Anda di halaman 1dari 19

Employee Motivation

an Islamic
Perspective
1. Alfya Faradila (12020219130065)
2. Ayu Kartika Utami (12020219130091)
3. Durrotul Khikmah (12020219130113)
4. Fitri Fadhilah Widyaputri (12020219120029)
5. Sherlie Citra Azzahra (12020219140141)
6. Tsamara Kamila Purnomo (12020219120011)
Introduction
Dalam dunia bisnis yang dinamis saat ini, memperoleh keunggulan kompetitif adalah salah satu tujuan utama keberhasilan
suatu organisasi. Sejumlah organisasi mengakui ini sebagai aspirasi tertinggi mereka untuk bertahan hidup dalam industri
yang agresif. Memang, untuk mencapai tujuan keberadaan ini, organisasi sangat bergantung pada tenaga kerja yang efektif,
efisien, berdedikasi, dan bermotivasi tinggi

Sejumlah teori motivasi berusaha menjelaskan faktor-faktor yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
motivasi dan kinerja organisasi, seperti motivasi karyawan, faktor motivasi lainnya, dan lain-lain (Reinholt, 2006; Amin,
2011; Sulaiman et al., 2014). Sebagian besar teori ini sangat bergantung pada prinsip-prinsip konvensional yang didasarkan
pada sudut pandang Barat tentang kebutuhan dan alam manusia.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang motivasi kerja dalam perspektif Islam. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk memahami motivasi Islam dan mengeksplorasi apakah spiritualitas Islam, hukuman dan
penghargaan dan keadilan memotivasi karyawan Muslim.
Literature Review

Istilah “motivasi” berasal dari kata Latin “movere”, yang berarti “menggerakkan” (Tansky,
2003). Motivasi, dalam konteks saat ini, mewakili proses yang membangkitkan, memberi
energi, mengarahkan dan menopang perilaku dan kinerja (Luthans, 1998). Ini dapat dianggap
sebagai proses merangsang orang untuk melakukan dan mencapai tugas yang diinginkan.

Reinholt (2006) berpendapat bahwa literatur tentang motivasi telah dikategorikan ke dalam
dua posisi utama:
1. posisi ekonomi organisasi yang berfokus pada motivasi ekstrinsik; dan
2. posisi perilaku organisasi menekankan motivasi intrinsik. Menurut penulis, motivasi
baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk menganalisis dan memahami
motivasi dan perilaku dalam organisasi.
Teori tradisional dan motivasi
Teori tradisional dapat dikategorikan ke dalam teori isi dan teori proses. Teori konten menekankan
pada faktor-faktor spesifik yang memotivasi karyawan, sedangkan teori proses menggarisbawahi
kekuatan psikologis yang berpengaruh pada motivasi.

Herzberg (1964) menemukan “Teori Dua Faktor”. Dia menemukan ini dengan mewawancarai
karyawan dan manajer "kerah putih" dan mengidentifikasi lima faktor teratas yang berkontribusi
pada ketidakpuasan karyawan. Ini adalah: keadilan yang dirasakan dari kebijakan perusahaan, gaji,
kondisi kerja, hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan kerja. Namun, ia menyatakan
bahwa untuk memuaskan atau memotivasi karyawan, faktor-faktor lain juga diperlukan, yang
meliputi: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab dan kemajuan.

Oleh karena itu, ia melabeli faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan sebagai "motivator" dan
faktor-faktor yang menghasilkan ketidakpuasan sebagai "faktor kebersihan". Diidentifikasi bahwa
faktor motivasi disebabkan oleh generator internal pada karyawan, sedangkan motivator yang
menghasilkan kepuasan diciptakan oleh kondisi yang mendasari pekerjaan itu sendiri.
Motivasi dari Perspektif Islam

Motivasi Muslim dan pekerja Muslim untuk menghasilkan pekerjaan dan layanan yang luar
biasa berasal dari keyakinan dan gagasan pemenuhan diri, mobilitas ke atas dan peningkatan
standar material hidup atau pelayanan kepada masyarakat.

