Anda di halaman 1dari 21

REVIEW JURNAL

 
Tugas Individual
Mata Kuliah Seminar Manajemen Islam

Disusun Oleh:

Muhammad Refki Zulfikar


NIM.12020219140111
Judul artikel: ANALISIS MINAT BELI KONSUMEN MUSLIM TERHADAP PRODUK
YANG TIDAK DIPERPANJANG SERTIFIKAT HALALNYA
Penulis: Anggit Listyoningrum, Albari
Tahun: 2012
Nama Jurnal: Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam
Volume, Nomor, Halaman: Volume 2 No. 1, Januari 2012: 40-51

Latar Belakang Masalah (Issue Penelitian)


Penelitian ini difokuskan untuk mengungkapkan besarnya pengaruh sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku
yang terbentuk pada suatu produk pernah mendapatkan sertifikat halal
oleh MUI tetapi yang tidak diperpanjang sertifikat halalnya terhadap minat beli konsumen muslim

Tujuan Penelitian
mengungkap pengaruh sikap, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku terhadap minat beli
konsumen, yang berbasis pada Theory of Planned Behavior

Konsep dan Teori utama


Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action
(TRA) yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (Taylor and Todd, 1995). Theory of Reasoned Action (TRA) adalah
sebuah model untuk memprediksi minat dan perilaku. Model ini mencakup prediksi minat dan perilaku dari sikap dan
norma subyektif. Model TRA memiliki keterbatasan dalam memprediksi minat dan perilaku konsumen karena konsumen
tidak memiliki kontrol atas kehendak perilaku mereka. Padahal tidak sepenuhnya semua perilaku manusia terjadi atas
kehendak sendiri atau dikendalikan oleh individu manusia sendiri. Oleh karena itu, model Theory of Planned Behavior
(TPB) diusulkan untuk memperbaiki keterbatasan ini
Hipotesis
1. H1:Ada pengaruh positif sikap yang terbentuk dari suatu produk yang tidak diperpanjang sertifikat halalnya
terhadap minat beli konsumen muslim.
2. H2: Ada pengaruh positif norma subyektif yang terbentuk dari suatu produk yang Tidak diperpanjang sertifikat
halalnya terhadap minat beli konsumen muslim.
3 H3: Ada pengaruh positif persepsi kontrol perilaku yang terbentuk dari suatu produk
Yang tidak diperpanjang sertifikat halalnya terhadap minat beli konsumen muslim

Metode Penelitian KUANTITATIF


1. Variabel
a. Variabel Bebas : Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku
b. Variabel Terikat: Minat Beli

2. Populasi & Karakteristik Populasi, siapa? Brp?


mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang dipilih dengan teknik judgement sampling dengan
asumsi kelompok mahasiswa tersebut beragama Islam yang dapat menjadi perwakilan dari konsumen muslim

3. Sampel & Teknik Sampling, berapa jumlah?


Data penelitian dikumpulkan dengan angket dan melibatkan 100 responden mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia Proses perhitungan uji pengaruh dengan regresi berganda menggunakan program AMOS. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif semua variabel bebas terhadap minat beli konsumen muslim.
4. Desain ekperimen:desain, tahapan, dan alur perlakuan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan subyek mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia yang
telah mengetahui suatu produk mempunyai jaminan kehalalan dari MUI. Di antara berbagai produk yang telah atau
pernah mendapat sertifikat halal oleh MUI tersebut adalah produk roti yang dihasilkan oleh BT [inisial merek]. Kasus
yang terjadi pada PRODUK BT adalah BT tidak melakukan perpanjangan sertifikat halal dan tes kehalalan kembali
untuk produknya, sehingga MUI mencabut label halal pada produknya.

