
aku dilok warna iki sek opo bebas, nek ambek bojo “nek wes iku yawes” iku
cepet cepet dan cepet, dadi aku lebih seneng ambek konco-konco dari pada
ambek bojo maless hahaha.” (Ibu Lutfi, 2021)
33
akan belanja bersama. Waktu ini ditentukan ketika informan merasa senggang
“Kalo pas timingnya pas ya ikut pasti... rame-rame gitu ada jadwalnya, di
jadwal kapan gitu, minggu depan atau 2 minggu yang akan datang seperti
itu.” (Ibu Hanim, 2021)
“...sekarang berangkat sama temen yang ini beli baju ya kan, ya sudah aku
kan pulang tujuanku sudah kan hanya baju terus pulang ya sudah, terus
besoknya lagi ganti temen yang lain “yawes aku tak tuku kerudung” yawes
melok tuku kerudung iku mau, ganti lagi besoknya temen lagi ganti lagi
temen lagi, terus aku beli apa sekalian gitu, ga harus sekali berangkat.”
(Ibu Lutfi, 2021)
dengan suami atau teman sangat berbeda. Walaupun jika bersama suami
memiliki batas waktu yang mana tujuan dan produk yang diinginkan harus
jelas, sedangkan jika bersama teman yang memiliki kebebasan waktu akan
4.1.2.5 Tempat.
suami. Saat belanja bersama suami, suaminya lah yang memberikan tujuan
kemana saja tempat yang akan dikunjungi. Berbeda jika berbelanja bersama
teman, informan akan menentukan mana saja tempat yang belum dikunjungi
“...kalo keluarga kan yang nentuin suami biasanya, kalo teman kan siapa
yang nentuin yang belum pernah kemana? Kemana? Gitu.” (Ibu Hanim,
2021)
Saat informan berbelanja tak lepas dari keputusan dalam memilih tempat
mana yang akan dituju. Saat informan mengunjungi tempat yang ingin
“...nek ambek suami iku...endi seng dituju yowes cepat... .” (Ibu Lutfi, 2021)
4.1.2.6 Mood.
“Kepingin ya langsung... pokok e opo iku belanja opo ae pokok budal.” (Ibu
Lutfi, 2021)
Rasa keinginan untuk belanja dan ketertarikan pada produk yang saling
“...nanti pada akhirnya tidak beli sepatu aja jadi yang lain merembet kalo
sama temen-temen itu.” (Ibu Hanim, 2021)
“...pengen beli sepatu misale ya, tak gawe “tuku sepatu senam rek” lakok
nang kono melenceng kecantol tas... .” (Ibu Lutfi, 2021)
35
Informan menyukai suasana yang terjadi saat belanja, baik kegiatan belanja
mood menjadi lebih baik. Dengan adanya suasana yang tercipta ini membuat
suatu kebutuhan Kebutuhan ini menjadi awal permasalahan yang ada pada setiap
konsumsi yang tidak hanya bersifat secara rasional tetapi juga non rasional atau
subjektif (Schiffman dan Kanuk, 2008). Kegiatan belanja seorang wanita dilakukan
karena wanita menyadari kebutuhan dalam diri yang belum terpenuhi sehingga
muncul sebuah dorongan yaitu motif belanja. Motif belanja merupakan dorongan
yang berfungsi sebagai motif pembelian konsumen pada suatu produk sehingga
konsumen akan berusaha mengalokasikan waktu, tenaga, dan uang untuk pergi
berbelanja (Tauber, 1972). Hal ini juga diungkapkan oleh Mowen & Minor, (2002)
yaitu motivasi sebagai keadaan yang diaktivasi atau digerakkan yang membuat
Dalam kategori suasana hati menurut Fauziyah, (2017) yaitu bisa datang secara
Menurut informan ibu hanim, (2021) keinginan untuk berbelanja secara tiba-
tiba yang dipengaruhi oleh suasana hati, informan ibu lutfi, (2021) pun
merasakan hal yang sama saat dorongan suasana hati itu nuncul membuat
informan pergi untuk berbelanja. Informan yang memiliki motif mood (suasana
Suasana hati juga akan mempengaruhi para informan dalam pembelian produk
yang diinginkan, jika suasana hati informan dalam keadaan lebih baik,
ketertariikan pada produk yang lain akan mucul dan proses pembelian produk
tergoda dengan produk lain yang menurutnya menarik atau juga jika produk
yang dinginkan tidak ada maka pembelian produk yang dilakukan konsumen
suasana hati menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi impulse buying
suasana yang ramai membuat para informan lebih senang. Seperti yang dilansir
konsumen untuk mlakukan sesuatu yang baru dan menarik, dan praktek
kenikmatan yang di rasakan selama proses belanja (Ozen dan Engizek, 2014).