Ada lebih dari beberapa faktor yang berkontribusi untuk meningkatkan motivasi seorang
Muslim atau individu dari sudut pandang Islam. Namun, faktor-faktor yang paling menonjol
dalam tulisan-tulisan para cendekiawan Muslim tentang peningkatan motivasi seorang
mukmin adalah: spiritualitas, hukuman dan penghargaan dan keadilan.
● Motivasi penting yang dimiliki Muslim adalah keyakinan bahwa semua jenis tindakan
atau pekerjaan merupakan bagian dari Ibadah (ibadah/doa) yang akan mendapat pahala
bagi seseorang. Keyakinan dan niat dasar inilah yang menuntun umat Islam untuk
mencari keridhaan Allah dengan menunjukkan tingkat pengabdian yang tinggi dalam
setiap tugas yang mereka lakukan
● Oleh karena itu, Iman membuka jalan menuju pengetahuan dan kebijaksanaan,
ditunjukkan dengan pemilihan hal yang benar dari beberapa alternatif (yaitu
pengetahuan Halal dan Haram). Dan tetap tidak ada alasan bagi seorang individu untuk
tidak memilih apa yang baik dan menghindari kejahatan
● Muslim juga mendapatkan motivasi mereka dari "Taqwa". Allah SWT menyatakan
dalam Kitab Suci-Nya, “ Bertakwalah kepada Allah sebanyak yang kamu mampu.” (Al-
Qur'an, 64:16).
● Oleh karena itu, Taqwa menjadi kekuatan utama motivasi bagi perilaku manusia yang
mengarahkan manusia menuju keunggulan dan mengarahkannya pada pengendalian diri
dan pertumbuhan. Akibatnya, ia menjadi individu yang berdaya dan kuat secara moral.
● Penting untuk diketahui bahwa tanpa taubat , seorang individu akan terus mengejar
kejahatan dan tidak akan berusaha untuk berubah menjadi lebih baik. Taubah (taubat)
mendorong seseorang untuk melakukan sebanyak mungkin pekerjaan baik untuk
mengimbangi semua kesalahan yang dia lakukan. Tawbah memberikan bantuan atau
kekuatan yang diperlukan untuk menahan diri dari perbuatan maksiat dan melindungi
seseorang dari menjadi orang yang zalim
● Keadilan berarti suatu kondisi atau keadaan yang harmonis di mana segala sesuatunya
benar seperti kosmos, atau yang serupa dengan keadaan keseimbangan Ketimpangan
yang ekstrim tidak dianjurkan dalam Islam untuk menegakkan keadilan moral dalam
masyarakat.
Metode
❏ Pendekatan penelitian kualitatif digunakan untuk memahami dan mengkaji pandangan
responden.
❏ Menggunakan teknik wawancara semi-terstruktur, responden diminta untuk
mengungkapkan pemikiran mereka pada setiap pertanyaan yang diberikan.
❏ Pertanyaan kunci difokuskan pada tema utama studi:
1. Pemahaman motivasi karyawan
2. Manfaat motivasi karyawan
3. Teori motivasi karyawan
4. Agama dan motivasi karyawan
5. Spiritualitas dan motivasi karyawan
6. Reward and punishment dan motivasi karyawan
7. Keadilan dan motivasi karyawan
Peserta Penelitian Pengumpulan &
➢ Responden dipilih
purposive sampling
melalui
Analisis
➢ Para peneliti memilih profesional ❖ Wawancara tatap muka
yang berpengetahuan dan berlangsung antara 40-45
berpengalaman dari Malaysia menit.
dan Pakistan. ❖ Semua wawancara dengan
➢ Sec. signifikan, semua responden persetujuan responden
adalah Muslim dan bekerja di direkam & ditranskripsikan.
organisasi Muslim. ❖ Responden terdiri dari 9 laki-
laki dan 4 perempuan.
Temuan &
Pembahasan
Pengertian Motivasi
A. Responden 1 “Motivasi adalah kecenderungan individu untuk berusaha dan
mempertahankan suatu usaha untuk mencapai maksud dan tujuan organisasi”
B. Responden 2, 3, dan 5 “Motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu organisasi”
C. Responden 5, 6, 10, dan 11 “Motivasi adalah proses psikologis yang membawa rasa
arah dan tujuan pada pikiran dan perilaku seseorang”
D. Responden 4 dan 7 “Motivasi adalah tekad dari dalam diri seseorang untuk memenuhi
suatu kebutuhan dan dorongan untuk mencapai kepuasan”
E. Responden 8, 12, dan 13 “Motivasi adalah kekuatan batin komitmen yang mendorong
seorang individu untuk mencapai tujuan pribadi maupun tujuan organisasi”
Responden 4, 5 dan 7 mengakui bahwa sikap termotivasi dari seorang karyawan
bertindak sebagai sumber untuk meningkatkan kepuasan diri, sehingga memberdayakan
mereka untuk memahami nilai dan nilai mereka sendiri.

