Anda di halaman 1dari 19

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku Konsumtif

1. Pengertian Perilaku Konsumtif

Menurut Mowen dan Minor (2002), perilaku konsumtif didefinisikan

sebagai study tentang unit pembelian (buying units) dan proses

pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan

barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Tambunan (2001)

menambahkan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu kecenderungan

individu dalam mengkonsumsi barang atau pun jasa secara berlebihan

tanpa memperhatikan kebutuhan tersebut melainkan karena kesenangan

semata. Sedangkan menurut Sumartono (2002) secara garis besar

mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi

berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya

keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.

Perilaku konsumtif dicerminkan dalam perilaku konsumen,

perilaku konsumen menurut Winardi (dalam Sunyoto 2013) dapat

dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukan oleh orang-orang dalam hal

merencanakan, membeli dan menggunakan barang-barang ekonomi dan

jasa. Sedangkan perilaku konsumtif sendiri didefinisikan sebagai suatu

kecenderungan manusia yang melakukan konsumsi tiada batas, dimana

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
9

manusia lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan (Mowen &

Minor, 2002)

Menurut Sachati (dalam Sholihah & Kuswardani, 2011) menyatakan

bahwa sifat konsumtif adalah kecenderungan hidup dengan keinginan

membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperlukan sehingga

sifatnya menjadi berlebihan. Manusia menjadi lebih mementingkan

faktor want (keinginan) dan cenderung dikuasai hasrat duniawi dan

kesenangan materi semata. Dalam hal ini remaja membeli suatu produk

bukan atas dasar kebutuhan semata melainkan keinginan untuk

memuaskan kesenangan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa perilaku konsumtif adalah suatu tindakan mengkonsumsi barang

dan jasa yang dilakukan secara tidak rasional, hanya mengikuti

kesenangan semata bukan karena apa yang dikonsumsi adalah sebuah

kebutuhan prioritas yang harus di utamakan.

2. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif

Konsumtif merupakan keinginan untuk mengkonsumsi barang-

barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk

mencapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan definisi tersebut,

Tambunan (2001) berpendapat ada dua aspek mendasar dalam perilaku

konsumtif, yaitu:

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
10

a. Adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan

Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisiensi

biaya, apalagi bagi remaja yang belum mempunyai penghasilan

sendiri.

1) Pemborosan

Perilaku konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih

besar dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan

menjadi kebutuhan pokok. Perilaku ini hanya berdasarkan pada

keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya

kurang diperlakukan secara berlebihan untuk mencapai

kepuasan yang maksimal.

2) Inefisiensi Biaya

Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja yang

biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman,

tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan

uangnya sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.

b. Perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan

semata

Kebutuhan yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang

utama melainkan kebutuhan yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti

arus mode, ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh

pengakuan sosial tanpa memperdulikan apakah memang dibutuhkan

atau tidak. Padahal hal ini justru akan menimbulkan kecemasan.

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
11

Rasa cemas di sini timbul karena merasa harus tetap mengikuti

perkembangan dan tidak ingin dibilang ketinggalan.

1) Mengikuti Mode

Dikalangan remaja yaang memiliki orang tua dengan kelas

ekonomi yang cukup berada, terutama dikota-kota besar, mall

sudah menjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukan bahwa

mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar.

Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja

tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

2) Memperoleh Pengakuan Sosial

Perilaku konsumtif pada remaja sebenarnya dapat

dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam

mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh

lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu.

Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain

yang sebaya menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti

atribut yang sedang trend.

Sedangkan aspek-aspek perilaku konsumtif menurut Lina dan

Rosyid (1997) adalah:

a. Impulsive buying (pembelian impulsif)

Periaku membeli produk yang lebih didasari oleh keinginan

yang kuat dan hasrat tiba-tiba, dilakukan tanpa ada pertimbangan

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
12

lebih dahulu sehingga tidak memikirkan apa yang akan terjadi

kemudian dan biasanya pembelian ini bersifat emosional.

b. Non rational buying (pembelian tidak rasional

Suatu perilaku dimana konsumen membeli sesuatu yang

dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan. Perilaku

konsumsi yang ditunjukan dengan kecenderungan mengkonsumsi

barang dengan tidak memikirkan jumlah uang yang harus

dikeluarkan, ia hanya ingin memuaskan keinginannya.

c. Wasteful buying (pembelian berlebihan/pemborosan)

Perilaku konsumsi yang tidak didasari oleh penalaran dan

pertimbangan yang matang, bukan karena kebutuhan tetapi karena

keinginan semata yang hanya dapat memberikan perasaan senang,

bangga, percaya diri, diterima dan dihargain oleh lingkungan

sekitarnya. Perilaku ini juga sebagai salah satu perilaku yang

menghambur hamburkan banyak dana tanpa didasari adanya

kebutuhan yang jelas.

Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek perilaku konsumtif yang akan

dipakai dalam penelitian ini yaitu, aspek-aspek menurut Tambunan

(2001) yang berpendapat ada dua aspek mendasar dalam perilaku

konsumtif. Pemilihan aspek tersebut dikarenakan penjelasan setiap aspek

lebih diuraikan secara detail dan teruur. Aspek yang pertama yaitu,

adanya suatu keinginan mengkonsumsi secara berlebihan terdiri dari

pemborosan dan infisiensi biaya. Kemudian aspek yang kedua yaitu,

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
13

perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan semata

terdiri dari mengikuti mode dan memperoleh pengakuan sosial.

3. Faktor-Faktor Perilaku Konsumtif

Menurut Mangkunegara (dalam Kristanti, 2008) menyebutkan

bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi banyak faktor yang pada intinya

dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor

internal:

a. Faktor Eksternal

1) Kebudayaan

Kebudayaan yang tercermin dalam cara hidup, kebiasaan

dan tinndakan permintaan bermacam-macam barang di pasar

sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Keberagaman

kebudayaan, banyaknya kelompok etnik akan membentuk pasar

dan perilaku yang berbeda-beda.

2) Kelas sosial

Kotler & Armstrong (2003), kelas sosial adalah pembagian

kelompok masyarakat yang relatif perrmanen relatif teratur

dimana anggota-anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku

serupa. Interasksi seseorang dalam kelompok sosialnya akan

berpengaruh langsung pada pendapat dan seleranya sehingga

akan mempengaruhi pemilihan produk atau merk barang.

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
14

3) Kelompok referensi

Dalam melakukan perilaku konsumtif orang juga akan

melihat kelompok referensinya. Kelompok referensi ini lebih

kuat pengaruhnya pada seseorang karena akan membentuk

kepribadian dan perilakunya.

4) Keluarga

Keluarga sebagai bagian dari faktor eksternal mempunyai

pengaruh yang besar dalam pembentukan sikap dan perilaku

anggotanya, termasuk dalam pembentukan keyakinann yang

berfungsi langsung dalam menetapkan keputusan konsumen.

Selain itu keluarga juga merupakan salah satu kelompok

referensi yang dalam setiap pembelian barang akan berbeda-

beda menurut kebutuhannya.

b. Faktor Internal

1) Motivasi

Motivasi merupakan pendorong perilaku orang tidak

terkecuali pada proses pembelian. Menurut Kotler & Armstrong

(2003), Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang mendorong

seseorang secara kuat mencari kepuasaan atas kebutuhan

tersebut

2) Harga diri

Harga diri sangat berpengaruh pada perilaku membeli.

Orang yang memiliki harga diri yang rendah akan cenderung

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
15

lebih mudah dipengaruhi dari pada orang yang memiliki harga

diri tinggi.

3) Pengamatan dan proses belajar

Pembelian juga merupakan rangkaian proses belajar. Bila

ada pengalaman masa lalu yang menyenangkan dengan suatu

produk yang dibelinya, maka akan timbul kecenderungan

keputusan untuk membeli barang tersebut pada masa yang akan

datang. Sebaliknya, pengalaman yang kurang menyenangkan

akan memberi pelajaran bagi konsumen untuk tidak membeli

produk itu kembali.

4) Kepribadian

Kepribadian dapat di definisikan sebagai bentuk dari sifat-

sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan

perilakunya. Kepribadian akan mempengaruhi persepsi dan

pengambilan keputusan.

5) Konsep diri

Swastha (dalam Kristanti, 2008) menjelaskan konsep diri

merupakan cara pandang tentang dirinya sendiri dan pada saat

yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.

Konsep diri ini terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri yang

sesungguhnya dan konsep diri yang ideal.