5. Alat Pengukuran
Jumlah sampel tersebut telah memenuhi ukuran sampel ideal yang digunakan untuk analisis dengan menggunakan alat
pengolah data AMOS dan metode estimasi Maximum Likelihood (ML), yaitu sebanyak 100 sampai 200

6. Metode Analisis Data


data yang diperoleh melalui penyebaran angket tersebut akan dianalisis dengan menggunakan dasar pendekatan analisis
regresi berganda yang diolah menggunakan program Structural Equation Modelling (SEM)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penilaian variabel norma subyektif menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden adalah sebesar 3,28,
atau konsumen cukup terpengaruh oleh pendapat dari kelompok referen atau orang dekat mereka. Pada variabel ini
penilaian tertinggi terjadi pada butir pernyataan membeli produk halal karena keputusan sendiri dengan skor rata-
rata sebesar 4,21 (sangat terpengaruh), dan penilaian terendah terjadi pada butir pernyataan membeli produk
bersertifikat halal karena tuntutan guru dengan skor rata-rata sebesar 2,91 (cukup terpengaruh). Pada variabel
persepsi kontrol perilaku, penilaian tertinggi terjadi pada butir pernyataan membeli produk halal karena muslim
dengan skor rata-rata sebesar 4,18 (tinggi), dan penilaian terendah terjadi pada butir pernyataan melakukan kontrol
apakah produk bersertifikat halal dengan skor rata-rata sebesar 3,77 (tinggi). Nilai-nilai tersebut menghasilkan rata-
rata penilaian responden terhadap persepsi kontrol perilaku sebesar 4,03. Nilai rata-rata tersebut termasuk dalam
kriteria nilai yang tinggi. Terakhir, pengukuran terhadap minat beli konsumen terhadap produk halal. Hasil penilaian
menunjukkan bahwa rata-rata penilaian responden terhadap minat beli adalah sebesar 4,00, atau nilai yang termasuk
dalam kriteria yang tinggi. Nilai tersebut di antaranya berasal dari nilai pengukuran tertinggi yang terjadi pada butir
pernyataan akan selalu membeli produk halal dengan skor rata-rata sebesar 4,05 (tinggi), dan penilaian terendah
yang terjadi pada butir pernyataan mengajak orang lain membeli produk halal dengan skor rata-rata sebesar 3,95
(tinggi).

Hasil perhitungan dari penelitian ini telah membuktikan hipotesis pertama, hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga
bahwa sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku yang terbentuk dari PRODUK BT yang tidak
diperpanjang sertifikat halalnya memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen muslim. Hasil analisis
regresi berganda pada penelitian berhasil menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku
memiliki pengaruh positif terhadap minat beli pada PRODUK BT
Kesimpulan dan saran Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sertifikat halal bukanlah suatu hal pokok bagi konsumen muslim
PRODUK BT. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tanpa memperpanjang sertifikat halalnya, sudah ada
pengaruh minat beli konsumen muslim dari sikap, norma subyektif, dan persepsi kontrol perilaku atas PRODUK
BT tersebut. Artinya, dalam konteks penelitian ini tidak masalah bagi perusahaan jika tidak melakukan
perpanjangan sertifikat halal. Tetapi karena PRODUK BT ini beroperasi di Indonesia, dan Indonesia adalah negara
yang mayoritas penduduknya beragama Islam, alangkah baiknya jika perusahaan BT segara mengajukan dan
memproses sertifikat halal yang baru ke MUI untuk dapat menjamin keamanan produk dan menjaga kesetiaan
konsumen terutama konsumen muslim

Kritik dan saran terhadap penelitian ini


penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengubah indikator variabel, dan diharapkan juga populasi yang
digunakan nantinya dapat menguji penelitian selain . Menambah sampel untuk diuji, agar didapatkan hasil yang
lebih tergeneralisasi. Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian di perbankan syariah hendaknya
memperhatikan variabel-variabel penting lainnya yang juga akan mempengaruhi kinerja. Kemudian mencari
metode pengukuran yang lain atau terbaru yang mungkin dinilai lebih baik.
Judul artikel: PENGARUH PERSEPSI DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MINAT PEMBELIAN
ULANG PRODUK PRIVATE LABEL INDOMARET (STUDI PADA KONSUMEN INDOMARET DI
KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI)
Penulis: Firdaus
Tahun: 2020
Nama Jurnal: Manajemen Terapan dan Keuangan
Volume, Nomor, Halaman: Vol. 9 No. 01, April 2020

Latar Belakang Masalah (Issue Penelitian)


fenomena perilaku pembelian produk private label indomaret yang diduga diakibatkan oleh oleh adanya pengaruh
dari kepuasan konsumen dan persepsi konsumen terhadadap citra toko, harga, nilai, dan kualitas produk, maka
perlu dilakukan kajian empiris lebih lanjut untuk mengungkap sejauh mana pengaruh dari persepsi dan kepuasan
konsumen terhadap minat beli ulang produk private label indomaret di gerai Indomaret Kecamatan Telanaipura

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh persepsi konsumen dan kepuasan konsumen terhadap minat
pembelian ulang produk private label indomaret.
Konsep dan Teori utama
Minat Pembelian Ulang
Minat membeli merupakan dorongan konsumen untuk melakukan pembelian atau dorongan yang dimiliki oleh
seseorang untuk melakukan pembelian ulang. Hellier et.al (2003) menyatakan bahwa repurchase intention (pembelian
ulang) merupakan penilaian individu yang berkaitan dengan membeli ulang pada sebuah layanan atau sebuah produk
pada satu perusahaan yang sama, dengan mempertimbangkan keadaan dan situasi mereka.
Persepsi
adalah proses dimana seseorang memiling, mengatur dan menterjemahkan masukan informasi yang diterima untuk
menciptakan gambaran dunia yang lebih berarti. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga
pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam diri orang itu (Kotler dan
Armstrong, 2008).
Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2007), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja produk yang dirasakan terhadap kinerja produk yang diharapkan.

