Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PERILAKU..KONSUMEN DAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN PRODUK BISNIS MLM PT. MELIA SEHAT SEJAHTERA
DI KOTA BENGKULU

Diajukan Oleh:

Nama : Afni Sherlyna


NIM : 041619969
E-mail : afnisherlyna@gmail.com
Program Studi : Manajemen
UPBJJ : Kota Bengkulu

POKJAR KOTA BENGKULU


UPBJJ BENGKULU
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku konsumen berpengaruh terhadap
keputusan pembelian dan untuk mengetahui apakah produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, dengan objek penelitian yaitu produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel
dalam penelitian yakni 50 masyarakat Kota Bengkulu yang mana bukan hanya sekedar
mengetahui tentang produk tersebut, tapi juga menjadi anggota (member). Metode
pengumpulan data pada penelitian ini melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada
responden. Hasil penelitian ini diolah menggunakan program aplikasi statistical product and
servive solution (SPSS) Versi 16.0 dan data yang diolah pada penelitian ini melalaui tahapan
yaitu uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin baik
perilaku konsumen dalam membeli produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera, maka
semakin besar keputusan yang akan diambil oleh konsumen dalam melakukan pembelian dan
hasil produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin berkualitas
produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera, maka semakin besar keputusan yang akan
diambil oleh konsumen dalam melakukan pembelian.

Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Produk, Keputusan Pembelian

A. PENDAHULUAN
Ajzen (2002) menyatakan perilaku merupakan fungsi dari niat yang kompatibel dan
kontrol perilaku yang dipersepsikan. Kontrol perilaku yang dipersepsikan diharapkan untuk
memoderasi pengaruh niat pada perilaku, sehingga niat baik menghasilkan perilaku hanya
ketika dirasakan kontrol perilaku kuat. Dengan kata lain, perilaku konsumen adalah proses
yang dilalui seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan membuang suatu produk setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa perilaku konsumen ini akan
diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian-pembelian, dan setelah
pembelian. Supranto dan Limakrisna (2011) mengemukakan suatu produk ialah apa saja yang
dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen, untuk memenuhi kebutuhan yang
dipersepsikan. Maka, masuk pada tahap sebelum pembelian suatu produk konsumen akan
melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan produk tersebut. Pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk. Sedangkan pada tahap setelah
pembelian, konsumen akan menggunakan produk yang telah dibeli, evaluasi kinerja produk,
dan akhirnya membuang produk setelah digunakan dengan kata lain kegiatan yang dilakukan
oleh konsumen tersebut secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan
produk berupa proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan
tersebut.
Menurut Nisel (2001) mengemukahkan pengambilan keputusan konsumen harus
dipelajari dengan baik oleh manajer pemasaran untuk memahami bagaimana informasi
diperoleh, bagaimana keyakinan terbentuk, dan produk apa yang dipilih. Dengan kata lain,
keputusan pembelian menjadi suatu hal yang penting dan harus diperhatikan. Hal ini karena
dapat menjadi bahan pertimbangan bagaimana strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh
peusahaan berikutnya. Proses pengambilan keputusan yang rumit seringkali melibatkan
pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. Dengan mengetahui bagaimana proses
keputusan pembelian, maka konsumen harus mampu memutuskan apa saja yang harus
diambil dalam membeli maupun menggunakan produk tersebut.
Banyaknya berbagai macam, dan jenis produk bisnis MLM pada saat ini dapat
memicu para perusahaan yang mengelola produk tersebut untuk terus meningkatkan kesan
dimata masyarakat. Dengan harapan agar bisa menjadi pilihan utama masyarakat, PT Melia
Sehat Sejahtera merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan produk makanan sehat yang
berkualitas tinggi dengan system MLM “Multi-Level Marketing”. Hal ini tentu saja sangat
membutuhkan hubungan dengan para konsumen, pemasok, dan distributor yang tujuannya
hanya untuk konsumen.
PT Melia Sehat Sejahtera memasarkan produknya menjadi 3 bagian, yaitu unit 1, uint
3, dan unit 7. Dalam unit 1 total biayanya sebesar Rp. 635.000,- dimana harga produknya
sebesar Rp. 550.000,-, pendaftaran sebesar Rp. 30.000,-, dan Ppn sebesar Rp. 55.000,-.
Dalam 3 unit total biayanya sebesar Rp. 1.845.000,- harga produk sebesar 1.650.000,-,
pendaftaran sebesar Rp. 30.000,- dan Ppn sebesar Rp. 165.000,-. Dalam unit 7 total biayanya
sebesar Rp. 4.265.000,-, harga produk sebesar 3.850.000,- pendaftaran sebesar Rp. 30.000,-
dan Ppn sebesar Rp. 385.000,-. Sistem pembayaran bonusnya yaitu harian, mingguan dan
bulanan. Apabila member mengajak member baru dalam 1 unit maka bonus yang di dapat
sebesar Rp. 100.000,- dalam 3 unit maka bonus yang di dapat sebesar Rp. 300.000,- dan 7
unit maka bonus yang di dapat ssebesar Rp. 700.000,-. Jenis bonus yang diberikan yaitu
bonus sponsor, bonus leadership, bonus retail, bonus group retail dan bonus unilevel.
Berdasarkan penjelasan latar belakang penelitian ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai „‟Pengaruh Perilaku..Konsumen dan Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera di Kota Bengkulu’’.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1) Apakah
perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk bisnis MLM PT.
Melia Sehat Sejahtera di Kota Bengkulu; dan 2) Apakah produk berpengaruh terhadap
keputusan pembelian produk bisnis MLM PT Melia Sehat Sejahtera di Kota Bengkulu.
adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui apakah perilaku konsumen
berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera di
Kota Bengkulu; dan 2) untuk mengetahui apakah produk berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera di Kota Bengkulu.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen pada saat
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk, jasa, dan
gagasan yang mereka harapkan dapat memenuhi kebutuhannya (Schiffman dan Kanuk,
2007). Arnold et al., (2005) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan dari
individu dan kelompok yang secara langsung terlibat dalam pembelian serta proses
pertukaran yang meliputi pembelian, konsumsi, dan pembuangan suatu produk barang
atau jasa, pengalaman dan ide-ide.
2. Produk
Adisaputro (2014) menjelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk diamati, disukai, dan dibeli untuk memuaskan sesuatu
kebutuhan atau keinginan. Oleh karena produk dapat memenuhi kebutuhan tertentu maka
produk dapat juga diartikan sebagai sekelompok nilai yang memberikan kepuasan pada
pemakainya. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006) produk merupakan keseluruhan
konsep objektif atau proses yang membarikan sejumlah nilai manfaan kepada konsumen.
3. Keputusan Pembelian
Memahami faktor-faktor psikologis dan pribadi konsumen sangatlah penting dan
kemungkinan memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian serta
pengingatan merek pada jasa, produk, dan perusahaan (Afroz, 2013). Konsumen selalu
merasakan sebuah kebiasaan yang unik setelah membeli produk atau pada saat mereka
mengkonsumsinya. Kebiasaan unik ini akan membuat niat terhadap produk, jasa, dan
organisasi (Khandelwal, 2013).
4. Kerangka Penelitian

PERILAKU H1
KONSUMEN KEPUTUSAN
PEMBELIAN

PRODUK H2
Keterangan :
H1 : Pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian (Adnan, 2018).
H2 : Pengaruh produk terhadap keputusan pembelian (Zulaicha dan Irawati, 2016).