pembelanja pada kategori ini biasanya menyukai apa yang disebut belanja “cuci
Kegiatan saat berbelanja yang dilakukan ibu hanim, (2021) dimulai dengan
diinginkan atau hanya sekedar tertarik pada produknya. Menurut ibu hanim,
38
atau berpindah-pindah toko untuk mendapatkan produk yang sesuai dan yang
diinginkannya. Sama halnya yang dilakukan ibu lutfi, (2021), saat berbelanja
ibu lutfi akan pergi berkeliling didalam toko untuk melihat-lihat suatu produk
jalan untuk mencari dan melihat-lihat produk yang menarik perhatian mereka.
dilakukan oleh Tai dan Fung, (1997) bahwa keadaan emosi konsumen dapat
pembelian.
konsumen bertujuan untuk mengurangi rasa stres, mengubah suasana hati yang
negatif menjadi positif dengan membelanjakan uang dan membeli produk yang
bagus (Nisa, 2015). Pembelanja pada kategori ini menggunakan belanja sebagai
Menurut ibu hanim, (2021) kegiatan merupakan salah satu kegiatan yang
yang mereka sukai (peneliti, 2021). Seperti penelitian yang dilakukan Haanpää,
Kegiatan belanja yang dilakukan ibu hanim, (2021) dan ibu lutfi, (2021) sama-
membuat para informan merasa tergesa-gesa dengan tujuan tempat yang jelas
40
dan batas waktu yang sebentar. Jika berbelanja bersama teman informan merasa
lebih senang karena lebih bebas dan leluasa kemanapun, bisa mendapatkan
produk yang diinginkan dan disenangi dengan pemberian pendapat dari teman-
dengan waktu yang tidak terbatas dan merasa lebih bebas bersama teman untuk
Wanita akan berbelanja lebih lama jika ditemani oleh wanita sedangkan akan
lebih cepat jika ditemani oleh pria (Furnham, 2015). Hal ini terjadi saat
informan berbelanja bersama teman karena dengan senang hati mencari dan
yang diinginkan dan mereka akan saling berkonsultasi dan berbicara, sedangkan
jika berbelanja bersama suami, suami mengira saat sudah mendapatkan barang
Penelitian yang dilakukan Craik, (2009) bahwa belanja yang dilakukan oleh
waktu lebih banyak dua kali lipat dari pada pria ketika berbelanja. Kebanyakan
(Dawson et al., 1990). Informan yang memiliki motif sosial maka akan pergi
Dalam kategori produk menurut Wikipedia, (2021) adalah barang atau jasa yang
bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau
(2014) selera adalah kebutuhan konsumen pada produk yang sesuai dengan
mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka
dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek (Hendrarini dan Parsudi,
2020). Selera menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses pembelian
untuk memiliki dan membeli produknya (peneliti, 2021). Informan ibu hanim,
jika produk itu dirasa memiliki keunikan ataupun produk itu lucu akan
ataupun inovasi yang menarik selera konsumen maka lebih cepat mendorong
Beragam jenis model dan merek pada suatu produk dapat menjadikan suatu
menawarkan produk dengan kualitas yang baik dan juga memberikan kelebihan
dengan citra dari brand itu sendiri. Upaya konsumen membeli dan
42
merupakan bentuk pola pikir terhadap objek objek komersil yang cenderung
menganggap jika produk yang yang mereka sukai itu bermerek, menarik dan
2021). Menurut ibu hanim, (2021) lebih menyukai produk bermerek yang mana
tidak mudah rusak. Dengan penawaran nama brand dan kualitas yang diberikan
terhadap harga.
yang sepadan dengan kualitas produk dari pembelian yang dilakukannya. Hal
ini membuat informan saat belanja akan berfokus pada kualitas dan model
produk tanpa keberatan apabila membeli dengan harga relatif mahal, yang mana
semakin tinggi manfaat suatu produk maka semakin tinggi dan semakin besar
lebih mementingkan manfaat dari produk tersebut. Pada tingkat harga tertentu,
meningkat pula (Tjiptono, 2008). Informan ibu lutfi, (2021) pun merasakan hal
yang sama, jika produk yang menarik perhatiannya itu memiliki kualitas yang
bagus dan memberikan rasa nyaman saat dipakai informan tidak akan ragu
43
untuk membelinya tanpa melihat harganya. Para informan percaya, jika harga
akan membawa barang yang mana walaupun harga yang ditawarkan mahal
tetapi sesuai denkgan kualitas produk yang diberikan para informan tidak akan
Peranan dan pengaruh pasangan dalam proses pengambilan yang dilakukan oleh
berusaha mempengaruhi satu sama lain untuk menemukan jalan keluar yang
proses pembelian ini, konsumen memilih untuk mengikuti arahan dan saran dari
pasangan, dengan begitu dapat mengindari produk yang tidak diinginkan dan
menyelesaikan masalah yang ada (peneliti, 2021). Hal ini dirasakan para
suami tentang beberapa model produk mana yang harus dibeli, sampai dimana
suami tidak menyukai produk yang disukai informan, informan akan mengalah
dan tidak jadi membelinya. Seperti jawaban informan ibu hanim, (2021) dan
ibu lutfi, (2021) yang mana lebih menyukai berbelanja bersa teman dari pada
suami mereka.
44
4.2 Temuan.
Menghabiskan
waktu Ketertarikan
Keinginan bersama pada produk
Kegiatan Motivasi
belanja belanja
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Motivasi Belanja dapat dilakukan melalui
atau jasa yang ingin dipenuhi oleh konsumen. menurut kedua informan sering
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
1. Motif belanja yang dilakukan oleh konsumen khususnya wanita pada penelitian
ini memiliki motif belanja yang hampir sama, karena memiliki alasan untuk
yang tidak jauh berbeda untuk melakukan kegiatan belanja. Terdapat 5 motif
belanja yang mempengaruhi konsumen dalam penelitian ini, yaitu : suasana hati
2. Dalam penelitian ini, motif belanja yang dilakukan wanita ini muncul karena
belanja. Keinginan ini muncul di saat konsumen ingin berbelanja dan menjadi
3. Dalam penelitian ini, motif belanja yang dilakukan konsumen wanita ini juga
5.2 Saran.
111
46
motif saat berbelanja dan bagaimana sajakah kegiatan belanja dari konsumen
3. Dari adanya temuan berupa keinginan dan jalan-jalan dari konsumen wanita
111
48
Erlangga, 14.
Lubis, M. S. W. (2020). Begini perubahan perilaku konsumen gara-gara corona.
Made, M. G., Rodhiyah, R., & Widiartanto, W. (2015). Pengaruh Promosi Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Surat Kabar Harian Suara Merdeka.
Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(2), 462–473.
Makmun, A. S. (2003). Psikologi pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
McLeod, S. (2007). Maslow’s hierarchy of needs. Simply Psychology, 1, 1–8.
McNeal, J. (2007). On becoming a consumer. Routledge.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Qualitative data analysis: A sourcebook
of new methods. In Qualitative data analysis: a sourcebook of new methods
(p. 263).
Minahan, S., & Huddleston, P. (2013). Shopping with my mother: reminiscences
of adult daughters. International Journal of Consumer Studies, 37(4), 373–
378.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga, 90.