Hipotesis
1. H1 persepsi konsumen berpengaruh signifikan terhadap variabel minat pembelian ulang
2.H2 kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap variabel minat pembelian ulang
Metode Penelitian KUANTITATIF
1. Variabel
a. Variabel Bebas : Persepsi Konsumen, Kepuasan Konsumen
b. Variabel Terikat: Minat Pembelian Ulang
2. Populasi & Karakteristik Populasi, siapa? Brp?
96 Konsumen Indomaret. data dalam penelitian ini diambil dari populasi yang berdistribusi normal
3. Sampel & Teknik Sampling, berapa jumlah?
Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 96 orang responden, dimana data dari sampel dikumpulkan menggunakan
kuesioner untuk kemudian dianalisis dengan teknik analisis regresi berganda.
4. Desain ekperimen:desain, tahapan, dan alur perlakuan
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey, yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
hubungan antar variabel yang diteliti, yaitu; variabel persepsi konsumen, variabel kepuasan konsumen, dan variabel
minat pembelian ulang. Adapun ukuran sampel yang diambil atau digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 96
orang responden, yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental sampling. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh persepsi konsumen dan kepuasan konsumen terhadap minat pembelian ulang dilakukan pengukuran terhadap
variabelvariabel penelitian. Untuk maksud tersebut, dilakukan operasionalisasi variabel yaitu menjabarkan variabel ke
dalam indikator, ukuran dan skala pengukuran
5. Alat Pengukuran
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)
6. Metode Analisis Data
Deskripsi Variabel Penelitian
Uji Asumsi Klasik
Analisis Regresi Berganda
Uji Koefisien Determinasi
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Minat Pembelian Ulang
Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa persepsi konsumen yang direfleksikan oleh citra toko, harga,
kualitas produk, dan nilai, berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang produk private label indomaret.
Dengan demikian semakin positif persepsi konsumen terhadap citra toko, harga, kualitas produk, dan nilai dari
produk private label indomaret, maka semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang terhadap
produk tersebut.
Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Minat Pembelian Ulang
Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa kepuasan konsumen yang direfleksikan oleh kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang produk private label
indomaret. Dengan demikian semakin tinggi kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, kualitas pelayanan, dan
harga produk private label indomaret, maka semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang
terhadap produk tersebut. Hasil temuan dalam penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Cahyono dan Al-Bari
(2016); Purbasari dan Purnamasari (2018); Puspitasari (2006); dan Vista (2018) yang membuktikan bahwa kepuasan
konsumen berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang.
Pengaruh Persepsi Konsumen dan Kepuasan Konsumen terhadap Minat Pembelian Ulang Minat untuk membeli
Kembali
suatu produk akan muncul ketika konsumen merasa bahwa produk yang diterimanya bisa memberikan kepuasan
terhadap diri konsumen tersebut. Bila konsumen puas pada pembelian pertama, maka pembelian berikutnya
cenderung akan dilakukan secara berulang-ulang pada satu merek, sehingga pengambilan keputusan tidak lagi
diperlukan karena konsumen telah mengetahui secara mendalam mengenai merek tersebut Tatik (2008), sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa konsumen yang merasa puas atas pembelian yang dilakukan maka konsumen akan
melakukan pembelian kembali.
Kesimpulan dan saran Penelitian
Persepsi konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang produk private label
indomaret.
2. Kepuasan konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang produk private label
indomaret.
3. Persepsi konsumen dan kepuasan konsumen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang
produk private label indomaret.
Hasil pengukuran variabel persepsi konsumen menunjukkan bahwa dimensi persepsi nilai mendapatkan hasil penilaian
paling tinggi. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa instrumen terbesar yang mampu mempengaruhi minat membeli
ulang produk private label adalah melalui persepsi nilai. Maka, dengan demikian disarankan untuk peritel Indomaret agar
mengukur terutama nilai fungsional dari produk private label demi keselarasan antara manfaat produk dengan harga yang
harus dibayarkan oleh konsumen. 2. Hasil pengukuran variabel kepuasan konsumen menunjukkan bahwa dimensi harga
mendapatkan hasil penilaian paling tinggi. Penilaian tersebut menunjukkan bahwa harga merupakan faktor yang paling
berperan penting dalam memuaskan konsumen produk private label indomaret. Maka dengan demikian perusahaan
sebaiknya menjaga konsistensi dalam menentukan kebijakan harga yang sesuai dengan kualitas produk yang diberikan.
Sehingga dapat mendorong minat konsumen untuk membeli kembali produk private label tersebut

Kritik dan saran terhadap penelitian ini


Diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengkaji variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi minat
membeli ulang konsumen pada produk private label, sehingga memunculkan banyak temuan baru untuk dijadikan
pedoman penelitian di masa yang akan datang.
Judul artikel: Effects of the perception of traceable fresh food safety and nutrition on
perceived health benefits, affective commitment, and repurchase intention
Penulis: Edward Shih-Tse Wangkan, Ming-Chieh Tsai
Tahun: 2019
Nama Jurnal: Food Quality Preference
Volume, Nomor, Halaman: no 234, Hal 1-11

Latar Belakang Masalah (Issue Penelitian)


Karena banyak masalah keamanan pangan telah mendapat perhatian publik, konsumen kini terfokus pada
keamanan pangan dan gizi serta manfaat kesehatan. Sementara ketertelusuran dianggap sebagai intervensi yang
paling efektif untuk memastikan keamanan pangan, memahami bagaimana mendorong konsumen untuk
membeli makanan segar yang dapat dilacak (TFF) sangat penting dalam mengembangkan pasar makanan yang
aman. Sebuah survei kuesioner dilakukan di Taiwan untuk mengeksplorasi efek dari persepsi keamanan dan
nutrisi TFF pada manfaat kesehatan yang dirasakan, komitmen afektif, dan niat pembelian Kembali

Tujuan Penelitian
bertujuan untuk memperluas perspektif tentang efek persepsi kualitas makanan
(yaitu, keamanan pangan dan gizi) terhadap manfaat kesehatan yang
dirasakan, komitmen afektif, dan niat untuk membeli Kembali.
Konsep dan Teori utama
Komitmen Afektif dan Niat Beli Ulang
Komitmen afektif tercermin dalam ikatan psikologis konsumen, yang merangsang mereka untuk memelihara hubungan
saling percaya dan timbal balik dengan penyedia layanan yang menawarkan layanan yang benar-benar diinginkan
konsumen.Jones, Reynolds, Mothersbaugh, & Beatty, 2007; Sashi, 2012).Wetzels, Ko, dan Marcel (1998), Li, Browne,
dan Chau (2006), danJones dkk. (2007)telah mengusulkan bahwa komitmen afektif secara signifikan terkait dengan
niat pembelian individu. Penelitian empiris terbaru mendukung bahwa ada hubungan yang signifikan antara komitmen
afektif dan niat beli konsumen (Li dkk., 2006; Jones dkk., 2007; Chih dkk., 2015; Raju, 2017).

Hipotesis
1. H1.Nutrisi yang dirasakan dari TFF memiliki efek positif pada manfaat kesehatan yang dirasakan konsumen dari
TFF.
2. H2.Keamanan yang dirasakan dari TFF memiliki efek positif pada manfaat kesehatan yang dirasakan konsumen dari
TFF
3 H3.Persepsi keamanan TFF berpengaruh positif terhadap komitmen afektif konsumen
4. H4.Manfaat kesehatan yang dirasakan dari TFF memiliki efek positif pada komitmen afektif konsumen.
5. H5.Manfaat kesehatan yang dirasakan dari TFF memiliki efek positif pada niat pembelian kembali.
6. H6.Komitmen afektif berpengaruh positif terhadap niat beli ulang.
Metode Penelitian KUANTITATIF
1. Variabel
a. Variabel Bebas : affective commitment
b. Variabel Terikat: rephurcase intention
2. Populasi & Karakteristik Populasi, populasi konsumen TFF
3. Sampel & Teknik Sampling, berapa jumlah? Karena tidak ada kerangka sampling yang tersedia untuk
populasi TFF, dan convenience sampling digunakan dalam penelitian ini, temuan ini mungkin tidak digeneralisasi
untuk populasi konsumen TFF. Untuk memastikan bahwa sampel mereka lebih mewakili populasi, penelitian masa
depan harus menggunakan sampel besar yang dipilih secara acak
4. Desain ekperimen:desain, tahapan, dan alur perlakuan
desain penelitian cross sectional hanya mengumpulkan data untuk periode waktu tertentu dalam sampel dan hasil
penelitian hanya dapat diterapkan pada sampel dengan periode yang sama. Disarankan agar peneliti selanjutnya
melakukan penelitian longitudinal untuk memberikan kesimpulan yang lebih komprehensif tentang hubungan
kausalitas
5. Alat Pengukuran menggunakan structural equation modeling (SEM)
6. Metode Analisis Data
diuji dengan menggunakan structural equation modeling (SEM), yang didukung oleh software LISREL 8.7. SEM
adalah metodologi statistik multivariat yang umum digunakan untuk menyelidiki hubungan kausal antara satu set