C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Selain
itu, penelitian ini menggunakan studi penjelasan (explanatory research), yakni
menjelaskan suatu hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis
(Ghozali, 2013). Menurut Sekaran (2006) pengujian hipotesis adalah penjelasan sifat
hubungan, dua atau lebih faktor dalam suatu situasi dan penelitian ini juga dapat
dikategorikan sebagai suatu penelitian cross sectional, yaitu penelitian yang pengambilan
datanya dilakukan melalui penyebaran kuesioner hanya dalam satu waktu saja (Sekaran,
2006).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk untuk melaksanakan di dalam mengukur suatu
variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yakni:
1. Variabel Perilaku Konsumen (X1)
Indikator perilaku konsumen dimodifikasi dari penelitian menurut Swastha dan
Handoko (2000) yaitu 1) Saya selalu melakukan pembelian produk tersebut, 2)
Perusahaan tersebut tidak mengecewakan saya, 3) Saya memutuskan untuk
berlangganan kepada perusahaan tersebut, 4) Saya tidak akan memilih produk yang
lain, 5) Saya puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan ketika membeli
produk tersebut.
2. Variabel Produk (X2)
Indikator produk dimodifikasi dari penelitian menurut Gasperz (2005) yaitu 1) Produk
yang dijual aman dan tidak ada efek samping, 2) Produk yang jual memiliki kualitas
yang bagus, 3) Harga produk dapat dijangkau oleh semua orang, 4) Produk dijual
dapat menyembuhkan berbagai penyakit, 5) Produk dibuat dengan mutu yang tinggi.
3. Variabel Keputusan Pembelian
Indikator keputusan pembelian dimodifikasi dari penelitian menurut Kotler dan Keller
(2007) yaitu 1) Saya membeli produk tersebut untuk kebutuhan, 2) Sebelum
berbelanja, saya mencari informasi tentang produk tersebut, 3) Saya yakin membeli
produk tersebut adalah keputusan yang tepat, 4) Saya akan membeli kembali produk
tersebut, 5) Saya akan merekomensikan produk tersebut kepada orang lain.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober tahun 2022, dan berlokasi di wilayah Kota
Bengkulu.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui penyebaran kuesioner secara
langsung kepada 50 responden.
5. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2013) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek ataupun subjek penelitian. Berdasarkan kajian literature dan kerangka pemikiran
penelitian, maka populasi dalam penelitian ini yakni masyarakat Kota Bengkulu yang
mana bukan hanya sekedar mengetahui tentang produk tersebut, akan tapi juga bahkan
menjadi anggota (member). Sedangkan sampel umumnya adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sehingga, sampel pada penelitian ini adalah 50
masyarakat Kota Bengkulu yang mana bukan sekedar mengetahui tentang produk
tersebut, tapi juga bahkan menjadi anggota (member).
6. Analisis..Data
Analisis terhadap suatu data penelitian merupakan proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan kembali. Adapun analisis data
penelitian ini terdiri dari:
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Hasil uji
validitas dapat dikatakan valid apabila hasil nilai dari rhitung > rtabel (Ghozali, 2013).
2) Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel. Menurut Hair et al., (2006) nilai cronbach alpha > 0,60 dapat
diklasifikasikan pata tingkat kehandalan yang handal.
3) Uji Hipotesis
Nilai t digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen di mana nilai signifikan t < 0,05 maka itu artinya variabel independen
berpengaruh terhadap dependen (Ghozali, 2013).
D. PEMBAHASAN
1. Sejarah PT. Melia Sehat Sejahtera
Pada awalnya perusahaan ini bernama PT. Melia Summit Indonesia, kemudian beganti
nama PT. Melia Nature Indonesia, dan pada akhirnya resmi bernama PT. Melia Sehat
Sejahtera. Perusahaan ini didirikan oleh Ir. Sukur H. Nababan di Jakarta Selatan pada
tahun 2002. Ir. Sukur H. Nababan mendirikan PT. Melia Sehat Sejahtera termotivasi
pertama kali karena melihat keadaan bisnis Multi Level Marketing (MLM) yang begitu
buruk di Indonesia. Beliau melihat bahwa banyak para pelaku bisnis Multi Level
Marketing atau networker mengalami kegagalan. Ir. Sukur H. Nababan mengatakan
bahwa kegagalan tersebut bukan disebabkan oleh networker sendiri, melainkan karena
perusahaan MLM itu sendiri. Marketing plan atau konsep kerja yang ada pada perusahaan
MLM tersebut lebih berpihak kepada perusahan. Dengan kata lain maketing plan yang
ada dalam perusahaan MLM sering kali hanya memberikan keuntungan pada perusahaan
bukan kepada member.
2. Data Responden Penelitian
Adapun data responden penelitian ini yang terdiri dari 3 jenis yaitu data jenis kelamin,
data usi, dan data pembelian produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera dalam satu
bulan adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Data Responden Penelitian
Jenis Kelamin Frequency Percent (%)
Laki-laki 18 36,0
Perempuan 32 64,0
Total 50 100,0
Usia Frequency Percent (%)
17 – 20 Tahun 23 46,0
21 – 40 Tahun 27 54,0
Total 50 100.0
Pembelian produk bisnis MLM PT. Melia
Frequency Percent (%)
Sehat Sejahtera dalam satu bulan
1 – 14 botol 34 68,0
15 – 28 botol ke atas 16 32,0
Total 50 100.0
Sumber: Penelitian (2022)
Tabel 1 merupakan hasil pengolahan data responden penelitian berdasarkan identitas
responden. Adapun hasil pengolahan tersebut jika dilihat dari jenis kelamin responden
menunjukan bahwa jumlah responden perempuan yang melakukan pembelian produk
bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera lebih banyak yaitu 32 orang (64%) dibandingkan
dengan responden laki-laki sebanyak 18 responden (36%). Jika dilihat dari usia, data
tersebut menunjukkan yang melakukan pembelian produk bisnis MLM PT. Melia Sehat
Sejahtera lebih banyak berusia 21-40 tahun yaitu 27 orang (54%) dibandingkan dengan
responden yang berusia 17-20 sebanyak 23 responden (46%). Kemudian, responden
penelitian ini paling banyak yang melakukan pembelian produk bisnis MLM PT. Melia
Sehat Sejahtera yaitu 34 responden (68%) dengan jumlah pembelian produk yaitu kisaran
1-14 botol, dibandingkan dengan responden yang membeli produk kisaran 15-28 botol
justru hanya 16 responden (32%).
3. Uji Validitas
Dalam pengujian validitas kuesioner dikatakan valid apabila rhitung lebih besar dari rtabel
(Sugiyono, 2008: 248). Berikut ini merupakan hasil uji validitas penelitian ini:

Tabel 2 Hasil Nilai Uji Validitas


No Variabel Instrumen Penelitian Nilai R Tabel Nilai Keterangan
Sig. 0,5% R Hitung
Saya selalu melakukan pembelian produk bisnis 0,278 0,797 Valid
MLM PT. Melia Sehat Sejahtera.
Perusahaan produk bisnis MLM PT. Melia Sehat 0,278 0,873 Valid
Sejahtera tersebut tidak mengecewakan saya.
Perilaku Saya memutuskan untuk berlangganan kepada produk 0,278 0,713 Valid
1 Konsumen bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera tersebut.
(X1) Saya tidak akan memilih produk bisnis MLM yang 0,278 0,860 Valid
lain.
Saya puas dengan pelayanan yang diberikan PT. 0,278 0,866 Valid
Melia Sehat Sejahtera ketika membeli produk bisnis
MLM PT. Melia Sehat Sejahtera.
Produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera yang 0,278 0,594 Valid
dijual aman dan tidak ada efek samping
2 Produk (X2) Produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera yang 0,278 0,723 Valid
jual memiliki kualitas yang bagus.
Harga produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera 0,278 0,713 Valid
dapat dijangkau oleh semua orang.
Produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera dijual 0,278 0,816 Valid
dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera dibuat 0,278 0,794 Valid
dengan mutu yang tinggi.
Saya membeli produk bisnis MLM PT. Melia Sehat 0,278 0,752 Valid
Keputusan Sejahtera tersebut untuk kebutuhan.
3. Pembelian Sebelum berbelanja, saya mencari informasi tentang 0,278 0,778 Valid
(Y) produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera
tersebut.
Saya yakin membeli produk bisnis MLM PT. Melia 0,278 0,844 Valid
Sehat Sejahtera tersebut adalah keputusan yang tepat.
Saya akan membeli kembali produk bisnis MLM PT. 0,278 0,754 Valid
Melia Sehat Sejahtera tersebut.
Saya akan merekomensikan produk bisnis MLM PT. 0,278 0,598 Valid
Melia Sehat Sejahtera tersebut kepada orang lain.
Sumber: Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil uji validitas penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk uji validitas variabel perilaku konsumen, terdapat 5 indikator dan hasilnya valid semua
karena memiliki nilai rhitung > rtabel (0,278). Dari kelima indikator tersebut, yang memiliki nilai
validitas tertinggi yaitu pada indikator ke-5 yaitu “Saya puas dengan pelayanan yang
diberikan PT. Melia Sehat Sejahtera ketika membeli produk bisnis MLM PT. Melia Sehat
Sejahtera” dengan nilai rhitung 0,866. Jika dilihat dari penjelasan teori menurut McGregor
(1960) bahwa di dunia bisnis terutama khususnya di sektor pemasaran, penerapan perilaku
konsumen seseorang akan mampu memengaruhi pelayanan dan kinerja para penjual (sales) di
dalam melakukan pekerjaan mereka dan tergantung konsumen tersebut mau membeli produk
tersebut atau tidak sesuai dengan selera konsumen tanpa unsur paksaan apapun. Sehingga
tingginya indikator kelima ini menunjukkan bahwa PT. Melia Sehat Sejahtera telah
memberikan pelayanan sesuai dengan kinerja mereka seperti menjelaskan mengenai produk
dengan jelas, yang membuat para konsumen ataupun member produk bisnis MLM ini puas
ketika membeli produk tersebut. Akan tetapi, dari kelima indikator tersebut justru indikator
ke-3 memiliki nilai validitas terendah yaitu “Saya memutuskan untuk berlangganan kepada
produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera tersebut” dengan nilai rhitung 0,713. Meskipun
pernyataan indikator ke-3 memiliki nilai validitas terendah, namun para konsumen atau
member ada kemungkinan tetap membeli produk tersebut, apabila produk tersebut
memberikan khasiat yang sesuai dengan keinginan konsumen ataupun member.