Nisa, I. K. (2015). Pengaruh Adventure, Idea, Value, Dan Relaxation Shopping
Terhadap Impulse Buying Tendency Pada Belanja Online. 17(1).
http://repository.unair.ac.id/5712/
Noviyanty, E. (2020). MOTIF BELANJA MERCHANDISE K-POP. STIE PGRI
Dewantara.
Nur, I. (2021). Informan.
Ozen, H., & Engizek, N. (2014). Shopping online without thinking: being
emotional or rational? Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics.
Petra, U. K. (1997). “Consumer behaviour can be defined as the behaviour that
consumers display in searching for purchasing, using, evaluating, and
disposing of products, and services they expect will satisfy their needs.”
(1997:6). 7–31.
Pink, B. (2021). YLKI catat selama pandemi aktivitas belanja online meningkat
hingga 30%. Nasional Kontan. https://nasional.kontan.co.id/news/ylki-catat-
selama-pandemi-aktivitas-belanja-online-meningkat-hingga-30
Prasetyo, O. D. (2020). Motivasi Belanja Dan Wanita. STIE PGRI Dewantara.
Prihartanta, W. (2015). Teori-teori motivasi. Jurnal Adabiya, 1(83), 1–14.
Rachmawati, V. (2009). Hubungan antara hedonic shopping value, positive
emotion, dan perilaku impulse buying pada konsumen ritel. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Airlangga, 19(2).
Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep Dan
Prosedurnya.
Rahardjo, Mudjia. (2011). Metode pengumpulan data penelitian kualitatif.
Riska, R. (2017). Analisis Motivasi Belanja Konsumen Minimarket dan Warung
Kelontong dalam Perspektif Islam (Studi di Kelurahan Bulurokeng Kota
Makassar). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Rofiah, C. (2021). QUALITATIVE METHODS: SIMPLE RESEARCH WITH
TRIANGULATION THEORY DESIGN. Develop, 5(1), 18–28.
Rohman, F. (2010). Servicescape, Lingkungan Sosial, Suasana Hati Pengaruhnya
terhadap Perilaku Berbelanja Hedonis. Jurnal Aplikasi Manajemen, 8(4),
1020–1030.
49
Salsabila putri pertiwi. (2021). Meningkatkan Suasana Hati & 3 Manfaat Belanja
Untuk Kesehatan Mental! Https://Cewekbanget.Grid.Id/.
https://cewekbanget.grid.id/read/062532691/meningkatkan-suasana-hati-3-
manfaat-belanja-untuk-kesehatan-mental?page=all
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2008). Perilaku Konsumen (Judul Asli:
Consumers Behavior), Edisi Ketujuh, PT Indeks. Jakarta.
Setiadi, N. J. (2003). Perilaku konsumen: Konsep dan implikasi untuk strategi dan
penelitian pemasaran. Jakarta: Prenada Media, 125.
SIRCLO. (2020). Jumlah Pengguna E-Commerce Indonesia di Tahun 2020
Meningkat Pesat. https://www.sirclo.com/jumlah-pengguna-e-commerce-
indonesia-di-tahun-2020-meningkat-pesat/.Jumlah
Sudrajat, A. (2008). Teori-teori Motivasi. Tersedia Juga Dalam
Http://Akhmadsudrajat. Wordpress. Com/2008/02/06/Teori-Teori-
Motivasi/[Diakses Di Bandung: 9 Oktober 2012].
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta. Cet. VII.
Suleman, D., Ali, H., Nusraningrum, D., & Ali, M. M. (2020). Pembeda
Konsumen Dalam Memilih Tempat Belanja Offline Vs Online. Jurnal
ECODEMICA, 4(2), 275–282.
Tai, S. H. C., & Fung, A. M. C. (1997). Application of an environmental
psychology model to in-store buying behaviour. The International Review of
Retail, Distribution and Consumer Research, 7(4), 311–337.
Tauber, E. M. (1972). Marketing notes and communications: Why do people
shop? Journal of Marketing, 36(4), 46–49.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Andi.
Wikipedia. (2021). Produk. https://id.wikipedia.org/wiki/Produk
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. INTERVIEW GUIDE.
