Anda di halaman 1dari 7

ACHIEVEMENT MOTIVATION

1. IKHSAN ELZAR PAMUNGKAS


2. RAMADION WINDYASMARA JAYA
3. ANNISA PUTRI MAULIDIA
4. WULANDARI

1. Pengertian Achievement Motivation


Istilah Need for achievement pertama kali dipopulerkan oleh Mc Clelland dengan sebutan
n-ach sebgai singkatan dari need for achievement. Mc Clelland menganggap n-ach sebagai
virus mental. Virus mental tersebut merupakan suatu fikiran yang berhubungan dengan
bagaimana melakukan sesuatu dengan baik, lebih cepat lebih efisien dibanding dengan apa
yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau virus mental tersebut bertingkah laku secara giat
(Weiner,1985: 35). Menurut Mc Clelland (1987: 40) pengertian motivasi berprestasi
didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu
ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Lindgren
(1976: 67) mengemukakan hal senada bahwa motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan
yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi serat
mengatur lingungan sosial maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas
kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta
mengungguli hasil kerja yang lain.

2. Maksud dan Tujuan Achievement Motivation


Motivasi seseorang dipengaruhi oleh stimuli kekuatan intrinsik yang ada pada diri
seseorang/individu yang bersangkutan, stimuli eksternal mungkin juga dapat mempengaruhi
motivasi, tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.

Adapun tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan, antara lain :

1) Mendorong gairah dan semangat kerja bawahan,


2) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan;
3) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan;
4) Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan;
5) Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkatan abseni karyawan;
6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik;
7) Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan;
8) Meningkatkan kesejahteraan karyawan;
9) Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

Menurut pendapat Diwan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mendorong


timbulnya perilaku. Motivasi, sebagaimana terlihat adalah berasal dari dalam diri individu yang
kernudian diaplikasikan dalam bentuk perilaku.

Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik biologis maupun psikologis atau
berasal dari Imgkungan. Determinan ini akan merangsang timbulnya suatu keadaan psikologis
tertentu dalam tubuh yang disebut kebutuhan, kebutuhan menciptakan suatu keadaan tegang
(tention) dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut (perilaku
instrumental).

Bila kebutuhan terpenuhi, ketegangan akan melemah sampai timbul ketegangan lagi
dengan munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut motivasi. Tidak semua penlaku
mengikuti pola daur seperti itu. Bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak ada lagi,
maka daur tidak terjadi.

Berangkat dari papaaran di atas dapat diketahui bahwa pemberian motivasi tidak terlepas
dari kebutuhan individu itu sendih dan berbagai faktor internal yang membut seseorang puas.
Menurut Hasibuan pemberian motivasi pada pegawai bertujuan untuk: f

a) mendorong gairah dan semangat kerja pegawai;

(b) meningkatkan moral dan kepuasan kerja;

(c) meningkatkan produktivitas kerja;

(d) mempertahankan loyalitas dan kestabilan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dan
(e) meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan; dengan demikian
motivasi berfungsi untuk:

(a) meningkatkan hasil kerja;

(b) mempercepat proses penyelesaian pekerjaan; dan

(c) sebagai sarana pencapaian tujuan dan pengembangan prestasi.

Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan hidup bermasyarakat dan bisa berintegrasi
dengan masyarakatnya, hingga metahirkan proses sosial dan relasi sosial. Sedangkan sebagai
makhluk biologis manusia didorong oleh kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya seperti
makan, minum, sandang dan papan disamping membutuhkan status (kedudukan) sosial yang
baik. Karena itu dalam tindakannya manusia didorong oleh tuntutan tersebut. Sehubungan
dengan tuntutan tersebut maka asas motivasi (ekstrinsik) pada pegawai dengan mengacu kepada
pendapat Hasibuan adalah:

a. Asas mengikutsertakan, yaitu mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan
kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.

b. Asas komunikasi, yaitu menginformasikan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, cara
mengerjakan dan kendala-kendala yang dihadapi.

c. Asas pengakuan, berupa pemberian penghargaan, pujian dan pengakuan yang wajar kepada
bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya

d. Asas adil dan bijak

e. Asas perhatian timbal balik, bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, atasan
memebrikan alat dan jenis motivasi untuk peningkatan prestasi fkerjasama saling
menguntungkan).

Manusia pada dasarnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga dalam
situasi sulit kita sering mendengar ungkapan dari seseorang: “pekerjaan apa saja, yang penting
bisa menyambung kehidupan”.
Kebutuhan hidup tidak hanya bersifat materi saja, tetapi juga immaten, berupa kepuasan
batin, kesenangan dan kegembiraan karena prestasi kerja, Karena itu manusiajuga memerlukan
pengakuan terhadap prestasi kerjanya supaya ia mencapai kepuasan batin. Aktivitas perilaku
biasanya muncul karena ada tujuan, maka para pemimpin atau atasan dalam memotivisir
bawahannya dalam organisasinya hsrus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Kepentingan individu itu rnelekat pada masing-masing orang dan dibawa ke dalam organisasi.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam sebuah organisasi terdapat dua pola kepentingan,
yaitu kepentingan individu dan kepentingan organisasi. Tingkat kepuasan dan pengabdian
seseorang kepada organisasi pada dasarnya tergantung pada sejauhmana kedua bentuk
kepentingan itu salaing bersesuaian. Dalam konteks inilah diperlukan peran pimpinan organisasi
untuk mengadakan bimbingan kepada bawahan, agar kepentingan bawahan tersebut tidak
kontradiktif dengan kepentingan organisasi. Jika penyesuaian ini mengalami kegagalan dimana
masing-rnasing individu menjadikan organisasi sebagai alat untuk memperoleh kepentingan
pribadinya.