variabel laten (Dastgeer & ur Rehman, & Rahman, 2012; Lee & Lam, 2014).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Model pengukuran
Hasil untuk model pengukuran menunjukkan bahwa model cocok dengan data. The2statistik adalah 219.0, dengan 67
derajat kebebasan. Ini menunjukkan kecocokan yang cukup-untuk-baik, sebagai chi-kuadrat relatif (χ2/df) sebesar 3,28
berada di bawah nilai cutoff sebesar 5,0. GFI adalah 0,93, dan AGFI adalah 0,88, yang memuaskan karena nilai di atas 0,8
diharapkan untuk kesesuaian yang memadai. Selain itu, SRMR 0,030 dan RMSEA 0,076 memuaskan karena nilai di
bawah 0,08 diharapkan untuk kesesuaian yang memadai (Zangoueinezhad & Moshabaki, 2009). CFI adalah 0,99, RFI
adalah 0,98, dan NNFI adalah 0,98; semua indeks ini berada di atas nilai cutoff 0,95. PNFI adalah 0,72 dan PGFI adalah
0,59. Indeks ini berada di atas nilai cutoff 0,50. Statistik CFA tercantum di Tabel 1, yang menunjukkan bahwa factor
loadings (λ) berada pada kisaran 0,72–0,97, nilai CR antara 0,88 dan 0,97, dan nilai AVE berada pada kisaran 0,72–0,91.
Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa semua faktor dalam model pengukuran memiliki validitas konvergen yang kuat.Meja
2jelas menunjukkan bahwa akar kuadrat dari akar kuadrat dari nilai AVE untuk setiap faktor lebih tinggi daripada korelasi
faktor lain dalam model, menunjukkan validitas diskriminan dari konstruksi.
Model Struktural
Indeks kecocokan model struktural adalah sebagai berikut:2/df = 3,23, GFI = 0,92, AGFI = 0,89, SRMR= 0,056, RMSEA
= 0,075, CFI = 0,99, RFI = 0,98, NNFI = 0,98, PNFI = 0,76, dan PGFI = 0,62. Semuanya berada dalam ambang batas yang
diterima, menunjukkan model yang baik sesuai dengan data.Tabel 3menunjukkan hasil solusi standar (koefisien jalur)
untuk model yang dihipotesiskan. Persepsi gizi makanan berpengaruh signifikan terhadap persepsi manfaat kesehatan11=
0,74, p < 0,001), yang menegaskan bahwa H1 didukung. Persepsi keamanan pangan berpengaruh positif terhadap persepsi
manfaat kesehatan (γ12 = 0,21, p < 0,001 dan komitmen afektif (γ22= 0,12, p < 0,001 dan niat membeli kembali (β31=
0,34, p < 0,001), yang mendukung H4 dan H5. Terakhir, H6 juga didukung, menunjukkan bahwa komitmen afektif
berpengaruh terhadap niat beli ulang (β32= 0,49, p < 0,001). Korelasi ganda kuadrat untuk persepsi manfaat kesehatan,
komitmen afektif, dan niat pembelian kembali masing-masing adalah 78%, 48%, dan 58%.
Kesimpulan dan saran Penelitian
Studi ini menyimpulkan bahwa niat konsumen untuk membeli kembali bergantung pada komitmen afektif dan
persepsi mereka tentang manfaat kesehatan , yang dipengaruhi oleh persepsi keamanan dan nutrisi . Karena semakin
pentingnya keamanan pangan dan nutrisi serta manfaat kesehatan, memperoleh pemahaman yang jelas tentang
keamanan dan nutrisi TFF yang dirasakan konsumen sangat penting bagi praktisi