Responden 9, 11 dan 12 menyoroti bahwa salah satu manfaat utama dari motivasi
karyawan adalah mengurangi pergantian karyawan sampai batas tertentu dan
menumbuhkan sikap positif di antara karyawan terhadap pemecahan masalah manajerial.

Khususnya, terlihat dari pembenaran dan alasan responden bahwa karyawan yang
termotivasi dapat memberikan manfaat besar bagi organisasi.
Teori untuk memotivasi karyawan
Di masa lalu, ahli fisiologi dan ilmuwan perilaku telah mempresentasikan berbagai teori untuk
memotivasi karyawan. Teori-teori ini telah membantu para pemimpin dan manajer untuk
meningkatkan tingkat motivasi secara keseluruhan di antara karyawan mereka.

serangkaian kebutuhan berbeda yang dapat memotivasi individu dalam pengaturan dan periode
waktu yang beragam. Selain itu, seorang individu dapat dimotivasi oleh serangkaian kebutuhan
yang berbeda dalam periode waktu yang sama. Oleh karena itu, teori ERG Alderfer dapat
digunakan untuk memotivasi karyawan. Namun demikian, keyakinan dan keyakinan agama,
ditambah dengan prinsip motivasi yang berbeda, dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi para
manajer dan pemimpin.

Islamic spirituality and motivation

Spiritualitas Islam mengacu pada keyakinan, tindakan, dan perilaku yang


selaras dengan prinsip-prinsip Islam yang harus diikuti oleh seorang Muslim
untuk mencapai keridhaan, pertolongan dan ampunan Allah (SWT) (Bhatti,
2015; Bhatti et al., 2015).

Responden 2 menyatakan bahwa manusia adalah makhluk terbaik Allah dan


bahwa Allah (SWT) telah memberikan manusia dua posisi di bumi-Nya:
khalifah Allah dan hamba Allah. Kedua peran ini menjadi sumber inspirasi
dan motivasi sejati bagi umat Islam. Baik itu pekerjaan atau keluarga, seorang
mukmin sejati yang kuat secara rohani akan selalu termotivasi untuk berbuat
baik.
Prinsip-prinsip ini mengatur tujuan, dorongan, dan motif batin
seorang karyawan, bertindak sebagai sumber motivasi yang penting.

Ini juga membantu mengarahkan mereka ke jalan yang benar dan


untuk menahan diri dari semua yang Allah (SWT) telah tetapkan
sebagai Haram (terlarang). Dengan berpantang dari Haram, dan
mengikuti jalan yang benar, seseorang mungkin merasa puas, kuat
secara spiritual dan lebih termotivasi.
Seorang karyawan Muslim percaya bahwa “kerja adalah bagian dari ibadah”, ia
cenderung berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang benar untuk mencapai berkah
Allah (SWT) dan menahan diri dari semua yang dilarang. Oleh karena itu, penghargaan
dan hukuman keduanya bertindak sebagai sumber motivasi bagi individu. Cita-cita
terbesar seorang mukmin adalah kehidupan yang bahagia baik di dunia ini maupun di
akhirat. Di sisi lain, siapa pun yang melanggar petunjuk Allah (SWT) dapat
mengharapkan kesedihan atau hukuman tanpa akhir. Ancaman hukuman ini berfungsi
sebagai pencegah yang kuat bagi seorang mukmin dari perbuatan jahat, tidak bermoral
dan tidak bermoral. Oleh karena itu, dapat ditetapkan bahwa penghargaan dan hukuman
memang membantu dalam meningkatkan tingkat motivasi karyawan Muslim.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, terbukti bahwa motivasi karyawan menjadi perhatian besar bagi
manajemen masa kini. Lingkungan kerja yang cepat berubah saat ini membutuhkan
karyawan yang termotivasi yang dapat menegakkan organisasi dan memungkinkannya
untuk bertahan hidup di masa sekarang dengan dunia bisnis yang kompetitif.

Studi ini menyoroti bahwa perspektif Islam lebih menekankan pada spiritualitas Islam,
penghargaan dan hukuman, dan keadilan. Ketiga konstruksi ini tampaknya bertindak
lebih meyakinkan dalam meningkatkan motivasi karyawan Muslim untuk berhasil. Baik
itu di rumah atau di tempat kerja, Muslim cenderung menggunakan prinsip-prinsip ini
untuk mencapai berkah Allah (SWT) dan mendapatkan imbalan baik di dunia ini maupun
di akhirat. Studi saat ini memberikan bukti bahwa ketiga faktor ini dapat berkontribusi
secara substansial dalam meningkatkan motivasi di antara karyawan Muslim.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai