Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE

INSTAN INDOMIE DI KABUPATEN GARUT.


Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu : Dr. Nahdi Hadiyanto, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :
Dyna Sri Gindari
24023120076

UNIVERSITAS GARUT
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Persaingan bisnis merupakan persaingan ketat bagi sebuah perusahaan, persaingan
antar bisnis kini membuat seorang manajemen harus mempunyai kreativitas dan strategi
pemasaran lebih agar memenangkan persaingan ketat antar perusahaan. Pada situasi ini
manajemen dituntut untuk dapat mendesain dan mengimplementasikan strategi pemasaran agar
mempertahankan dan meningkatkan kepuasan terhadap konsumennya. Konsumen merupakan
peranan penting dalam pasar ini. Mereka berperan dalam mengungkap tingkat kepuasan
terhadap suatu produk. Dalam hal ini perusahaan harus bisa membuat langkah yang strategis
dalam membangun kepuasan konsumen. Dengan penuh produktivitas, maka perusahaan dapat
memberikan kepuasan sesuai dengan harapan konsumen.
Salah satu kepuasaan yang harus dimiliki suatu perusahaan adalah kualitas produk itu
sendiri. Kualitas produk harus diatas rata-rata pasar. Dengan demikian, maka konsumen
otomatis akan berpihak pada perusahaan tersebut. Namun, kualitas saja tidak menjamin produk
akan laku keras dipasaran dan memberikan kepuasan yang lebih kepada masyarakat. Harus
adanya strategi yang baik dalam hal memasarkan suatu produk. Perusahaan harus bisa
mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mencapai tingkat kepuasan dari konsumen.
Kepuasan dan ketidakpuasaan dari konsumen merupakan hasil akhir.
Terciptanya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk membawa dampak yang
begitu penting bagi perusahaan. Terjadinya hubungan kerja sama yang akan terus berlanjut
antara perusahaan dan konsumen merupakan salah satu dampak paling penting. Produk mie
instan merupakan salah satu dari produk makanan cepat saji yang banyak digemari oleh banyak
orang karena proses pembuatan yang cukup mudah dan cepat.
Dengan bertambahnya jumlah mie instan di kalangan masyarakat, konsumen memiliki
keleluasan untuk memilih merek yang sesuai dengan selera mereka. Oleh karena itu, penting
bagi perusahan untuk menganalisis prilaku konsumen mie instan untuk mengetahui perilaku
pembeliannya. Ada banyak merek mie instan dipasaran dan perusahaan bersaing untuk menarik
konsumen melalui berbagai strategi yang tepat. Antara lain: terus berinovasi dengan menambah
rasa, membuat kemasan yang menarik, melakukan promosi, dan memberikan kualitas yang
baik. Selain itu, produsen harus melakukan percobaan atau tes rasa sebelum produk dipasarkan.
Berdasarkan pemahaman betapa pentingnya tingkat kepuasaan konsumen terhadap suatu
produk, maka dari itu penulis mengambil judul penelitian “Perilaku konsumen terhadap
keputusan pembelian produk mie instan Indomie”. Dan dalam laporan ini akan dibahas
bagaimana perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian produk mie indomie. Perilaku
konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli dan
mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Keputusan pembelian
didefinisikan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Keputusan pembelian
adalah suatu proses menilai dan memilih dari berbagai alternatif (produk) yang tersedia sesuai
dengan kepentingan konsumen, untuk menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling
menguntungkan.

2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian produk bermerek Indomie
ditinjau dari rasa, harga, dan jenis masakan?
2. Faktor mana dari karakteristik konsumen yang dominan atau mempunyai pengaruh terbesar
terhadap pembelian produk bermerek Indomie?

3. Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang memberikan
gambaran mengenai faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian mie instan
dikabupaten Garut, disamping sebagai bahan penyusunan laporan guna memenuhi persyaratan
dalam memenuhi tugas Perilaku Konsumen pada Jurusan Manajemen Universitas Garut.

4. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang pemasaran
khususnya yang terkait dengan perilaku konsumen, baik bagi mahasiswa yang
membutuhkan referensi untuk penelitian yang sejenis maupun bagi umum. Dan juga dapat
memberikan kesesuaian antara teori-teori yang ada dengan kondisi nyata.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan
informasi dalam menerapkan keputusan pembelian untuk meningkatkan hasil penjualan.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
1. Perilaku Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2007) mendefinisikan istilah perilaku konsumen sebagai perilaku yang
ditunjukkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
menghabiskan produk atau jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya. Perilaku
konsumen berfokus pada bagaimana individu membuat keputusan untuk menghabiskan sumber
daya berharga mereka (waktu, uang dan usaha) pada item yang berhubungan dengan
konsumsinya. Perilaku konsumen melibatkan pemikiran, perasaan, pengalaman dan tindakan
seseorang dalam proses konsumsi. Perilaku konsumen menurut Pandin (2009), dipengaruhi dan
dibentuk oleh banyak faktor antara lain pengaruh lingkungan, pengaruh individu, dan pengaruh
psikologis. Seorang konsumen akan melihat suatu objek berdasarkan pada karakteristik (ciri)
atribut dari objek tersebut. Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan dengan mencari
manfaat tertentu dari suatu produk. Konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian
atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang dicari dan
memuaskan kebutuhan.
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh keadaan dan situasi masyarakat dimana ia
dilahirkan dan berkembang. Konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau
lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapatan, sikap
dan selera yang berbeda-beda sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor (Kotler, 2008). Ada dua faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi motivasi atau kebutuhan,
pengalaman, dan karakteristik konsumen. Faktor eksternal meliputi pengaruh dari
lingkungan konsumen (Suryani, 2008).
a. Faktor Internal Faktor internal sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian
konsumen. Faktor ini merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu
(konsumen). Adapun faktor-faktor internal tersebut adalah (Malano, 2011):
1) Motivasi
Istilah motivasi dapat digunakan dalam berbagai cara, tapi pada dasarnya
mengacu pada keinginan untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah kekuatan
pendorong dalam individu yang mendorong mereka untuk bertindak sebagai
stimulasi emosi atau keinginan beroperasi pada kehendak seseorang sekaligus
mendorong individu tersebut untuk bertindak. Motivasi berakar dalam
kebutuhan dasar untuk memaksimalkan kesenangan atau memenuhi
kebutuhan, seperti makan dan istirahat. Motivasi mengacu pada proses yang
menyebabkan orang untuk berperilaku seperti yang mereka inginkan (McNeal,
2007).
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan seseorang individu untuk memilih,
mengorganisasi dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Antara dua orang bisa
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap situasi yang sama (Setiadi, 2010).
Persepsi konsumen berkaitan erat dengan kesadarannya yang subjektif
mengenai realitas, sehingga apa yang dilakukan seorang konsumen merupakan
reaksi terhadap persepsi subjektifnya, bukan berdasarkan realitas yang objektif
(Utami, 2010).
3) Sikap
Sikap adalah kemampuan seseorang untuk berperilaku dengan cara yang
konsisten, positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu atau ide. Sikap
mempengaruhi cara berpikir seseorang, merasa dan berperilaku tertentu
(Palani, 2013). Sikap dipelajari melalui pengalaman masa lalu dan berfungsi
sebagai penghubung antara pikiran dan perilaku. Dengan demikian mereka
merasa puas dan akrab dengan menjadi terbiasa untuk selalu membeli dan
menggunakan merek yang sama karena diiringi dengan rasa puas akan produk
yang disediakan oleh perusahaan yang sama. Konsumen sering membeli
produk-produk baru yang berkaitan dengan melihat nama merek. Sikap yang
membentuk mereka untuk memandang nama merek yang menghasilkan
produk lain namun tetap diproduksi oleh perusahaan yang sama (Utami, 2010).
4) Gaya Hidup
Gaya Hidup Menurut Setiadi (2010) bahwa orang yang berasal dari sub-kultur,
kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang
berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatannya.
Konsep gaya hidup digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat
membantu memahami perilaku konsumen yang terus berubah.
5) Kepribadian
Kepribadian dan konsep diri merupakan dua gagasan psikologis yang telah
digunakan dalam memperlajari perilaku konsumen yang diorganisir secara
menyeluruh dari tindakan konsumen (Utami, 2010). Kepribadian adalah hasil
pengaruh dari sosial dan lingkungan. Satu individu berbeda dari orang lain
tidak hanya dalam aspek fisik, tetapi juga dalam tipe kepribadian. Menurut
Umar (2008) bahwa kepribadian biasanya dijelaskan dengan ciri-ciri bawaan
seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, perbedaan kondisi sosial, keadaan
pembelaan diri, dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi
variabel yang berguna dalam menganalisis perilaku konsumen apabila tipe-tipe
kepribadian dapat dikumpulkan dan terdapat korelasi yang kuat antara tipe
kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor perilaku konsumen yang merupakan pengaruh dari
lingkungan konsumen. Faktor eksternal meliputi:
1. Budaya
Budaya adalah simbol dan fakta yang kompleks, yang merupakan hasil cipta, karsa
dan karya manusia yang dipercaya, dipedomani, dan diwariskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam
masyarakat tertentu (Mamang dan Sopiah, 2013). Kebudayaan bersifat sangat luas
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, norma agama, hukum,
adat istiadat dan lain-lain yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat
(Sudarmiatin, 2009).
2. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat
yang memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang sama (Utomo, 2011). Kelas sosial
tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator 7 lain seperti
pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas sosial memiliki beberapa ciri,
yang pertama adalah orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung
bertingkah laku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial berbeda,
kedua, orang-orang merasa menempati posisi yang interior (kalangan menengah
kebawah) atau superior (kalangan menengah ke atas) di kelas sosial mereka, ketiga,
kelas sosial seseorang lebih ditandai oleh sekumpulan variabel seperti pekerjaan,
penghasilan, kesejahteraan dan pendidikan daripada satu variabel (Rangkuti,
2009).
3. Kelompok Referensi
Kelompok referensi atau kelompok acuan adalah seseorang yang mempengaruhi
perilaku orang lain secara signifikan dan memberikan standar (norma atau nilai)
yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir
atau berperilaku (Sianturi, 2012). Kelompok acuan adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku. Kelompok yang
digunakan dalam komunikasi pemasaran adalah selebriti, ahli atau pakar, orang
biasa, para eksekutif dan karyawan, karakter dagang atau juru bicara (Setiadi,
2010). Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup
baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan
menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat
mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek actual.
4. Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki
pengaruh paling besar. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh yang lebih
langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari, contohnya pada keluarga
prokreasi yang terdiri dari dari pasangan dan anak-anak. Pada pemasar tertarik
dengan peran dan pengaruh relatif dari seorang suami, istri dan anak-anak dalam
pembelian berbagai produk dan jasa. Peran dan pengaruh mereka akan bervariasi
pada negara dan kelas sosial yang berbeda (Biby, 2011).
c. Hubungan Faktor Internal dan Eksternal Perilaku konsumen adalah studi tentang
individu, kelompok atau organisasi dan proses yang mereka gunakan untuk
memilih, menggunakan, dan membuang produk, jasa dalam proses memenuhi
kebutuhan. Perilaku konsumen pada 8 individu, dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal yang akan berdampak pada perilaku individu dalam mengambil
keputusan untuk memenuhi kebutuhannya (Pandin, 2009). Faktor internal dan
eksternal akan mempengaruhi bagaimana konsep diri dan gaya hidup individu.
Gaya hidup dan konsep diri kemudian mempengaruhi individu dalam proses
pengambilan keputusan. Studi perilaku konsumen mempelajari bagaimana
hubungan faktor eksternal dan internal dalam membentuk konsep diri serta gaya
hidup. Dengan memahami studi perilaku konsumen, kita akan mampu
membedakan motivasi konsumen pada saat membeli produk atau jasa yang kita
tawarkan serta memahami harapan konsumen dari pembelian produk dan jasa
tersebut (Robin, 2011).
2. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Buchari Alma (2016:96) mengemukakan bahwa keputusan pembelian adalah suatu
keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya,
produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people, process. Sehingga membentuk sikap
pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respons
yang muncul produk apa yang akan dibeli. Menurut Tjiptono (2015:21) mendefinisikan
keputusan pembelian konsumen merupakan sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu. Sedangkan menurut
Kotler dan Keller (2016:194) menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan bagian
dari perilaku konsumen yaitu studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Keputusan pembelian tidak terpisahkan dari
bagaimana sifat seorang konsumen (consumer behavior) sehingga masing-masing konsumen
memiliki kebiasaan yang berbeda dalam melakukan pembelian, Kotler dan Keller (2016:194)
mengemukakan keputusan pembelian memiliki dimensi sebagai berikut:
1. Pilihan produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif
yang mereka pertimbangkan.
2. Pilihan merek Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek nama yang akan
dibeli setiap merek memiliki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
3. Pilihan penyalur Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur bisa
dikarenakan faktor lokasi dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan dalam belanja, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap,
kenyamanan dalam belanja, dan keluasan tempat.
4. Waktu pembelian Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-
beda misalnya ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali dan
lain sebagainya.
5. Jumlah pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelanjakan pada suatu saat, pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu.
Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan
keinginan yang berbeda-beda.
6. Metode pembayaran Konsumen dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran
yang akan dilakukan dalam pengambilan keputusan menggunakan produk atau jasa.
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh tidak hanya aspek lingkungan dan keluarga,
keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam transaksi
pembelian.
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Untuk memahami
perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Untuk memahami hal ini, perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen sampai di tahap keputusan pembelian
menurut Kotler dan Keller (2016:195):
1. Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar.
2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, faktor sosial seperti, kelompok referensi, keluarga, serta
peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.
3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli jua dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, penting bagi
pemasar untuk mengikuti mereka secara seksama agar produk yang ditawasrkan pemasar
dapat diterima oleh mereka.
a. Psikologis konsumen Psikologi konsumen terdapat empat proses yaitu; motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan minat.
1) Motivasi Perilaku seseorang diawali dengan adanya suatu motif untuk menggapai
suatu tujuan, dapat disimpulkan bahwa motivasi berakar di kebutuhan dan tujuan,
sehingga motivasi dapat mendorong pembelanjaan.
2) Persepsi Persepsi ialah proses seseorang memilih, mngatur, dan menerjemahkan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam
pemasaran persepsi lebih tinggi daripada realitas, karena persepsi yang
mempengaruhi perilaku aktual konsumen.
3) Pembelajaran Pembelajaran adalah aktivitas manusia yang dilakukan selama
hidupnya. Dalam pembelajaran ini pemasar mencoba melihat proses pembelajaran,
lalu mencari kiat-kiat yang tepat untuk memberikan stimulasi, informasi dan
pengalaman agar konsumen belajar tentang prosuk yang ditawarkan.
4) Motivasi Dalam memori pemasar harus memastikan bahwa konsumen
mendapatkan jenis pengalaman produk dan jasa yang tepat untuk menciptakan
struktur pengetahuan merek yang tepat dan mempertahankan merek tersebut di
memori mereka.
B. Indikator Keputusan Pembelian Menurut Thompson (2016:57) ada 4 indikator dalam keputusan
pembelian yaitu:
1. Sesuai kebutuhan Pelanggan melakukan pembelian karena produk yang ditawarkan sesuai
yang dibutuhkan dan mudah dalam mencari barang yang dibutuhkan.
2. Mempunyai manfaat Produk yang dibeli sangat berarti dan bermanfaat bagi konsumen.
3. Ketepatan dalam membeli produk Harga produk sesuia kualitas produk dan sesuai dengan
keinginan konsumen.
4. Pembelian berulang Keadaan dimana konsumen merasa puas dengan transaksi sebelumnya
sehingga berniat selalu melakukan transaksi dimasa yag akan datang.
BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah tata cara, langkah, atau prosedur yang ilmiah dalam mendapatkan data untuk
tujuan penelitian yang memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Seperti yang diungkapkan Sugiyono
(2018) yang menjelaskan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah dalam mendapatkan data
untuk tujuan dan kegunaan tertentu. Ilmiah berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yakni rasional, empiris, dan sistematis seperti yang telah ditelusuri dalam filsafat ilmu.
1. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2017) objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek penelitian adalah variabel – variabel
yang akan diteliti dan dapat diukur. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
endorsement (promosi dengan menggunakan artis), dan minat beli ulang.
2. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian asosisatif.
Menurut Sugiyono (2019) penelitian asosiatif merupakan suatu rumusan masalah penelitian
yang besifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini strategi
penelitian asosiatif digunakan untuk mengedintifikasi sejauh mana pengaruh variabel X
(variabel bebas) yang terdiri atas Perilaku Konsumen (X), terhadap variabel Y yaitu keputusan
pembelian (variabel terikat), baik secara parsial maupun simultan.
3. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018)
Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
4. Alat analisis data
Spss adalah program komputer yang dipakai untuk analisis statistika. SPSS adalah kependekan
dari Statistical Package for the Social Sciences. SPSS biasa digunakan untuk pengolahan dan
menganalisis data yang memiliki kemampuan analisis statistik serta sistem manajemen data
dengan lingkungan grafis. SPSS menurut Jonathan Sarwono (2017) bahwa SPSS adalah
program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan
komputer. Kelebihan dari program ini yaitu kita bisa melakukan perhitungan statistik secara
cepat dari yang sederhana hingga yang rumit, yang jika dilakukan secara manual akan
memerlukan waktu yang lebih lama. Peneliti menggunakan spss kelebihan dari SPSS mampu
mengakses data dari berbagai jenis format yang ada, sehingga data yang sudah tersedia dalam
berbagai format dapat digunakan langsung untuk melakukan analisis data.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Analisis Korelasi Diketahui nilai signifikansi (2-tailed) pada tabel sebesar 0,000 dimana
lebih kecil dari 0,05, Variabel Perilaku Konsumen dengan Variabel Keputusan Pembelian
(berkorelasi). artinya terdapat hubungan antara (berkorelasi) Karena Nilai Signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Diketahui pada tabel hasil Output untuk nilai r hitung (Pearson Correlation)
sebesar 0,400. Kemudian Untuk mengetahui r tabel nya bisa dilihat pada tabel r. Sesuai dengan
ketentuan untuk membaca tabel nya df (N-2) dimana nilai N merupakan jumlah data sampel
yang diuji yaitu sebesar 95 jadi untuk df nya 93. Kemudian nilai taraf nyatanya 5% atau 0,05
pada tingkat signifikansi uji dua arah. Sehingga r tabel = df (100-2; 0,05) = 0,2017
Sehingga sesuai dengan kaidah keputusan Nilai Pearson Correlation (r hitung) sebesar
0,400 > r tabel sebesar 0,2542 artinya terdapat hubungan antara Variabel Perilaku Konsumen
dengan Variabel Keputusan Pembelian (berkorelasi). Karena hasil nya positif maka hubungan
antara Variabel Perilaku Konsumen dengan Variabel Keputusan Pembelian (berkorelasi),
artinya Jika variabel X naik, maka Variabel Y juga naik. Kemudian dengan nilai r sebesar 0,400
memiliki derajat hubungan Sangat Kuat.
Kuisioner Penelitian
No Pertanyaan Keterangan
SS S KS TS STS
1 Anda membeli mie instan indomie secara sering

2 Anda tidak masalah dengan kandungan yang


terdapat di mie instan indomie
3 Menurut anda citarasa dari indomie beragam
4 Menurut anda rasa dari indomie meskipun
beragam, apa mengurangi cita rasa kenikmatan
dari indomie tersebut

5 Apa anda menyukai banyak rasa dari indomie


6 Anda mengonsumsi indomie setiap hari

7 Anda membeli mie indomie karena suka

8 Anda senang dengan rasa yang ada di


mie indomie
9 Anda tetap membeli mie indomie meskipun ada
isu yang membahayakan

10 Anda tetap membeli mie indomie


meskipun banyak saingan yang sama

11 Anda menyetok indomie dirumah


12 Anda tidak khawatir jika pergi keluar negeri
karena indomie ada dimana mana

13 Anda mengetahui bahaya/efek dari mengonsumsi


indomie terlalu sering
1. Data Responden Variabel X dan Y
Responden Endorsement Minat Beli
(X) Ulang (Y)
1 19 21
2 22 18
3 20 20
4 20 19
5 18 19
6 19 19
7 19 19
8 19 19
9 21 19
10 18 17
11 20 18
12 17 15
13 20 19
14 20 14
15 25 21
16 20 19
17 20 21
18 20 20
19 16 17
20 12 16
21 19 16
22 19 19
23 18 17
24 20 18
25 20 18
26 17 17
27 19 17
28 19 12
29 13 12
30 22 21
31 17 13
32 20 16
33 17 17
34 16 12
35 20 19
36 18 15

Responden Endorsement Minat Beli


(X) Ulang (Y)
37 20 21
38 20 15
39 16 19
40 15 17
41 20 22
42 18 14
43 22 15
44 19 17
45 20 12
46 21 22
47 21 16
48 19 19
49 17 21
50 17 14
51 19 18
52 18 16
53 22 18
54 22 25
55 21 19
56 21 16
57 19 15
58 19 20
59 18 13
60 19 13
61 20 13
62 18 12
63 17 10
64 16 12
65 14 18
66 15 16
67 19 14
68 16 16
69 19 12
70 17 14
71 19 18
72 15 18
73 24 18
Responden Endorsement Minat Beli
(X) Ulang (Y)
74 22 17
75 18 16
76 20 18
77 19 18
78 20 19
79 19 19
80 20 19
81 19 19
82 19 19
83 18 20
84 19 22
85 20 20
86 20 24
87 19 20
88 20 23
89 20 19
90 20 18
91 22 23
92 15 16
93 17 15
94 13 17
95 17 16
96 20 20
97 18 17
98 15 17
99 17 20
100 19 18
Total 1876 1746
Identitas Responden :
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)


Laki-Laki 37 37
Perempuan 63 63
Total 100 100

Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Presentase (%)


Pelajar/siswa 4 4
Bekerja 16 16
Mahasiswa 80 80
Total 100 100

Umur
Usia Jumlah Presentase (%)
< 20 23 23
20 38 38
>20 39 39
Total 100 100

Correlations
Endorsement Minat Beli Ulang
Perilaku Konsumen Pearson Correlation 1 ,400**
Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100
**
Keputusan Pembelian Pearson Correlation ,400 1
Sig. (2-tailed) ,000

N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Koefisien Determinasi

Kd = r2 X 100% ...(1)
2
Kd = 0,400 X 100%
Kd = 0,16 X 100%
Kd= 16%
Ɛ = 100% - Kd ...(2)
Ɛ = 100% - 16% = 84%

2. Hasil Analisis Uji Regresi Linier


Variables Entered/Removeda
Variables
Removed
Model Variables Entered Method
1 Keputusan . Enter
Pembelian
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumen
b. All requested variables entered.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
Model R R Square
1 ,400a ,160 ,151 2,061
a. Predictors: (Constant), Y

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model Std. Error t Sig.
B Beta
(Constant) 13,626 1,248 10,916 ,000

1 Perilaku ,298 ,071 ,400 4,214 ,000


Konsumen
a. Dependent Variable: Perilaku konsumen

Ŷ = a + Bx ...(3)
Ŷ = 13,626 + 0,298x
109
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Dan Saran


Simpulan Sesuai hasil penelitian dan pembahasan di BAB V, dapat ditarik kesimpulan
bahwa perilaku konsumen berpengaruh terhadap Keputusan pembelian dan Perilaku Konsumen
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Keputusan Pembelian. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumen dalam keputusan pembelian mie instan
indomiedengan sikap merek sebagai variabel mediasi. Berdasarkan data yang telah dikumpulan
dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dapat meningkatkan keputusan pembelian
dari konsumen.
Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, peneliti memberikan beberapa
saran kepada pihak indomie untuk meningkatkan lagi variabel Perilaku konsumennya peneliti
menyarankan perusahaan harus terus meningkatkan atau menjaga kualitas produk darinya.

Anda mungkin juga menyukai