Kritik dan saran terhadap penelitian ini


Penggunaan convenience sample, yang mungkin atau mungkin tidak mewakili populasi konsumen , memiliki kendala.
Karena tidak ada kerangka sampling yang tersedia untuk populasi , dan convenience sampling digunakan dalam
penelitian ini, temuan ini mungkin tidak digeneralisasi untuk populasi konsumen TFF. Untuk memastikan bahwa
sampel mereka lebih mewakili populasi, penelitian masa depan harus menggunakan sampel besar yang dipilih secara
acak
Judul artikel: Modelling the Relationship among Green Perceived Value, Green Trust, Satisfaction, and Repurchase
Intention of Green Products
Penulis: Aris Y. C. Lam, Mei Mei Lau, Ronnie Cheung
Tahun: 2016
Nama Jurnal: Contemporary Management Research
Volume, Nomor, Halaman: Pages 47-60, Vol. 12, No. 1, March 2016

Latar Belakang Masalah (Issue Penelitian)


Semakin banyak orang yang menyadari masalah pemanasan global, semakin banyak konsumen yang ingin terlibat
dalam “konsumsi hijau” (Whitmarsh, 2009). Produk ramah lingkungan atau ramah lingkungan disambut baik oleh
konsumen karena membantu melestarikan lingkungan alam dan mengurangi polusi dan degradasi planet kita.
Semakin banyak perusahaan yang menyadari peluang bisnis baru dan mulai memanfaatkan tren pemasaran hijau atau
pemasaran berkelanjutan yang relatif baru, yang merupakan “upaya yang dilakukan oleh organisasi bisnis untuk
merancang dan mempromosikan produk yang ramah lingkungan” (Choudhary & Gokarn, 2013). ).
Perusahaanperusahaan ini fokus pada pengembangan pemasaran hijau, yaitu tentang mengembangkan strategi yang
dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan sekaligus dapat mempertahankan, melindungi, dan melestarikan
lingkungan

Tujuan Penelitian
Studi ini menyelidiki hubungan antara nilai yang dirasakan hijau, kepercayaan hijau, kepuasan, dan niat membeli
kembali produk hijau. Sebuah model penelitian dikembangkan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi
niat pembelian kembali produk ramah lingkungan
Konsep dan Teori utama
Pengaruh Perceived Value
Untuk menyelidiki efek positif dari nilai yang dirasakan hijau pada kepuasan, kepercayaan hijau, dan niat pembelian
kembali hijau, literatur yang berkaitan dengan nilai yang dirasakan diselidiki. Nilai yang dirasakan berasal dari teori
ekuitas, yang menyatakan bahwa konsumen mempertimbangkan rasio hasil/input mereka dengan hasil/input penyedia
layanan (Oliver & DeSarbo, 1998)

Hipotesis
1. H1: Nilai yang dirasakan hijau berhubungan positif dengan kepuasan
2. H2: Nilai yang dirasakan hijau berhubungan positif dengan kepercayaan hijau.
3 H3: Nilai yang dirasakan hijau secara positif terkait dengan niat pembelian kembali hijau
4. H4: Kepercayaan hijau secara positif terkait dengan niat pembelian kembali hijau.
5. H5: Kepuasan berhubungan positif dengan niat membeli kembali hijau

Metode Penelitian KUANTITATIF


1. Variabel
a. Variabel Bebas : Kepuasan,Kepercayaan, Nilai yang dirasakan
b. Variabel Terikat: Minat Beli Ulang

2. Populasi & Karakteristik Populasi, siapa? Brp?


Survei dilakukan dengan menggunakan sampel 180 responden yang telah membeli botol ringan Bonaqua, dan kuesioner
dikembangkan menggunakan instrumen penelitian dari literatur. Kuesioner dirancang untuk mencakup item yang berkaitan
dengan konstruksi yang dikembangkan dari kerangka penelitian untuk penelitian ini. Untuk setiap variabel yang berkaitan
dengan ukuran ini, responden diminta untuk menunjukkan persetujuan mereka dengan setiap pernyataan menggunakan
skala Likert tujuh poin (1 = sangat tidak setuju; 7 = sangat setuju)
4. Desain ekperimen:desain, tahapan, dan alur perlakuan
Validitas konvergen
menunjukkan sejauh mana item dari instrumen tertentu terkait. Validitas konvergen dapat dinilai dengan menggunakan
composite reliability, AVE, dan pengukuran factor loading.
validitas diskriminan
mensyaratkan bahwa akar kuadrat dari AVE lebih besar dari korelasi antara konstruk dan konstruk lainnya dalam model
(Chin, 1998).
5. Alat Pengukuran
Model pengukuran PLS dievaluasi dengan menguji validitas konvergen dan diskriminan dari indikator individu dan
reliabilitas komposit dari blok indikator. Validitas konvergen dinilai dengan menguji korelasi (loading) antara indikator,
dan skor konstruk dihitung dengan menggunakan teknik PLS. Skala pengukuran dievaluasi dengan menggunakan tiga
kriteria yang disarankan oleh Fornell dan Larcker (1981): (1) Semua beban faktor indikator harus signifikan dan melebihi
0,5; (2) keandalan komposit harus melebihi 0,7; dan (3) rata-rata varians diekstraksi (AVE) dari setiap konstruk harus
melebihi 0,5.
Validitas konvergen menunjukkan sejauh mana item dari instrumen tertentu terkait. Validitas konvergen dapat dinilai
dengan menggunakan composite reliability, AVE, dan pengukuran factor loading
6. Metode Analisis Data
Survei dilakukan dengan menggunakan sampel 180 responden yang telah membeli botol ringan Bonaqua, dan kuesioner
dikembangkan menggunakan instrumen penelitian dari literatur. Kuesioner akhir telah diposting online untuk
pengumpulan data. Purposive sampling digunakan dalam penelitian ini; kami mengirim undangan email ke 200 peserta,
dari mereka 180 kuesioner yang telah diselesaikan berhasil dikumpulkan untuk analisis data.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kepuasan diprediksi oleh nilai yang dirasakan hijau, yang menjelaskan 27% (R2= 0,27) dari varians dalam kepuasan,
menunjukkan nilai R-kuadrat moderat. Karena itu,H1 didukung. Kepercayaan hijau diprediksi oleh nilai persepsi hijau,
yang menjelaskan 29% (R2= 0,29) dari varians dalam kepercayaan hijau, menunjukkan nilai R-kuadrat moderat. Karena
itu,H2didukung. Niat pembelian ulang hijau diprediksi oleh kepercayaan hijau, kepuasan, dan nilai yang dirasakan hijau,
yang menjelaskan 47% (R2= 0,47) dari varians dalam niat pembelian kembali hijau, menunjukkan nilai Rkuadrat
keseluruhan yang tinggi. Karena itu,H3,H4, danH5didukung.