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
16

B. Kontrol Diri

1. Pengertian Kontrol Diri

Banyak tokoh yang telah mengartikan teori kontrol diri, salah

satunya Chaplin (2001) mengartikan kontrol diri sebagai kemampuan

untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan

atau merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif. Kontrol diri

hakekatnya adalah bentuk penguasaan kekonsentrasian diri agar tertuju

pada suatu tujuan yang hendak dicapai. Menurut Ghufron & Risnawati

(2011), kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun,

membimbing, mengatur, dan mengarahkan perilaku individu ke arah

yang positif termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat di

lingkungan sekitarnya.

Goleman (dalam Suprihatin, 2010) memaknai kontrol diri sebagai

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan mengendalkan tindakan

dengan pola yang sesuai dengan usia, suatu kendali batiniah. Kemudian

Thompson mengartikan kontrol diri sebagai suatu keyakinan bahwa

seseorang dapat mencapai hasil-hasil yang di ingingkan lewat tindakan

diri sendiri. Karena itulah menurutnya, perasaan dan kontrol dapat

dipengaruhi oleh keadaan situasi, tetapi persepsi kontrol diri terletak

pada pribadi orang tersebut, bukan pada situasi.

Sedangkan menurut Munandar (2006), bahwa kontrol diri yaitu

kemampuan untuk mengendalikan atau mengontrol tingkah laku yang

termasuk dalam salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
17

seseorang dalam membeli atau menggunakan barang dan jasa. Menurut

Tangney, Baumister, dan Boone (2004), mengatakan bahwa kontrol diri

adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah respons

batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak di

inginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut. Kontrol diri

sendiri secara luas dianggap sebagai kapasitas untuk mengubah dan

menyesuaikan diri sehingga menghasilkan perilaku yang lebih baik dan

sesuai antara diri dengan dunia.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kontrol diri adalah suatu kemampuan dalam diri sendiri untuk

mengatur dan membimbing diri sendiri agar memiliki perilaku yang baik

dan dapat pula menahan diri dari perilaku yang kurang baik.

2. Aspek-Aspek Kontrol Diri

Menurut Averill (dalam Ghufron dan Risnawita, 2011) terdapat tiga

aspek kontrol diri, yaitu:

a. Behavior control (kontrol perilaku)

Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respon

yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu

keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol

perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu regulated

administration (mengatur pelaksanaan) dan stimulus modifability

(kemampuan memodifikasi stimulus. Kemampuan mengatur

pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentuka

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
18

siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya

sendiri atau aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan

dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber

eksternal.

Selanjutnya kemampuan memodifikasi stimulus merupakan

kemampuan untuk mengatasi bagaimana dan kapan suatu stimulus

yang tidak dikehendaki untuk dihadapi. Ada beberapa cara yang

dapat digunakan, antara lain: mencegah atau menjauhi stimulus,

menempatkan tenggang waktu diantara rangkaian stimulus yang

sedang berlangsung, menghentikan stimlus sebelum waktunya

berakhir dan membatasi intensitasnya.

b. Cognitive control (kontrol kognitif)

Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam

mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara

menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam

suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengurangi

tekanan. Kontrol kognitif terdiri atas dua komponen, yaitu

memperoleh informasi dan melakukan penilaian. Dengan informasi

yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak

menyenangkan, individu tersebut dapat mengantisipasi keadaan

tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti

individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
19

peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara

subjektif.

c. Decesional control (mengontrol keputusan)

Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk

memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang

diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan

akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan,

atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai

kemungkinan tindakan.

Sedangkan menurut Tangney, dkk., (2004) terdapat tiga aspek dalam

kemampuan mengontrol diri, yaitu:

a. Breaking habits (melanggar kebiasaan)

Melanggar kebiasaan atau breaking habits merupakan sesuatu

yang berkaitan dengan melakukan perilaku diluar dari kebiasaan

yang sering dilakukannya. Hal ini berarti individu melakukan

perilaku yang melanggar nilai atau norma dan peraturan yang berada

di sekitarnya. Individu dengan breaking habits kurang mampu

mengendalikan masalah dalam dorongan dirinya untuk bisa

mematuhi nilai atau norma dan peraturan yang ada di sekitarnya.

b. Resisting temptation (menahan godaan)

Menahan godaan atau resisting templation merupakan sesuatu

yang berkaitan dengan penilaian individu terhadap regulasi diri

mereka di dalam menahan godaan. Individu mampu menyelesaikan

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
20

pekerjaan dengan baik tanpa dipengaruhi oleh hal-hal di luar

tugasnya meskipun hal tersebut bersifat menyenangkan. Individu

dengan resisting temptation mampu memberika perhatiaanya pada

suatu pekerjaan yang sedang dilakukan.

c. Self-discipline (disiplin diri)

Disiplin diri atau self-discipline yaitu mengacu pada

kemampuan yang mencerminkan kemampuan diri untuk mengontrol

diri individu. Hal ini berarti individu mampu memfokuskan diri

pada saat melakukan tugas atau suatu kegiatan. Individu dengan self-

discipline mampu menahan dirinya dari hal-hal lain yang dapat

mengganggu konsentrasinya.

Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek kontrol diri yang akan

dipakai dalam penelitian ini yaitu, aspek-aspek menurut Averill (dalam

Ghufron dan Risnawita, 2011) terdapat tiga aspek kontrol diri meliputi,

kontrol perilaku, kontrol kognitif dan mengontrol keputusan. Pemilihan

aspek tersebut dilakukan karena setiap aspek dijelaskan lebih detail dan

terinci.

3. Faktor-Faktor Kontrol Diri

Faktor-faktor yang turut mempengaruhi kontrol diri seseorang

biasanya disebabkan oleh banyak faktor, maka dari itu setiap orang

memiliki kontrol diri yang berbeda-beda tergantung pada stimulus atau

situasi tertentu. Menurut Ghufron dan Risnawati (2011), secara garis

besar faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri terdiri dari:

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
21

a. Faktor Internal

Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri adalah usia.

Semakin bertamban usia seseorang maka, semakin baik kemampuan

mengontrol diri seseorang itu dari diri individu.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga terutama orangtua menentukan bagaimana

kemampuan mengontrol diri seseorang. Bila orangtua menerapkan

disiplin kepada anaknya sikap disiplin secara intens sejak dini, dan

orangtua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang

dilakukan anak bila ia menyimpang dari yang sudah di tetapkan,

maka sikap konsisten ini akan di internalisasi oleh anak dan

kemudian akan menjadi kontrol diri baginya.

C. Kerangka Pemikiran

Perilaku konsumtif yang terjadi dikalangan remaja apabila terjadi secara

terus-menerus akan mengakibatkan hal yang tidak baik pada remaja.

Dikatakan demikian karena pada umumnya remaja masih menjadi tanggung

jawab oleh kedua orang tua dalam segala pemenuhan kebutuhan hidup.

Remaja yang tidak bisa selektif dalam mengambil keputusan untuk membeli

barang dan lebih cenderung mengikuti keinginan bukan kebutuhan, maka

gaya hidup konsumtif secara tidak langsung akan mengakar pada remaja

tersebut. Dampak dari adanya perilaku konsumtif yang terjadi dikalangan

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
22

remaja, yaitu akan menimbulkan pola hidup yang boros dan mengurangi

kesempatan untuk menabung.

Pengertian perilaku konsumtif secara garis besar merupakan suatu

tindakan mengkonsumsi barang dan jasa yang dilakukan secara tidak rasional,

hanya mengikuti kesenangan semata bukan karena apa yang dikonsumsi

adalah sebuah kebutuhan prioritas yang harus di utamakan. Perilaku

konsumtif yang dilakukan remaja juga merupakan suatu kecenderungan

tindakan membeli hanya mengikuti mode yang sedang trend serta untuk

memperoleh pengakuan sosial.

Sebagaimana diungkapkan Tambunan (2001), perilaku konsumtif adalah

suatu kecenderungan individu dalam mengkonsumsi barang atau pun jasa

secara berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan tersebut melainkan karena

kesenangan semata. Perilaku konsumtif diukur dengan menggunakan aspek-

aspek perilaku konsumtif yang terdiri dari, adanya suatu keinginan

mengkonsumsi secara berlebihan (pemborosan & inefisiensi biaya) dan

perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan semata

(mengikuti mode & memperoleh pengakuan sosial). Penyebab perilaku

konsumtif sendiri dibedakan menjadi dua faktor, yaitu eksternal dan internal.

Faktor eksternal sendiri terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompok

referensi dan keluarga. Sedangkan faktor internal terdiri dari motivasi, harga

diri, pengamatan dan proses belajar. Salah satu penyebab terjadinya perilaku

konsumtif yaitu, kelompok referensi yang menjadi anutan remaja tersebut.