3. Syarat-Syarat Untuk Mencapai Achievement Motivation


Prof. Dr. David C. Mc.Clelland, seorang ahli psikologi bangsa Amerika dari Universitas
Harvard, dalam teori motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat
ditentukan oleh "virus mental" yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang
mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental
yang dimaksud terdiri dari 3 (tiga) dorongan kebutuhan, yaitu:

a. Need of achievement (kebutuhan untuk berprestasi), merupakan kebutuhan untuk


mencapi sukses, yang diukur berdasarkan standar kesempatan dalm diri sesorang.
Kebutuhan ini berhubungan erat denagn pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku pada
usaha ntuk mencapai prestasi tertentu.
b. Need of affiliation (kebutuhan untuk memperluas pergaulan), merupakan kebutuhan akan
kehangatan dan sokongn dalam hubungannya denagn orang lain. kebutuhan ini
mengarahkan tinkah laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengn orang lain.
c. Need of power (kebutuhan untuk menguasai sesuatu), merupakan kebutuhan untuk
menguaasai dan mempengaruhi situasi dan orang lain agar menjadi dominan dan
pengontrol. Kebutuhan ini menyebabkan orang yang bersangkutan kurang
memperdulikan perasan orang lain.

Berdasarkan teori Mc.Clelland tersebut sangat penting dibinanya virus mental manajer
dengan cara mengembangkan potensi mereka melalui lingkungan kerja secara efektif agar
terwujudnya produktivitas perusahaan yang berkualitas tinggi dan tercapainya tujuan utama
organisasi.

Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai
prestasi dengan predikat terpuji.

4. Manfaat Achievement Motivation Bagi Perusahaan


Motivasi sangat penting artinya bagi parusahaan, karena motivasi merupakan bagian dari
kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan, pengembangan dan pengarahan manusia
dalam bekerja. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki
motivasi sehingga dapat memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan giat dan
dapat memuaskan kepuasan kerja.

Adapun tujuan dan manfaat dari motivasi menurut Dr. Sowatno (2001:147), diantaranya
sebagai berikut :

a. Mendorong gairah dan semangat kerja


b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
c. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai perusahaan
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai
f. Mengefektifan pengadaan pegawai
g. Menciptakan hubungan kerja dan suasana yang baik
h. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi pegawai
i. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku, dan sebagainya
5. Manfaat Bagi Diri Sendiri
Motivasi sudah jelas sangat diperlukan dalam diri setiap orang, selain untuk
menghilangkan kejenuhan, juga untuk bisa meraih segala sesuatu yang dicita-citakannya.
Motivasi / dorongan harus selalu tumbuh dalam setiap individu. Untuk itu, ada dua sumber
motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal.

Motivasi Internal yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri,
tidak perlu adanya rangsangan dari luar. Orang yang memiliki motivasi internal, akan
memandang dirinya secara positif. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan aktivitas
belajar secara terus menerus tanpa adanya motivasi dari luar dirinya dan bila ditinjau dari
segi tujuan kegiatannya, orang tersebut ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam
perbuatan belajar itu sendiri, misal karena ingin mendapatkan pengetahuan, bukan karena
tujuan yang lain.

Motivasi eksternal yaitu motivasi dari luar atau mendapatkan rangsangan dari luar.
Sebagai contoh, motivasi seseorang timbul karena dari bacaan yang memotivasi, lingkungan,
atau dari kehidupan keseharian. Sehingga bila ditinjau dari segi tujuannya orang tersebut
tidak langsung terjun didalam apa yang dilakukannya. Hal ini sangat diperlukan bagi orang
yang tidak memiliki motivasi internal, misalnya dengan mendapat dukungan dari orangtua,
termotivasi untuk mendapatkan hasil atau nilai yang baik karena pengaruh lingkungannya.

Kedua motivasi ini akan terlihat baik, jika keduanya dikombinasikan atau dengan kata
lain kedua motivasi ada tumbuh dalam setiap individu. Namun, sebaiknya motivasi internal-
lah yang harus ada, jika keduanya tidak bisa dikombinasikan. Karena motivasi yang datang
dari dalam diri sendiri akan membuat seseorang lebih semangat dan terdorong untuk
berusaha. Selain itu juga, motivasi karena pengaruh luar (eksternal) belum tentu dapat
tumbuh dalam diri seseorang. Untuk itu, ada beberapa cara untuk menmbuhkan atau
melahirkan kembali motivasi internal tersebut, antara lain:

1. Menciptakan Imbalan. Contohnya: seorang mahasiswa belajar dengan rajin, karena di


berharap akan mendapat imbalan berupa nilai IPK yang bagus.
2. Ambil selalu langkah kecil. Terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang besar perlu
langkah-langkah kecil.
3. Menciptakan Kesusahan. Hal ini merupakan kebalikan dari yang pertama. Contohnya jika
mahasiswa tidak belajar dengan rajin, maka kita tidak akan mendapatkan IPK yang
tinggi. Dengan adanya motivasi ini, maka mahasiswa akan belajar dengan tekun.
4. Susun Rencana beserta langkah-langkahnya. Dengan memiliki rencana, kita seolah-olah
punya alur dan plot menuju tujuan secara teratur. Secara tidak langsung hal ini akan
memotivasi diri sendiri dalam mencapai tujuan

Anda mungkin juga menyukai