111
51
2. TRANSKRIP WAWANCARA.
Informan No : 1
TRANSKRIP WAWANCARA
SHOPAHOLIC
Kalo misalnya
mahal berarti ga Kalo itu memang barangnya aneh
3. aneh
dibeli? Walaupun ya, insyaallah dibeli.
lucu?
Untuk waktunya
biasanya berapa Sekali belanja kisaran... ya paling
7. lama 2 jam
lama? Sekali lama 2 jam.
belanja?
Misal samean
awalnya belanja,
15. lihat-lihat dulu... eh Kadang sih, kadang... .
tiba-tiba ga jadi
beli?
Biasanya aktivitas
Jalan-jalan dulu
pas waktu belanja Jalan-jalan dulu, keliling-keliling
18. keliling-keliling dulu
itu kayak gimana dulu, lihat-lihat.
lihat-lihat
neng?
Kalo belanja
20. biasanya sama Semua... semua keluarga ikut. semua keluarga
siapa?
Selain kebutuhan
sehari-hari?
Kalo bilang beli baju Iya, kalo aku suka yang branded, suka branded
27.
beli sepatu itu juga kenapa branded itu? Kalo branded kualitasnya
58
Gimana perasan
Ya seneng sih rame-rame, rame-
40. samean waktu rame-rame
rame sambil bercandaaa gituu... .
belanja?
Berarti tujuan
43. utamanya buat Heem.
senang-senang?
63
Misalnya mau
belanja apa gitu, itu
Tergantung sama siapa dulu...
44. bisa menentukan
belanjanya.
samean waktu
belanjanya lama?
Kalo belanja
biasanya ada Kalo aku itu gini, kalo memang Bagus
49. patokan sendiri ga? sepatu itu bagus kemudian Branded
Entah harga atau branded meskipun mahal tak beli. meskipun mahal dibeli
apa?
Selama belanja,
samean berusaha
50. Heem, betul.
memuaskan
perasaan?
Oh yang penting
64. senang-senangnya Nahh iyaa... .
ya?
Waktu belanja
Jujur ya, kalo saya sebenarnya
samean tipe yang
69. shopaholic hahaha saya suka saya suka belanja
gimana? Waktu dan
belanja.
beli barangnya?
Ada penentuan
belinya dimana? Ada sih, kalo branded kan
71. sukanya branded
Atau harganya harus tentunya mahal, sukanya branded.
berapa?
70
Berarti sampean
Heem, iyaaa... .
76. mementingkan
merek ya?
Walaupun harganya
77. mahal penting Heem... .
mereknya?
Setelah belanja
Engga, kan sudah tau barang
78. samean
branded... seperti itu.
mengevaluasi?
Oh belinya di offline
79. Heem.
nya?
TRANSKRIP WAWANCARA
72
SHOPAHOLIC
mendapatkan produk
yang samean beli?
Kegiatan belanja itu ya... kalo saya
Menurut samean sendiri ya... menyenangkan disisi lain Menyenangkan
12. kegiatan belanja itu ya uangnya harus lebih-lebih tidak
tidak sesuai budget
bagaimana? sesuai budget jadi pasti nambah-
nambah, ada aja yang dibeli.
Ya tidak hanya belanja... kadang
13. Bagaimana kegiatan sambil nemenin anak menyenangkan nemenin anak bermain
belanja samean? anak-anak nemenin anak-anak
bermain ngegame kan disitu juga ada.
Suami
anak-anak
14. Dengan siapa samean Ya suami, anak-anak, keluarga,
pergi berbelanja? teman. keluarga
teman
keluarga sesuai
Kalo dengan keluarga ya sesuai kebutuhan
15. Bagaimana kegiatan
dengan kebutuhan, kalo sama teman
berbelanja samean? teman sambil jalan-
ya sambil jalan-jalan.
jalan
Kalo suami... dengan suami sesuai
Apa saja yang samean dengan yang anak-anak inginkan atau Suami sesuai kebutuhan
16. dapatkan jika belanja sesuai kebutuhan, kalo sama teman ya sama teman muter-
dengan keluarga atau bisa jadi diluar nalar kalo ada barang
teman ? bagus ya pasti beli jadi nambah kalo muter
diluar itu dan suka ya jadinya dibeli.
Keadaan yang seperti
17. Kalo kebutuhannya sudah habis ya
apa yang membuat
pasti berbelanja.
samean ingin belanja?
75
Mendapatkan
Apa yang membuat kesenangan
18. Untuk mendapatkan kesenangan...
samean melakukan
keinginan se dan juga kebutuhan. mendapatkan keinginan
kegiatan belanja?
kebutuhan
Apakah kegiatan
19. samean yang lain produk baru
Iya.. kayak ada produk baru.
mempengaruhi untuk
melakukan belanja?
Apakah belanja
20. menjadi salah satu
kegiatan hiburan Engga juga se
samean?
Jika ada trend terbaru, Iya betul... betul sekali aku suka ngikutin trend
21. itu membuat samean ngikutin trend, kayak model lisptik
yang di tv, ada iklannya jadinya iklannya
ingin membelinya?
pengen berburu untuk beli.
Bagaimana samean lewat tv
22. mengetahui trend Ya lewat tv sama sosial media.
sosial media
terbaru tersebut?
Apakah samean
23. berbelanja untuk orang Iya... untuk suami, belanja untuk Kebutuhannya suami
lain juga? kebutuhannya dia.
Informan No : 2
TRANSKRIP WAWANCARA
SHOPAHOLIC
Walaupun baju
17. Heeh engga...
mbak?
80
Paleng cepet berapa Yo bisa aku lebih dipercepatpun Bisa lebih dipercepat
21.
lama mbak? bisa, soale aku kan kadang seneng yawes ambil
81
Habis belanja
40. Biasane ya makan terus pulang.
kemana lagi mbak?
bagus” samean
gimana?
Berarti pengennya
73. Heemm... heemm... .
apa yawes iku?
Misal ga dapat
Kadang ga beli, kadang juga
barang yang sesuai
85. tertarik sama yang lain ga mesti, tertarik yang lain
keinginan, itu
tapi lebih seringnya ga beli.
gimana?
100
Informan No : 2
TRANSKRIP WAWANCARA
SHOPAHOLIC
Mengapa samean
25. berbelanja untuk orang Ben ga aku tok kali ya hahaha.
lain?
Tidak membandingkan
Apakah harga Engga... aku ga pernah membanding-
26. mempengaruhi samean bandingkan harga pokoknya seneng harga
untuk berbelanja? yawes tak beli. seneng ya dibeli.
Bagaimana dengan
tempat yang memiliki
27. penawaran berbeda
Engga juga
atau tertentu itu
mempengaruhi samean
untuk berbelanja?
Apakah samean
melakukan Engga juga kalo yang aku cari ada Disitu ada dibeli
28. perbandingan tempat disitu ya tak beli, ga harus cari-cari ke
Tidak ketempat lain
dan harga saat yang lain.
berbelanja?
108
rame-rame
pengen rono ya rono
Belanja Dengan Efisien
sesuai kebutuhan se
lagi butuh
mepet
ga ribet
111
112
Jalan-jalan dulu
ditempat lain lagi lihat kanan-kiri
Belanja Bersama-Sama
sama teman
belanja bersama keluarga Sama keponakan nganterin keponakan
semua keluarga
nemenin anak bermain bersosialisasi
ngajak anak-anak
sama suami
sama mertua
Enjoy legaa
HP Facebook
IG
sosial media
Iklann
di tv
116
terjangkau
harga standart
ga berpatokan harga.
promo
Cepet 1 jam
lama ya 1 jam
sama suami 1jam Suami waktune cepat waktu
menghabiskan waktu luang
dimanapun bisa
pengen rono ya rono tempat Suami, sesuai tujuan yang nentuin suami
ga berpindah-pindah toko
122
tidak
membosankan Rame-rame
berpetualangan
MOTIVASI
Mood bersosialisasi produk
BELANJA
Alternatif