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
23

Selain itu remaja yang tidak bisa mengontrol dirinya dengan baik, hal tersebut

akan menyebabkan mudah terbujuk rayuan iklan.

Remaja yang dalam membeli suatu barang dan jasa hanya berorientasi

pada kesenangan semata dan tidak memandang itu sebagai sebuah kebutuhan

maka, kemungkinan remaja tersebut memiliki kontrol diri yang rendah.

Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah

respons batin seseorang, serta mencegah kecenderungan perilaku yang tidak

di inginkan dan menahan diri dari melakukan perilaku tersebut (Tangney,

dkk., 2004). Dalam hal ini kepekaan remaja untuk membaca situasi di

lingkungan sangatlah penting agar mampu mengontrol dirinya sendiri serta

mampu mencegah dari kecenderungan perilaku yang tidak di inginkan.

Menurut Munandar (2006), kontrol diri yaitu kemampuan untuk

mengendalikan atau mengontrol tingkah laku yang termasuk dalam salah satu

sifat kepribadian yang mempengaruhi seseorang dalam membeli atau

menggunakan barang dan jasa. Terdapat tiga aspek dalam kontrol diri yaitu

behavior control (kontrol perilaku), cognitive control (kontrol kognitif), dan

decesional control (mengontrol keputuan). Remaja yang mampu

mengendalikan dirinya dan dapat menahan godaan yang bersumber dari

faktor lingkungan atau teman sebaya maka, remaja tersebut akan memiliki

kontrol diri yang baik. Artinya remaja tersebut dapat mengoptimalkan segala

perilaku yang bersifat positif, begitu juga sebaliknya. Apabila perilaku

konsumtif pada remaja menjadi sebuah kebiasaan dan tidak cepat ditangani,

maka akan mengakibatkan gaya hidup kemewahan dan gaya hidup konsumtif.

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
24

Remaja yang terjerat dalam gaya hidup konsumtif, pembelian yang

seharusnya menjadi prioritas utama tidak akan terpenuhi. Akibatnya terjadi

pemborosan karena remaja membelanjakan sebagian besar uangnya atas dasar

keinginan dan pengakuan sosial. Dalam kasus seperti ini remaja memilki

kontrol diri yang lemah, remaja tersebut tidak mampu mengarahkan dan

membimbing perilaku yang seharusnya tidak di inginkan.

Peran kontrol diri menurut penelitian Antonides (dalam Fitriana &

Koentjoro, 2009) memiliki peranan yang penting dalam proses membeli suatu

barang, karena kontrol diri mampu mengarahkan dan mengatur individu

untuk melakukan hal yang positif termasuk dalam membelanjakan sesuatu.

Remaja yang mampu mengontrol dirinya sendiri, mampu mengolah informasi

dari luar dengan baik, serta mampu memberikan keputusan pada sesuatu yang

diyakini dengan tepat, kemungkinan remaja tersebut akan mampu

membelanjakan sesuatu sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan jauh dari

perilaku konsumtif.

Remaja yang tidak mampu mengontrol dirinya sendiri, tidak mampu

mengolah informasi dari luar degan baik, dan tidak mampu memberikan

keputusan pada sesuatu yang diyakini maka, kemungkinan remaja tersebut

akan membelanjakan sesuatu atas keinginan dan kesenangan semata dengan

mengiukuti mode yang sedang in serta cenderung akan berperilaku

konsumtif. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terarah akan alur

penelitian ini dengan memperhatikan tinjauan kepustakaan serta landasan

teori, digambarkan dalam kerangka konsep seperti berikut ini:

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
25

Remaja

Aspek Kontrol Diri Aspek Perilaku Konsumtif

1. Kontrol Perilaku 1. Adanya suatu keinginan


2. Kontrol Kognitif mengkonsumsi secara berlebihan
3. Mengontrol Keputusan a. Pemborosan
b. Infisiensi biaya
2. Perilaku tersebut dilakukan
bertujuan untuk mencapai
kepuasan semata
a. Mengikuti mode
b. Memperoleh pengakuan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018
26

D. Hipotesis

Arikunto (2009), menjelaskan bahwa hipotesis adalah alternatif

dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang

diajukan dalam penelitiannya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,

hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan antara kontrol diri dengan

perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negeri 3 Purwokerto

Hubungan Antara Kontrol..., Wahyu Aji Saputra, Fakultas Psikologi UMP, 2018

Anda mungkin juga menyukai