2. Untuk uji validitas variabel produk, terdapat 5 indikator dan hasilnya valid semua karena
memiliki nilai rhitung > rtabel (0,278). Dari kelima indikator tersebut, yang memiliki nilai
validitas tertinggi yaitu pada indikator ke-4 yaitu “Produk bisnis MLM PT. Melia Sehat
Sejahtera dijual dapat menyembuhkan berbagai penyakit” dengan nilai rhitung 0,816.
Tingginya nilai validitas indikator tersebut menunjukkan bahwa produk perusahan PT. Melia
Sehat Sejahtera adalah produk dengan kualitas terbaik di produksi dengan standart GMP
(standar internasional). Adapun produk yang dijual yaitu melia propolis sebuah ramuan alami
yg di gunakan sejak ribuan tahun yg lalu yg berasal dari air liur lebah dan getah pucuk daun
poplar. Propolis ini berguna untuk menahan serangan virus, bakteri dan jamur, serta
memperbaiki kebocoran di kelenjar darah, dan melia biyang ramuan alami untuk
mengembalikan vitalitas dan regenerasi sel untuk menahan penuaan dan membuat kita selalu
awet muda (Sumber: http://www.meliasehatsejahtera.com/). Akan tetapi, dari kelima indikator
tersebut indikator ke-1 memiliki nilai validitas terendah yaitu “Produk bisnis MLM PT. Melia
Sehat Sejahtera yang dijual aman dan tidak ada efek samping”. Rendahnya pernyataan
indikator tersebut bukan berarti konsumen tidak setuju dengan pernyataan tersebut, tetapi dari
kelima pernyataan tersebut dari 50 responden merasa bahwa pernyataan tersebut benar dan
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh perusahaan bahwa produk bisnis MLM yaitu melia
propolis dan melia biyang di buat dari bahan alami tanpa efek samping dan dijual karena dapat
menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi mempunyai reaksi cepat serta harga yg relatif
murah. Produk tidak banyak dan tidak tumpang tindih, sehingga mudah untuk di mengerti
(Sumber: http://www.meliasehatsejahtera.com/).
3. Untuk uji validitas variabel keputusan pembelian, terdapat 5 indikator dan hasilnya valid
semua karena memiliki nilai Rhitung > Rtabel (0,278). Dari kelima indikator tersebut, yang
memiliki nilai validitas tertinggi yaitu pada indikator ke-3 yaitu “Saya yakin membeli produk
bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera tersebut adalah keputusan yang tepat” dengan nilai
Rhitung 0,844. Tingginya nilai validitas indikator tersebut menunjukkan bahwa seperti yang
dijelaskan oleh pihak perusahaan kepada konsumen sebelum membeli produk maupun
menjadi member yaitu produk yang dijual dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan produk
tidak ada efek samping, sehingga konsumen yakin untuk memutuskan membeli produk
tersebut (Sumber: http://www.meliasehatsejahtera.com/). Akan tetapi, dari kelima indikator
tersebut justru indikator ke-5 memiliki nilai validitas terendah yaitu “Saya akan
merekomensikan produk bisnis MLM PT Melia Sehat Sejahtera tersebut kepada orang
lain”. Rendahnya nilai validitas indikator penelitian ini bukan berarti konsumen tidak setuju
dengan pernyataan tersebut, tetapi dari kelima pernyataan tersebut dari 50 responden bahwa
mereka merekomendasi produk bisnis MLM kepada orang lain berarti perusahaan tersebut
berhasil menciptakan suatu produk yang diinginkan konsumen dengan khasiat yang sesuai
dengan yang sudah dijanjikan.
4. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat reliabel dari suatu kuesioner yang
digunakan dalam penelitian. Dibawah ini merupakan hasil uji validitas penelitian ini:
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha
No Cronbach's Keterangan
Variabel Based on Standardized
Alpha
Items

1. Perilaku Konsumen (X1) 0,879 0,880 Reliabel


2. Produk (X2) 0,781 0,779 Reliabel
3. Keputusan Pembelian (Y) 0,794 0,801 Reliabel
Sumber: Penelitian (2022)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas penelitian ini didapat nilai alpha (α) cronbach > 0,60,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perilaku konsumen (X1), produk (X2) dan
keputusan pembelian (Y) adalah reliabel dan dapat digunakan dalam uji penelitian
selanjutnya.
5. Uji Hipotesis
Nilai t digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen di mana nilai signifikan t < 0,05 maka itu artinya variabel independen
berpengaruh terhadap dependen (Ghozali, 2013).
Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.979 2.027 2.456 .018
Perilaku konsumen .285 .093 .372 3.081 .003
Produk .387 .117 .401 3.321 .002
a. Dependent..Variable: Keputusan pembelian
Sumber: Penelitian (2022)
1. Data dari Tabel 4 menunjukkan hasil nilai dari sig adalah sebesar 0,003 yang artinya nilai
tersebut lebih kecil dari probabilitas sig. 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian.
2. Data dari Tabel 4 menunjukkan hasil nilai dari sig adalah sebesar 0,002 yang artinya nilai
tersebut lebih kecil dari probabilitas sig. 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara hasil produk terhadap..keputusan pembelian.
Tabel 5 Hasil Nilai Pengaruh Antar Variabel
Model Summary
Adjusted
Model R R Square R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .639 .409 .384 1.97507
a. Predictors: (Constant), Produk, Perilaku konsumen
Sumber: Penelitian (2022)
Untuk melihat besarnya pengaruh yang terjadi antara variabel perilaku konsumen dan
produk terhadap keputusan pembelian dapat dilihat dari hasil nilai r-square. Berdasarkan
Tabel 5. nilai r-square adalah sebesar 0,409 yang artinya perilaku konsumen dan produk
memengaruhi keputusan pembelian sebesar 40,9 %.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa:
1) Perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin baik
perilaku konsumen dalam membeli produk bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera, maka
semakin besar keputusan yang akan diambil oleh konsumen dalam melakukan pembelian.
Seperti yang dijelaskan pada penelitian Subianto (2007) bahwa setiap keputusan yang
diambil oleh konsumen pasti didasarkan pada alasanalasan tertentu, baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat terkait dengan
masalah kejiwaan dan faktor eksternal. Dengan memahami perilaku konsumen yang baik,
pemasar akan mudah untuk menggambarkan bagaimana proses keputusan yang baik itu
dibuat.
2) Produk..berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Artinya semakin berkualitas produk
bisnis MLM PT. Melia Sehat Sejahtera, maka semakin besar keputusan yang akan
diambil oleh konsumen dalam melakukan pembelian. Konsumen..menginginkan produk
yang dibelinya sesuai dengan keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin
berkualitas suatu produk, maka semakin besar keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian. Untuk produk seperti makanan dan minuman, ataupun obat-obatan, konsumen
sangat mempertimbangkan kualitasnya (Tedjakusuma et al., 2001). Apabila kualitas
produk ditingkatkan, perilaku konsumen untuk melakukan pembelian juga akan
meningkat.
Sedangkan saran yang dapat diberikan untuk menjadi bahan pertimbangan perusahaan
yaitu pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap
pelanggan secara pribadi ketika membeli suatu produk, meningkatkan jumlah produk
yang berkualita, atau pihak perusahaan diharapkan dapat mengevaluasi kembali strategi
harga produk yang telah dilakukan. Misalnya dapat dilakukan dengan memberikan diskon
pada saat tertentu atau pada saat konsumen yang membeli produk bisnis MLM dalam
jumlah yang banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Adnan. 2018. Pengaruh Perilaku Kotler, Philip dan Keller, 2007. Manajemen
Konsumen terhadap Keputusan Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedua
Pembelian Susu Morinaga di Kota belas, PT. Indeks, Jakarta.
Lhokseumawe. Jurnal Visioner &
Strategis Manajemen. Vol.7 No. 2. Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2008.
Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta. Kotler dan Keller.
Adisaputro, G. 2014. Manajemen
2009.
Pemasaran. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2006.
Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi
Afroz, N. 2013. Effect of Advertisement on McGregor, Douglas, 1960. The Human Side
Buying Responses of Couples of Enterprise. New York: McGraw-
Through Brand Survey Technique. Hill.
Social Science International,
29(1):129-140. Schiffman, L.G. and L.L. Kanuk. 2007.
Consumer Behaviour. Ninth Edition.
Ajzen, I. 2002. Perceived behavioral control, New Jersey: Prentice Hall
self-efficacy, locus of control, and the International.
theory of planned behavior. Journal
of Applied Social Psychology, Nisel, Rauf. 2001. Analysis of Consumer
32:665-683. Characteristics Which Influence the
Determinants of Buying Decisions By
Alamgir., Shamsuddoha, M., and Nedelea, A. The Logistic Regression Model.
2010. Influence Of Brand Name On Logistics Information Management,
Consumer Decision Making Process- 14(3):223-228.
An Empirical Study On Car Buyers.
Fascicle of The Faculty of Economics Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitiaan
and Public Administration, Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
10(2):146. Subianto, Totok. 2007. Studi tentang perilaku
konsumen beserta implikasinya
Arnold, Mark J., Kristy E. Reynolds, Nicole terhadap keputusan pembelian.
Ponder, and Jason E. Lueg. 2005. Jurnal Ekonomi MODERNISASI,
Customer Delight in a Retail Vol 3 No. 3.
Context: Investigating Delightful and
Terrible Shopping Experiences, Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Journal of Business Research, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
58(8):113-245. Bandung: Alfabeta.CV.

Gaspersz, V. 2005. Total Quality Supranto, J., Limakrisna, H.N. 2011.


Management. PT. Gramedia Pustaka Perilaku Konsumen dan Strategi
Utama : Jakarta. Pemasaran.Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Swastha, Basu Dharmesta dan Handoko T.
Multivariate dengan Program IBM Hani. 2000. Manajemen Pemasaran,
SPSS 21 Update PLS Regresi. Analisa Perilaku Konsumen. Edisi
Semarang: Badan Penerbit Pertama. Cetakan Ketiga. Penerbit
Universitas Diponegoro. BPFE. Yogyakarta.

Hair, J.F. 2006. Multivariate Data Analysis. Tedjakusuma, Ritawati, Sri Hartini dan
Edisi 5. Jakarta: Gramedia Pustaka Muryani. 2001. Analisis Faktor-
Utama. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen dalam Pembelian Air
Http://www.meliasehatsejahtera.com/ Minum Mineral di Kotamadya
Surabaya. Jurnal Penelitian Dinamika
Khandelwal, U., Bajpai, N., and Sharma, J. P. Sosial, Vol. 2 No. 3.
2013. Purchase Intention of Indian Zulaicha, Santri dan Irawati, Rusda. 2016.
Consumers on Online Travel Buying Pengaruh Produk Dan Harga
Decision: A Comparative Study on Terhadap Keputusan Pembelian
Metro And Non-Metro City. Konsumen Di Morning Bakery
International Journal of Hospitality Batam. Jurnal Inovasi dan Bisnis,
& Tourism Systems, 6(1):13-22. Vol. 4, No. 2.

Anda mungkin juga menyukai