Kesimpulan dan saran Penelitian


Dalam penelitian ini, niat pembelian ulang ditemukan dipengaruhi oleh kepercayaan hijau, nilai yang dirasakan hijau, dan
kepuasan. Signifikansi pengaruh kepercayaan hijau dan nilai yang dirasakan pada niat pembelian kembali ditekankan oleh
Chen dan Chang (2012). Patterson dan Spreng (1997) juga setuju bahwa ada hubungan antara kepuasan pelanggan dan
niat membeli kembali. Oleh karena itu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari peneliti lain. Pemasar harus
menekankan kehijauan produk untuk meningkatkan niat beli ulang konsumen. Selain itu, pemasar harus meningkatkan
nilai hijau yang dirasakan konsumen dari produk mereka untuk meningkatkan niat pembelian kembali konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian, pendorong adopsi produk hijau diwakili oleh nilai yang dirasakan hijau, kepercayaan hijau,
dan kepuasan.
Kritik dan saran terhadap penelitian ini
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus dianggap sebagai peluang untuk
penelitian masa depan. Pertama, setiap generalisasi hasil penelitian ini ke produk hijau
lainnya harus dilakukan dengan hati-hati, karena produk hijau masih dalam tahap
pengembangan awal, dan konsumen mungkin menggunakan produk hijau yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda dan, karenanya, memandang nilai hijau mereka secara berbeda.
Meskipun penelitian dilakukan pada produk yang dipasarkan secara internasional, masih
terbatas pada satu produk hijau, dan hasil survei hanya dapat diterapkan pada konteks lokal.
Selanjutnya, ukuran sampel penelitian ini dibatasi pada 180 responden Hong Kong;
penelitian masa depan harus meningkatkan ukuran sampel untuk memastikan sampel yang
lebih representatif. Penelitian di masa depan juga dapat mencakup studi lintas budaya untuk
mengidentifikasi perbedaan budaya. Sebuah studi serupa yang melibatkan produk atau
layanan yang berbeda juga dapat digunakan untuk memverifikasi apakah hasilnya dapat
digeneralisasikan ke adopsi produk hijau lainnya. studi masa depan harus mereplikasi studi
ini dengan budaya lain, seperti Amerika Serikat dan di Uni Eropa, dan dengan komunitas
Cina lainnya, seperti Taiwan dan Cina.

Anda mungkin juga menyukai