02 FILSAFATNYA
Rekonsiliasi Al-Farabi
Ketuhanan
Emanasi
Kenabian
Negara Utama
Jiwa
SEJARAH LAHIR DAN KARYANYA
Al-Farabi
12
Ayahnya seorang jenderal berkebangsaan
34 Al-Farabi dalam dunia Intelektual Islam
Persia dan ibunya kebangsaan Turki. mendapatkan kehormatan dengan julukan al-
Mu’allim al-Sany (Guru Kedua) karena jasanya
sebagai penafsir yang baik dari logika Aristoteles.
Perjalanan Hidup Al-Farabi
Tahshil al-Sa’adat
02 Mencari Kebahagiaan. 06 Ara’ Ahl al-Madinat al-Fadhilat
Pemikiran-pemikiran utama pemerintahan.
08 Ihsha al-‘Ulum
04 Risalat fi Isbat al-Mufaraqat
Kumpulan berbagai Ilmu.
Karya Tulis Al-Farabi
09 Fushul al-Hukm
Al-Siyasat al-Madaniyyat
10 Politik pemerintah
04
FILSAFATNYA
Rekonsiliasi
Al-Farabi telah berhasil merekonsiliasi beberapa ajaran filsafat
sebelumnya, seperti Plato dan Aristoteles,juga antara Agama
dan Filsafat. Oleh karena itu, ia dikenal filosof sinkretisme
yang mempercayai kesatuan filsafat.
Dalam hal ini, sebenarnya al-Farabi telah keliru menganggap tidak ada
perbedaan antara Aristoteles dengan Plato, yakni ketika ia menduga
bahwa buku Theologia (al-Rubûbiyyat) merupakan karangan
Aristoteles. Padahal, sesungguhnya buku tersebut adalah karya
Plotinus.
03
Filsafat memikirkan kebenaran dan agama juga menjelaskan kebenaran.
Oleh karena itu, kata Al-Farabi, tidaklah berbeda kebenaran yang
disampaikan oleh para Nabi dengan kebenaran yang dimajukan para
filosof.
Ketuhanan
Al-Farabi dalam pembahasan tentang Allah itu Mahatahu. Ia tidak membutuhkan
ketuhanan mengompromikan antara filsafat sesuatu di luar zat-Nya untuk tahu. Jadi,
Aristoteles dan Neo-Platonisme, yakni al- Allah adalah ilmu, substansi yang
Maujûd al-Awwal (Wujud Pertama). mengetahui, dan substansi yang diketahui
(‘Ilm, ‘Âlim dan Ma’lûm)
PENJELASAN
• Akal-akal dan planet-planet itu terpancar secara berurutan dalam waktu yang
sama. Hal ini dapat terjadi karena dalam Allah berpikir tentang diri-Nya, hal
tersebut menciptakan energi yang maha dahsyat secara pancaran
• Faktor apa yang mendorong Al-Farabi mengemukakan emanasi ini yaitu ingin
menegaskan tentang keesaan Allah
• Struktur emanasi Al-Farabi ini dipengaruhi oleh temuan saintis saat itu, yakni
sembilan planet dan satu bumi.
• Emanasi melahirkan alam kadim dari segi zaman, bukan dari segi zat. Karena
Allah menciptakan alam secara emanasi sejak azali tanpa diselangi oleh
waktu, namun ia sebagai hasil ciptaan, berarti ia baharu. Jadi artinya wujud
alam itu bersamaan dengan wujud Allah dan karenanya alam tidak bermula,
alam ada sejak Allah ada.
Kenabian
Tokoh yang berkebangsaan Yahudi ini menurunkan beberapa karya tulis yang isinya mengingkari
65%
kenabian pada umumnya dan kenabian Muhammad Saw. khususnya. Kritiknya ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut: 50%
a) Nabi sebenarnya tidak diperlukan manusia karena Tuhan telah mengaruniakan manusia akal
tanpa terkecuali. Akal manusia dapat mengetahui Tuhan beserta segala nikmatNya dan dapat pula
mengetahui perbuatan baik dan buruk menerima suruhan dan larangan-Nya.
b) Ajaran agama meracuni prinsip akal. Secara logika tidak ada bedanya thawaf di Ka'bah, dan sa'i 35%
di Bukit Safa dan Marwa dengan tempat-tempat lain.
c) Mukjizat hanya semacam cerita khayal belaka yang hanya menyesatkan manusia. Siapa yang
dapat menerima batu bisa bertasbih dan serigala bisa berbicara.20%
Kalau sekiranya Allah membantu
umat Islam dalam perang Badr dan mengapa dalam perang Uhud tidak?
d) Al-Qur'an bukanlah mukjizat dan bukan persoalan yang luar biasa (al-khariq al-adat). Orang yang
non-Arab jelas saja heran dengan balaghah Al-Qur'an, karena mereka tidak kenal dan mengerti
bahasa Arab dan Muhammad adalah kabilah yang paling fasahah di kalangan orang Arab.
Lanjutan..
• Menurut Al-Farabi, manusia dapat berhubungan dengan Akal Fa'al (Jibril) melalui dua cara,
yakni
1. penalaran atau renungan pemikiran : Cara pertama hanya dapat dilakukan oleh
para filosof yang dapat menembus alam materi (alam nyata) dan dapat mencapai
cahaya ketuhanan
2. imajinasi atau inspirasi (ilham) : cara kedua hanya dapat dilakukan oleh nabi.
• Ciri khas seorang nabi oleh Al-Farabi ialah mempunyai daya imajinasi yang kuat dan ketika
berhubungan dengan Akal Fa'al ia dapat menerima visi dan kebenaran-kebenaran dalam
bentuk wahyu. Sementara itu, filosof dapat berkomunikasi dengan Allah melalui akal
perolehan yang telah terlatih dan kuat daya tangkapnya sehingga sanggup menangkap hal-
hal yang bersifat abstrak murni dari Akal Kesepuluh.
• Seorang nabi dianugerahi Allah akal yang mempunyai daya tangkap yang luar biasa
sehingga tanpa latihan dapat mengadakan komunikasi langsung dengan Akal Kesepuluh
(Jibril). Sementara itu filosof dapat berhubungan dengan Akal Kesepuluh adalah usaha
sendiri, melalui latihan dan pemikiran
• Dari sisi pengetahuan dan sumbernya, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, antara
filosof dan nabi terdapat kesamaan. Oleh karena itu, Al-Farabi menekankan bahwa
kebenaran wahyu tidak bertentangan dengan pengetahuan filsafat sebab antara keduanya
sama-sama mendapatkan dari sumber yang sama, yakni Akal Fa'al, (Jibril).
• Demikian pula tentang mukjizat sebagai bukti kenabian, menurut Al-Farabi, dapat terjadi dan
tidak bertentangan dengan hukum alam karena sumber hukum alam dan mukjizat sama-
sama berasal dari Akal Kesepuluh sebagai pengatur dunia ini.
Negara Utama
TANAH
ROH
API
Jiwa
Perbedaan Plato
jiwa itu ia sesuatu yang berbeda dengan tubuh,
ia adalah substansi rohani.
Sintesa
tentang
Jiwa
Al-Farabi
Jiwa itu berupa substansi
dalam dirinya dan bentuk
dalam hubungannya
dengan tubuh.
Aristotelis
jiwa adalah
bentuk
tubuh.
3 Macam Jiwa Pembagian Akal Teoritis