Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 2

Yulia Astriani

Eutik Masiroh

Sri Mulyati
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Munculnya ilmu filsafat pada masa silam yang


telah dipopulerkan oleh beberapa tokoh filsafat Yunani
kuno yakni diantaranya Heraklitos, Plato, Aristoteles
dan sebagainya telah menjadi sebab lahirnya para filsuf
muslim, diantaranya adalah al-Kindi, Ibn Sina, Ibn
Rusyd, al-Farabi dan lain-lain
A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah singkat dari filusuf ikhwan Al-Shafa dan


Al-Farabi?
2. Apa perbedaan pemikiran Ikhwan Al-Shafa dengan pemikiran
Al Farabi?
B. Tujuan Makalah
3. Untuk mengetahui sejarah filusuf Ikhwan Al-Shafa dan Al-
Farabi
4. Untuk mengetahui perbedaan pemikiran dari Ikhwan Al-Shafa
Dan Al-Farabi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ikhwan Al-Shafa dan Al-Farabi


Kota Bashroh merupakan tempat asal Ikhwan Al-Shafa. Sumber-
sumber Arab menyebutkan nama masing-masing secara berlainan dan
barangkali ini merupakan tindakan kerahasiaan yang berhasil mereka
upayakan pada masa itu sehingga hanya sedikit sekali yang kita ketahui
tentang kehidupan mereka pada zaman sekarang.
B. Biografi Al-Farabi
Nama lengkapnya adalah Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad
IbnTarkhan ibn Auzalagh. Ia lahir di wasij, distrik Farab (sekarang dikenal
dengan kota Atrar/Transoxiana). Turkistan pada tahun 257 H /870 M.
Ayahnya seorang jendral berkebangsaan Persia dan ibunya berkebangsaan
Turki. Ia dikenal dikalangan Latin Abad Tengah dengan sebutan Abu
Nashr (Abunaser), sedangkan sebutan nama al-Farabi diambil dari nama
kota Farab, tempat ia dilahirkan. Al-Farabi mempunyai sebutan layaknya
sebutan nama bagi orang-orang Turki, ini dikarenakan ibunya bersal dari
negara Turki.
Pemikiran Filsafat Ikhwan Al Shafa dan Al
FarabiAl Shafa dan Al Farabi
Pemikiran Filsafat Ikhwan

Salah satu filsafat al-Farabi


Menurut anggota Ikhwan As-
adalah teori emanasi yang di
Shafa Filsafat memiliki 3
taraf, yaitu: dapatnya dari teori Plotinus Yaitu
1. Taraf Permulaan, yakni teori tentang keluarnya sesuatu
mencintai pengetahuan
wujud yang mumkin(alam makhluk)
2. Taraf pertengahan, yakni
mengetahui sejauh mana dari Zat yang wajibul wujud (Zat
hakikat manusia dari yang mesti adanya; Tuhan). Teori
segala yang ada
emanasi disebut juga dengan nama
3. Taraf akhir, yakni
berbicara dan beramal “teori urut-urutan wujud”. Menurut
dengan sesuatu yang al-Farabi, Tuhan adalah pikiran
sesuai dengan
penngetahuan. yang bukan berupa benda.
.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ikhwan al-Shafa merupakan kelompok pemikir “Islam” yang
bergerak secara rahasia dan mereka diklaim oleh sekte Syi’ah
(terutama kalangan Isma’iliyyah) yang merupkan bagian dari
mereka, yang lahir sekitar abad ke 4 H (10 M) di Basrah, yang telah
berhasil menghimpun pemikiran-pemikiran mereka dalam sebuah
ensiklopedi, Rasail Ikhwan al-Shafa. Melalui karya ini dapat
diperoleh informasi tentang jejak-jejak ajaran mereka, baik tentang
ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama. Terlepas dari sisi positif dan
negatif, Ikhwan al-Shafa telah menjadi bagian kajian filsafat
pendidikan Islam.
Dapat disimpulkan bahwa al-Farabi sebagai filosof Islam yang pertama
kali membawa wacana filsafat secara lebih mendalam. Ia mendirikan
tonggak-tonggak filsafat Islam yang kemudian banyak diikuti oleh filosof
Islam yang lain. Namun dari beberapa ajarannya masih terdapat banyak
penyimpangan terhadap ajaran islam yang murni, seperti teori emanasinya
yang menggambarkan sosok tuhan seakan akan hanya bagian dari suatu
sistem yang terus berkelanjutan. Kemudian pemahaman mengenai nabi dan
filosof yang disamakan oleh Al Farabi, menganggap bahwa kenabian
adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh semua orang melalui tingkatan-
tingkatan proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai